• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Kesulitan siswa kelas X dalam mempraktekan maharah kalam

Untuk mengetahui kesulitan siswa kelas X dalam mempraktekan maharah kalam di MAN 2 Tanah datar maka peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan observasi terhadap kegiatan proses belajar mengajar pada mata pelajaran bahasa arab dan mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran, mengamati antusiasme siswa saat belajar dan yang terpenting adalah mengamati tentang keadaan berbahasa siswa. Kemudian peneliti mengumpulkan data melalui proses wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Arab dan siswa kelas X. Terdapat 3 orang guru yang mengajar pada mata pelajaran bahasa Arab.

Selanjutnya peneliti melakukan dokumentasi yang dapat memperkuat data penelitian.

Berdasarkan kegiatan pengumpulan data yang telah peneliti lakukan terkait kesulitan siswa dalam mempraktekan maharah kalam, maka peneliti mendapatkan hasil penelitiannya sebagai berikut:

1) Tata bunyi/Phonetik

Mengenai kesulitan tata bunyi/phonetik yang dihadapi oleh siswa dalam mempraktekan maharah kalam pada pembelajaran bahasa Arab maka diperoleh data bahwa terdapat adanya siswa yang sulit dalam melafazkan huruf-huruf tertentu dalam bahasa Arab. Kesulitan tersebut terjadi karena tata bunyi dalam bahasa Arab memiliki karakter yang berbeda dalam pengucapannya. Seperti pengucapan huruf kha yang hurufnya dikeluarkan dari tenggorokan. GA8e

Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Arab dengan guru mata pelajaran bahasa arab yang menyatakan bahwa siswa kelas X MAN 2 Tanah datar dalam hal berbicara menggunakan bahasa

027

Arab para siswa memiliki beberapa kendala dalam mengucapkan beberapa huruf dalam bahasa Arab seperti huruf kha, huruf dza, huruf „ain dan beberapa huruf lain yang sulit diucapkan oleh siswa. GA8e

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa siswa memilki kendala dalam mengucapkan beberapa huruf dalam bahasa Arab. Demikian juga peneliti juga melakukan wawancara dengan guru berikutnya yang memberikan pernyataan yang hampir sama bahwa siswa kelas X tidak terbiasa mengucapkan huruf Arab karena sebagian dari mereka berasal dari SMP sehingga belum belajar bahasa Arab sebelumnya. Oleh karena itu pada saat siswa tersebut diminta untuk berbicara atau melafazkan huruf Arab mereka merasa sulit mengucapkannya, terlebih lagi melafazhkan huruf-huruf yang tidak ada dalam bahasa ibu atau bahasa Indonesia. GA8a

Sebagaimana penjelasan yang diberikan oleh guru tersebut peneliti juga melakukan wawancara dengan mata pelajaran bahasa Arab berikutnya yang juga mengajar mata pelajaran bahasa Arab di kelas X. Mengenai kesulitan siswa dalam melafazkan huruf-huruf Arab bahwasanya sebagian dari siswa kelas sepuluh tersebut merasa sulit dalam melafazkan huruf-huruf Arab, hal tersebut karena mereka tidak terbiasa mengucapkannya. Jika sebagian siswa tersebut mau untuk terus berlatih maka lama kelamaan lidah mereka akan terbiasa melafazkannya. GA8a

Setelah melakukan wawancara dengan guru bahasa Arab dan mendengar penjelasan dari beberapa orang siswa maka dapat kita ketahui bahwa sebagian siswa memiliki kesulitan dalam melafazhkan huruf-huruf Arab yang mana beberapa hurufnya memiliki cara pengucapan yang berbeda dengan bahasa Indonesia dan latar belakang sekolah siswa yang berasal dari SMP sehingga mereka jarang berbicara atau melafazhkan huruf-huruf Arab.

SD2a, SC2a, SB1a

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara langsung dengan siswa kelas X mengenai kemampuan mereka dalam melafazhkan huruf-huruf Arab.

