• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian teori

2. Pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG)

a. Pengertian pendidikan

Secara etimologik, pendidikan atau pedagogi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “paid” yang bermakna anak, dan “ogogos” yang berarti membina atau membimbing.39 Dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan kegiatan membimbing atau membina anak didik untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Namun pada umumnya pendidikan merupakan sebuah proses yang memungkinkan seseorang mampu mengembangkan seluruh kemampuan (Potensi) yang dimilikinya, sikap-sikap dan bentuk-bentuk prilaku yang bernilai positif dimasyarakat tempat individu yang bersangkutan berada.40

Pendidikan juga merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.41

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk membentuk suatu pengetahuan, keterampilan serta sikap bagi individu yang bersangkutan kearah yang lebih positif dalam kehidupannya sehari-hari. Dari sini kita dapat pahami betapa pentingnya sebuah proses pendidikan bagi individu yang bersangkutan, karena untuk bertahan hidup serta menjalankan kehidupan secara layak dan positif dibutuhkan suatu pengetahuan yang mamadai, keterampilan yang dapat di gunakan untuk bersaing dengan individu lainnya serta sikap dalam bermasyarakat dilingkungan tempat tinggalnya.

39

M. Sukarjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan konsep dan aplikasinya,

(Jakarta: Rajawali Pers 2009) hal. 8

40

M. Sukarjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan konsep dan aplikasinya,

(Jakarta: Rajawali Pers 2009) hal. 9

41

Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang

b. Pengertian pelatihan

Pelatihan atau training merupakan sebuah proses dimana orang mendapatkan kapabilitas untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan dalam organisasinya.42 Pelatihan biasanya terfokus pada penyediaan berbagai keterampilan khusus bagi para karyawan atau membantu mereka mengoreksi kelemahan-kelemahan dalam kinerja mereka. Bagi karyawan atau guru baru, training atau pelatihan ini diberikan untuk membantu dalam mendapatkan dan menguasai kecakapan dan keterampilan dalam bidang kerjanya atau ketika mengajar, misalnya mempergunakan media dan strategi pembelajaran secara baik. Bagi karyawan atau guru lama, training atau pelatihan ini di berikan bila ada perubahan tata kerja atau penggantian alat kerja, misalnya perubahan sistem pendidikan atau penggantian media-media pembelajaran. Untuk itu pelatihan sangat penting di berikan kepada guru atau tenaga pendidik agar dapat meningkatkan kualitas pembelajarannya.

Dalam pengertian terbatas, pelatihan memberikan karyawan sebuah pengetahuan dan ketarampilan yang spesifik dan dapat diidentifikasi untuk digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini.43 Oleh karena itu Program pelatihan SDM dirancang dalam upaya membatasi kemungkinan respon-respon tenaga pendidik hanya pada perilaku-perilaku yang dikehendaki oteh lembaga. Sebagai contoh, jika berkembang situasi yang kurang efektif seperti ketidakmampuan pendidik menggunakan perangkat komputer, seorang pendidik dapat dilatih dalam cara-cara yang paling tepat untuk menggunakan komputer tersebut dengan baik. Tujuannya adalah membuat pendidik bereaksi dalarn cara tertentu tanpa ragu-ragu.

Pelatihan juga dapat didefinisikan dengan usaha-usaha berencana, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan, dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi.44 Jika dilihat dari definisi tersebut

42

Robert L. Mathis dan John H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia,

(Jakarta:Salemba Empat, edisi 10, 2006) hal. 301

43

Robert L. Mathis dan John H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia,

(Jakarta:Salemba Empat, edisi 10, 2006) hal. 301

44

Anwar Prabu, Perencanaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung:

maka ada kesamaan tujuan antara pendidikan dan pelatihan, yakni sama-sama dilakukan untuk mencapai penguasaan pengetahuan, skil dan juga sikap. Namun Adrew E. Sikula dalam buku Anwar Prabu mengemukakan bahwa terdapapt perbedaan sifat antara pendidikan dan pelatihan. Pelatihan lebih kepada proses pendidikan jangka pendek, menggunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, serta tujuan yang ingin dicapai terbatas, sedangkan pendidikan sifatnya tiada batas, cenderung menghabiskan waktu yang cukup panjang, serta tujuan yang ingin dicapainya terbilang luas.

