• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata “antropometri” berasal dari kata Yunani “anthropo” yang berarti “manusia” dan kata Yunani “metron” yang berarti “ukuran”. Antropometri

merupakan suatu studi mengenai pengukuran tubuh manusia antara lain tulang, otot, dan jaringan adiposa (lemak). Pengukuran antropometri meliputi berat, tinggi badan saat berdiri, ketebalan lipatan kulit, lingkar kepala, lingkar pinggang, lingkar lengan, lebar bahu, lebar pergelangan tangan (NHANES, 2007). Menurut Susilowati (2008), rasio dari suatu pengukuran terhadap satu tahun lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur merupakan indeks antropometri. 1. Skinfold thickness

Skinfold thickness adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui nilai persentase lemak tubuh. Metode ini banyak digunakan karena metode ini sederhana untuk dilakukan dan biaya yang dibutuhkan rendah (Peterson, et al., 2003). Skinfold thickness merupakan metode pengukuran yang digunakan untuk mengukur beberapa bagian tubuh yaitu ketebalan abdominal, biceps, triceps,

subscapular, suprailiac, calf, chest, thigh, dan midaxillary. Triceps skinfold thickness adalah suatu indeks pengukuran yang mampu menggambarkan total lemak tubuh karena hampir setengah penyimpanan lemak tubuh berada di lapisan bawah kulit. Pengukuran dilakukan pada bagian lengan atas posterior pada titik tengah antara akromion dan olekranon, selain itu pengukuran dapat dilakukan dalam posisi pasien duduk atau berdiri (Mitsumoto, 2009). Cara pengukuran

skinfold diawali dengan memberi tanda pada daerah yang diukur dengan menggunakan pensil kosmetik agar mudah dibersihkan, mengambil lipatan kulit dengan lembut menggunakan jempol dan telunjuk kemudian lipatan kulit ditarik sedikit lebih jauh dari tubuh, menjepitkan skinfold caliper pada 1 cm di bawah jari yang memegang lipatan kulit, kemudian hasil dibaca setelah 3 detik pengambilan

skinfold, dan dilakukan pengulangan agar hasil yang didapat menjadi valid (NHANES, 2007). NHANES (2007), mengatakan bahwa dibutuhkan keahlian khusus untuk mendapatkan ketebalan lemak yang akurat dikarenakan terkadang dalam pengukuran terjadi kesalahan teknik pengambilan yang seharusnya jaringaan adiposa, tetapi terkadang yang terambil adalah otot. Teknik yang benar dalam pengambilan jaringan adiposa ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Teknik Pengambilan Skinfold yang Benar (NHANES, 2007) Perkembangan skinfold thickness pada manusia dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, pola hidup dan aktivitas dari seseorang untuk mengurangi risiko terkait obesitas (Ye, Xiangjun, Jingya, Jing, Jinquan, Yutang, et al., 2012). Skinfold thickness biasanya diukur dengan menggunakan alat yaitu skinfold caliper (Quinn, 2010).

Gambar 2. Skinfold Caliper (Ye, 2010)

Gambar 3. Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness (NHANES, 2007)

Gambar 4. Pengukuran Triceps Skinfold Thickness (NHANES, 2007)

Gambar 5. Pengukuran Suprailiac Skinfold Thickness (Mike, 2014)

2. Body Fat Percentage

Body fat percentage adalah pengukuran yang paling sering digunakan dalam pengukuran antropometri untuk mengetahui perkiraan lemak di tubuh.

Skinfold thickness bukan merupakan bentuk yang paling akurat dalam menilai

body fat percentage tetapi skinfold thickness merupakan indikator yang lebih baik dalam menilai jumlah lemak pada tubuh dibandingkan BMI (Junior, et al., 2010). Nilai klasifikasi body fat percentage berdasarkan Hoeger and Hoeger (2014) yaitu:

Tabel I. Klasifikasi Nilai Body Fat Percentage Wanita (Hoeger and Hoeger, 2014)

Klasifikasi Wanita ≥40 tahun (%)

Underweight <12

Normal 20,0-30,0

Overweight 30,1-35,0

Obese ≥ 35,1

B. Obesitas

Obesitas adalah keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh diatas normal dan dapat

membahayakan kesehatan (Subardja, 2004). Obesitas merupakan faktor risiko untuk peningkatan tekanan darah dan profil lipid (penurunan kadar kolesterol HDL, peningkatan kadar kolesterol LDL, dan trigliserida) (Gibney, Margetts, and

Kearney, 2008).

