• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM TABUNG WAKAF INDONESIA

C. Penerima Manfaat TWI

1. Pendidikan untuk dhuafa

a. Sekolah Gratis: SMART Ekselensia Indonesia Sekolah SMART Ekselensia Indonesia adalah sekolah menengah berasrama, bebas biaya dan akseleratif (hanya 5 tahun dari SMP ke SMA). Berdiri sejak tahun 2004 di Parung Bogor, sekolah ini didedikasikan untuk anak-anak dhuafa berprestasi yang disaring dari seluruh Indonesia.

8

Tabung Wakaf Indonesia, “Penerima Manfaat” Artikel diakses pada tanggal 02 Maret 2015

48

b. Program Beasiswa S1: Beastudi Indonesia

Beastudi Indonesia adalah program beasiswa investasi SDM yang mengelola biaya untuk pendidikan, pembinaan, pelatihan serta pendampingan mahasiswa. c. Pengembangan Kualitas Guru: Sekolah Guru

Indonesia

Sekolah Guru Indonesia adalah program pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan guru-guru berkarakter. Setelah menempuh pendidikan dan pelatihan selama 5 bulan, para guru ini kemudian dikirim ke berbagai daerah terpencil, termasuk kawasan terluar Indonesia, untuk mengabdi selama 1 tahun. SGI diresmikan pada 29 Oktober 2009 oleh Bupati Bogor.9 d. Pendampingan Sekolah: Makmal Pendidikan

Makmal Pendidikan adalah sebuah laboratorium pendidikan yang berusaha menjawab kebutuhan peningkatan kualitas sekolah beserta perangkatnya melalui pelatihan SDM dan pendampingan manajemen sekolah.

e. Pelatihan Keterampilan: Institut Kemandirian

9

Sekolah Guru Indonesia, “Sejarah SGI” Artikel diakses pada tanggal 02 Maret 2015 pukul

tenaga kerja baru yang terampil. Institut ini memiliki dua jenis pelatihan, yaitu pelatihan keterampilan teknis. Institut Kemandirian memiliki lima laboratorium, yaitu otomotif, katering, menjahit, servis komputer dan handphone, serta perkayuan.

2) Kesehatan untuk dhuafa

a. Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC)

Di bidang kesehatan, Dompet Dhuafa telah berperan aktif dalam melayani kaum dhuafa sejak tahun 2001. Melalui program Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC), beragam kegiatan telah dilakukan, baik bersifat preventif, promotif, dan kuratif. Jaringan layanan LKC telah meliputi antara lain:

a) 11 Gerai Sehat Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) di Jakarta, Bogor, Bekasi, Makassar, Yogyakarta, Tuban, Palembang, Jambi dan Bali b) 1 Rumah Bersalin Cuma-cuma di Bandung

c) 2 Tubercolosis Center (TB Center) di Ciputat (Tangsel) dan Pekayon (Bekasi)

50

Jabodetabek, Sukabumi, Cikampek dan Yogyakarta.

b. Rumah Sakit Gratis: RS. Rumah Sehat Terpadu Sejak tahun 2009, Dompet Dhuafa juga telah membangun rumah sakit gratis bagi pasien dari kalangan masyarakat miskin yang berlokasi di Desa Jampang, Kemang, Kabupaten Bogor, di atas lahan seluas 7.600 m2. Rumah sakit gratis ini bernama Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa yang memiliki fasilitas lengkap mulai dari poliklinik, dokter spesialis, ruang operasi, rawat inap, UGD, apotek, hingga metode pengobatan komplementer. RST Dompet Dhuafa telah resmi beroperasi penuh dengan kapasitas 50 tempat tidur sejak pertengahan 2012 lalu dan diharapkan dapat melayani 54.000 pasien dhuafa pada tahun pertamanya.10

3) Pemberdayaan ekonomi untuk dhuafa

a. Pemberdayaan Pertanian: Pertanian Sehat Indonesia

Melalui Pertanian Sehat Indonesia, Dompet Dhuafa mengupayakan agar petani menjadi lebih produktif

