BAB II: FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG MOHAMMAD
A. Faktor Pendidikan Mohammad Hatta
2. Pendidikan Mohammad Hatta di Negeri Belanda
50 Ibid
, hlm. 117.
51
Mavis Rose, op.cit, hlm. 17.
52
32
Setibanya di Negara Belanda, ia diterima dan menginap di keluarganya Van Leeuwen, yang merupakan sahabat karibnya waktu belajar di Batavia. Pada tanggal 19 September 1921, Mohammad Hatta mendaftarkan diri di Handelshogeschool dan mengikuti prosedur dengan membayar uang kuliah selama satu tahun (1921-1922) sebesar f200 di bank Mees & Zoon. Setelah menerima kwitansi pembayaran, ia mencatatkan diri sebagai mahasiswa Handelshogeschool. Mohammad Hatta kemudian menunggu untuk dipanggil oleh Rector Magnificus Prof. Mr. F. de Vries. Pada pukul 13.15 ia dipanggil masuk, seperempat jam kemudian baru ke luar. Mohammad Hatta mendapatkan penjelasan mengenai titik berat pelajaran di sekolah tinggi bisnis ini. Seorang mahasiswa harus belajar sendiri, guru besar dan dosen lainnya hanya memberikan bimbingan serta memberi petunjuk tentang metode belajar. 53
Dari gedung Handelshogeschool, Mohammad Hatta langsung pergi ke sebuah toko buku De Westerbookhandel yang sangat terkenal di Rotterdam. Ia memesan buku-buku utama yang harus lebih dahulu untuk dipelajari seperti: Taussing, Prinsiples of Economic, Hartley Wither, The Meaning of Money, Schar, Handdelsbetlublehre, Gerstner, Bilanzanalyse, Mr. T.M.C. Asser,
Schets van het Neder Handelsrecht. Di samping itu Mohammad Hatta juga berlangganan majalah seperti: De Economisch Statistische Berichten dan De
53
33
Economist.54 Pada permulaan kuliah, Mohammad Hatta tetap memusatkan perhatiannya untuk mengenal pembelajaran di Handelshogeschool. Ia harus sedapat mungkin menyesuaikan diri dengan lingkungan dan adat istiadat baru. Pelajaran yang didapat dibangku pendidikan telah menuntut perhatian yang penuh darinya.55
Di awal kuliahnya ia tertarik pada mata kuliah Tata Negara yang diajarkan oleh Professor Oppenheim. Beliau merupakan Guru Besar ilmu Tata Negara di Leiden dan Guru Besar Luar Biasa di Rotterdam, di samping itu juga menjabat sebagai ketua perkumpulan otonomi untuk Hindia Belanda. Mohammad Hatta juga antusias mengikuti kuliah Professor F. de Vries, yang mengajar mata kuliah Ekonomi Teoretika. Pada waktu itu pelajaran kadidat ekonomi dibagi menjadi dua golongan. Golongan pertama ialah pendidikan biasa dan umum. Bagian kedua disebut pendidikan ekonomi kolonial. Untuk bagian ini mahasiswa dibebaskan dari mengikuti kuliah sejarah ekonomi dan beberapa bagian dari organisasi ekonomi. Sebagai gantinya mahasiswa yang mengikuti pelajaran ekonomi kolonial wajib mempelajari lima mata pelajaran spesial yang berhubungan dengan Hindia Belanda, antara lain: ekonomi kolonial, politik kolonial, etnologi, pengetahuan barang, teknologi, kimia dan bahasa Melayu.56
54 Ibid,
hlm. 109.
55
Mavis Rose, op.cit, hlm. 29.
56
Mohammad Hatta, op.cit, hlm. 111.
Di Leiden ini Mohammad Hatta masuk menjadi anggota
34
untuk menciptakan kesatuan, saling tolong menolong, dan persaudaraan. Dengan masuk menjadi anggota ordo ini akan bermanfaat baginya terutama untuk mendapatkan bantuan finansial yang sangat ia perlukan untuk kelancaran kuliahnya.57
Mata kuliah ekonomi kolonial diampu oleh Lektor Gonnrinjp. Politik kolonial diajarkan oleh Guru Besar luar biasa D.G. Stubbe. Mata pelajaran etnologi diajarkan oleh Guru Besar luar biasa J.C. van Eerde. Pengetahuan barang dagang, teknologi dan kimia diajarkan oleh Prof. Verkade. Dan bahasa Melayu diajarkan oleh Prof. C. Spat.58
57
Mavis Rose, op.cit, hlm. 29.