028

Peneliti menanyakan pendapat mereka tentang kendala mereka dalam mengucapkan huruf-huruf Arab. Sebagian mereka mengatakan bahwa terdapat beberapa huruf yang sulit mereka ucapkan dan sebagian yang lain mereka sudah merasa bisa dan mudah untuk melafazhkannya. Ketika diselidiki ternyata sebagian siswa yang merasa sulit dalam mengucapkan huruf-huruf Arab tersebut karena latar belakang sekolah mereka sebelumnya tidak ada belajar bahasa Arab, sehingga mereka jarang mengucapkannya. Sedangkan siswa yang yang berasal dari pondok pesantren mereka sangat mudah mengucapkannya karena di sekolah sebelumnya sudah terbiasa dengan bahasa Arab. Demikian juga siswa yang berasal dari madrasah tsanawiyah negeri, diantara mereka ada yang lancar mengucapkannya karena di sekolah sebelumnya terdapat mata pelajaran bahasa Arab dan siswa tersebut juga rajin dalam belajar. GA9aa

Selain itu terdapat juga siswa yang mengalami kesulitan saat mengucapkan huruf-huruf Arab meskipun latar belakang sekolah mereka terdapat mata pelajaran bahasa Arab. Hal tersebut karena mereka memang malas untuk berlatih mengucapkannya dan kurangnya minat untuk belajar bahasa Arab. Sebagaimana wawancara yang telah peneliti lakukan dengan beberapa orang siswa bahwa di sekolah siswa tersebut terdapat mata pelajaran bahasa Arab, tetapi mereka mengaku merasa sulit mengucapkan huruf-huruf Arab karena memang kurang minat pada mata pelajaran tersebut. GA8b

Setelah melakukan wawancara dengan beberapa orang siswa yang menyatakan bahwa mereka sulit mengucapkan huruf-huruf Arab, peneliti menemukan suatu fakta bahwa yang melatarbelakangi kesulitan siswa tersebut karena sekolah mereka sebelumnya tidak terdapat mata pelajaran bahasa Arab dan kurangnya minat siswa untuk belajar bahasa Arab, sehingga mereka pun jarang mengucapkannya. SA14a, SF14a, SH14a, SA12b.

Sebaliknya pernyataan berbeda disampaikan oleh siswa yang latar belakang sekolahnya berasal dari pondok pesantren. Siswa tersebut

029

menyatakan bahwa mengucapkan huruf-huruf dalam bahasa Arab tidaklah susah, bahkan tergolong mudah. Hal tersebut karena selama di pondok pesantren ia sudah terbiasa berbicara menggunakan bahasa Arab meskipun dengan kalimat yang sederhana. SG2a, SH2a

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa berikutnya. Siswa tersebut dulunya tamatan dari SMP dan beberapa lagi berasal dari MTSN. Mereka memberikan pernyataan yang berbeda dari siswa-siswa sebelumnya, yang mana siswa-siswa sebelumnya menyatakan bahwa mereka bisa mengucapkan huruf-huruf Arab dengan baik dan benar karena mereka dulunya sekolah di pesantren. Kemudian dengan alasan yang hampir sama sebagian siswa yang menyatakan susah mengucapkan huruf Arab karena di sekolah mereka dulu tidak terdapat mata pelajaran bahasa Arab sehingga mereka tidak terbiasa mengucapkannya. SD2a, SC2a, SB1a

Beberapa siswa yang berasal dari SMP maupun MTS ini menyatakan bahwa mereka bisa mengucapkan huruf-huruf Arab karena mereka sering membaca Al-quran dan mereka belajar mengucapkan huruf Arab dengan bacaan yang baik dan benar itu justru dari ketika mereka belajar mengaji di MDA seperti belajar makhrijul huruf dan sebagainya sehingga mereka tidak merasa sulit untuk membaca atau pun karena sudah terbiasa. SI1a, SI2a, SF2a,

Setelah dilakukan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Arab dan siswa kelas X MAN 2 Tanah Datar maka dapat diketahui bahwa tingkat kesulitan yang dihadapi siswa dalam tata bunyi/phonetik pada pengucapan huruf-huruf Arab mendapatkan hasil yang beragam. Terdapat sebagian siswa yang memang sulit dalam mengucapkan huruf-huruf Arab. Kesulitan tersebut disebabkan oleh latar belakang sekolah siswa yang sebelumnya tidak terdapat mata pelajaran bahasa Arab karena mereka berasal dari sekolah umum atau SMP, sehingga siswa sangat jarang mengucapkannya. SE1a

031

Kemudian alasan siswa sulit mengucapkan huruf-huruf Arab adalah karena dari pengucapan huruf Arab itu sendiri berbeda dengan bahasa ibu atau bahasa Indonesia seperti huruf kha yang keluar dari tenggorokan, huruf dza yang keluar dari ujung lidah dan begitu juga dengan huruf tsa mapun huruf-huruf lain yang memang jarang di diucapkan oleh orang-orang Indonesia.

Alasan selanjutnya adalah karena dari diri siswa sendiri yang memang malas untuk berlatih mengucapkan huruf-huruf Arab sehingga mereka merasa sulit.

SE2a, SA12a, SA13a, SA2a, SA1a 2) Mufradat/kosa kata

Mengenai kemampuan siswa dalam menguasai mufradat atau kosa kata bahasa Arab pada siswa kelas X di MAN 2 Tanah Datar maka diperoleh data bahwa siswa kelas X Masih sangat kurang menguasai mufradat sehingga hal tersebut menjadi salah satu kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa ketika mempraktekan maharah kalam. Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan di kelas X, para siswa sangat jarang berbicara bersama teman kelasnya menggunakan bahasa Arab. Ketika mata pelajaran bahasa Arab sedang berlangsung guru memulai pelajaran dengan mengajak siswa berbahasa Arab seperti menanyakan kabar para siswa dan mengucapkan selamat pagi dalam bahasa Arab.

Hal tersebut sudah biasa dilakukan oleh guru ketika hendak memulai pelajaran sehingga siswa kelas X bisa memahami perkataan guru dan menjawabnya dengan menggunakan bahasa Arab. Kemudian guru menanyakan kembali mufradat yang telah dihafal oleh siswa minggu lalu.

Tetapi hanya sedikit dari siswa tersebut yang masih ingat apa yang telah mereka hafal. Kebanyakan dari mereka mengatakan lupa karena tidak di ulang-ulang di rumah dan tidak dipraktekan berbicara bahasa Arab menggunakan mufradat tersebut. GB8a, GB8b, GB11a, GA10b

Sedikitnya mufradat yang dihafal oleh siswa disebabkan karena para siswa tidak mengulang hafalan mufradatnya sehingga walaupun setiap

030

pertemuan selanjutnya siswa disuruh untuk menghafal mufradat, siswa sudah lupa dengan mufradat yang telah mereka hafal pada munggu lalu. Para siswa tersebut tidak mengulangnya dan malas untuk mempraktekannya dengan berbicara bahasa Arab. Pernyataan yang hampir sama juga disampaikan oleh guru bahasa arab berikutnya bahwa ketika beliau ditanya tentang kesulitan siswa ketika berbicara bahasa Arab maka beliau menjelaskan bahwa siswa kelas X kurang menguasai mufradat sehingga siswa tersebut sulit untuk mempraktekan mahara kalam. Kesulitan tersebut terjadi karena sedikitnya mufradat yang dikuasai oleh siswa. GB4a, GB4b

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak menguasai mufradat atau hanya menguasai beberapa mufradat saja, sehingga ketika para siswa diminta untuk berbicara menggunakan bahasa Arab mereka sangat sulit untuk mempraktekannya. Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh guru mata pelajaran bahasa Arab berikutnya yang menyatakan informasi yang hampir sama bahwa siswa kelas X memiliki kesulitan dalam penguasaan mufradat. Kesulitan tersebut terjadi karena mereka belum terbiasa menghafal murfardat. Kemudian yang menjadi faktor penghambat siswa kelas X tersebut menghafal mufradat adalah karena sebelumnya mereka belajar secara daring banyak siswa yang belajarnya tidak terkontrol dengan baik.

Begitu juga dengan cara belajar siswa yang kurang efektif menjadikan siswa bermalas-malasan saat disuruh untuk menghafal mufradat. Dampak tersebut masih terasa sampai sekarang.” GB11a,

Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran bahasa Arab maka dapat kita ketahui bahwa sebagian besar siswa kelas X memilki penguasaan mufradat yang sedikit sehingga mereka sulit untuk mempraktekan mahara kalam. Kemudian kesulitan tersebut juga disebabkan oleh beberapa hal diantaranya kemampuan siswa yang lambat dalam menghafal, kurangnya minat siswa untuk menghafal mufradat, ketidakefektifan siswa ketika belajar secara daring sehingga berdampak

032

kepada minat belajar siswa terutama dalam menghafal mufradat. GA10a, GB4a

Setelah melakukan wawancara dengan tiga orang guru mata pelajaran bahasa Arab maka selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan siswa kelas x. Peneliti juga melakukan observasi ketika guru mata pelajaran bahasa Arab mengajar di kelas X. Kemudian melihat aktivitas dan kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan observasi tersebut peneliti melihat bahwa siswa kelas X memiliki kemampuan yang berbeda dalam penguasaan mufradat. Pada umumnya siswa kelas X mengaku bahwa mereka sudah menghafal mufradat yang telah diberikan oleh guru. Tetapi ketika guru bertanya tentang mufradat yang mereka telah hafal pada pertemuan selanjutnya para siswa sudah lupa dengan mufradat yang telah mereka hafal.

Terdapat beberapa siswa saja yang masih hafal dan mampu menyebutkan mufradat beserta artinya dengan benar. SA3b, SA4a

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang telah peneliti peneliti lakukan bersama beberapa orang siswa bahwasanya mereka menghafal mufradat yang disuruh oleh guru tetapi ketika pembelajaran bahasa Arab telah selesai siswa tersebut tidak mengulangnya kembali sehingga mufradat tersebut sudah lupa karena mereka tidak terbiasa menghafal mufradat sebelumnya.

SF12a, SF13a, SF3a, SE5a, SE3a, SD3a, SC3a, SB3a, SA3a.

Berikutnya terdapat juga beberapa siswa yang menyatakan bahwa mereka mengusai mufradat yang telah diberikan oleh guru mata pelajaran bahasa Arab, hanya saja dalam mempraktekan mufaradat tersebut dalam maharah kalam para siswa tersebut merasa sedikit sulit. Kesulitan tersebut karena tidak adanya lingkungan bahasa. Sebagian siswa tersebut mengaku bahwa sulit untuk mengajak teman-temannya berbicara menggunakan bahasa Arab kecuali dengan temannya yang juga lulusan pesantren. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengaku

033

bahwa mereka sudah menguasai mufradat tersebut. SI3a, SI4a, SH12a, SH3a, SH4a, SF1a

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan beberapa orang siswa yang mengaku bahwa mereka sulit memahami kosakata bahasa Arab.

Sebagian siswa lain mengaku bahwa mereka sudah menguasai mufradat yang telah diberikan oleh guru maka dapat kita pahami bahwa sebagian dari siswa tersebut memang memiliki minat dalam belajar bahasa Arab. Minat yang mereka miliki menjadikan mereka semangat dalam menghafal mufaradat.

Meskipun terdapat diantara mereka yang masih belum terbiasa menghafal.

Akan tetapi kendala yang dihadapi oleh beberapa orang siswa ini yaitu pada lingkungan bahasa. Mereka mengaku bahwa tidak adanya lingkungan bahasa.

Siswa tersebut merasa sulit untuk mempraktekan maharah kalam karena tidak ada teman temannya yang mau untuk berbicara bahasa Arab. SG3a, SG1a, SE12a, SE13a, SD12a, SD13a, SD1a, SC12a

3) Kesulitan Qawaid

Mengenai penguasaan qawaid siswa kelas x di MAN 2 Tanah Datar maka diperoleh data bahwa para siswa kebanyakan dari mereka merasa sulit memahaminya. Kesulitan tersebut terjadi karena para siswa tidak memiliki dasar-dasar ilmu nahwu shorof sehingga ketika belajar di MAN mereka merasa kebingungan. Lain halnya dengan siswa yang tamatan pesantren atau mtsn mereka sebelumnya sudah pernah belajar. Sehingga sulit untuk menyamakan materi kepada siswa karena latar belakang sekolah mereka yang berbeda-beda. Peneliti juga menemukan data bahwa siswa yang berlatar belakang sekolah di mts sekalipun juga masih banyak yang tidak paham.

Setelah dicari tahu dan ditanya kepada siswa tersebut ternyata ketika belajar mata pelajaran bahasa Arab di mts mereka tidak mengikuti pelajaran dengan baik. Banyak diantara mereka mengaku bahwa mereka merasa malas dan tidak tertarik terhadap pelajaran bahasa Arab. Oleh karena itu ketika sudah tamat dan masuk MAN kemampuan bahasa Arab mereka hampir sama saja

034

dengan siswa tamatan SMP yang tidak belajar bahasa Arab sama sekali.