10

memaksimalkan penggunaan pupuk organik dan pestisida alami. Saat ini, program pemberdayaan pertanian telah tersebar di berbagai wilayah dengan penerima manfaat mencapai 1.165 KK atau 5.900 jiwa petani dengan luas lahan garapan mencapai 33.411 Ha.11

b. Pemberdayaan Peternakan: Kampoeng Ternak Kampoeng Ternak (KaTer) Dompet Dhuafa berusaha menghidupkan potensi lokal masyarakat yang berbasis peternakan melalui strategi pemberdayaan dan pendampingan intensif pada peternak. Selain itu, KaTer juga mengupayakan pemberdayaan melalui pemuliaan, pengembangan bibit ternak lokal, dan pembangunan jaringan pasar.

c. Pemberdayaan UKM: Masyarakat Mandiri

Masyarakat Mandiri berdedikasi untuk memutus lingkaran kemiskinan di kantong-kantongnya, baik di desa maupun kota dengan pendekatan ekonomi. Misi

11

Tabung Wakaf Indonesia, “Penerima Manfaat” Artikel diakses pada tanggal 02 Maret 2015 pukul 14:17 WIB dari http://tabungwakaf.com/penerima-manfaat/

52

utamanya adalah menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat yang berbasis kewirausahaan sosial secara terintegrasi dan berkelanjutan.

d. Penyaluran Kredit Mikro: Social Trust Fund

Social Trust Fund (STF) dikembangkan oleh Dompet Dhuafa untuk memainkan fungsi bank bagi masyarakat miskin untuk mengembangkan usaha adalah akses kepada perbankan karena mereka dianggap non bankable. Kekuatan utama STF adalah betul-betul kepercayaan diantara pengelola dan penerima manfaat.

4) Menyerahkan kepada nazhir untuk penyalurannya (tidak terikat)

D. Perkembangan Wakaf Produktif di TWI (Tabung Wakaf Indonesia)

Tabung Wakaf Indonesia (TWI), berkhidmat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat penggalangan dan pengelolaan sumberdaya wakaf secara produktif, profesional dan amanah. Didirikan, 14 Juli 2005, wujud komitmen untuk mengembangkan sumberdaya wakaf menjadi produktif dan mendukung

produktif telah dimandatkan pengelolaannya ke TWI.12

Tahun 2004, Dompet Dhuafa mendirikan sekolah gratis karena berbagai kondisi, salah satunya karena banyaknya anak-anak yang putus sekolah. Tahun 2008 DD mendirikan Wisma Mualaf dan tahun 2009 adanya Rumah Sakit Terpadu (RST), rumah sakit gratis untuk kaum dhuafa. DD sudah mengelola wakaf sejak awal tahun 2001. Wakaf mulai dikelola oleh DD ketika lembaga tersebut merasa masyarakat memerlukan suatu pelayanan kesehatan yang tidak menjadi beban terhadap mereka, mengingat biaya kesehatan yang semakin mahal. Maka, DD mulai menggalang dana wakaf untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan didirikanlah LKC (Lembaga Kesehatan Cuma-Cuma).

Pada tahun 2005, DD meluncurkan Divisi Wakaf Produktif yang bernama Tabung Wakaf Indonesia (TWI). Didirikannnya divisi ini merupakan suatu metode alternatif dalam mengembangkan wakaf yang tadinya produktif secara sosial menjadi produktif secara ekonomi.

TWI mengelola wakaf dari para wakif dan menyalurkan surplusnya secara langsung kepada penerima manfaat melalui berbagai program di tiga bidang, yaitu kesehatan, pendidikan dan sosial. Dalam pengelolaannya, sebelum dana wakaf diinvestasikan dalam sebuah proyek, TWI melakukan survey dan melakukan analisa kelayakan terlebih dahulu terhadap proyek tersebut. TWI berusaha untuk