Pendidikan pelatihan bagi guru sudah menjadi suatu keharusan mutlak yang harus dilakukan sebuah lembaga, karena penempatan seseorang secara langsung dalam suatu pekerjaan tidak menjamin mereka dapat melakukan pekerjaan tersebut dengan baik. Tanpa adanya pelatihan keterampilan bagi mereka biasanya mereka merasakan ketidakpastian mengenai peran dan tanggung jawab seperti apa yang mereka harus lakukan dalam suatu lembaga.

Pelatihan memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap efektifitas sebuah sekolah. Karena pelatihan memberi kesempatan kepada guru untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap baru yang mengubah prilakunya, yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa.45 Pelatihan sering kali tidak memenuhi hasil sebagaimana yang diharapkan oleh penyelenggaranya. Karena itu, penyelenggaraan pelatihan profesional harus mencanangkan secara matang kegiatan pelatihan mulai dari pemilihan materi, waktu, tempat, metode, hingga kualitas instruktur.46 Karena semakin matang kesiapan penyelenggaraan pelatihan maka hasil yang diperoleh pun akan semakin memuaskan.

Perbaikan mutu pendidikan tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan harus ada upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait. Hal itu sebagaimana yang di Firmankan Allah SWT dalam QS: Ar ra’du: 11

45

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melaui Pelatihan Dan Sumber Belajar

Teori Dan Praktik, (Jakarta:Kencana, 2011) hal. 61

46

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melaui Pelatihan Dan Sumber Belajar





































































.

Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.47

Dari ayat tersebut Allah SWT mengingatkan kepada seluruh umat manusia bahwa sesuatu yang diharapkan tidak dapat diperoleh dengan cara yang instan melainkan melalui sebuah proses dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut, begitupun dengan mutu pendidikan atau pembelajaran, maka harus adanya upaya optimal dari pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka pengembangan kompetensi diri baik dengan menempuh jalur pendidikan maupun pelatihan-pelatihan keterampilan.

c. Tujuan pendidikan pelatihan

Pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang baik tentunya ada hal-hal yang ingin dicapai baik oleh pelaksana maupun oleh peserta pelatihan itu sendiri.

Maka dari itu berikut tujuan dari pendidikan pelatihan antara lain: 1) Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi.

2) Meningkatkan produktifitas kerja. 3) Meningkatkan kualitas kerja.

4) Meningkatkan ketetapan perencanaan SDM. 5) Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja.

6) Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal.

7) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja. 8) Menghindarkan keusangan.

47

9) Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai (skill individu).48

Sedangkan pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, profesionalisme, dan menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi.49 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan dan latihan secara umum untuk meningkatkan efektifitas kerja SDM dalam organisasi dan menekan sekecil mungkin hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat menurunkan produktifitas organisasi yang bersangkutan.

d. Ruang Lingkup Kegiatan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

(PLPG)

Pendidikan dan latihan profesi guru merupakan upaya yang dilakukan lembaga-lembaga pusat pendidikan dan pelatihan (pusdiklat) pemerintah dalam meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan penentuan kelulusan sertifikasi guru sebagai tenaga pendidik profesional dalam melakukan perannya sebagai pendidik yang unggul dilingkungan sekolah tempatnya bekerja. Pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) diperuntukan bagi guru yang tdak memiliki kesiapan diri untuk penilaian portofolio, tidak lulus penilaian portofolio, dan guru yang dinyatakan tidak memenuhi persyaratan untuk memperoleh sertifikat pendidik secara langsung.50 Dengan harapan setelah pelaksanaan pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) para guru yang bersangkutan telah memiliki kesiapan, pembekalan kompetensi dan profesionalitas untuk memperoleh sertifikat pendidik. Serta yang terpenting adanya suatu peningkatan kemampuan para guru dalam melaksanakan tugasnya baik dalam bentuk pengetahuan maupun keterampilan yang dapat diaplikasikan secara nyata dalam kegiatan pembelajaran.