GA18b, GA18c

Oleh karena itu setelah melakukan observasi di kelas X tersebut peneliti juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Arab. Guru mata pelajaran bahasa Arab memberikan gambaran yang hampir sama terhadap observasi yang telah dilakukan oleh peneliti. Siswa kelas X memiliki kemapuan yang berbeda beda dalam pemahaman qowaid dan kebanyakan dari mereka sulit untuk memahaminya. Mereka merasa sulit karena tidak memahami pelajarannya ketika masih di sekolah sebelumnya. Sehingga mereka tidak memiliki dasar-dasar ilmunya. Sedangkan pada pelajaran bahasa Arab di Tingkat menengah atas itu melanjutkan pelajaran di sekolah menengah pertama. Akhirnya guru mengulang kembali pelajaran-pelajarang qawaid dasar agar mereka paham. GA19a

Berdasarkan wawancara tersebut peneliti menemukan bahwa para siswa merasa kesulitan dalam materi qowaid karena mereka tidak mempunyai pondasi atau dasar ilmu tersebut. Sebenarnya kurikulum bahasa Arab itu berkesinambungan dari madrasah ibtidaiyah kemudian madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah. Sedangkan siswa yang masuk ke MAN tersebut ada yang berasal dari SMP yang mana sebelumnya mereka sama sekali tidak belajar bahasa Arab. Terdapat juga siswa yang dari madrasah tsanawiyah tetapi mereka tidak mengerti juga terhadap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya sebelumnya. Sehingga latar belakang sekolah tersebut menjadi sebab susahnya dalam penyamaan materi yang akan diajarkan pada siswa. Tetapi jika disampaikan dengan bahasa yang ringan siswa tersebut ada beberapa yang bisa memahami. GB12a, GB12b, GB10a

Kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Arab berikutnya bahwa sebagian siswa kelas X tersebut memang susah untuk memahami materi qawaid, akan tetapi jika disampaikan

035

dengan penjelasan yang ringan mereka sedikit demi sedikit mulai paham meskipun harus disampaikan secara berulang ulang. SI12a, SI13a, SH12b

Berdasarkan wawancara dari ketiga guru bahasa Arab tersebut maka peneliti mendapatkan data bahwa siswa yang sulit memahami materi qawaid dilatar belakangi oleh sekolah mereka yang sebelumnya tidak pernah belajar bahasa Arab sehingga ketika masuk di madrasah aliyah disuguhkan materi qawaid mereka menjadi bingung dan merasa asing dengan materi tersebut.

Sedangkan dalam hal membaca tulisan atau huruf Arab saja mereka masih terbatas bata dan merasa sulit untuk melafazkannya. Kemudian juga karena kemampuan siswa yang masih sulit dalam berbicara melafazkan bahasa Arab mereka juga beranggapan bahwa untuk memahami materi qawaid pun juga akan susah dipahami. Penyamaan materi yang akan diajarkan kepada siswa juga sedikit sulit karena latar belakang sekolah mereka yang beragam. GA18a, GA18b

4) Kesulitan tarakib/struktur kalimat

Mengenai penguasaan tarkib siswa kelas X MAN 2 Tanah Datar maka diperoleh data bahwa belum sepenuhnya bisa memahami tarkib dengan benar.

Mengenai materi tarkib peneliti menggabungkan pertanyaan wawancara dengan materi qawaid karena pada dasarnya sama-membahas kaidah dalam bahasa Arab. Hasil data yang didapatkan pun hampir sama ketika siswa ditanya pemahaman mereka terhadap tarkib atau struktur kalimat dan qawaid.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Arab mengenai kesulitan siswa dalam memahami tarkib kalimat dalam bahasa Arab. Siswa kelas X memiliki kesulitan yang sama dalam materi tarkib dan qawaid. GA18c, GB11a, GB18a

Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara yang dengan guru mata pelajaran bahasa arab bahwa siswa kelas X memiliki kemampuan yang berbeda beda dalam pemahaman qowaid dan kebanyakan dari mereka sulit

