• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik, yang berarti memelihara dan memberi latihan mengenal akhlak dan kecerdasan pikiran. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dari usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses atau cara perbuatan mendidik.32

Di dalam Peraturan Pemerintah RI No. 55/2007 pasal 1yang terdapat dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa pendidikan agama adalahpendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.33

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan hal yang penting dalam kegiatan pendidikan, karena tidak saja akan memberikan arah kemana harus dituju, tetapi juga memberikan ketentuan yang pasti dalam memilih materi (isi), metode, alat, evaluasi dalam kegiatan yang dilakukan.

Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

32Tim Penyusun Pusat Kamus Bahasa, Op. cit, h. 157

33Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) UU RI No. 20 Tahun 2003, (Pamulang : SL Media), 2011, h. 147

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:34

1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur;

2) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; 3) sehat, mandiri, dan percaya diri; dan

4) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

Pendidikan Agama Islam di sekolah umum dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.35 Selanjutnya, dalam Peraturan Pemerintah RI No. 55/2007 dijelaskan bahwa pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaanya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.36Dengan demikian pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, pengamatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam kurikulum 2013 tujuan Pendidikan Agama Islam dijelaskan secara terperinci, yaitu Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Inti (KI) dirancang dalam empat kelompok, yaitu berkenaan dengan sikap spiritual (Kompetensi Inti 1), sikap sosial Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok tersebut menjadi acuan dari Kompetensi Dasar

34 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar, (Batam : Balitbang), 2013, h. 1

35Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) UU RI No. 20 Tahun 2003,

(Pamulang : SL Media), 2011, h. 57

(KD) dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. 37

Kompetensi Inti (KI) yang terdapat dalam Pendidikan Agama Islam meliputi:38

KI-1. Meghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI-2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI-3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian.

KI-4. Mencoba, mengolah, dan menyajikan, dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang dalam sudut pandang/teori).

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalahkonten atau kompetensi yang terdiri dari sikap, keterampilan dan pengetahuan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.39

c. Pendekatan Pendidikan Agama Islam

Berpijak pada rumusan di atas, dalam pembelajaran tersebut dicantumkan dalam kompetensi inti (KI) dan dijabarkan dalam kompetensi dasar (KD). Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka dalam

37Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar, Op.cit, h. 5 38 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama islam dan Budi Pekerti : Buku Guru untuk SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta : Politeknik Negeri Media Kreatif), 2013, h. 1

pelaksanaan PAI guru harus menggunakan pendekatan. Ada beberapa pendekatan yang digunakan PAI, antara lain adalah:

1) Pendekatan pengalaman, yaitu memberikan pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan.40 Pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik (educative experience), karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik (miseducative experience). Suatu pengalaman yang tidak bersifat mendidik, jika guru tidak membawa anak kea rah tujuan pendidikan, akan tetapi menyelewengkan tujuan itu, mislnya mendidik anak menjadi pencopet. Karena itu ciri-ciri pengalaman yang edukatif menurut Witherington dalam Syaiful Bahri Djamarah adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak (meaningful), kontinu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, danmenambah integrasi anak.41

2) Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Adalah sangat penting menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik pada awal kehidupan anak seperti melaksanakan salat lima waktu, berpuasa, suka menolong orang yang dalam kesusahan dan membantu fakir miskin. Dengan pembiasaan itulah diharapkan peserta didik mengamalkan agamanya secara berkelanjutan.

3) Pendekatan fungsional, yaitu menyajikan ajaran agama Islam dengan menekankan kepada segi kemanfaatannya bagi peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari, sesuai dengan tingkat perkembangannya.42 4) Pendekatan keteladanan, yaitu memperlihatkan keteladanan, baik

yang berlangsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab

40Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 1, h. 170

41Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakrta : PT Renika Cipta, 2002), Cet. 2, h. 61

antara personal sekolah, perilaku pendidikan dan tenaga pendidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah teladan.

5) Pendekatan terpadu, yaitu pendekatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan memadukan secara serentak beberapa pendekatan. Pendekatan terpadu dalam pendidikan agama Islam (Al-Islam) meliputi keimanan, pengalaman, pembiasaan, rasional, emosional, fungsional dan keteladanan.

d.Pendekatan Spiritual Teaching dalam Pembelajaran PAI

(Al-Islam)

Ketika kegiatan belajar mengajar berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi dan dapat menjadi penghambat jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal dari perilaku anak didik maupun yang bersumber dari luar diri anak didik, harus dihilangkan. Oleh karena itu guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Adapun pendekatan yang dapat digunakan dalam spiritual teaching dalam pembelajaran PAI (Al-Islam) adalah:

1) Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Seperti mengucap

salam, shalat zuhur berjama‟ah, shalat dhuha dan lain-lain.

2) Pendekatan keteladanan, yaitu memperlihatkan keteladanan, baik yang berlangsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antara personal sekolah, perilaku pendidikan dan tenaga pendidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah teladan.

3) Pendekatan emosional

Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada di dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun

perasaan rohaniah. Perasaan rohaniah di dalamnya ada perasaan intelektual, perasaan estetis, perasaan etis, perasaan sosial, dan perasaan harga diri.

Emosi mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Oleh karena itu guru melakukan pendekatan emosional dalam pengajaran PAI. Pendekatan emosional dimaksudkan untuk menggugah perasaan dan emosi anak didik dalam menyakini, memahami, dan menghayati ajaran agamanya.43

4) Pendekatan Pembinaan

Pembinaan adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yg dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yg lebih baik. Dalam pengajaran PAI pendekatan ini berupa penanaman nilai-nilai akhlak karimah, seperti mengucap salam dan menghargai teman

5) Pendekatan Religius

Religius adalah sifat religi atau keagamaan. Dalam pendekatan ini, guru PAI harus memiliki sifat keagamaan yang dapat diterapkan di sekolah terutama kepada siswa. Misalnya membaca al-Qur‟an sebelum

pembelajaran di mulai, melatih siswa menghafal al-Qur‟an dan

muhadharah.

Dokumen terkait