12

54

menyalurkan dana wakaf terhadap investasi yang produktif dengan tetap mempertahankan nilai hartanya dan minim terhadap kerugian. TWI masih memilih sektor usaha yang resikonya rendah dan lebih fokus menginvestasikan dana wakaf terhadap bisnis properti. Properti memiliki potensi ekonomi yang tidak berubah dalam jangka yang panjang, karena pengaruh ekonomi politik, inflasi dan sebagainya cenderung kecil terhadap investasi di bidang ini sehingga perubahannya tidak terlalu cepat. Properti yang lebih banyak berupa bangunan yang disewakan atau dikontrakan akan menghasilkan arus kas yang rutin sebagai pemasukan sehingga kestabilan finansial lebih terjamin. Dari segi pendapatan atau penghimpunan wakaf, TWI selalu mengalami peningkatan dari aset dan juga perolehannya, kecuali ketika TWI mulai dimandirikan oleh DD untuk berdiri sendiri, perolehan pendapatan fundraising mulai menurun karena tidak digarap secara seksama dan tidak fokus untuk menggarapnya. Untuk tahun 2015, TWI mulai digabung kembali dengan DD, dari sini dibuatlah program-progaram baru dengan pengelolaan yang baik.13

13

Wawancara Pribadi dengan Parmuji Abbas (Manajer Program TWI). Ciputat, 8 Maret 2015.

55 A. Lapangan Futsal Dompet Dhuafa

Potensi wakaf dengan tanah masih sangat tinggi di Indonesia. Namun, dalam tiga tahun terakhir TWI mulai membatasi kapasitasnya menerima wakaf dalam bentuk tanah dan mulai fokus terhadap wakaf tunai. Lembaga wakaf bisa memanfaatkan instrumen wakaf uang tunai untuk memiliki dan mengelola aset produktif. Dana yang dikumpulkan dibelikan aset produktif dan dikelola untuk menghasilkan keuntungan. Selanjutnya keuntungan tersebut disalurkan untuk kepentingan sosial.1

Dana wakaf yang diperoleh TWI periode 2008-2013 dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.1

Data Penghimpunan Wakaf Periode 2008-2013

Tahun Dana Penghimpunan

2008 2,307,195,678 2009 4,969,640,141 2010 45,657,392,727 2011 37,498,130,992 2012 7,806,014,084 2013 17,097,317,425

Sumber: Laporan Keuangan TWI

1

56

Gambar 4.1

Sumber: Annual Report Dompet Dhuafa 2013

Berangkat dari misi utama Tabung Wakaf Indonesia (TWI) dalam memproduktifkan sumberdaya wakaf di Indonesia, DD Futsal hadir sebagai lapangan futsal pertama yang dibangun dengan wakaf. Di atas lahan seluas 840m2 di bilangan Jalan Menjangan Ciputat, DD Futsal dapat dinikmati masyarakat yang membutuhkan fasilitas olahraga futsal yang nyaman dan mengasyikkan sejak awal Februari 2012. Antusias masyarakat cukup besar akan hadirnya lapangan futsal ini mengingat kebutuhan berolahraga yang tinggi, dan belum adanya lapangan futsal yang nyaman di sekitar lokasi.

Sebagai aset wakaf produktif, DD Futsal tentunya juga bukan sembarang lapangan futsal. Setelah dikurangi biaya pengelolaan dan

pendidikan berkualitas bagi masyarakat dhuafa yang dijalankan oleh Dompet Dhuafa. Dengan demikian, seluruh pelanggan yang menyewa dan bermain di lapangan futsal ini otomatis telah bersedekah bagi kemajuan pendidikan mereka yang membutuhkan. Sehingga, bersama DD Futsal, pelanggan tidak hanya berkeringat dan sehat, tetapi juga berbagi untuk sesama. Lapangan futsal yang dibangun dengan wakaf ini menjadi sebuah ikhtiar TWI dalam mengoptimalkan peran wakaf. Inilah skema pengelolaan wakaf yang produktif dan diharapkan mampu secara terus-menerus menjadi salah satu kontributor pendanaan program-program sosial yang ada. Alih-alih menjadi sebuah aset sosial yang terus membutuhkan pembiayaan, perlu ada pula aset wakaf yang menjadi profit center yang mendukung kesejahteraan umat.2

Pendirian DD Futsal juga dilatarbelakangi dengan kegiatan futsal yang sangat booming karena salah satu kegiatan terbaru yang sangat digemari oleh kalangan anak-anak sampai dewasa, TWI melihat itu salah satu bisnis yang bagus kedepannya untuk disewakan. Kawasan yang dibangun juga strategis disekitarnya banyak kontrakan-kontrakan yang dihuni oleh mahasiswa.3