Pada wanita, ketidak seimbangan telah diidentifikasi sebagai prediktor kenaikan berat badan. Pada pria, faktor utama terkait penambahan berat badan merupakan fase transisi dari gaya hidup selama remaja (latihan fisik, olah raga, dan lain-lain) ke gaya hidup yang lebih konstan (Mataix, Frıas, Victoria, Jurado,

Aranda, and Llopis, 2005). Kebiasaan pola makan yang tidak sehat ditandai dengan peningkatan konsumsi makanan cepat saji yang mengandung banyak karbohidrat, tinggi lemak, rendah serat, dan kurangnya asupan mikronutrien, serta terbatasnya waktu untuk melakukaan aktifitas fisik yang teratur (Gidding, Dennison, Birch, Daniels, Gilman, Lichtenstein, et al., 2005).

C. LDL dan HDL

Low-Density Lipoprotein (LDL) adalah bagian kolesterol yang dikenal dengan sebutan kolesterol jahat, apabila jumlah LDL dalam sirkulasi darah banyak, LDL dapat membentuk plak pada dinding bagian dalam arteri. Adanya plak pada dinding arteri menyebabkan aliran darah melalui arteri menjadi sempit. Pembentukan plak ini disebut dengan atherosclerosis (American Heart Association, 2013). Lipoprotein dibedakan menjadi dua jenis yaitu low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL). Fungsi utama dari LDL adalah untuk mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan yang memasukkan ke dalam membran sel (Colpo, 2005).

Tabel II. Kategori Kadar LDL Pada Wanita (National Cholesterol Education Program, 2002)

Kadar LDL Kategori

Kurang dari 100 mg/Dl Optimal

100 – 129 mg/dL Di atas optimal

130 – 159 mg/dL Batas awal tinggi

160 – 189 mg/Dl Tinggi

190 mg/dL ke atas Sangat tinggi

High-Density Lipoprotein atau HDL dikenal dengan sebutan kolesterol baik. Kadar HDL yang rendah di dalam darah diketahui dapat memberikan risiko terjadinya gangguan pada organ jantung (AHA, 2012). Nilai HDL <40 mg/dL akan lebih banyak dimiliki oleh pria, yaitu kira-kira sepertiga pada pria dan sekitar seperlima pada wanita dalam populasi umum (NCEP, 2002). Kadar HDL <40 mg/dL pada pria masuk sebagai kategori rendah. Kadar kolesterol HDL pada wanita biasanya lebih tinggi dibandingkan pria. Kadar HDL <50 mg/dL pada wanita ditetapkan sebagai kategori rendah (Toth, 2005).

Tabel III. Kategori Kadar HDL Pada Wanita (National Cholesterol Education Program, 2002)

Kadar Kolesterol HDL Kategori Keterangan

˂50 mg/dL Rendah. Faktor risiko penyakit kardiovaskular

≥60 mg/Dl Tinggi Bukan faktor risiko

penyakit kardiovaskular Menurut Grover, Dorais, Coupal (2003) Faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner dapat diidentifikasi menggunakan rasio LDL/HDL, rasio LDL/HDL dapat menunjukkan faktor risiko yang kuat untuk penyakit jantung koroner dibandingkan dengan LDL atau HDL. Terjadi peningkatan pada rasio LDL/HDL yaitu antara 3,7-4,3 bisa terjadi risiko penyakit jantung koroner (Fernandez and Webb, 2008).

