• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Kecakapan Hidup

Dalam dokumen Dokumen I KTSP Kurikulum 2006 SD (Halaman 57-60)

V. Bahasa Indonesia Mendengarkan

5. Pendidikan Kecakapan Hidup

dan sekolah secara terpadu. Dengan sendirinya pelaksanaan pendidikan budi pekerti dapat diwujudkan melalui upaya keteladanan, pembiasaan, pengalaman, pembinaan prilaku perbuatan-perbuatan yang baik dan pengkondisian lingkungan.

a) Tujuan pengembangan budi pekerti adalah

a.Mendorong kebiasaan dan prilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai- nilai universal, nasional dan tradisi budaya bangsa yang

b. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik sebagai penerus bangsa;

c.Memupuk ketegaran dan kepekaan mental peserta didik terhadap situasi sekitarnya sehingga tidak terjerumus kedalam prilaku yang menyimpang baik secara individual maupun sosial;

d. Meningkatkan kemampuan untuk menghindari sifat-sifat yang dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

b) Ruang lingkup budi pekerti adalah:

a. Memahami dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti melalui hakikat hubungan manusia dan Tuhan;

b. Memahami dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti melalui hakikat manusia (potensi diri);

c. Memahami dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti melalui hakikat hubungan antara manusia dengan manusia;

d. Memahami dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti melalui hakikat hubungan antara manusia dengan lingkungan (lingkungan alam, sosial dan budaya).

5. Pendidikan Kecakapan Hidup

Layanan Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) dilaksanakan secara terpadu melalui mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Lingkup PKH yang dikembangkan di SD Negeri Kaliwining 04 adalah: a. Kecakapan Personal yang berisi:

58

2) Pengembangan karakter yang mencangkup 18 nilai karakter rasa tanggung jawab, kebiasaan tertib dan disiplin, cinta kebenaran, komitmen hidup rukun, saling menghargai, saling membantu, saling menghormati dan memiliki budaya santun.

3) Kebiasaan tanggap dan peduli terhadap kebersihan, keamanan, kesehatan dan keindahan lingkungan.

4) Memahami potensi diri dan mampu membangun rasa percaya diri. b. Kecakapan Berpikir Rasional yang berisi:

1) Kecakapan menggali informasi melalui berbagai strategi. 2) Kecakapan mengolah informasi.

3) Kecakapan mengambil keputusan. 4) Kecakapan memecahkan masalah. c. Kecakapan Sosial yang berisi:

1) Kecakapan berkomunikasi dengan empati. 2) Kecakapan bekerjasama.

3) Kecakapan dasar memimpin. 6. Pengembangan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan seluruh warga sekolah untuk memberikan keputusan baik-buruk, keteladanan, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa terintegrasi pada semua mata pelajaran dan dalam kegiatan pengembangan diri. Fokus dari pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah pengembangan nilai-nilai yang diaplikasikan melalui sikap dan kepribadian dari proses dan hasil kegiatan pembelajaran secara luas.

Arah pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa,pada prinsipnya tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi kedalam mata pelajaran dan pengembangan diri serta budaya sekolah. Kepala sekolah dan guru perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam kurikulum sekolah.

59

Indikator nilai-nilai budaya dan karakter bangsa ada dua jenis yaitu a. Indikator sekolah dan kelas

Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah, guru dan personalia sekolah dalam merencanakan,melaksanakan dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dalam kegiatan sehari-hari ( rutin )

b. Indikator untuk mata pelajaran

Indikator Mata Pelajaran menggambarkan prilaku afektif peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu,perilaku yang dikembangkan dalam indikator pendidikan budaya dan karakter bangsa bersifat progesif artinya prilaku tersebut berkembang semakin komplek antara satu jenjang kelas dengan jenjang kelas di atasnya bahkan dalam jenjang kelas yang sama.Guru memiliki kebebasan dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum ditingkatkan ke perilaku yang lebih komplek.

Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan proses belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas, sekolah dan masyarakat. Di kelas dikembangkan melalui berbagai kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru dengan cara terintegrasi. Di sekolah dikembang dengan upaya pengkondisian atau perencanaan sejak awal tahun pelajaran dan dimasukkan ke kalender akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Di masyarakat dikembangkan melalui kegiatan ekstra kurikuler degan melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang menunjukan tempa yang dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan.

Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu pada indikator pencapaian nilai- nilai budaya dan karakter melalui pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah, model anecdotal record ( catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan ), maupun memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang

60

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya.

Dari hasil pengamatan,catatan anecdotal record,tugas, laporan,guru dapat memberi kesimpulan/pertimbangan yang dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut :

1) BT : Belum Terlihat (Apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda –tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator)

2) MT : Mulai Terlihat ( Apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten)

3) MB : Mulai Berkembang ( Apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)

4) MM : Mulai Membudaya ( Apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten )

Program pendidikan karakter secara dokumen diintegrasikan ke dalam kurikulum mulai dari visi, misi, tujuan, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan pendidikan karakter melibatkan seluruh warga sekolah, orang tua peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Dalam dokumen Dokumen I KTSP Kurikulum 2006 SD (Halaman 57-60)

Dokumen terkait