• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL PENELITIAN

6.3 Tipe DM penderita DM

Distribusi proporsi penderita DM di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2004-2008 berdasarkan tipe DM dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6.10 Diagram Pie Proporsi Penderita DM Yang Dirawat Inap di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008 Berdasarkan Tipe DM

Gambar 6.10 di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita DM tertinggi adalah DM tipe 2 yaitu sebesar 96,9% dan DM tipe 1 sebesar 3,1%.

Di Indonesia DM tipe 1 masih jarang ditemukan, sedangkan DM tipe 2 meliputi lebih 90% dari semua populasi Diabetes. DM tipe 2 sering ditemukan pada kelompok umur ≥ 40 tahun dan kejadiannya meningkat disebabkan oleh berbagai hal seperti bertambahnya usia harapan hidup, berkurangnya kematian akibat infeksi dan meningkatnya faktor risiko yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup, seperti perubahan pola makan. Kebiasaan makan makanan tradisional yang banyak mengandung karbohidrat dan serat beralih ke pola makanan berisiko dengan makanan yang banyak mengandung protein, lemak, gula, garam dan sedikit serat (contoh: makanan siap saji).43 Hal ini juga berkaitan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penderita DM tertinggi pada kelompok umur ≥ 40 tahun (91,5%).

Hal ini sesuai dengan penelitian Amelya (2006) di RS Tembakau Deli Medan dimana proporsi penderita DM rawat inap terbanyak adalah DM tipe 2 (98,9%).39

6.4 Keluhan Utama Penderita DM

Distribusi proporsi penderita DM di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2004-2008 berdasarkan keluhan utama dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6.11 Diagram Pie Proporsi Penderita DM Yang Dirawat Inap di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008 Berdasarkan Keluhan Utama

Gambar 6.11 di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita DM berdasarkan keluhan pada penderita DM yang tertinggi adalah lemas, mual, muntah sebesar 36,2% dan yang terendah adalah rasa gatal pada kulit sebesar 9%.

Menurut Noer (1996) dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, keluhan yang sering menyebabkan penderita DM datang berobat ke dokter dan kemudian didiagnosis sebagai DM adalah kelemahan tubuh, kelainan kulit, kesemutan, luka yang tidak sembuh-sembuh dan lainnya.20

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Agustin (2009) di RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi tahun 2006-2007 yang menyatakan bahwa

proporsi penderita DM tertinggi adalah dengan keluhan lemas, mual, muntah, diare, kesemutan sebesar 36,7%. 40

6.5 Status Komplikasi Penderita DM

Distribusi proporsi penderita DM di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2004-2008 berdasarkan status komplikasi dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6.12 Diagram Pie Proporsi Penderita DM Yang Dirawat Inap di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008 Berdasarkan Status Komplikasi

Gambar 6.12 di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita DM berdasarkan status komplikasi yang tertinggi adalah yang mengalami komplikasi yaitu sebesar 55,3% dan yang tidak mengalami komplikasi adalah sebesar 44,7%.

Berdasarkan survei Perkeni, tahun 2006 hanya 50% penderita DM yang mengetahui bahwa mereka mengidap DM, dan diantara mereka hanya 30% yang berobat secara teratur.4 Oleh karena itu, banyak penderita DM yang mengetahui bahwa mereka mengidap DM setelah datang berobat dengan komplikasi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Tamaulina (2003) pada penderita DM rawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 1998-2002 dengan desain case series yang menyatakan bahwa proporsi penderita DM tertinggi adalah yang mengalami komplikasi yaitu sebesar 60,3%.42

Distribusi proporsi penderita DM di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2004-2008 berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6.13 Diagram Pie Proporsi Penderita DM Yang Dirawat Inap di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008 Berdasarkan Jenis Komplikasi

Gambar 6.13 di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita DM berdasarkan jenis komplikasi yang tertinggi adalah komplikasi kronis yaitu sebesar 90,1% dan komplikasi akut sebesar 9,9%.

Diabetes dapat dikontrol dalam waktu yang lama. Namun, hidup dengan DM dalam waktu yang lama menimbulkan berbagai kerusakan atau komplikasi kronis.4 Berdasarkan hasil penelitian di atas, proporsi penderita DM tertinggi berumur ≥ 40 tahun (91,5%) yang kemungkinan telah mengidap DM dalam waktu yang lama.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Amelya (2006) di RS Tembakau Deli Medan dimana proporsi penderita DM terbanyak adalah yang mengalami komplikasi kronis yaitu sebesar (89,0%).39

6.6 Jenis Pengobatan Penderita DM

Distribusi proporsi penderita DM di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2004-2008 berdasarkan jenis pengobatan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6.14 Diagram Pie Proporsi Penderita DM Yang Dirawat Inap di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008 Berdasarkan Jenis Pengobatan

Gambar 6.14 di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita DM berdasarkan jenis pengobatan terbanyak adalah OHO yaitu sebesar 73,9%, OHO dan Insulin sebesar 23,0% dan Insulin sebesar 3,1%.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa jenis obat yang paling banyak digunakan adalah OHO. Hal ini berkaitan dengan proporsi penderita DM tipe 2 yang tertinggi (96,9%). Penderita DM tipe 2 memiliki insulin dalam jumlah yang cukup, namun kualitasnya buruk dan tidak dapat berfungsi dengan baik untuk

memasukkan glukosa dalam sel. Oleh sebab itu diperlukan obat untuk memperbaiki fungsi insulin dan menurunkan kadar gula darah.13 Penggunaan OHO saja pada beberapa penderita DM tipe 2 tidak memberikan efek yang diinginkan, sehingga pada beberapa penderita diberikan OHO dan insulin secara bersama-sama.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Agustin (2009) di RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi tahun 2006-2007 yang menyatakan bahwa proporsi penderita DM tertinggi adalah yang mendapatkan pengobatan OHO yaitu sebesar 65,0%. 40

6.7 Sumber Biaya Penderita DM

Distribusi proporsi penderita DM di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2004-2008 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6.15 Diagram Pie Proporsi Penderita DM Yang Dirawat Inap di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008 Berdasarkan Sumber Biaya

Gambar 6.15 di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita DM berdasarkan sumber biaya terbanyak adalah Askes yaitu sebesar 65,8%, jamkesmas sebesar 17,9%, dan biaya sendiri 16,3%.

Hal ini berkaitan dengan status RSUD. Dr. Djasamen Saragih sebagai rumah sakit pemerintah yang menerima layanan kesehatan dengan menggunakan askes dan jamkesmas. Berdasarkan profil RSUD. Dr. Djasamen Saragih tahun 2008 dari total semua kunjungan pasien yang berobat ke RSUD. Dr. Djasamen Saragih tahun 2008 terdapat 53,3% pasien yang mengunakan Askes sebagai sumber biaya berobat.44

6.8 Lama Rawatan Penderita DM

Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui bahwa rata-rata penderita DM mengalami perawatan selama 8,41 hari (8 hari) dengan SD 8,491. Lama rawatan penderita DM bervariasi, dimana lama rawatan tersingkat adalah 1 hari dan yang terlama adalah 73 hari. Penderita DM yang dirawat selama 1 hari ada 20 penderita (7,8%) dan penderita DM yang dirawat selama 73 hari ada 1 penderita (0,4%). Penderita yang dirawat selama 73 hari adalah penderita DM tipe 2 yang mengalami komplikasi kronis. Lamanya perawatan penderita DM tergantung pada kondisi kesehatan sebelum dan sesudah penanganan yang diberikan di rumah sakit.

Dokumen terkait