Tabel IV. Rasio LDL/HDL yang Ideal Pada Wanita (Millan, et al , 2009)

Rasio lipid Ukuran rasio ideal

LDL/HDL <2,5

D. Kolesterol Total dan HDL

Kolesterol merupakan substansi lemak yang terdapat di dalam sel tubuh. Ada dua jenis sumber kolesterol, yaitu sumber kolesterol dari dalam tubuh dan kolesterol yang berasal dari asupan makanan sehari-hari, apabila jumlah kolesterol berlebih, maka akan disimpan di arteri dan dapat meningkatkan kemungkinan pembentukan plak yang disebut aterosklerosis. Plak ini kemudian pecah dan dapat membentuk bekuan darah pada permukaan plak. Adanya bekuan darah ini akan menurunkan suplai oksigen melalui aliran darah ke jantung, otak, dan bagian tubuh lain (Birtcher dan Ballantyne, 2004).

Kolesterol tidak dapat larut di dalam air maka harus diangkut dalam lipoprotein. Lipoprotein dibedakan menjadi dua jenis, tetapi dua jenis lipoprotein yang paling banyak yaitu low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL). Fungsi HDL yaitu membawa kolesterol yang telah dibuang oleh sel kembali ke hati untuk katabolisme atau ekskresi (Colpo, 2005).Pada orang dewasa yang sehat mayoritas kebutuhan total kolesterol harian sebanyak 70% dihasilkan melalui sintesis di dalam hati dan 30% lainnya berasal dari asupan makanan (Capewell and Ford, 2011).

Tabel V. Kategori Kadar Kolesterol Total (National Cholesterol Education Program, 2002)

Kadar total kolesterol Kategori

˂200 mg/Dl Rendah

200 – 239 mg/Dl Batas atas

Rasio kolesterol total/HDL didapatkan dengan cara membagi kolesterol total dengan HDL. Semakin rendah nilai rasio kolesterol total/HDL, semakin baik bagi kesehatan tubuh (Lee and Simon, 2009).

Tabel VI. Rasio Kolesterol Total/HDL yang Ideal Pada Wanita (Millan, et al , 2009)

Rasio lipid Ukuran rasio ideal

Total Kolesterol/HDL <3,0

E. Landasan Teori

Metode antropometri merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui distribusi lemak tubuh. Metode ini banyak digunakan karena mudah dalam penggunaannya (NHANES, 2007). Salah satu teknik alternatif pengukuran ini yaitu dengan menggunakan skinfold thickness untuk dapat mengetahui persebaran lemak pada bagian dalam tubuh. Beberapa bagian skinfold thickness

yang dapat dijadikan gambaran distribusi lemak tubuh adalah pada bagian triceps,

suprailiac, dan abdominal (Mitsumoto, 2009). Hasil dari pengukuran skinfold thickness diubah dalam bentuk body fat percentage untuk dapat mengetahui perkirakan distribusi lemak dalam tubuh. Body fat percentage dapat digunakan untuk mengetahui tingkat obesitas seseorang (Junior, et al., 2010).

Obesitas adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki jumlah lemak yang berlebih yang dapat menimbulkan beberapa faktor risiko penyakit (Subardja, 2004). Obesitas dapat mempengaruhi profil lipid dalam tubuh. Kolesterol merupakan substasi lemak di dalam tubuh yang tidak dapat diangkut oleh air sehingga harus diangkut dalam lipoprotein. Lipoprotein terdiri dari dua macam yaitu LDL dan HDL. Peningkatan kadar kolesterol total dan LDL serta penurunan

kadar HDL di dalam darah dapat menyebabkan terjadinya plak pada dinding arteri sehingga dapat mengganggu kerja organ jantung.

Body fat percentage dapat digunakan untuk memprediksi kondisi obesitas pada seseorang yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular dapat dilihat dengan adanya peningkatan rasio LDL/HDL dan kolesterol total/HDL. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raras (2013), menemukan adanya korelasi positif yang bermakna antara body fat

percentage terhadap rasio lipid LDL/HDL dan Kiswanto (2013) menemukan adanya

korelasi positif yang bermakna antara body fat percentage terhadap rasio lipid Kolesterol total/HDL. Penelitian ini perlu dilakukan kembali karena pada penelitian sebelumya menggunakan responden dengan range usia 18-24 tahun.

F. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat korelasi positif yang bermakna antara body fat percentage terhadap rasio lipid (LDL/HDL, kolesterol total/HDL) pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

19 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait