• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Statistik Deskr iptif 4.1.1. Profil Responden

Responden pada penelitian ini adalah staf keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep yang berjumlah 30 orang. Berikut ini akan dideskripsikan profil responden yang meliputi jenis kelamin responden, lama bekerja, dan sektor usaha tempat bekerja.

Tabel 4.1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Profil Jumlah Responden Persentase

Jenis Kelamin Pria 18 60 Wanita 12 40 Total 30 100 Sumber :Lampiran 3

Berdasarkan data dalam Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 18 orang, sementara itu responden dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 12 orang. Dalam penelitian ini kebanyakan responden dalam penelitian ini adalah laki-laki karena kondisi di lapangan selama ini bahwa kebanyakan staf keuangan yang ada pada bagian keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep adalah berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 4.2. Profil Responden Berdasarkan Usia

Profil Jumlah Responden Persentase

Usia 21 - 30 tahun 13 43,3 31 - 40 tahun 14 46,7 41 - 50 tahun 3 10 Total 30 100 Sumber :Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui masa usia staf di bagian keuangan hampir separuhnya, atau sebanyak 14 orang antara 31 – 40 tahun. Jumlah responden dengan usia 21 – 30 tahun sebanyak 13 orang, dan jumlah responden dengan usia 41 – 50 tahun sebanyak 3 orang. Data yang ada ini menunjukkan bahwa mayoritas staf keuangan di Kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep masih muda.

Tabel 4.3. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan

Profil Jumlah Responden Persentase Pendidikan SMA 5 16,7 Diploma 1 3,3 Sarjana 23 76,7 Pasca Sarjana 1 3,3 Total 30 100 Sumber :Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pendidikan staf keuangan Kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep mayoritas adalah sarjana dengan jumlah 23 orang. Staf dengan pendidikan SMA berjumlah 5 orang, staf dengan pendidikan Diploma berjumlah 1 orang, dan staf dengan pendidikan Pasca Sarjana berjumlah 1 orang. Data yang ada ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan staf keuangan di Kantor Kabupaten Sumenep adalah tinggi.

4.1.2. Penilaian Responden

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui penilaian dari responden di lapangan atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner. Penilaian diketahui berdasarkan nilai rata-rata penilaian yang diperoleh untuk setiap pernyataan dari kuesioner.

Untuk mengetahui penilaian berdasarkan nilai rata-rata terlebih dahulu dilakukan penyusunan kriteria penilaian, dimana harus diketahui interval kelas untuk rata-rata yang dicari dengan rumus sebagai berikut:

Interval kelas = = = 0,8

Dengan interval kelas 0,8 kemudian disusun kriteria penilaian rata-rata jawaban responden yang disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Kategori Rata- Rata Jawaban Responden

Interval Kategori

4.21 – 5.00 Sangat setuju

3.41 – 4.20 Setuju

2.61 – 3.40 Netral

1.80 – 2.60 Tidak setuju 1.01 – 1.80 Sangat tidak setuju

Berikut adalah deskripsi dari tanggapan responden atas pernyataan-pernyataan di tiap variabel penelitian.

1. Penerapan standar akuntansi sektor publik

Pada bagian ini disajikan deskripsi jawaban responden mengenai penerapan penerapan standar akuntansi sektor publik pada perusahaan yang dijadikan sebagai obyek penelitian. Deskripsinya dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Deskripsi Jawaban Responden Pada Variabel Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik

Kode Indikator Empirik Mean Kategori X11 Sistem akuntansi yang diterapkan sesuai Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP)

3,700

Setuju X12 Analisis transaksi/ identifikasi dilakukan terhadap

setiap transaksi keuangan

3,900

Setuju X13 Dilaksanakan pengidentifikasian terhadap

pencatatan

3,800 Setuju

X14 Setiap transaksi keuangan didukung oleh bukti transaksi

3,967 Setuju

X15 Pencatatan secara kronoligis dilakukan terhadap semua transaksi yang terjadi

3,933 Setuju

X16 Pengklasifikasian dilakukan terhadap setiap transaksi yang terjadi

3,833 Setuju

X17 Pengklasifikasian atas transaksi dilakukan sesuai dengan pos – pos yang semestinya

