• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Kebudayaan (bagi guru dan murid)

USAHA-USAHA KANJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARYO MANGKUNEGORO VIII SEBAGAI RAJA

B. Langkah-langkah Awal Sri Paduka Mangkunegaran VIII sebagai Raja

7. Pendidikan Kebudayaan (bagi guru dan murid)

Kanjeng Gusti Mangkunegoro VIII menyadari bahwa situasi jaman yang dihadapi di masa beliau menjadi penguasa mangkunegoro VIII sudah berbeda dengan situasi pada era pendahulunya. Mangkunegaran VIII telah menyatakan bergabung diri dengan negara kesatuan Republik Indonesia, Meskipun sudah bergabung Mangkunegaran masih menginginkan agar kebudayaan dan tradisi mangkunegaran. Pada tahun 1945 muncul Barawiyata yang mengurus tentang kebudayaan, juga memimpin taman bacaan bagi pemuda, anak-anak dan masyarakat umum85. Guru yang bisa mengajar nembang, juga mahir memukul gamelan, sedapat-dapatnya ditempatkan tersiar di seluruh daerah, Jika perlu mendatangi suatu tempat akan disediakan pengawal baginya. Pada tiap-tiap pusat kota sedapat-dapatnya diadakan pagelaran gamelan.

82

Berkas Arsip uang untuk biaya pemakaian lapangan tenis di Ujung Puri, tanggal 25 Juni 1957 No 5450

83

Berkas Arsip peminjangan lapangan tenis untuk pertandingan melawan perkumpulan tenisn Semarang, 21 agustus 1958.

84

Majalah Makmur Tanggal 7 Februari 1946, hlm 7.

85

Di dalam kota Mangkunegaran ada 3 stel gamelan. Tiap-tiap minggu sekali murid-murid diharuskan turut belajar kesenian (sehabis pelajaran biasa). Dalam suatu kesempatan juga sesekali diadakan lomba menyanyi lagon dan tembang, bentuk dan kata-katanya, sedapat-dapatnya dilaraskan dengan dunia dan jiwa anak-anak. Syair dan nyanyian Indonesia juga diperhatikan untuk memupuk nasionalisme (tetapi tidak sebanyak lagon dan tembang). Kata-kata dalam buku pelajaran yang agak kurang baik bahasanya ataupun salah sebisa mungkin untuk dibetulkan dan diganti. Tidak hanya murid saja yang belajar mendalami kesenian dan kebudayaan mangkunegaran, para guru pun juga memperoleh berbagai pendidikan kebudayaan contohnya: latihan dalang yang diadakan khusus untuk kaum guru di Solo dan Wonogiri.86

Kebudayaan sesuatu bangsa selalu menjadi ukuran tinggi rendahnya kemajuan bangsa itu. Kecerdasan suatu bangsa maupun ketulusan perasaannya, semua itu akan terlihat pada kebudayaanya. Keraton Mangkunegaran tetap melindungi kebudayaan lama dan juga mau menerima berbagai budaya baru yang arif. Di puro Mangkunegaran kebudayaan berdasar perasaan dan ilhamlah yang sudah nampak tinggi kemajuannya. Bagian itu terus dijaga oleh Mangkunegoro VIII. Dengan membawa kebudayaan leluhur yang tinggi rakyat Mangkunegaran diharapkan ikut terjun dalam kebudayaan nasional, agar memberikan sumbangsih kekayaan baru bagi bangsa Indonesia. Sri Paduka Mangkunegoro VIII memberikan program tambahan dalam pendidikan di Puro Mangkunegaran yang bertujuan meningkatkan kebudayaan dan rasa nasionalisme, program-program itu, antara lain:

8. Menambah cita-cita tanah air

Menambah perhatian dan pelajaran tentang kebudayaan sendiri. Menghormati Bendera Indonesia dan lagu kebangsaan. Pemuda-pemuda mangkunegaran diharapkan mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional, mengembangkan ciptaan jiwa bangsa

86

dan mengembangkan jiwa bakti seutuhnya kepada bangsa Indonesia. Diharapkan dengan penambahan cita-cita tanah air ini dapat merumuskan suatu gerakan bangsa yang mengerti akan kebutuhan bangsa Indonesia dari sekarang dan untuk masa depan, semua itu akan dilakukan dengan berjuang mengisi cita-cita kemerdekaan.87