58
Mohammad Hatta, op.cit, hlm. 112.
Pada akhir bulan Mei 1923 Mohammad Hatta menempuh ujian untuk memperoleh gelar d.h., diploma handelseconomie. Dalam ujian ini terbagi atas dua bagian. Pada ujian pertama ia diuji oleh Prof. Mr. F. de Vries, tentang ekonomi teoritika. Prof. G.M. Verrijn Stuart tentang keuangan, kredit, bank, politik perniagaan dan perhubungan. Prof. Mr. Dr. H.R. Ribbius tentang hukum dagang. Pada ujian tersebut lamanya satu jam dan berbentuk lisan. Pada ujian pertama ini ia berhasil lulus. Seminggu kemudian ia menempuh ujian “handelseconomi” bagian yang kedua. Pada ujian ini yang pertama mengujinya ialah lektor Gonggrijp. Ia ditanya tentang “Volkscredetwesen”, hal ikhwal kredit rakyat selama 20 menit. Setelah itu Prof. Polak menanyakan tentang masalah dagang waktu, yang berkisar pada pada organisasi dagang waktu, dan kali ini
35
pertanyaannya dibelokan tentang dagang waktu di Batavia. Kiranya sang lektor merasa kurang puas dengan jawaban Mohammad Hatta. Selanjutnya lektor Boerman menguji tentang ilmu bumi ekonomi, dan ia berhasil menjawab dengan lancar. Sesudah itu ia dipersilahkan untuk menunggu diluar. Kurang lebih 10 menit kemudian, ia dipanggil masuk dan diberitahukan oleh Prof. Polak bahwa ujiannya tidak memuaskan. Mendengar hasilnya yang mengecewakan ini, ia agak frustasi dan harus mengulanginya 3 bulan lagi.59
Pada bulan minggu ke tiga bulan September 1923, Mohammad Hatta sudah mulai mengikuti pelajaran doktoral. Ia merasa tertarik pada pengantar kuliah Prof. Mr. F. de Vries, yang terkenal. Pada permulaan kuliah doktoral ini selalu membahas perkembangan-perkembangan pendapat dalam ilmu ekonomi menurut literatur yang baru terbit. Sang professor selalu menyarankan supaya mahasiswa jangan berat sebelah dalam mempelajari pendapat yang berlainan. Di samping mengikuti perkuliahan doktoral, Mohammad Hatta juga mempersiapkan diri untuk mengulangi ujian “handelseconomie” pada Handel-Hoogeschool, ujian d.h. Pada tanggal 27 November 1923, ia menempuh ujian, dan berhasil lulus tanpa ada keberatan.60
Pada akhir bulan Juni 1923 Mohammad Hatta menenpuh ujian doktoral. Dalam ujian ini terbagi menjadi dua bagian, masing-masing satu
59Ibid,
hlm. 145.
60Ibid
36
jam. Dalam ujian bagian pertama ia diuji oleh Prof. Mr. Dr. Verrijn Stuart tentang uang , bank, konjungtur, terutama masalah kurs wesel. Prof. Mr. F. de Vries yang menguji tentang ekonomi teoritika, pembagian pendapatan. Prof. Mr. C.W. de Vries tentang Hukum Tatanegara. Sedangkan pada ujian bagian kedua, ia diuji oleh Prof. Mr. C. W. de Vries tentang hukum Administratif. Prof. Mr. Dr. Francois menguji tentang Hukum internasional, dan Prof. Mr. Van Bloom tentang keuangan negara. Pada ujian doktoral bagian pertama ini, ia dapat lulus. Dan pada bagian ujian doktoral yang kedua, Prof. C. W. de Vries mengatakan bahwa kamu lulus ujian dengan predikat tiada keberatan. Mendengar hasil yang memuaskan ini, Mohammad Hatta merasa senang dan mendapat ucapan selamat dari teman-temannya.61