2Tabung Wakaf Indonesia, “Wakaf Kini Punya Lapangan Futsal”, artikel diakses tanggal 4 Maret 2015 dari http://tabungwakaf.com/wakaf-kini-punya-lapangan-futsal/

3

58

B. Sistem dan Manajemen Pengelolaan DD Futsal

Pengelolaan DD Futsal dilakukan oleh TWI dan Koperasi Omega Nusantara. Koperasi ini masih bentukan dari para anggota karyawan Dompet Dhuafa. Kurangnya dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengoperasionalkannya menjadi faktor DD Futsal ini dikelola oleh dua lembaga.

Untuk menarik minat pelanggan, DD Futsal melalukan berbagai bentuk promosi dimulai dari menyebarkan brosur sampai membuat fanpage di akun media sosial di facebook.4 Selain itu ketertarikan masyarakat juga terletak dengan adanya tarif sewa yang cukup murah dan terjangkau untuk pelajar maupun untuk masyarakat umum.

Tabel 4.2

Tarif Sewa Lapangan Futsal Dompet Dhuafa

No. Jam Harga Keterangan

1. 08.00 – 12.00 Rp.60.000 Hari Senin Hari Jumat untuk pelajar dan umum

2. 12.00 – 17.00 Rp.85.000 Hanya untuk Pelajar untuk hari biasa

3. 16.00 – 00.00 Rp.110.000 – Rp.120.000 Untuk hari biasa (semua kategori)

4. - Rp.100.000 Pelajar untuk hari libur

5. - Rp.135.000 Untuk kalangan umum

(kecuali pelajar) di hari libur

4

pelajar untuk difotocopy agar tarif pelajar berlaku. Untuk pelanggan yang ingin booking tempat harus membayar DP sebesar min. Rp.30.000. Pelanggan dengan tim yang sama setelah 10x main akan mendapatkan jam tambahan selama 1 jam, dan harus memberikan bukti kwitansinya. DD Futsal juga membuat kartu member, untuk ikut menjadi member pelanggan mambayar untuk satu bulan dan akan mendapat jam dan hari yang khusus, dalam sebulan akan mendapatkan 4x main.5

Tujuan dibangunnya DD Futsal adalah untuk memproduktifkan tanah wakaf agar surplus yang didapat disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Pendapatan yang didapat sehari penuh akan disetor ke pengelola keuangan DD Futsal yaitu Koperasi Omega Nusantara. Setiap tiga bulan sekali Koperasi Omega Nusantara memberikan pelaporan aktivitas keuangan dan bagi hasilnya kepada TWI. TWI berperan untuk mengembangkan dan memelihara aset lapangan futsal tersebut. Selanjutnya pengalokasian dana akan dilakukan oleh Dompet Dhuafa untuk program pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi umat.

Ketika mengalami defisit, maka kerugian akan ditanggung oleh TWI dan tidak ada bagi hasil untuk kedua belah pihak baik Koperasi Omega Nusantara maupun TWI. Kerugian ini pernah dirasakan oleh DD Futsal, pada

5

Wawancara Pribadi dengan Oyon Taryana (Bagian Operasional DD Futsal). Ciputat, 15 Maret 2015.

60

saat itu penurunan penerimaan dana dikarenakan tidak terkelolanya kantin futsal dengan baik dan pihak yang bekerja sama tidak melanjutkan lagi. Juga dari segi SDM yang mengelolanya kurang diperhatikan, akibatnya menjadi tidak berkembang. Namun sekarang DD Futsal hanya menyewakan lahan bagi para pedagang yang ingin membuka usahanya.

Fasilitas yang diberikan DD Futsal yaitu, lapangan seluas 800m2, free tempat parkir, mushola kecil, dan adanya atm BRI. Jam operasional dibuka pukul 08.00 sampai 01.00 setiap harinya.