48

Anwar Prabu, Perencanaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung:

Refika Aditama, 2006) hal. 52

49

Buku. 4, Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Rambu-rambu Pelaksanaan PLPG, (DIKTI

KEMENDIKNAS. 2011) hal. 3

50

Marselus. R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru, Konsep Dasar, Problematika, dan

Dalam pelaksanaan PLPG perlu diperhatikan sebelumnya TNA (Training Need Analysis) atau analisis kebutuhan pelatihan. TNA merupakan sebuah analisis kebutuhan workplase yang secara spesifik dimaksudkan untuk menentukan apa sebetulnya kebutuhan pelatihan yang menjadi prioritas. Informasi kebutuhan tersebut akan dapat membantu dalam menggunakan sumber daya (waktu, dana dan lain-lain) secara efektif sekaligus menghindari kegiatan pelatihan yang tidak perlu.51

Dengan kata lain analisis kebutuhan pelatihan perlu dilakukan untuk mengetahui tujuan dan target-target yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pelatihan, bentuk kegiatan, materi yang relevan diberikan, instruktur pelatihan yang tepat, serta biaya-biaya yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan tersebut.

1) Kurikulum PLPG

Materi PLPG disusun dengan memperhatikan empat kompetensi guru, yaitu: (1) pedagogik, (2) profesional, (3) kepribadian, dan (4) sosial. Standardisasi kompetensi dirinci dalam materi PLPG ditentukan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi dengan mengacu pada rambu-rambu yang ditetapkan oleh Dirjen Dikti/Ketua Konsorsium Sertifikasi Guru dan hasil need assesment. 52 Materi PLPG dapat berupa buku, diktat, atau modul. Oleh karena pembelajaran dalam PLPG lebih menekankan workshop, sebaiknya bahan ajar dikemas bentuk modul. Modul, paling tidak mencakup: tujuan pembelajaran (kompetensi yang ingin dicapai), paparan materi, latihan-latihan, evaluasi, kunci jawaban, dan daftar Pustaka. 53

51

Jusuf irianto, Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Pelatihan, (Surabaya:Insan Cendekia, 2001) hal. 17-18

52

Buku. 4, Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Rambu-rambu Pelaksanaan PLPG, (DIKTI

KEMENDIKNAS. 2011) hal.5 53

Buku. 4, Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Rambu-rambu Pelaksanaan PLPG, (DIKTI

Tabel 2.1

Rambu-rambu struktur kurikulum Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) SMK (Kelompok Mata Pelajaran Adaptif dan Produktif) Standar Kompetensi Lulusan:

a) Memahami karakteristik peserta didik dan mampu merancang,

melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang mendidik.

b) Memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia.

c) Menguasai keilmuan, kajian kritis dan pendalaman isi dalam konteks kurikulum sekolah.

d) Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, kolega dan masyarakat.

No. Materi Teori Praktik Keterangan

A UMUM 1 Pretest 1 2 Pengembangan profesionalitas guru 3 Pembinaan guru professional berbasis karakter meliputi (1) citra diri positif, (2) etika, (3) etos kerja, (4) komitmen, dan (5) empati.

B POKOK

1 Pendalaman materi

mata pelajaran baik adaptif maupun produktif yang belum dikuasai oleh sebagian besar guru yang diperoleh melalui need assessment 6 2 Model-model pembelajaran inovatif, asesmen, dan pemanfaatan media disesuaikan dengan karakteristik isi mata pelajaran dan peserta didik yang mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk meningkatkan pengetahuan, 6

teknologi, dan seni termasuk keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia.

3 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penulisan karya ilmiah lainnya.

2 Pendalaman materi PTK

C WORKSHOP

1 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penulisan karya ilmiah

6 Praktik penyusunan

rancangan PTK untuk perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pembelajaran 2 Pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran 32 Penegmbangan dan pengemasan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan ajar, LKS, media pembelajaran, dan instrument penilaian) D PRAKTIK PEMBELAJARAN 1 Pelaksanaan pembelajaran (peer teaching)

30  Satu kelas (lebih

kurang 36 peserta), dibuat 3 kelompok dan dilaksanakan secara parallel  Tiap peserta tampil 3 kali @ 1 JP  Tampilan ke-3 merupakan ujian praktik E UJIAN 1 Tulis 4 2 Praktik *) Jumlah 22 68 Catatan:

a) Pembinaan dan pengembangan kompetensi kepribadian dan social guru terintegrasi dalam kegiatan PLPG.

