• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

KELEMBAGAAN DAN PROGRAM PEMBELAJARAN PAUD DALAM PERSPEKTIF ISLAM

C. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam

Perspektif Islam yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah sudut pandang Islam tentang pendidikan anak usia dini dengan berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan serta kembali kepada sumber ajaran Islam yakni al-Quran dan hadis.

Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pendidikan anak usia dini menekankan beberapa hal poin pokok yang dikembangkan dalam penelitian ini yakni konsep dan kebijakan pendidikan anak usia dini.

Pembahasan konsep dituangkan dengan jelas pada Pasal 15 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan menyebutkan bahwa Pendidikan diniyah formal menyelenggarakan pendi-dikan ilmu-ilmu yang bersumber dari ajaran agama Islam pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendi-dikan menengah, dan pendipendi-dikan tinggi.18

Penjelasan pasal tersebut menjelaskan bahwa ilmu-ilmu yang bersumber dari ajaran agama Islam meliputi ilmu agama Islam (dirasah Islamiyah), atau terpadu dengan ilmu-ilmu umum dan keterampilan dan Ilmu agama Islam

18Republik Indonesia Peraturan Pemerintah RI Nomor 55 tahun 2007 Tentang

(dirasah Islmiyah) dapat menggunakan klasifikasi tema: aqidah, tafsir, hadis, usul fikih, fikih, akhlak, tasawuf, dan tarikh Islam.19

Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan menjelaskan bahwa Pendidikan anak usia dini dalam pendidikan diniyah formal Islam merupakan jenjang pendidikan pada pendi-dikan diniyah formal dengan meyelenggarakan ilmu-ilmunya bersumber dari nilai-nilai ajaran agama Islam.

Sedangkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 menyebutkan bahwa (1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. (3) Pendi-dikan anak usia dini pada jalur pendiPendi-dikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.20

Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 ayat 3 menyebutkan bahwa Taman Kanak-kanak (TK) menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan kep-ribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Sedangkan Raudhatul Athfal (RA) menyeleng-garakan pendidikan keagamaan Islam yang menanamkan

19Ibid., Penjelasan Pasal 15.

20Republik Indonesia Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2003 tentang

nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi diri seperti pada Taman kanak-Kanak.21

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan menun-jukkan secara eksplisit bahwa adanya eksistensi Pendidikan anak usia dini dalam perspektif Islam.

Mansur dalam bukunya Pendidikan anak usia dini dalam Islam hanya menyinggung keharusan tanggung jawab orang-tua terhadap dirinya dan anak-anaknya melalui pendidikan Islam (pendidikan informal).22 Sedangkan secara normatif perundang-undangan mengakui Pendidikan anak usia dini dalam Islam secara formal.

Selanjutnya, kebijakan kelembagaan PAUD dalam Islam yang dimaksudkan adalah kebijakan kelembagaan Pendidikan anak usia dini pada lingkup Departemen Agama. Kelembagaan PAUD yang di jelaskan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan oleh Direktorat Diniyah dan Pondok Pesantren yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.23

21Ibid., Penjelasan pasal 28 ayat 3

22Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yokjakarta; Pustaka Pelajar, 2005), h. 339

23Lihat Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depar-temen Agama RI dalam website www.pendis.depag.go.id. Diakses tanggal 12 Nopember 2007

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 Tahun 2007 menjelaskan bahwa pendidikan agama adalah pendi-dikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam meng-amalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sedangkan pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran agamanya.24

Pendidikan Keagamaan Islam berbentuk pendidikan diniyah dan pesantren. Pendidikan diniyah yang dimaksud diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan infor-mal.25 Pendidikan diniyah formal menyelenggarakan pendi-dikan ilmu-ilmu yang bersumber dari ajaran agama Islam pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, pendidikan dasar, pendi-dikan menengah, dan pendipendi-dikan tinggi.26

Sedangkan Pendidikan diniyah nonformal diseleng-garakan dalam bentuk Pendidikan Al-Qur’an, Diniyah