4,033 Setuju

X18 Sistem pengendalian disusun dalam mengukur dan melaporkan pencatatan

4,000 Setuju

X19 Laporan keuangan disusun pada setiap periode akuntansi

4,167 Setuju

X110 Pelaporan laporan keuangan dilakukan secara konsisten dan periodic

3,767 Setuju

Rata-rata 3,910 Setuju

Berdasarkan data pada Tabel 4.5 secara keseluruhan untuk variabel penerapan standar akuntansi sektor publik didapatkan nilai rata-rata sebesar 3,910 yang termasuk kategori setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata responden penelitian setuju bahwa dalam melakukan pembuatan laporan keuangan, Pemerintah Kabupaten Sumenep telah menerapkan Standar Akuntansi Sektor Publik. Kondisi menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sumenep telah mentaati peraturan pemerintah yang mewajibkan setiap pemerintah kabupaten untuk membuat laporan sesuai dengan standar akuntansi yang ada.

Indikator yang mempunyai nilai paling tinggi adalah indikator ke-9 (X19), yaitu “Laporan keuangan disusun pada setiap periode akuntansi” dengan nilai mean sebesar 4,167. Nilai ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sumenep selalu menyusun laporan keuangan pada setiap periode akuntansi yang ada. Indikator yang mempunyai nilai paling rendah adalah indikator ke-9 (X19), yaitu “Sistem akuntansi yang diterapkan sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)” dengan nilai mean sebesar 3,700. Meskipun nilai ini adalah nilai terendah, akan tetapi masih masuk dalam range 3,41 – 4,20 sehingga dikategorikan sebagai jawaban setuju, yang berarti sistem akuntansi yang diterapkan di Pemerintah Kabupaten Sumenep sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang berarti juga sesuai dengan Standar Akuntansi Sektor Publik.

2. Pengawasan

Pada bagian ini disajikan deskripsi jawaban responden mengenai pengawasan. Deskripsinya dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Deskripsi Jawaban Responden Pada Variabel Pengawasan

Kode Indikator Empirik Mean Kategori X21 Pengawas mempunyai pengetahuan yang baik

tentang pengawasan keuangan Negara

3,800

Setuju X22 Pengawas telah memperoleh pendidikan dan latihan

berkelanjutan tentang pengawasan keuangan

3,833 Setuju

X23

Pengawan mempunnyai pengalaman menerapkan pengetahuan terhadap praktek pengawasan keuangan Negara

3,867 Setuju

X24 Organisasi Pengawas mempnyai Independensi yang baik

3,967 Setuju

X25 Pribadi pengawas mempunyai independensi yang baik

4,033 Setuju

X26

Pengawasan menggunakan dengan baik pertimbangan dalam menentukan lingkup pengawasan, memilih pengujian dan prosedur melaksanakan pengawasan

X27 Lembaga pengawas mempunyai sistem pengendalian intern yang baik

3,767 Setuju

X28 Terdapat review pengendalian mutu pengawasan oleh pihak luar yang kompeten

3,733 Setuju

Rata-rata 3,863 Setuju

Berdasarkan data pada Tabel 4.6 secara keseluruhan untuk variabel pengawasan didapatkan nilai rata-rata sebesar 3,863 yang termasuk kategori setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata responden penelitian setuju bahwa pengawasan yang dilakukan atas pembuatan laporan keuangan di Kabupaten Sumenep dan pengawasan yang dilakukan atas penggunaan dana di Kabupaten Sumenep sudah dilakukan dengan baik.

Indikator yang mempunyai nilai paling tinggi adalah indikator ke-5 (X25), yaitu “Pribadi pengawas mempunyai independensi yang baik” dengan nilai mean sebesar 4,033. Nilai ini masuk dalam kategori setuju sehingga dapat dikatakan bahwa pribadi pengawas yang melakukan pengawasan memang baik. Baiknya pengawas ini antara lain dapat dilihat dari sifat jujur dan tegas yang dimiliki oleh pengawas. Kejujuran dan ketegasan sangat diperlukan dalam melakukan pengawasan penggunaan dana pemerintah. Indikator yang mempunyai nilai paling rendah adalah indikator ke-8 (X28), yaitu “Terdapat review pengendalian mutu pengawasan oleh pihak luar yang kompeten” dengan nilai mean sebesar 3,733. Meskipun nilai ini adalah nilai terendah, akan tetapi masih masuk dalam range 3,41 – 4,20 sehingga dikategorikan sebagai jawaban setuju, yang berarti bahwa telah dilakukan review pengendalian mutu oleh pihak luar yang kompeten dalam masalah keuangan, khususnya masalah keuangan pemerintah.