9. Gerakan Hidup baru

Kekurangan Bangsa yang baru merdeka adalah kaum intelektual. Oleh karena itu. Gerakan hidup baru ini bertujuan untuk membentuk kaum intelektual yang pandai. Sekolah formal dan non formal di Mangkunegaran masa mangkunegoro VIII mengajarkan kepada para generasi muda untuk percaya dengan kemampuannya sendiri dan berpendirian luas dan sehat, sebagai nasionalis (semangat mentaliti harus dibentuk sedini mungkin). Pendidikan adalah gerbong pembuka masa depan bangsa selanjutnya.88 Munculnya gerakan hidup baru, untuk mengembalikan semangat patriotisme dan nasionalisme yang pernah dimiliki oleh Intelektual muda Indonesia seperti: Ir. Soekarno, Moh Hatta, Syahrir, Mangkunegoro VII, Mangkunegoro VIII. Para intelektual muda yang dicetak oleh Mangkunegaran dibina untuk dapat mengabdi kepada bangsa dan negara. Tak bisa dipungkiri semangat kaum intelektual muda sangat berperan dalam tonggak kemerdekaan Indonesia. Hendaknya semangat-semangat yang dimiliki para tokoh nasionalis itu selalu dapat diwarisi para pemuda di seluruh anak negeri. Gerakan hidup baru mendorong masyarakat lahir dan batin ke arah pembaharuan hidup. Ke arah pembaharuan regenerasi agar menjadi bangsa yang mulia dan bangsa yang terhormati. Kemerdekan yang dahulu telah diimpikan para pendiri bangsa telah terwujud. Untuk mengisi kekuatan dalam menyongsong kehidupan yang akan datang dibutuhkan para pemuda yang berpikiran modern nasionalis dan berwawasan luas .89

87

Berkas Arsip Rencana pembicaraan tentang Barajawiyata, Tanggal 2 Oktober 1945, No 3300.

88

Berkas Arsip Rencana pembicaraan tentang Barajawiyata. Tanggal 2 Oktober 1945, No 3300.

89

Majalah Makmur, tanggal 15 Juni 1947, hlm 2. Kemerdekaan ialah salah satu syarat yang mutlak dari kehormatan atau kemuliaan bangsa. Angkatan generasi peneruslah yang menentukan nasib bangsa

Dalam pokok-pokoknya faham hidup nasionalisme bagi pendidikan awal kemerdekaan memuat sari-sari:

a. Rasa besar hati menjadi bangsa indonesia

b. Rasa sanggup berdiri tegak sebagai bangsa kelas satu di dunia ini

c. Keyakinan bahwa kemajuan pribadi masing-masing bergantung kepada kemajuan bangsa dan negara kita

d. Kepercayaan, bahwa hanya dalam bersatunya bangsa dan negara, berupa negara sajalah kemajuan bangsa bisa secepat-cepatnya ke arah pembaharuan.90

Pendidikan di Masa Pemerintahan Mangkunegaran VIII yang berorientasi kepada kebudayan telah banyak menghasilkan para pemuda yang mempunyai sikap “ Budi Luhur” sehingga para siswa didikan sekolah-sekolah Mangkunegaran telah dibekali pedoman hidup dalam menghadapi perubahan zaman. Di dalam memberi pedoman hidup para siswa juga terdapat pembinaan kepribadiaan yang mengacu pada Tri Dharma Mangkunegaran. Tri Dharma

berfungsi sebagai pengarah bagi kehidupan kerabat dan orang-orang mangkunegaran dalam menghadapi pasang surutnya keadaan serta dalam menyesuaikan diri dengan zaman dan situasi. Tri Dharma pula dasar bertindak dalam pembinaan dan pengembangan Pradja Mangkunegaran. Tri Dharma merupakan filosofi pendiri Mangkunegaran (Raden Mas Said) yang diwariskan secara turun temurun untuk dijadikan pegangan dalam pemerintahan Praja Mangkunegaran.

Dalam proses kegiatan belajar-mengajar Sri Paduka Mangkunegara VIII mengawasi jalannya sistem pendidikan di Mangkunegaran hal ini dilakukan untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi, serta melihat sistem pendidikan di sekolah tersebut apakah sudah memenuhi dengan kebutuhan perkembangan zaman. Beliau adalah orang yang terbuka dan

sesungguhnya, meluaskan dan menyebarkan hidupnya dalam seluruh lapangan masyarakat dan golongan bangsa serta menuruskan cita-cita para leluhur bangsa. Rasa sikap nasionalisme

90

mau mendengar keluhan masyarakat Mangkunegaran, dan memberikan perhatian khusus terhadap jalannya kegiatan belajar mengajar di Puro Mangkunegaran.91