Takmi-liyah, atau bentuk lain yang sejenis.27 Pendidikan Al-Qur’an terdiri dari Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (TKQ), Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), Ta’lim al-Qur’an Li al-Aulad (TQA), dan bentuk lain yang sejenis.28

24Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan keagamaan., Bab I, Pasal 1

25Ibid., Pasal 14

26Ibid., Pasal 15

27Ibid,. Pasal 21

Dijelaskan terdahulu bahwa Pendidikan anak usia dini di lingkup Departemen Agama diselenggarakan oleh diniyah dan pondok pesantren yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Pendidikan diniyah nonformal PAUD diselenggarakan dalam bentuk Pendidikan Al-Qur’an. Sedangkan pada tingkat Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi untuk Pendidikan al-Quran berada pada bidang Pendidikan Agama pada Masyarakat dan Pember-dayaan Masjid (Penamas). Sebagaimana Keputusan Menteri Agama RI nomor 373 Tahun 2002 Tentang Organisasi dan tata kerja Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten menyebutkan Pem-berdayaan Masjid (Penamas) mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan bidang penyelenggaraan pendidikan agama Islam pada masyarakat dan pemberdayaan masjid.29

Selanjutnya, Seksi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pasantren (Pekapontren) mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang pendidikan kagamaan dan pondok pesantren.30 Dengan demikian struktur orga-nisasi Departemen Agama wilayah Sulawesi Selatan masih mengikuti struktur organisasi yang lama.

Adapun Departemen Agama dalam struktur orga-nisasi baru sebagaimana dapat dilihat pada struktur berikut ini:

29Republik Indonesia, Keputusan Menteri Agama RI nomor 373 Tahun 2002 Tentang Organisasi dan tata kerja Kantor Wilayah Deraptemen Agama Provinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota Pasal 39

Struktur Organisasi Departemen AgamaRepublik Indonesia

Sumber Data: Struktur Organisasi Departemen Agama RI dalam website www.depag.go.id Tahun 2007

Berikut ini struktur Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Sumber Data: Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Departemen Agama RI dalam website www. pendis. depag.go.idTahun 2007

Bandingkan dengan struktur organisai yang masih ber-laku sekarang ini pada Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Sulawesi Selatan di bawah ini:

Bagan Organisasi Departemen Agama Provinsi Sulawesi Selatan

Sumber Data: Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2002 tentang orgnisasi dan tata kerja Kantor Wilayah Departemen Agama Kabupaten/Kota. Tahun 2002

Bagan Organisasi Departemen Agama Kota Makassar

Sumber Data: Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2002 tentang orgnisasi dan tata kerja kantor wilayah Departemen Agama Kabupaten /Kota. Tahun 2002

Raudhatul Athfal merupakan penyelenggaraan pendidikan

keagamaan Islam yang menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi diri seperti pada Taman Kanak-Kanak.31

31Lihat Republik Indonesia, Undang-Undang RI Tahun 2003 Tentang Sistem

Pembahasan-pembahasan tersebut, ketika disorot dalam perspektif Islam, maka Pendidikan anak usia dini jauh lebih konkrit pembahasannya karena diuraikan di samping ber-dasarkan aturan Pemerintah, dijelaskan pula dengan meng-ungkap contoh-contoh yang dilakoni oleh Rasulullah ketika berinteraksi dengan anak, sebagaimana akan diuraikan dalam bab pembahasan.[*]

B

erdasarkan definisi Pendidikan anak usia dini dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa:

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkem-bangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.1

Definisi Pendidikan anak usia dini di atas, menekankan empat poin pokok, yakni pendidik, peserta didik, kegiatan serta tujuan pendidikan anak usia dini, sebagaimana diuraikan sebelumnya. Poin-poin tersebut akan disorot relevansinya dengan Pendidikan anak usia dini dalam perspektif Islam, demikian juga aspek kebijakan Pendidikan anak usia dini.

.4.

Dokumen terkait