3. Kualitas Laporan Keuangan

Pada bagian ini disajikan deskripsi jawaban responden mengenai kualitas laporan keuangan. Deskripsinya dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Deskripsi Jawaban Responden Pada Variabel Kualitas Laporan Keuangan

Kode Indikator Empirik Mean Kategori Y1

Informasi laporan keuangan memiliki manfaat umpan balik untuk mengoreksi atau menegaskan harapan di masa lalu

3,633

Setuju Y2 Informasi laporan keuangan dapat membantu untuk

memprediksi masa yang akan datang

3,967 Setuju

Y3 Informasi laporan keuangan disajikan tepat waktu 3,867 Setuju Y4 Informasi laporan keuangan dibuat secara lengkap 3,767 Setuju Y5 Penyajian informasi dalam laporan keuangan dibuat

dengan jujur

3,733 Setuju

Y6

Informasi dalam laporan keuangan dapat diuji dan hasil pengujian menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh

3,767 Setuju

Y7 Informasi dalam laporan keuangan dibuat dengan netral, tidak memihak pihak manapun

3,700 Setuju

Y8 Laporan keuangan yang disajikan tahun ini dapat dibandingkan dengan laporan tahun yang lalu

3,800 Setuju

Y9 Laporan keuangan yang ada dapat dibandingkan dengan laporan keuangan yang lain

3,800 Setuju

Y10 Informasi dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna

3,533

Netral Y11 Istilah dalam laporan keuangan disesuaikan dengan

batas pemahaman pengguna.

3,433

Netral Rata-rata 3,727

Berdasarkan data pada Tabel 4.7 secara keseluruhan untuk variabel kualitas laporan keuangan didapatkan nilai rata-rata sebesar 3,727 yang termasuk kategori setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata responden penelitian setuju bahwa kualitas laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Sumenep sudah baik.

Indikator yang mempunyai nilai paling tinggi adalah indikator ke-2 (Y2), yaitu “Informasi laporan keuangan dapat membantu untuk memprediksi masa

yang akan datang” dengan nilai mean sebesar 3,967. Nilai ini masuk dalam kategori setuju sehingga dapat dikatakan bahwa informasi yang ada dalam laporan keuangan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep dapat digunakan sebagai prediktor untuk memprediksi kondisi di masa yang akan datang. Indikator yang mempunyai nilai paling rendah adalah indikator ke-11 (Y11), yaitu “Istilah dalam laporan keuangan disesuaikan dengan batas pemahaman pengguna” dengan nilai mean sebesar 3,433. Nilai ini masuk dalam kategori “Netral” atau berada pada posisi di tengah. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian responden menganggap bahwa istilah yang ada dalam laporan keuangan disesuaikan dengan batas pengguna, akan tetapi sebagian responden yang lain menganggap bahwa istilah-istilah yang ada tidak disesuaikan dengan batas pemahaman pengguna sehingga susah untuk dipahami oleh pengguna laporan.

4.2. PLS (Partial Least Square)

Teknik analisa data di dalam penelitian inidigunakan analisa menggunakan partial least square dikarenakan jumlah sampel yang hanya sebesar 30 responden. Berikut adalah hasil pendugaan dengan menggunakan analisa partial least square :

Gambar 4.1 Hasil Pendugaan PLS

Gambar 4.1 adalah model struktur hubungan variabel dalam penelitian yang dihasilkan oleh program PLS. Penjelasan tentang model tersebut diuraikan dalam bagian berikut ini:

4.2.2.1. Evaluasi Outer Model a. Convergent Validity

Corvergent validity adalah pengukuran korelasi antara skor indikator dengan skor variabel latennya. Parameter uji validitas konvergen ini menggunakan skor loading factor yang harus bernilai di atas 0,5 (Jogiyanto, 2009). Tabel 4.8 menunjukkan hasil validitas konvergen untuk masing-masing variabel-variabel yang dipergunakan dalam penelitian.