b) *)Sudah terintegrasi di D

c) Ujian akhir harus dapat memastikan bahwa peserta telah memenuhi standar kompetensi sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta

Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.54

2) Instruktur PLPG

Ketentuan dalam buku 4 Rambu-rambu Pelaksanaan PLPG disebutkan bahwa Instruktur PLPG harus memiliki persyaratan tertentu antara lain:

a) WNI yang memiliki status Dosen LPTK atau Widyaiswara

b) Sehat jasmani dan rohani, memiliki kinerja yang baik serta sanggup melaksanakan tugas

c) Berpendidikan S2 yang relevan

d) Memiliki akta mengajar Applied Approach

e) Memiliki pengalaman mengajar dibidang yang relevan minimal 10 Tahun

f) Menguasai materi pelatihan yang diajarkan, kemampuan mengolah atau menerapkan metode mengajar

g) Mampu menggunakan media dan sumber belajar

h) Menguasai cara memotivasi dan berkomunikasi/presentasi.55

3) Sarana Prasarana PLPG

Ketentuan dalam buku 4 Rambu-rambu Pelaksanaan PLPG disebutkan bahwa Pelaksanaan PLPG bertempat di LPTK atau kabupeten/kota dengan memperhatikan representatif dan konduksi serta nyaman untuk proses pembelajaran.56

Sarana dan prasarana untuk digunakan para guru yang sedang mengikuti PLPG sediakan LPTK pada tiap-tiap rayon/daerah. dan harus memenuhi kriteria standar yang telah ditentukan. Paling tidak mencakup keterjangkauan lokasi dan kenyamanan peserta PLPG, kelengkapan dan bias dimanfaatkan dalam menunjang terlaksananya kegiatan PLPG serta dapat mendukung dalam meningkatkan intensitas pembelajaran pada pelaksanaan kegiatan PLPG tersebut.

54

Buku. 4, Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Rambu-rambu Pelaksanaan PLPG, (DIKTI

KEMENDIKNAS. 2011) hal. 55

Gufran, dkk, Pelaksanaan PLPG Sebagai Wahana Pengembangan dan Audit Kompetensi

dalam Sertifikasi Guru Bidang Kejuruan, (Malang: Jurnal Teknologi dan Kejuruan UNM, Vol. 34, No. 2, September 2011) hal. 122

56

Gufran, dkk, Pelaksanaan PLPG Sebagai Wahana Pengembangan dan Audit Kompetensi

dalam Sertifikasi Guru Bidang Kejuruan, (Malang: Jurnal Teknologi dan Kejuruan UNM, Vol. 34, No. 2, September 2011) hal. 122

4) Penentuan Rombongan Belajar

Ketentuan dalam buku 4 Rambu-rambu Pelaksanaan PLPG disebutkan bahwa penentuan rombongan belajar PLPG ditentukan dengan cara antara lain:

a) Satu bidang keahlian atau mata pelajaran

b) Dalam kondisi tertentu rombongan belajar dapat dilakukan berdasarkan satu bidang keahlian yang serumpun

c) Rombongan belajar maksimal 30 orang peserta.57

5) Media Pembelajaran

Ketentuan dalam buku 4 Rambu-rambu Pelaksanaan PLPG disebutkan bahwa dalam proses pembelajaran instruktur menggunakan multi media dan multi metode yang berbasis pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (PAIKEM).58

Media pembelajaran yang disiapkan LPTK biasanya disesuaikan dengan jenis pelatihan yang digunakan, banyaknya peserta pelatihan, kapasitas ruang serta masing-masing kelompok bidang studi pelatihan tersebut. Karena setiap kelompok mata pelajaran biasanya memiliki kebutuhan media yang berbeda.

6) Pelaksanaan PLPG

Ketentuan dalam buku 4 Rambu-rambu Pelaksanaan PLPG disebutkan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar dalam PLPG ditentukan berdasarkan:

a) PLPG dilaksanakan 9 hari atau bobot 90 jam pertemuan b) Alokasi waktu 30 JP teori dan 60 JP praktek

c) Satu JP setara dengan 50 menit d) Pretest

e) Pelaksanaan pembelajaran f) posttest

g) dan peer teaching.59

57

Gufran, dkk, Pelaksanaan PLPG Sebagai Wahana Pengembangan dan Audit Kompetensi

dalam Sertifikasi Guru Bidang Kejuruan, (Malang: Jurnal Teknologi dan Kejuruan UNM, Vol. 34, No. 2, September 2011) hal. 123

58

Gufran, dkk, Pelaksanaan PLPG Sebagai Wahana Pengembangan dan Audit Kompetensi

dalam Sertifikasi Guru Bidang Kejuruan, (Malang: Jurnal Teknologi dan Kejuruan UNM, Vol. 34, No. 2, September 2011) hal. 123

59

Gufran, dkk, Pelaksanaan PLPG Sebagai Wahana Pengembangan dan Audit Kompetensi

dalam Sertifikasi Guru Bidang Kejuruan, (Malang: Jurnal Teknologi dan Kejuruan UNM, Vol. 34, No. 2, September 2011) hal. 124

7) Sistem Evaluasi PLPG

Untuk menilai sejauh mana tingkat efektifitas kegiatan PLPG, sebagai bentuk evaluasi program kegiatan PLPG dilakukan dengan cara memberikan ujian bagi perserta PLPG yang mencakup ujian tulis dan ujian kinerja/praktik. Ujian tulis bertujuan untuk mengungkap kompetensi profesional dan pedagogik, ujian kinerja untuk mengungkap kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial. Keempat kompetensi ini juga bisa dinilai selama proses pelatihan berlangsung. Evaluasi kegiatan PLPG selain dapat dilakukan oleh instruktur juga dapat dilakukan oleh teman sejawat yang juga merupakan peserta kegiatan PLPG.60

Karakter peserta diklat PLPG dievaluasi teman sejawat dalam butir-butir berikut:

a) Kedisiplinan (ketaatan mengikuti tatatertib). b) Penampilan (kerapian dan kewajaran). c) Kesantunan berperilaku. d) Kemampuan bekerjasama. e) Kemampuan berkomunikasi. f) Komitmen. g) Keteladanan. h) Semangat. i) Empati. j) Tanggung Jawab.61

Kesepuluh butir diats diharapkan sudah cukup untuk mewakili dalam penilaian karakter para peserta PLPG, dan dengan diberdayakannya teman sejawat dalam memberikan penilaian terkait butir-butir diatas diharapkan saling adanya penilaian objektif para peserta pelatihan. Karena mereka yang secara langsung bertatap muka dan melihat sikap atau segala tindakan-tindakan yang dilakukan selama kegiatan PLPG tersebut.

60

Buku. 4, Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Rambu-rambu Pelaksanaan PLPG, (DIKTI

KEMENDIKNAS. 2011) hal. 12

61

Buku. 4, Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Rambu-rambu Pelaksanaan PLPG, (DIKTI

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Siti Chairiah dengan lokasi penelitian di SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang Banten. Mengenai “Efektifitas Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dalam Menunjang Profesionalisme Guru”. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa peran PLPG cukup efektif dalam menunjang profesionalisme guru dengan rentang nilai 78.35-89.65. PLPG juga dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman baru bagi para guru serta memberikan motivasi dalam penerapan model pembelajaran, berbagi informasi dan pengalaman baru dalam mengentaskan persoalan serta merencanakan pembelajaran.62

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Gufran, dkk dengan lokasi penelitian di propinsi NTB Mengenai “Pelaksanaan PLPG Sebagai Wahana Pengembangan dan Audit Kompetensi dalam Sertifikasi Guru Bidang

Kejuruan”. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa kurikulum yang

diterapkan pada pelaksanaan PLPG relevan dengan kebutuhan pengetahuan, keterampilan, bidang ilmu dan tugas guru di sekolah, kualitas instruktur baik, sarana-prasarana mendukung, pelaksanaan PLPG memenuhi kriteria, penentuan rombongan belajar sesuai bidang keahlian, proses pembelajaran berjalan sesuai proses baku yang telah ditetapkan, dan kegiatan evaluasi masuk dalam kategori baik. Tetapi dalam penelitian ini ditemukan sedikit kekurangan dalam hal ketersediaan, kualitas dan strategi pemanfaatan media pembelajaran yang dianggap para peserta kegiatan PLPG terbilang masih kurang optimal namun akan tetap terus di perbaiki oleh penyelenggara LPTK dan pihak-pihak terkait.63

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan kegiatan dalam pendidikan yang paling menentukan pembentukan output pendidikan, baik buruknya citra dan lulusan

62

Siti Chairiah, Efektifitas Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dalam Menunjang

Profesionalisme Guru, (Ciputat: SKRIPSI FITK UIN JKT, 2010) hal. 54

63

Gufran, dkk, Pelaksanaan PLPG Sebagai Wahana Pengembangan dan Audit Kompetensi

dalam Sertifikasi Guru Bidang Kejuruan, (Malang: Jurnal Teknologi dan Kejuruan UNM, Vol. 34, No. 2, September 2011) hal. 125-126

lembaga pendidikan ditentukan dari mutu guru dalam pelaksanaan pembelajaran, maka upaya peningkatan mutu pembelajran harus terus dilakukan diantaranya dengan mengikuti kegiatan pelatihan.

Pendidikan dan latihan perofesi guru merupakan kegiatan terstruktur yang telah dikemas oleh pemerintah dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran guru. Untuk memenuhi semua itu pemerintah telah membuat ketentuan dan persiapan mendalam yang berkaitan dengan kurikulum, instruktur, sarana prasarana, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan PLPG sebaik mungkin, dengan harapan setelah mengikuti kegiatan ini guru dapat memberikan yang terbaik dalam pengabdiannya sebagai pendidik professional sebagaimana yang diharapkan.

Kegiatan pendidikan dan latihan profesi guru sangat berperan dalam menentukan peningkatan mutu pembelajaran guru, karena capaian dalam kegiatan ini guru yang menjadi peserta pelatihan dituntut untuk mampu merencanakan pembelajaran, membuka dan menutup pelajaran, menguasai bahan ajar, mengelola kelas, mendiagnosis tingkah laku siswa, menyampaikan materi, dan mengevaluasi hasil belajar secara efektif. Karena mutu pembelajaran guru dikatakan baik apabila seorang guru mampu melaksanakan proses pembelejaran secara efektif.

Gambar 2.1 Skema Penelitian

Variabel X

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Variabel Y Mutu Pembelajaran 1. Kurikulum plpg memperhatikan

kompetensi pedagogik, professional, kepribadian dan sosial

2. Instruktur plpg memiliki kualifikasi S2, terampil dan berpengalaman dibidang yang relevan

3. Sarana prasarana menunjang efektifitas pelaksanaan plpg

4. Guru secara aktif dan efektif terlibat dalam pelaksanaan plpg 5. Guru memikuti ujian tertulis dan

kinerja untuk mengukur ketercapaian kegiatan plpg

1. Guru mampu merencanakan pembelajaran dengan baik

2. Guru Mampu menguasai bahan pelajaran

3. Guru mampu mengelola kelas 4. Guru mampu melaksanakan

proses pembelajaran secara efektif 5. Guru mampu mengevaluasi hasil

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) yang efektif dan sistematis sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dianggap dapat memperkuat pengetahuan serta keterampilan para guru terkait empat kompetensi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Karena kegiatan tersebut berisi tentang pemberian materi serta praktik dengan mengacu pada kurikulum yang sudah mecakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Upaya tersebut dilakukan selain agar guru-guru memahami juga mereka dapat mengimplementasikannya dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, agar nantinya mereka terbiasa menerapkan kompetensi tersebut dalam proses pembelajaran. Setelah mengkaji konsep-konsep tentang pendidikan dan latihan profesi guru dan mutu pembelajaran serta keterkaitan teoritis keduanya maka peneliti dapat menyusun kerangka berpikir yaitu: Terdapat pengaruh yang positif antara pendidikan dan latihan profesi guru terhadap mutu pembelajaran, atau semakin efektif guru mengikuti kegiatan pendidikan dan latihan profesi guru maka akan semakin meningkat pula mutu pembelajarannya di sekolah.

Dokumen terkait