BAB II KAJIAN PUSTAKA
2. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Gunawan (2014: 28) berpendapat bahwa pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematika untuk
20
menananm nilai-nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Sementara itu, Noor (2012: 35) menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan proses pemberian tuntunan peserta/anak didik agar menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa.
Selanjutnya Narwanti (2011: 16) menyatakan bahwa hakikat pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda. Menurut Samani dan Hariyanto ( 2016: 45) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan karakter mulia (good character) dari peserta didik dengan mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun dalam hubungannya dengan Tuhan.
Menurut Fadlillah dan Khoirida (2013: 23) berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah suatu bentuk pengarahan dan bimbingan supaya seseorang mempunyai tingkah laku yang baik sesuai dengan nilai-nilai moralitas dan keberagaman. Sedangkan menurut Muslich (2011: 84) pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
21
sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.
Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah upaya penanaman nilai-nilai karakter pada anak agar menjadi manusia seutuhnya dan diharapkan memiliki budi pekerti yang baik di lingkup keluarga maupun masyarakat.
b. Tujuan Pendidikan Karakter
Menurut Kesuma (Fadlillah dan Khoirida , 2013: 24-25), tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah, diantaranya sebagai berikut:
1) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehinga menjadi kepribadian atau kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.
2) Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah.
3) Membangun koneksi yang harmonis dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.
Menurut Noor ( 2012: 40) menyatakan bahwa pendidikan karakter memiliki tujuan untuk meningkatkan anak-anak menjadi pribadi yang disiplin, memiliki inisiatif, bertanggung jawab, suka menolong dan tumbuh kasih sayang, menghormati sesama dan orang yang lebih dewasa, dan pandai berterimakasih.
Selain itu menurut Narwanti (2011: 16) pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
22
bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan karakter adala untuk membentuk karakter anak yang berakhlak mulia sehingga nilai-nilai karakter tersebut diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengimplementasikan pendidikan karakter ke dalam pembelajaran, anak tidak hanya ceras dalam intelektual tetapi cerdas secara emosional dan spiritual.
c. Nilai-nilai Karakter yang Harus Ditanamkan
Menurut Suyanto ( Zuchdi, 2011:29) terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu: 1) karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, 2) kemandirian dan tanggung jawab, 3) kejujuran/ amanah, diplomatis, 4) hormat dan santun, 5) dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/ kerjasama, 6) percaya diri dan pekerja keras, 7) kepemimpinan dan keadilan, 8) baik dan rendah hati, dan 9) karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan. Sedangkan menurut Character Counts di Amerika (Rohinah M.Noor, 2012: 44) mengidentifikasikan bahwa karakter-karakter yang menjadi pilar adalah; dapat dipercaya (truswortiness), rasa hormat dan perhatian (respect), tanggung jawab ( responsibilitty), jujur (fairness), peduli (caring), kewarganegaraan (citizenship), ketulusan (honesty), berani (courage), tekun (diligence) dan integritas.
23
Selanjutnya, Soekamto (Muslich, 2011:79), mengungkapkan bahwa nilai-nilai karakter yang perlu diajarkan pada anak, meliputi kejujuran, loyalitas dan dapat diandalkan, hormat, cinta, ketidak egoisan dan sensitifitas, baik hati dan pertemanan, keberanian, kedamaian, mandiri dan potensial, disiplin diri, kesetiaan dan kemurnian, keadilan dan kasih sayang. Menurut Kemdiknas (2010), nilai-nilai luhur yang terdapat di dalam adat dan budaya suku bangsa kita, telah dikaji dan di rangkum menjadi satu. Berdasarkan kajian tersebut telah teridentifikasi butir-butir luhur yang diinternalisasikan terhadapgenerasi bangsa melalui pendidikan karakter. Berikut adalah nilai-nilai utama, yakni: 1) religius, 2) jujur, 3) toleransi, 4) disiplin, 5) kerja keras, 6) kreatif, 7) mandiri, 8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12) menghargai prestasi, 13) bersahabat/ komunikatif, 14) cinta damai, 15) gemar membaca, 16) peduli lingkungan, 17) peduli sosial, 18) tanggung jawab.
d. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di Kelas
Keberhasilan pendidikan karakter di sekolah dapat dilihat dalam berbagai indikator. Kemendiknas menetapkan indikator untuk mengukur keberhasilan pendidikan karakter di sekolah sebagai berikut. Ada dua jenis indikator yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di sekolah:
1) Indikator untuk sekolah dan kelas.
Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan karakter. Indikator
24
ini juga berkenaan dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan, maupun kegiatan sehari-hariatau rutinitas sekolah.
2) Indikator mata pelajaran
Indikator ini menggambarkan perilaku efektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Indikator ini dirumuskan dalam bentuk perilaku peserta didik di kelas dan sekolah, yang dapat diamati melalui pengamatan guru ketikan seorang peserta didik melakukan sesuatu tindakan di sekolah, tanya jawab dengan peserta didik, jawaban yang diberikan peserta didik dalam laporan atau pekerjaan rumah.
Untuk mengetahui bahwa suatu sekolah itu telah melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan budaya dan karakter bangsa, maka ditetapkan indikator kelas sebagai berikut.
Tabel 1. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di Kelas. Nilai Deskripsi Indikator Kelas 1. Religius Sikap dan perilaku yang
patuh dalam melaksanakan ajaran yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agam lain
a. Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran
b. Memberikan kesempatan pada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
a. Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang
b. Tempat pengumuman barang temuan/ hilang c. Tranparansi keuangan dan
penilaian kelas secara berkala
25 3. Toleransi Sikap dan tindakan yang
menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
a. Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi
b. Memberikan pelayanan
terhadapa anak
berkebutuhan khusus
c. Bekerja dalam kelompok yang berbeda
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
a. Membiasakan hadir tepat waktu
b. Membiasakan mematuhi peraturan
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
a. Menciptakan suasana kompetisi yang sehat
b. Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah dan daya tahan belajar c. Menciptakan suasana
belajar yang mengacu daya tahan kerja
d. Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja/ belajar
6. Kreatif Berfikir dan melakukan
sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari apa yang telah dimiliki
a. Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif
b. Pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi 7. Mandiri Sikap dan perilaku yang
tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas
a. Menciptakan suasana kelas
yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri 8. Demokratis Cara berfikir, bersikap,
dan bertindak yang
a. Mengambil keputusan kelas secar bersama melalui
26 menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
musyawarah dan mufakat b. Pemilihan kepengurusan
kelas secara terbuka
c. Seluruh produk kebijakan melalui musyawarah dan mufakat
d. Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif 9. Rasa Ingin
Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetehui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajari, dilihat, dan didengar
a. Mencipakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu
b. Eksplorasi lingkungan secara terprogram
c. Tersedia media
komunikasi/ informasi (media cetak/ media elektronik)
10.Semangat Kebangsaan
Cara berfikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
a. Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status ekonomi
b. Mendiskusikan hari-hari besar nasional
11.Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, karakter, ekonomi, dan politik bangsanya
a. Memajang: Foto Presiden dan Wakil Presiden, Benera Negara, Lambang Negara, Peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia b. Menggunakan produk
buatan dalam negeri
12.Menghargai prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain
a. Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik
b. Memajang tanda-tana penghargaan prestasi c. Menciptakan suasana
pembelajaran untuk memotivasi pesera didik
27 berprestasi 13.Bersahabat/ Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain
a. Seting kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik b. Pembelajaran yang dialogis c. Uru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik
d. Dalam berkomunikasi guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik
14.Cinta Damai Sikap, perkataan dan
tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadirannya
a. Menciptakan suasana kelas yang damai
b. Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan
c. Pembelajaran yang tidak bias gender
d. Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang
15.Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya
a. Daftar buku/ tulisan yang dibaca peserta didik
b. Frekuensi kunjungan perpustakaan
c. Saling tukar bacaan
d. Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi 16.Peduli
Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi a. Memelihara lingkungan kelas b. Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas
c. Pembiasaan hemat energi d. Memasang stiker perintah
mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan
17.Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
a. Berempati kepada teman sekelas
28 bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan
b. Melakukan aksi sosial c. Membangun kerukunan
warga kelas 18.Tanggung
Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan karakter), negara dan Tuhan Yang Maha Esa
a. Pelaksanaan tugas piket secara teratur
b. Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah
c. Mengajukan usul pemecahan masalah
Sumber: Wibowo (2012: 98-104)
Indikator di atas akan digunakan oleh peneliti sebagai bahan acuan untuk membuat instrumen observasi,wawancara, dan dokumentasi implementasi pembelajaran tematik berbasis karakter di kelas IV SDN Pusmalang Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.
e. Nilai Karakter Religius
Menurut Kemendikbud (2010: 9) menyatakan bahwa karakter religius merupakan sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Sedangkan menurut Naim (2012: 124) menjelaskan bahwa religius adalah penghayatan dan implementasi ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Nilai religius merupakan nilai pembentuk karakter yang sangat penting dan perlu ditanankan secara maksimal. Nilai religius harus ditanamkan sejak anak belum lahir, karena agama merupakan pedoman hidup
29
yang harus diyakini dan dijalankan sesuai syariat untuk menjalankan kehidupan di dunia dan di akhirat.
Fitri (2012: 41) menyatakan beberapa indikator keberhasilan karakter religius sebagai berikut:
1) Mengucapkan salam.
2) Berdoa sebelum dan sesudah belajar. 3) Melaksanakan ibadah keagamaan. 4) Merayakan hari besar keagamaan.
Sedangkan menurut Kemendikbud (2010: 32) berpendapat bahwa indikator nilai karakter religius adalah sebagai berikut:
1) Senang mengikuti aturan kelas dan sekolah untuk kepentingan hidup bersama
2) Senang bergaul dengan teman sekelas dan satu sekolah dengan berbagai perbedaan yang telah diciptakan-Nya.
3) Merasakan kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai keteraturan dalam berbahasa.
4) Merasakan manfaat aturan kelas dan sekolah sebagai keperluan untuk hidup bersama.
5) Membantu teman yang memerlukan bantuan sebagai suatu ibadah atau kebajikan.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa indikator nilai religius dapat terintegrasikan dalam pembelajaran tematik. Diharapkan dari
30
indikator nilai religius di atas dapat muncul perilaku yang menunjukkan nilai religius.
f. Nilai Karakter Peduli Sosial
Kehidupan di masyarakat sekarang ini bergeser menjadi lebih individualis. Kepedulian terhadap sesama yang menjadi ciri khas masyarakat mulai menitip. Sebagai manusia kita tidak bisa hidup tanpa orang lain, maka dari itu sangat di perlukan sesama manusia saling berinteraksi dan peduli sosial. Menurut Kemendikbud (2010: 10) menyatakan bahwa peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Peduli dengan sesama dilakukan tanpa pamrih dan tidak mengharapkan balasan atas pemberian atau bentuk apapun. Nilai peduli sosial tidak kalah penting di tanamkan pada anak tidak hanya di rumah dan masyarakat namun di sekolah. Dengan ditanamkan nilai peduli sosial pada anak dapat mempengaruhi sikapnya untuk selalu membantu teman yang kesusahan, menyayangi teman, dan tidak membedakan satu sama lain.
Menurut Samani dan Hariyanto (2014: 51) dapat diuraikan indikator yang bisa digunakan untuk mendiskripsikan karakter peduli sosial adalah sebagai berikut:
1) Memperlakukan orang lain dengan sopan 2) Bertindak santun.
3) Toleran terhadap perbedaan.
4) Tidak mengambil keuntungan dari orang lain. 5) Mampu bekerja sama.
31 6) Menyayangi manusia dan makhluk lain.
Diharapkan dari indikator yang di kemukakan oleh para ahli dapat terintegrasi ke dalam proses pembelajaran tematik. Dalam proses pembelajaran