Tabel 4.8. Nilai Outer Loading Variabel Variabel Penelitian Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STERR|) X11 <- Penerapan SASP 0,527 0,520 0,091 0,091 5,807 X12 <- Penerapan SASP 0,615 0,602 0,100 0,100 6,174 X13 <- Penerapan SASP 0,591 0,572 0,106 0,106 5,576 X14 <- Penerapan SASP 0,599 0,575 0,107 0,107 5,578 X15 <- Penerapan SASP 0,649 0,630 0,090 0,090 7,178 X16 <- Penerapan SASP 0,641 0,632 0,111 0,111 5,786 X17 <- Penerapan SASP 0,679 0,667 0,083 0,083 8,199 X18 <- Penerapan SASP 0,601 0,609 0,082 0,082 7,291 X19 <- Penerapan SASP 0,789 0,785 0,037 0,037 21,241 X110 <- Penerapan SASP 0,625 0,615 0,073 0,073 8,593 X21 <- Pengawasan 0,691 0,699 0,048 0,048 14,408 X22 <- Pengawasan 0,667 0,677 0,056 0,056 12,017 X23 <- Pengawasan 0,616 0,622 0,062 0,062 9,952 X24 <- Pengawasan 0,660 0,656 0,063 0,063 10,411 X25 <- Pengawasan 0,793 0,757 0,129 0,129 6,129 X26 <- Pengawasan 0,740 0,730 0,095 0,095 7,815 X27 <- Pengawasan 0,709 0,691 0,101 0,101 7,023 X28 <- Pengawasan 0,645 0,618 0,130 0,130 4,982

Y1 <- Kualitas Lap. Keuangan 0,525 0,523 0,077 0,077 6,785 Y2 <- Kualitas Lap. Keuangan 0,693 0,690 0,072 0,072 9,641 Y3 <- Kualitas Lap. Keuangan 0,567 0,565 0,084 0,084 6,776 Y4 <- Kualitas Lap. Keuangan 0,583 0,570 0,134 0,134 4,347 Y5 <- Kualitas Lap. Keuangan 0,627 0,624 0,052 0,052 12,077 Y6 <- Kualitas Lap. Keuangan 0,659 0,657 0,065 0,065 10,164 Y7 <- Kualitas Lap. Keuangan 0,731 0,727 0,072 0,072 10,220 Y8 <- Kualitas Lap. Keuangan 0,832 0,832 0,036 0,036 22,885 Y9 <- Kualitas Lap. Keuangan 0,618 0,611 0,113 0,113 5,488 Y10 <- Kualitas Lap. Keuangan 0,808 0,808 0,039 0,039 20,676 Y11 <- Kualitas Lap. Keuangan 0,539 0,529 0,105 0,105 5,152

Sumber: Lampiran5

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa nilai outer loading untuk semua variabel di dalam penelitian memiliki nilai original sample yang lebih besar dari 0,5 sehingga semua indikator yang membentuk variabel-variabel bersangkutan telah memenuhi validitas konvergen. Untuk variabel penerapan standar akuntansi

sektor publik kontribusi terbesar pembentukannya diberikan oleh X19 (Laporan keuangan disusun pada setiap periode akuntansi), variabel oleh pengawasan oleh X25 (Pribadi pengawas mempunyai independensi yang baik), dan variabel kualitas laporan keuangan oleh Y8 (Laporan keuangan yang disajikan tahun ini dapat dibandingkan dengan laporan tahun yang lalu).

b. Discriminant Validity

Pengujian selanjutnya di dalam analisis partial least square adalah discriminant validity.Suatu indikator dikatakan memenuhi discriminant validity jika nilai cross loading indikator terhadap konstruknya adalah yang terbesar dibandingkan terhadap konstruk lainnya.Cross loading berguna untuk mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminan yang memadai, yaitu dengan cara membandingkan korelasi indikator dengan konstruknya (Jogiyanto, 2009). Tabel 4.9 menunjukkan nilai cross loading untuk variabel penelitian.

Tabel 4.9. Nilai Cross Loading

Kualitas Lap. Keuangan Penerapan SASP Pengawasan

X11 0,378 0,527 0,220 X12 0,212 0,615 0,138 X13 0,221 0,591 0,172 X14 0,296 0,599 0,285 X15 0,438 0,649 0,314 X16 0,321 0,641 0,197 X17 0,348 0,679 0,336 X18 0,276 0,601 0,110 X19 0,480 0,789 0,293 X110 0,461 0,625 0,450 X21 0,549 0,333 0,691 X22 0,498 0,542 0,667 X23 0,352 0,341 0,616 X24 0,484 0,283 0,660

Kualitas Lap. Keuangan Penerapan SASP Pengawasan X25 0,481 0,075 0,793 X26 0,667 0,361 0,740 X27 0,525 0,258 0,709 X28 0,540 0,155 0,645 Y1 0,525 0,248 0,451 Y2 0,693 0,248 0,458 Y3 0,567 0,230 0,382 Y4 0,583 0,126 0,554 Y5 0,627 0,382 0,263 Y6 0,659 0,482 0,468 Y7 0,731 0,439 0,569 Y8 0,832 0,608 0,651 Y9 0,618 0,387 0,529 Y10 0,808 0,449 0,559 Y11 0,539 0,395 0,468 Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui nilai cross loading untuk semua indikator di tiap variabel memiliki loading factor yang tertinggi pada variabel yang dibentuknya sehingga secara umum semua indikator telah memiliki discriminant validity yang baik dalam menyusun variabelnya masing-masing.

c. Composite Reliability

Pengujian terakhir untuk evaluasi outer model adalah adalah pengujian composite reliability untuk menguji kekonsistenan dalam pengukuran setiap variabel. Composite reliability menunjukan derajat yang mengindikasikan common latent (unobserved), sehingga dapat menunjukan indikator blok yang mengukur konsistensi internal dari indikator pembentuk konstruk. Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas komposit adalah 0,7 (Jogiyanto, 2009). Berikut adalah tabel hasil output composite reliability dari PLS:

Tabel 4.10. Hasil Composite Reliability

Variabel Composite

Reliability

Kualitas Lap. Keuangan 0,893

Penerapan SASP 0,870

Pengawasan 0,880

Sumber: Lampiran5

Berdasarkan tabel 4.10 di atas terlihat nilai composite reliability dari variabel Penerapan standar akuntansi sektor publik, pengawasan, dan kualitas laporan keuangan adalah sebesar 0,893, 0,870, dan 0,880. Dapat disimpulkan untuk semua variabel telah memiliki nilai yang lebih besar dari 0,70. Dengan demikian di dalam model struktural variabel tersebut telah memenuhi composite reliability.

4.2.2.2. Evaluasi Inner Model

a. R-square

R square menunjukkan kemampuan variabel bebas (penyebab) dalam menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel terikat (akibat) (Kuncoro, 2009). Berdasarkan pengolahan data dengan PLS, dihasilkan nilai koefisien determinasi (R-square) sebagai berikut:

Tabel 4.11. Nilai R-square Model

R Square

Kualitas Lap. Keuangan 0,64983

Penerapan SASP

Pengawasan

Sumber: Lampiran5

standar akuntansi sektor publik dan pengawasan adalah sebesar 64,98%. Penilaian Goodness of fit pada model PLS dapat diketahui dari nilai Q2. Nilai Q2 memiliki arti yang sama dengan koefisien determinasi (R-square / R2) dalam analisis regresi. Semakin tinggi R2, maka model dapat dikatakan semakin fit dengan data. Dari table di atas, dapat diketahui nilai Q2 sebagai berikut:

Nilai Q2 = 1 – (1-0,6498) = 0,6498

Pada model penelitian ini nilai R-square total yang dihasilkan adalah sebesar 64,98%, artinya besarnya keragaman dari data penelitian yang dapat dijelaskan oleh model struktural adalah sebesar 64,98%, sedangkan 35,02% sisanya dipengaruhi faktor lain.

b. Uji Hipotesis

Analisa Partial Least Square juga menghasilkan koefisien path pada innermodel:

Tabel 4.12. Hasil InnerModel

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STERR|) Penerapan SASP ->

Kualitas Lap. Keuangan 0,308 0,323 0,086 0,086 3,580 Pengawasan -> Kualitas

Lap. Keuangan 0,625 0,611 0,117 0,117 5,338

Sumber: Lampiran5

Dari tabel 4.12 di atas dapat disusun model struktural untuk membuktikan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Pengaruh Penerapan standar akuntansi sektor publik Kualitas laporan keuangan

Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 4.12 dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel penerapan standar akuntansi sektor publik terhadap kualitas laporan keuangans sebesar 0,308 dengan nilai t-statistic sebesar 3,580 yang lebih besar dari 1,96. Keadaan ini menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi sektor publik mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Pengaruh yang dihasilkan oleh penerapan standar akuntansi sektor publik terhadap kualitas laporan keuangans adalah positif yang berarti bahwa semakin baik penerapan penerapan standar akuntansi sektor publik yang dilakukan perusahaan akan menjadikan kualitas laporan keuangan perusahaan semakin baik.

2. Pengaruh Pengawasan Kualitas laporan keuangan

Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 4.12 dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel terhadap ogranizational performance sebesar 0,625 dengan nilai t-statistic sebesar 5,338 yang lebih besar dari 1,96. Keadaan ini menunjukkan bahwa pengawasan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Pengaruh yang dihasilkan oleh pengawasan terhadap kaulitas laporan keuangan adalah positif yang berarti bahwa semakin baik pengawasan yang dilakukan maka akan berdampak pada semakin baiknya kualitas laporan keuangan.

3. Pengaruh pengawasan lebih dominan dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi sektor publik yang ditunjukkan dengan nilai koefisiennya yang

lebih besar. Koefisien pengawasan adalah sebesar 0,625, sementara itu koefisien penerapan standar akuntansi sektor publik adalah sebesar 0,308.

Hasil pengujian atas ketiga hipotesis ini dapat dirangkum dalam Tabel 4.13 berikut ini.

Tabel 4.13. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Pernyataan Hipotesis Kesimpulan

H1

Penerapan standar akuntansi sektor publik mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Hipotesis diterima H2 Pengawasan mempunyai pengaruh signifikan

terhadap kualitas laporan keuangan

Hipotesis diterima

4.2 Analisis dan Pembahasan

Dari perolehan data dan pengolahan data dengan menggunakan program PLS yang sudah dilakukan, peneliti mendapatkan bahwa ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini semuanya diterima. Adapun hipotesis diterima mencakup:

1) Ada pengaruh positif dan signifikan Penerapan standar akuntansi sektor publik Terhadap Pengawasan

Dengan demikian dapat dilihat bahwa teori yang diajukan sesuai dengan penerapan. Hasil yang ada menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi sektor publik memberikan pengaruh positif signifikan kualitas laporan keuangan di Pemerintah Kabupaten Sumenep. Semakin baik aktivitas penerapan standar akuntansi sektor publik dijalankan, maka kualitas laporan keuangan yang dimiliki juga akan semakin baik. Kondisi juga didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Purnama (2011) yang menunjukkan hasil bahwa terhadap hubungan antara Standar Akuntansi Pemerintahan

signifikan dalam meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan implikasinya terhadap Akuntabilitas pada Dinas Pemerintah Kota Bandung yaitu sebasar 55%.

2) Ada pengaruh positif dan signifikan Pengawasan terhadap Kualitas laporan keuangan

Dengan demikian dapat dilihat bahwa teori yang diajukan sesuai dengan penerapan aktual. Hasil yang ada menunjukkan bahwa pengawasan memberikan pengaruh positif signifikan terhadap pengawasan, yang menunjukkan bahwa semakin baik daya saing perusahaan, maka akan semakin baik juga kualitas laporan keuangan. Sebaliknya, semakin rendah pengawasan yang dilakukan, maka maka akan semakin rendah juga kualitas laporan keuangan. Kondisi ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pamungkas (2012) yang menunjukkan hasil bahwa penerapan akuntansi keuangan sektor publik dan penerapan pengawasan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah, baik secara parsial maupun simultan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik dan Pengawasan terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan standar akuntansi sektor publik memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Kondisi ini berarti bahwa semakin baik penerapan standar akuntansi sektor publik dalam pembuatan laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sumenep, maka kualitas laporan keuangan yang dihasilkan juga semakin baik.

2. Pengawasan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah Kabupaten Sumenep. Kondisi ini berarti bahwa semakin baik pengawasan yang dilakukan, maka kualitas laporan keuangan yang dihasilkan juga semakin baik.

3. Pengaruh pengawasan terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep lebih dominan dibandingkan dengan pengaruh penerapan standar akuntansi sektor publik.

5.2.Sar an

Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Sumenep agar terus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, khususnya pada bagian keuangan sehingga dapat membuat laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi sektor publik.

2. Pengawasan atas pembuatan laporan keuangan dan atas penggunaan dana pemerintah di Kabupaten Sumenep perlu untuk terus ditingkatkan. Pengawasan ini perlu mendapatkan prioritas karena pengaruhnya terhadap kualitas laporan keuangan lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, I. (2006). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga Baswir, R. (1999). Akuntansi Pemerintahan Indonesia.Yogyakarta: BPFE. Bungin, B. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana

Gumilar, I. (2007). Metode Riset Untuk Bisnis dan Manajemen. Bandung: Utama Krishnaswamy, K. N., Appa Iyer Sivakumar, dan M. Mathirajan. (2009).

Management research methodology: Integration of methods and techniques. New Delhi: Dorling Kindersley (India) Pvt. Ltd.

Kuncoro, M. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis. Jakarta: Erlangga.

Mahmudi. (2005). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Mardiasmo. (2004). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi

Pamungkas. (2012). Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik dan Pengawasan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan Implikasinya Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Jurnal Ilmiah Ranggagading Vol. 12 No.12, 82-93

Permana. (2011). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dan Implikasinya Pada Akuntabilitas (Survei Pada Dinas Kota Bandung). Diakses dari http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikomp p-gdl-irvanperma-27390

Santoso, U., Pembelum, Y.J. (2008). Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dalam Mencegah Fraud. Jurnal Administrasi Bisnis (2008), Vol.4, No.1: hal. 14– 33

Silalahi, Ulber. (2009). Metode penelitian sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Lampiran 1. Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN PENGAWASAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMENEP (Studi Kasus Pada Kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep) Petunjuk.

Bapak Ibu yang kami hormati, mohon kiranya Bapak Ibu pejabat/ staf di bagian keuangan Pemerintah Kabupaten Sumenep mengisi kuisioner dibawah ini sesuai dengan keadaan sebenarnya. Kuesioner ini disebarkan dalam rangka penelitian skripsi Akuntansi Sektor Publik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Berilah tanda silang (X) pada kolom yang telah tersedia dengan memilih keadaan yang sebenarnya.

Terdapat lima (5) pilihan yang semuanya merupakan jawaban yang benar. 5 = (SS = Sangat Setuju)

4 = (S = Setuju) 3 = (N = Netral)

2 = (TS = Tidak Setuju)

1 = (STS = Sangat Tidak Setuju). A. Data Responden Nomor Responden : Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita Usia : a. 21‐ 30 tahun b. 31‐ 40 tahun c. 41‐ 50 tahun d. >50 tahun Pendidikan Terakhir : a. SMA b. Diploma c. Sarjana d. Pasca Sarjana

B. Pernyataan Mengenai Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik

No Pertanyaan STS TS N S SS

1 Sistem akuntansi yang diterapkan sesuai Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) 1 2 3 4 5

2 Analisis transaksi/ identifikasi dilakukan terhadap setiap

transaksi keuangan 1 2 3 4 5

3 Dilaksanakan pengidentifikasian terhadap pencatatan 1 2 3 4 5 4 Setiap transaksi keuangan didukung oleh bukti transaksi 1 2 3 4 5 5 Pencatatan secara kronoligis dilakukan terhadap semua

transaksi yang terjadi 1 2 3 4 5

6 Pengklasifikasian dilakukan terhadap setiap transaksi yang

Dokumen terkait