BAB II KAJIAN TEOR
3. Pendidikan, Belajar dan Hasil Belajar Kognitif
Apa itu pendidikan ? jawabannya pasti beragam. Dalam arti sederhana diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Terdapat dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu paedagogie dan paedagogiek. Paedagogie artinya pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu pendidikan. Pendidikan atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik.
Pedagogia yang berarti “ pergaulan dengan anak-anak”.
Paedagogos ialah seorang pelayan atau bujang pada zaman yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah. Paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing,
memimpin). Paedagogos mulanya berarti “rendah” (pelayan atau bujang),
sekarang dipakai untuk pekerjaan yang mulia. Paedagoog (pendidik/ ahli
33
didik) ialah seseorang yang tugasnya membimbing anak dalam
pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri.34 Kenyataanya, pengertian
pendidikan ini selalu mengalami perkembangan, berikut akan dibahas beberapa pengertian pendidikan yang di berikan oleh para ahli pendidikan, yaitu:
Langeveld, “ pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan
bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa dan ditunjuakan pada
orang yang belum dewasa”.
Carter V. Good,
a. Pedagogy is the art, practice, of profession of theaching.
b. The systematized learning or intruction concerning principlesand methods of
teaching and of studentcontrol and guidance; largely replaced by the term educatin.
Pendidikan adalah :
a. Seni, praktik, atau profesi sebagai pengajar.
b. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan
metode-metode, mengajar, pengawasan, dan bimbingan murid; dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.
Ki Hajar Dewantara, “ pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagi manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Karena itu, ada beberapa pengertian dasar yang perlu dipahami sebagai berikut:
1. Pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik berlangsung terus
sampai anak didik mencapai pribadi dewasa susila.
34
Ngalim Puwanto MP, “Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis”, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007. H 20
2. Pendidikan merupakan perbuatan manusiawi.
3. Pendidikan merupakan hubungan antar pribadi pendidik dan anak didik.
4. Tindakan atau perbuatan mendidik menuntun anak didik mencapai tujuan-
tujuan tertentu, dan hal ini tampak pada perubahan-perubahan dalam diri anak didik.
Jean Piaget, pendidikan sebagai penghubung dua sisi, disatu sisi individu yang sedang tumbuh dan disisi lain nilai sosial , intelektual, dan moral yang menjadi tanggung jawab pendidik untuk mendorong individu tersebut. Disini menggambarkan makna bahwa pendidikan adalah segala sesuatu hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Ahli psikologi memandang pendidikan adalah pengaruh orang dewasa terhadap anak yang belum dewasa agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas sosial-sosialnya dalam bermasyarakat.
Ilmu pendidikan disebut juga pedagogik, diterjemahkan dalam bahasa inggris "pedagogics". Pedagogics sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu "pais" yang artinya anak, dan "again" yangvartinya membimbing. Poerwabakwatja dan Haharap mengatakan bahwa pedagogik ada 2 arti : 1) praktek, cara seseorang mengajar, dan 2) ilmu pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan metode mengajar, membimbing dan mengawasi pelajaran yang disebut juga pendidikan.
Jadi, pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa dasarnya pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh tanggung jawab membimbing anak-anak didik menjadi kedewasaan.
Mudyahardjo menegaskan bahwa sebuah teri berisi konsep-konsep, ada yang berfungsi sebagai : 1) asumsi atau konsep-konsep yang menjadi dasar/ titik tolak pemikiran sebuah teori, dan 2) definisi konotatif, atau denotatif
atau konsep-konsep yang menyatakan Makna dari istilah-istilah yang dipergunakan dalam menyusun teori.
Asumsi pokok pendidikan ; 1) pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar dan lingkungan belajar, 2) pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada pencapaian hal-hal yang baik atau normaa-norma yang baik, 3) pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa
serangkaian kegiatan bermula dari kondisi –kondisi aktual dan invidu yang
belajar tertuju pada pencapaian yang individu yang diharapkan.
Teori pendidikan secara faktual adalah aktivitas sekelompok orang dan guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda dan secara perspektif memberi petunjuk bahwa pendidikan adalah muatan, arahan, pilihan yang telah ditetapkan sebagai wahana pengembangan masa depan anak didik yang tidak terlepas dari keharusan kontrol manusia.
Pendidikan menurut Charles E Silberman tidak sama dengan pengajaran karena pengajaran hanya menitikberatkan pada usaha mengembangkan intelektualitas manusia. Jadi, pengajaran merupakan bagaian dari pendidikan , mengacu pada konsep yang lebih luas dan lintas kultural masyarakat indonesia yang demikian majemuknya, maka usaha sadar memberi makna bahwa pendidikan di selenggarakan berdasarkan rencana yang matang, mantap, jelas, dan lengkap, menyeluruh, rasional dan obyektif menjadikan peserta didik menjadi warga negara yang baik.
Secara prinsip pernyataan filosofis harus memberi identitas pada pendidikan
yang berbeda dengan yang lain bersifat “cross culture”, artinya bahwa kita
melihat pendidikan itu dengan konsep yang lebih luas sdan lintas kultural yang memandang manusia sebagai bagian dari masyarakat sosial yang secara akumulatif mempengaruhi proses pendidikan. Ada berbagai rumusan untuk memahami pendidikan dari berbagai sudut pandang keilmuan, yakni :
1. Sosiologi, dari aspek sosial pendidikan diartikan sebagai usaha pewarisan
dari generasi ke generasi. Dengan tujuan agar orang lain menjadi terdidik, dan untuk menjadi terdidik mereka harus belajar.
2. Antropologi, memandang pendidikan adalah enkulturasi yaitu proses pemindahan budaya dari generasi ke generasi. Disini melihat dari aspek budaya, yakni sebagai udaha pemindahan pengetahuan dan nilai-nilai kepada generasi berikutnya.
3. Psikologi, dari aspek tingkah laku individu, yaitu sebagai perkembangan
kapasitas individu secara optimal. Konsep-konsep psikologi tentang invidu menjadi dasar pelaksanaan proses kegiatan belajar-mengajar.
4. Ekonomi, memandang pendidikan sebagai usaha penanaman modal insani
(human capital) yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu
bangsa. Konsep ekonomi menjadi dasar atau landasan pendidikan, karena itu kondisi ekonomi mempengaruhi kemampuan dan kegiatan pendidikan.
5. Politik, melihatnya sebagai proses menjadi warga negara yang diharapkan
(civilisasi) sebagai usaha pembinaan kader bangsa yang tangguh. Konsep
politik menjadi dasar penyelenggara sistem pendidikan makro nasional. Pendidikan selalu dapat dibedakan menjadi teori dan praktek. Teori pendidikan adalah pengetahuan tentang makna dan bagaimana seyogiyanya pendidikan itu dilaksanakan, sedangkan praktek adalah tentang pelaksanaan pendidikan secara konkretnya. Pengajaran pada hakekatnya proses komunikasi, maka perlu dikuasai teori komunikasi yang relevan.
O’Connor, mengatakan pendidikan perlu memiliki syarat-syarat untuk
berfikir lurus dan benar, deskriptif atau penggambaran berarti dipaparkan secara jelas dan menjelaskan berarti memberikan penerangan.
Teori pendidikan menurut Pratte tidak dapat disusun seperti teori dalam ilmu pengetahuan alam. Teori tidak memiliki keterkaian logis sebagai suatu rangkaian hipotesis dan gagal membentuk suatu paradigma sebagai teori ilmiah.
Artinya, mengajar pada hakekatnya suatu proses, yaitu proses yang mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga menumbuhkan dan mendorong siswa belajar.
Pendidikan merupakan sarana dimana siswa mendapatkan pengajaran, Menurut Sutari Imam Barnadib, bahwa perbuatan mendidik dan di didik memuat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi dan menentukan, yaitu :
a. Adanya tujuan yang hendak dicapai.
b. Adanya subjek manusia yang melakukan pendidikan.
c. Yang hidup bersama dalam lingkungan hidup tertentu.
d. Yang menggunakan alat-alat tertentu untuk mencapai tujuan.
Antara faktor yang satu dengan faktor lainnya, tidak bisa dipisahkan,
karena kesemuanya saling pengaruh mempengaruhi.35
c. Tujuan Pendidikan.
Apakah sebenarnya tujuan pendidikan itu ? akan di bawa kemanakah
anak didik itu ? soal “ tujuan pendidkan “ merupakan soal yang prinsipil
dalam pedagogik. Dalam UU yang membicarakan tujuanj pendidikan yang khusus berlaku dinegara kita dewasa ini ( UU pendidkan dan pengajaran no 12 tahun 1954 dan UU no.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional,
yakni “ segala apa yang kita katakan tentang tujuan pendidikan ditentukan
oleh zaman dan kebudayaan ditempat kita hidup”.
Dalam beberapa pasal yang sudah dikatakan pendidikan ialah pimpinan
orang dewasa terhadap anak dalam perkembangannya ke arah kedewasaan.
Dalam ringkasan tadi tujuan umum dari pendidikan ialah membawa anak
kepada kedewasaannya, yang berarti ia harus bisa menentukan diri sendiri
dan bertanggung jawab sendiri. Dan yang harus kita ingat bahwa tujuan
pendidikan berhubungan erat dengan tujuan dan pandangan hidup si pendidik
sendiri. Di dalam buku Beknopte theoretische paedagogiek, langeveld
mengutarakan macam-macam-macam tujuan pendidikan, yakni; tujuan umum, tujuan-tujuan tak sempurna, tujuan-tujuan sementara, tujuan-tujuan
perantara, dan tujuan-tujuan insidental.36
Berikut akan dikemukakan secara singkat tentang tujuan-tujuan satu persatu secara hierarki. Sebagai bekal atas pendidikannya, yaitu :
a) Tujuan umum, tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidikdalam segala
waktu dan keadaan dengan memperhatikan hakikat kemanusiaan yang universal.
35
Hasbullah, “Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan” (Jakarta : Rajawali Pers; 2012) h. 9-10.
