• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 1 Pengertian Pendidikan Agama Islam

BAB II KAJIAN TEOR

C. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 1 Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum penulis mengemukakan pengertian pendidikan agama Islam terlebih dahulu penulis akan kemukakan pendidikan agama Islam secara terpisah ditinjau dari segi etimologi dan terminologi.

Kata “pendidikan” merupakan kata benda dan kata dasarnya adalah

“didik” dan kemudian mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pendidikan artinya “proses pengubahan sikap atau tata

laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan”.24

Menurut al-Gojali pendidikan merupakan “ibadah dan upaya peningkatan kualitas diri. Pendidikan yang baik merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapat kebahagiaan dunia-akhirat”.25

Mortimer J, Adler pendidikan yaitu:

“Proses dengan mana semua kemampuan manusia bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik”.26

Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto merumuskan pendidikan

adalah “sebagai suatu usaha orng dewasa untuk membimbing dan

mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik, baik dalam

bentuk formal dan non formal”.27

24

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), h. 2004.

25

Samsul Nizar, Fillsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. 1, h. 87.

26

Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara 2010), Cet. 5, h. 13.

27

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Teoritis dan Praktis,(Bandung: Remaja Rosda Karya 1992), h. 195.

Menurut Hasan Langgulung, pendidikan dalam arti luas adalah, “usaha untuk mengubah dan memindahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu dalamsuata masyarakat”.28

Dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab I pasal I menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta ketrampilan yang dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.29

Lebih lengkap lagi pengertian pendidikan diungkapkan oleh seorang tokoh pendidikan yang sangat mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan yaitu pendapat Ki Hajar Dewantara yang mengartikan pendidikan dalam bukunya. Hasbullah memeparkan bahwa pendidikan adalah tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.30

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan bantuan yang diberikan oleh si pendidik dalam membantu perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar bertanggung jawab dan dapat memenuhi pungsi hidupnya serta menghantarkan anak pada cita-cita yang diharapkan.

Pengertian pendidikan ajaran Islam adalah usaha sadar untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan segala potensi yang dianugrahkan Allah kepadanya agar mampu mengemban amanat dan tanggung jawab sebagai khalifah Allah di bumi dalam pengabdian kepada Allah Swt.31

28

Jalaludin, Usman Said, Filsapat Pendidikan Islam (Konsep dan Perkembangan Pemikiran), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), Cet. 3, h.12.

29

Indonesia, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI ( Jakarta: 2006), h. 5.

30

Ahmad D. Marimba, Penghantar Filsafat Islam, (Bandung,: PT AI-Ma’arif, 1989), Cet. 6, h. 19.

31

Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa,(Visi, Misi dan Aksi), (Jakarta : Raja Grafindo, 2004) Cet. 1, h. 6.

Abdul Rahman an-Nawawi (1989:41) menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah “penataan individu dan sosial dapat menyebabkan seseorang tunduk

ta’at pada Islam dan menerapkannya secara sempurna di adalam kehidupan

individu dan masyarakat”. Menurut Oemar Mumammad al-Toumy al-al-Syaebani dalam Arifin menyatakan bahwa pendidikan dalam Arifin Menyatakan (1987:16) menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah “usaha mengubah tingkah laku induvidu dilandasi oleh nilai-nilai islami dalam kehidupan pribadinyaatau kehidupan kemasyarakatan nyadan kehidupan dalam sekitarnyamelalui proses kependidikan”.32

Menurut Muhammad Fadil al-Djamaly, pendidikan Islam adalah

“proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya” (pengaruh dari luar).