036

untuk memahaminya. Mereka merasa sulit karena tidak memahami pelajarannya ketika masih di sekolah sebelumnya. Sehingga mereka tidak memiliki dasar-dasar ilmunya. Sedangkan pada pelajaran bahasa Arab di Tingkat menengah atas itu melanjutkan pelajaran di sekolah menengah pertama. Akhirnya guru mengulang kembali pelajaran-pelajarang qawaid dasar agar mereka paham. Begitu juga dengan materi tarkib karena dalam tarkib kalimat juga membahas qawaid. Hanya saja dalam tarkib tidak terlalu membahas qawaid terlalu rinci dan lebih fokus kepada truktur kalimat.

Meskioun begitu siswa harus memahami materi qawaid untuk bisa membuat tarkib yang benar dalam bahasa Arab. Sehingga kesulitan siswa dalam memahami materi qawaid dan tarkib memiliki kesulitan yang sama bagi siswa. GA18a, GA18b

Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan guru berikutnya bahwa sebagian siswa merasa kesulitan dalam materi qowaid karena mereka tidak mempunyai pondasi atau dasar ilmu tersebut. Begitu juga dengan materi tarkib. Sebenarnya kurikulum bahasa Arab itu berkesinambungan dari madrasah ibtidaiyah kemudian madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah.

Sedangkan siswa yang masuk ke MAN tersebut ada yang berasal dari SMP yang mana sebelumnya mereka sama sekali tidak belajar bahasa Arab.

Terdapat juga siswa yang dari madrasah tsanawiyah tetapi mereka tidak mengerti juga terhadap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya sebelumnya.

Sehingga latar belakang sekolah tersebut menjadi sebab susahnya dalam penyamaan materi yang akan diajarkan pada siswa. GA18a, GA18b

Setelah melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Arab Kemudian diiringi dengan pertanyaan berikutnya mengenai tarkib. Peneliti mendapatkan data bahwa siswa tersebut memang susah untuk memahami materi qawaid, akan tetapi jika disampaikan dengan penjelasan yang ringan mereka sedikit demi sedikit mulai paham meskipun harus disampaikan secara berulang ulang. Menurut saya kesulitan siswa dalam memahami materi

037

qawaid itu sebenarnya anggapan mereka yang sulit dalam membaca tulisan Arab sehingga mereka pun beranggapan bahwa materi qawaid tersebut sulit.

Begitu juga pertanyaan selanjutnya mengenai tarkib ibu fitri memberi tanggapan yang sama bahwa kesulitan dalam materi qawaid dan tarkib sama-sama mendapat respon yang sama-sama dari siswa saat belajar materi tersebut karena sama-sama membahas kaidah dalam bahasa Arab. GB15a

Berdasarkan data wawancara diatas mengenai kesulitan siswa dalam materi qawaid dan tarkib maka dapat diketahui bahwa siswa memiliki kesulitan yang sama dalam materi qawaid dan tarkib. Kesulitan tersebut terdapat hal yang melatar belakangi sebagaimana hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran bahasa Arab. GB15a

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam mempraktekan maharah kalam

Setelah melakukan wawancara untuk mengetahui kesulitan siswa kelas X dalam mempraktekan mahara kalam maka peneliti kemudian meneliti lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi kesulitan tersebut. Pada proses penelitian mengenai faktor-faktor kesulitan siswa kelas X dalam mempraktekan maharah kalam di MAN 2 Tanah datar maka peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan observasi terhadap kegiatan proses belajar mengajar pada mata pelajaran bahasa arab dan mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran, mengamati antusiasme siswa saat belajar dan yang terpenting adalah mengamati tentang lingkungan berbahasa siswa. Kemudian peneliti melanjutkan pengumpulan data melalui proses wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Arab dan siswa kelas X IPS 1. Terdapat empat orang guru yang mengajar pada mata pelajaran bahasa Arab. Selanjutnya peneliti melakukan dokumentasi yang dapat memperkuat data penelitian.

Berdasarkan kegiatan pengumpulan data yang telah peneliti lakukan terkait faktor-faktor yang melatarbelakangi kesulitan siswa dalam mempraktekan maharah kalam, maka peneliti mendapatkan hasil penelitiannya sebagai berikut:

Dokumen terkait