C. Perlibatan wakaf produktif DD Futsal terhadap ekonomi masyarakat (SDM)

Pemberdayaan adalah sebagai proses mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuaatan-kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan. Inti pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat.6

Wakaf mempunyai kedudukan penting dalam Islam. Penggunaan wakaf sebagai salah satu sumber daya untuk digunakan masyarakat muslim mencapai kemajuan saat ini. Selain sebagai sumber pendanaan kegiatan sosial, pendidikan, dan kesehatan, wakaf dapat dijadikan alternatif

6

Cholisin, “Pemberdayaan Masyarakat”, Seminar Gladi Manajemen Pemerintahan Desa Bagi Kepala Bagian/Kepala Urusan Hasil Pengisian, 19-20 Desember 2011 (Sleman: 2011), h.1.

bagi masyarakat dan wakaf mampu menjadi sebagai alternatif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya lembaga pengelolaan wakaf yang profesional tentunya bisa mendukung untuk lebih meningkatkan pemberdayaan wakaf untuk kemaslahatan masyarakat.

Pengelolaan lapangan futsal yang diberi nama DD Futsal ini diserahkan kepada Koperasi Omega Nusantara. Koperasi ini masih bentukan Dompet Dhuafa. Selama dua tahun berjalannya DD Futsal, penerimaan dana dari penyewaan lapangan futsal ini mengalami peningkatan pada tahun pertama dan mengalami sedikit penurunan pada tahun kedua. DD Futsal mulai disewakan pada tahun 2012, di tahun ini untuk penerimaan sewanya mencapai 199,622,200. Gambar 4.2 Penerimaan DD Futsal Penerimaan DD Futsal 2012 199,622,200 2013 257,255,500 2014 238,464,000

P E N E R I M A A N D A N A D D F U T S A L

2 0 1 2 - 2 0 1 4

62

Terlihat pada gambar di atas bahwa pada tahun 2012 penerimaan DD Futsal sebesar 199,622,200 lalu pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 28.87% mencapai 257,255,500. Untuk tahun 2014 penerimaan turun sebesar 7.30% menjadi 238,464,000. Selama tahun 2013 TWI membuat café di DD Futsal untuk mengembangkan wakaf produktifnya tetapi kurang maksimal karena tidak dikelola dengan baik. Inilah salah satu penyebab turunnya penerimaan di tahun 2014.

Wakaf produktif sangat potensial bagi pembangunan dan kepentingan umat sehingga jelas lebih menguntungkan bagi pemberdayaan ekonomi umat. Wakaf produktif berupa perusahaan atau sebuah usaha, maka wakaf tersebut tidak hanya sekedar menjadikan harta wakaf menjadi berkembang, tapi juga sekaligus membuka lapangan usaha baru bagi orang-orang yang membutuhkan lapangan kerja. Jadi, fungsi wakaf di sini, tidak hanya memberikan harta yang dapat dimanfaatkan bersama, namun sekaligus menyediakan peluang kerja dan upaya-upaya pemberdayaan kaum lemah.7

Lapangan futsal Dompet Dhuafa dikelola oleh 4 orang karyawan dalam operasionalnya. Ketika awal DD Futsal, TWI dan Koperasi Omega Nusantara membuka peluang kerja untuk masyarakat sekitar menjadi

7Nahed Nuwairah, “Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Wakaf”, Jurnal Kajian Islam I, no.1 (April 2009): h.55.

kemajuan ekonomi bagi karyawannya. Gambar 4.3

Telah terjadi peningkatan penyaluran gaji karyawan yang bersumber dari pengelolaan wakaf produktif DD Futsal dari tahun 2012-2013. Untuk tahun 2012 dana yang tersalurkan untuk gaji karyawan sebesar 54,632,661. Pada tahun 2013 meningkat 21.71% menjadi 66,495,026. Dan untuk tahun 2014 terjadi peningkatan 24.58% menjadi 82,842,700.

Dilihat dari besaran peningkatan gaji karyawan di atas membuktikan bahwa dari pengelolaan wakaf produktif mampu memberikan penguatan

8

Wawancara Pribadi dengan Oyon Taryana (Bagian Operasional DD Futsal). Ciputat, 15 Maret 2015.