Pendapat ini didasarkan atas firman Allah dalam Surat Ar-Rum 30 dan An-Nahl ayat 78 sebagai berikut:

(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.(Q.S.ar-Rum: 30)

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati(an-Nahl:78)

Menurut Arifin bahwa pendidikan agama Islam “adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran Islam. Yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan yang mencakup seluruh aspek

32

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,(Jkarta: PT. Raja Grafindo, 2005 ) h. 9.

yang dibutuhkan oleh seorang hamba Allah, sebagaimana Islam menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi”. 33

Menurut Zakiyah Darajat bahwa, pendidikan agama Islam adalah pendidikan malalui ajaran-ajaran Islam, yaitu “berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islamyang telah diyakini secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran Islam sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat.”34

2. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan pendikdikan agam Islam di sekolah mempunyai dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut zuhairini dan dkk, dapat ditijau dari berbagai segi: a. Dasar yuridis/hukum

Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung menjadi pegangan dalam melaksanakan agama islam disekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri tiga macam yaitu:

1. Dasar ideal, yaitu dasar falsapah negara pancasila, sila pertama: ketuhanan yang maha Esa.

2. Dasar strukulral/konstitusional, yitu UUD 45dalam bab XI pasal 29 ayat 1dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha Esa: 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.

3. Segi Religius

Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam yaitu:

a. Q.S. Al-Nahl 125: serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan

33

.M. Arifin,. Ilmu Pedidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara 2006 ), edisi revisi, h. 10

34

hikmah dan pelajaran yang baik.

b. Q.S. Al-Imran 104: dan hendaklah diantar kamu ada segolongan umat

yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan

mencegah dari yang mungkar.

c. Al-Hadist: sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya sedikit.

4. Aspek Psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana dikemukakan oleh zuhairi dkk (1983:25) bahwa semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Zat yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan Nya. 5. Dasar operasional yaitu, undang-undang SNP/No.19 Tahun 2005 dan

undang-undang No. 14 Tahun 2005.35

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah berpungsi sebagai berikut:

1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

2. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup dunia dan di akhirat.

3. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkunganya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial adn dapat mengubah lingkungannyan sesuai dengan ajaran agama Islam.

35

4. Perbaiakan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan- kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkunganya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembanganya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

6. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem dan fungsionalnya.

7. Penyaluaran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.36

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam di sekolah/madarasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang berkembang dalam keimanan, ketakwaanya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan jenjang penidikan yang lebih tinggi (Kurikulum PAI: 2002).

Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuail keberhasilan hidup (hasanah) didunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.37

Kongres se-Dunia Ke II tentang Pendidikan Agama Islam tahun 1980 di Islamabad, menyatakan bahwa :

Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia (peserta didik). Secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran

36Ibid,

h. 132-134.

37 Ibid

(intelektual), diri manusia yang rasional, perasaan dan indera. Karena itu, pendidikan hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik, aspek akal, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah, dan bahasa, baik individual maupun kolektif dan mendorong semua aspek untuk berkembang kearah kebaikan dan kesempurnaan, pendidikan muslim terletak pada perwujudan kedudukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas maupun seluruh umat manusia.38

5. Pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi Peserta Didik

Manusia lahir tidak mengetahui satu apaun, tetapi ia dianugrahi oleh Allah SWT panca indera, pikiran, dan rasa sebagai modal untuk menerima ilmu pengetahuan, memiliki ketrampilan dan mendapatkan sikap tertentu melalui proses kematangan belajar terlebih dahulu. Mengenai pentingnya belajar menurut A. R. Shaleh dan Soependi Soeryadinata (1971:9): “anak manusia tumbuh dan berkembang, baik pikiran, rasa kemauan, sikap dan tingkah lakunya. Dengan demikian sangat pital adanya faktor belajar”.

Untuk mencapai hal yang dinginkan itu dapat diusahakan melalui pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah maupun pendidikan dimasyarakat. Jadi, pendidikan agama Islam adalah ihtiyar manusia dengan jalan bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan mengarahkan fitrah agama si anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama.39

38

Nizar dkk, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoristis dan Praktis

(Ciputat Pers 2002) Cet. I, h. 37-38. 39Ibid,

Dokumen terkait