36
b) Tujuan khusus, merupakan pengkhususan dari tujuan umum diatas dasar beberapa hal, di antaranya :
1. Terdapatnya perbedaan individual dan anak didik.
2. Perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat.
3. Perbedaan yang berhubungan dengan tugas dan lembaga pendidikan.
4. Perbedaan yang berhubungan dengan pandangan atau falsafah hidup
suatu bangsa.37
d. Fungsi Pendidikan.
Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat dari kebodohan dan ketertinggalan. Karena, dengan modal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnyamelalui proses pendidikan ia mampu mengatasi berbagai problem yang dihadapinya.
Fungsi pendidikan dapat meningkatkan kesejahteraan karena orang yang berpendidikan dapat terhindar dari kebodohan maupun kemiskinan.
UUSPN No.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.38
e. Belajar.
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi).
Arthur D. Jersild menyatakan bahwa belajar adalah “modification of
behavior through experience dan training”, yakni perubahan atau membawa
akibat perubahan tingkah laku dalam pendidikan karena pengalaman dan latihan atau karena mengalami latihan.
Menurut Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
37
Hasbullah“ Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan”, h. 14
38
Prof. Dr. Syaiful Sagala, M. Pd, “konsep dan makna pembelajaran”, Bandung : ALFABETA, 2010, cet. 8 hal. 1-11.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
Mudjiono mengemukakan bahwa siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Hilgard dan Marquis berpendapat bahwa belajar merupakan proses meencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan sebaginya sehingga terjadi perubahan dalam diri.
James L. Mursell mengemukakan belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri dan memperoleh sendiri. Gage menurutnya, belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.
Henry. E. Garret berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu.
Lester. D. Crow mengemukakan belajar ialah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap. Belajar dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang
dipelajarinya, maka belajar seperti dikatakan “rote-learning”. Dan jika apa yang dipelajari mampu disampaikan dan diekspresikan dalam bahasa sendiri
maka itu di sebut “overlearning”.
Perhatian yang utama dalam belajar adalah perilaku verbal dari manusia, yaitu kemampuan manusia untuk menagkap informasi mengenai ilmu pengetahuan yang diterimanya dalam belajar. Berikut makna belajar menurut pandangan para ahli pendidikan dan psikologi :
1) B. F. Skinner, belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian
tingkah laku yang berlaku secara progressif serta dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik.
2) Robert M. Gagne, belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil
belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan; (a) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (b) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar.
3) Jean Piaget, seorang psikolog swiss menitik beratkan pada aspek
4) Carl. R. Rogers, ahli psiko terapi praktek pendidikan menitikberatkan
pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar.39
Berbagai pengertian belajar dari berbagai pandangan konsep belajar atau
makna belajar selalu menunjukkan kepada “suatu proses perubahan perilaku
atau perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman
tertentu ”, dengan ini bahwa belajar membawa perubahan tingkah laku karena
pengalaman dan latihan, semua itu di dapatkan karena kecakapan baru dan perubahan yang terjadi karena usaha yang disengaja. Belajar pada dasarnya merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral yang bersifat jasmaniah.
Karena itu, belajar merupakan proses terbentuknya tingkah laku baru yang disebabkan individu merespon lingkungannya melalui pengalaman pribadi yang tidak termasuk kematangan, pertumbuhan atau instink. Secara garis besar dikenal ada 3 rumpun besar teori belajar menurut pandangan psikologi yaitu teori disiplin mental, teori behaviorisme, dan teori cognitive gestalt-filed. Jika di uraikan adalah :
a) Teori Disiplin Mental. Bahwa disini menganggap belajar mental siswa
didisiplinkan dan dilatih. Jadi, disini mengsahakan adanya tanggapan sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya pada pada kesadaran individu.
b) Teori Behaviorisme. Teori ini sangat menekankan perilaku atau tingkah
laku yang dapat diamati/diukur. Disini belajar benar-benar diperuntukkan
untuk mengembangkan kemampuan pribadi siswa dengan
mengembangkan potensinya melalui berbagai aktivitas belajar.
c) Teori Cognitive Gestalt-Filed. Bahwa yang utama pada kehidupan
manusia adalah mengetahui (knowing) dan bukan respons. Disini
menegaskan bahwa belajar adalah berusaha mengatasi hambatan-
hambatan untuk mencapai tujuan.40
f. Pembelajaran.
Mengajar adalah mengorganisasikan aktivitas siswa dalam arti yang luas. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. UUSPN No. 20 Tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses
39Prof. Dr. Syaiful Sagala, M. Pd, “
Konsep dan Makna Pembelajaran”, Bandung : ALFABETA,
h. 4-37
40
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran. Pembelajaran memiliki 2 karakteristik, yaitu :
1) Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara
maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktifitas siswa dalam proses berfikir.
2) Dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dalam proses tanya
jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
Kegiatan pembelajaran yang di programkan guru merupakan kegiatan integralistik antara pendidik dengan peserta didik. Hal ini menggambarkan bahwa interaksi pendidik dengan peserta didik merupakan inti proses
pembelajaran (Instructional). Dengan demikian, pembelajaran adalah setiap
kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajarai suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks
kegaitan belajar mengajar.41