54,632,661

66,495,026

82,842,700

GAJI KARYAWAN

Gaji Karyawan Pengelola DD Futsal

2012-2014

64

ekonomi bagi SDMnya. Tujuan akhir dari pengelolaan dan pengembangan harta wakaf berbentuk produktif adalah untuk menciptakan kesejahteraan umat secara berkelanjutan.

D. Pengalokasian dana aset wakaf lapangan futsal Dompet Dhuafa

DD Futsal dikelola oleh TWI dan koperasi karyawan Dompet Dhuafa yaitu Omega Nusantara. Untuk pembagian hasil TWI 80% dan Koperasi Omega Nusantara 20%. TWI tidak mengelola sendiri karena tidak ada SDM dari segi maintenancenya, tetapi jika ada kerusakan berat biasanya TWI yang langsung turun tangan. Dari pembagian hasil TWI itu dialokasikan lagi untuk 50% mauquf alaih; 40% maintenance/investasi; dan 10% untuk hak Nazhir.9

Tabel 4.3

Pembagian Keuntungan dari Wakaf Produktif DD Futsal 2012-2014

Tahun Total Keuntungan Per

Tahun Bag. TWI (80%)

Bag. Koperasi Omega Nusantara (20%) 2012 99,822,770 79,858,216 19,964,554 2013 133,635,606.01 106,908,484.81 26,727,121.20 2014 104,974,671.44 83,979,738.55 20,994,932.89 Total 338,433,047 270,746,439 67,686,608 9

mengelola dana wakaf produktif. Sedangkan keuntungan yang diperoleh dari wakaf tersebut langsung diberikan kepada Dompet Dhuafa untuk disalurkan kepada mauquf alaih.

Untuk penyaluran/pengalokasian dana wakaf, TWI menggabungkan penerimaan dari semua aset dan produk wakaf lainnya. Pendapatan wakaf produktif yang telah disatukan dari berbagai aset dan produk wakaf lainnya dialokasikan kepada 3 bagian berikut:

1. Hak Nazhir (10%)

Dalam ketentuan UU No. 41 Tahun 2004 pasal 12, bahwa Nazhir dapat menerima imbalan dari hasil bersih atas pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang besarnya tidak melebihi 10%. Dengan ini wakaf produktif telah berkontribusi terhadap kesejahteraan para Nazhir.

2. Maintenance atau Investasi (40%)

Bagian ini diberikan untuk biaya perawatan dan memberikan fungsi yang maksimal dari wakaf produktif agar dapat terus terjaga. TWI menyisihkan 40% dari keuntungan untuk biaya tersebut.

66

3. Mauquf Alaih (50%)

TWI memberikan 50% dari pendapatan wakaf produktif kepada Dompet Dhuafa. Pada bagain untuk mauquf alaih ini merupakan bagian utama karena merupakan tujuan adanya wakaf produktif. Dalam hal ini, Dompet Dhuafa memberikan 3 bagian untuk mauquf alaih10, yaitu:

a. Pendidikan (50%) b. Kesehatan (30%) c. Pemberdayaan Ekonomi (20%) Gambar 4.4 10

Wawancara Pribadi dengan Parmuji Abbas (Manajer Program TWI). Ciputat, 8 Maret 2015.

50%

30% 20%

Persentase Mauquf Alaih

Pendidikan Kesehatan

wilayah DD Futsal kurang merasakan adanya manfaat aset wakaf produktif tersebut. Belum ada kegiatan atau pelayanan sosial yang diberikan dari DD Futsal. Tetapi, jika warga sekitar ingin meminta bantuan dana, DD Futsal akan membantu menyampaikannya kepada TWI dan dari sana akan diproses lebih lanjut.

68 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Tabung Wakaf Indonesia merupakan lembaga yang secara khusus mengelola wakaf produktif. Dalam perkembangannya berbagai produk yang merupakan investasi dari dana wakaf telah direalisasikan. Sisi produktif wakaf TWI fokus kepada properti dibandingkan dengan wakaf lainnya karena resikonya lebih kecil dan mempunyai fisik berupa bangunan yang tetap. Dengan pengelolaan yang baik, aset wakaf dapat menghasilkan keuntungan. Sebagai aset wakaf produktif, DD Futsal bukan hanya sekedar lapangan futsal. Setelah dikurangi biaya pengelolaan dan pemeliharan, seluruh keuntungan DD Futsal akan disalurkan guna program-program yang ada di Dompet Dhuafa juga untuk pemberdayaan ekonomi. Selama ini peranan wakaf terhadap perekonomian masyarakat dapat terbukti. Dilihat dari peningkatan besaran gaji karyawan yang mengelola DD Futsal setiap tahunnya mengalami kenaikan. Hal ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan dan membantu

sampai jam 01.00 setiap harinya. Jadi para pelanggan dapat menyesuaikan waktunya untuk bermain futsal.

2. DD Futsal dikelola oleh TWI dan koperasi karyawan Dompet Dhuafa yaitu Omega Nusantara. Untuk pembagian hasilnya TWI 80% dan Koperasi 20%. Setelah digabungkan dengan pendapatan dari aset wakaf lainnya, pembagian hasil TWI ini dialokasikan lagi untuk: Pertama, 50% untuk mauquf alaih. Mauquf alaih menjadi tujuan utama dalam penyaluran wakaf produktif. Di Dompet Dhuafa ada 3 bagian untuk mauquf alaih yaitu pendidikan sebesar 50% diantaranya ada SMART Ekselensia dan juga Beasiswa Etos; kesehatan 30% yang mana TWI mengalokasikan dana wakaf untuk kesehatan masyarakat seperti pendirian rumah sakit gratis (LKC dan RST); dan pemberdayaan ekonomi 20%. Kedua, 40% untuk maintenance atau investasi guna biaya perawatan agar wakaf produktif terus terjaga. Ketiga, 10% untuk hak amil sesuai dengan Undang-Undang No. 41 Tahun 2004. Pendirian DD Futsal ini didirikan untuk dikelola secara produktif sebagai aset wakaf yang menjadi profit center yang ditujukan untuk kesejahteraan umat.

3. Dalam pengelolaannya, DD Futsal pernah mengalami penurunan dana penerimaan. Salah satu faktornya adalah kurangnya SDM yang profesional untuk penggarapannya dan tidak berkembangnya kantin

70

DD Futsal. Namun, saat ini DD Futsal memberikan lahan sewa untuk para pedagang yang akan membuka usahanya dan adanya atm BRI pun menjadi surplus penerimaan DD Futsal. Meskipun dalam hal pengelolaan aset wakafnya baik, namun Namun, menurut analisis saya, bahwa masyarakat sekitar wilayah DD Futsal kurang merasakan adanya manfaat aset wakaf produktif tersebut. Belum ada kegiatan atau pelayanan sosial yang diberikan dari DD Futsal. Tetapi, jika warga sekitar ingin meminta bantuan dana, DD Futsal akan membantu menyampaikannya kepada TWI dan dari sana akan diproses lebih lanjut.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dari kajian dan pembahasan ini maka ada beberapa yang perlu penulis sarankan yaitu sebagai berikut:

1. Melihat kontribusi wakaf produktif yang memiliki potensial, TWI perlu memberikan perhatian kepada aset-aset wakaf lainnya agar dikelola secara produktif. Bentuk-bentuk memproduktifkan aset dapat berupa penyewaan, kerjasama pengelolaan bisnis di atas aset dengan pihak ketiga, membangun bisnis di atas aset. Keuntungan yang diperoleh dapat disalurkan untuk program sosial, pendidikan, dan kesehatan kaum dhuafa.

untuk kegiatan keagamaan dan pendidikan. Pengelolaan wakaf dapat ditujukan untuk memperkuat perekonomian masyarakat. Karyawan yang mengelola aset wakaf perlu diberikan kesejahteraan dari manfaat wakaf tersebut. Semakin beragamnya harta yang dapat diwakafkan dan manajemen pengelolaan wakaf yang profesional akan memperkuat peran wakaf dalam pengaruh ekonomi masyarakat.

3. Pengelolaan DD Futsal sudah baik. Namun, harus diperhatikan kualitas dari kinerja para SDMnya dan fasilitas di lapangan harus baik, bersih dan terawat, bola yang akan dipakai adalah bola yang layak pakai, lantai harus diperhatikan agar tidak menggelembung. Dalam

Dokumen terkait