• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dan Pengembangan

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 126-130)

Fungsi penelitian dan pengembangan terintegrasi dengan fungsi perencanaan pembangunan. Hal tersebut dimaksudkan agar hasil-hasil dari penelitian dan pengembangan dapat dimanfaatkan dalam perencanaan pembangunan. Berdasarkan upaya yang telah berjalan maka hasil kelitbangan yang termanfaatkan dalam perencanaan pembangunan daerah dari tahun 2014 sampai dengan 2018 semakin meningkat sebagaimana terlihat dalam tabel dibawah ini.

RPJMD Kabupaten Tegal Tahun 2019-2024 BAB II - 127

Tabel 2. 151 Pemanfaatan Hasil Kelitbangan dalam Perencanaan Pembangunan Tahun 2014 – 2018

Indikator Realisasa Capaian

2014 2015 2016 2017 2018

Hasil kelitbangan yang termanfaatkan dalam

perencanaan pembangunan daerah 90,24 90,65 91,18 92,21 93,76 Sumber : Bappeda dan Litbang Kabupaten Tegal Tahun 2019

Pemanfaatan hasil kelitbangan dalam perencanaan pembangunan daerah masih perlu ditingkatkan agar lebih optimal dimasa mendatang. Sistem pendataan dan pelaporan kelitbangan yang belum terintegrasi dalam satu lembaga dimanamasing-masing lembaga/instansi yang melakukan fungsi kelitbangan belum sepenuhnya melakukan koordinasi dan sinergi menjadi salah satu kendala yang perlu dibenahi. Guna mendukung pelaksanaan pembangunan daerah yang mengedepankan proses kelitbangan dan IPTEK, maka pengembangan dan penerapannya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

E. Pengawasan

1) Pengawasan oleh Inspektorat (Wilayah I s.d. IV)

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang ditujukan untuk menjamin penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) berdasarkan kompetensi yang dimiliki terkait dengan pelaksanaan pengawasan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah sesuai fungsi dan kewenangannya serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengawasan sebagaimana dimaksud dilaksanakan dalam bentuk audit, reviu, monitoring, evaluasi, pemantauan, dan bimbingan teknis serta bentuk pembinaan dan pengawasan lainnya yang dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut.

2) Pengawasan Intern dan Penanganan Pengaduan Masyarakat

Pengawasan Intern dan Penanganan Pengaduan Masyarakat dilakukan dalam rangka penguatan akuntabilitas kinerja dan keuangan, percepatan menuju tata kelola yang baik, pemerintahan yang bersih dan pelayanan publik yang prima termasuk di dalamnya penanganan pengaduan masyaraka yang dilakukan secara reguler. Kegiatan-kegiatan dalam program ini menghasilkan analisis dan rekomendasi terhadap perbaikan kinerja pemerintahan yang harus dilaksanakan oleh perangkat daerah maupun Aparatus Sipil Negara (ASN). Penyelesaian tindak lanjut atas hasil pemeriksaan/pengawasan dapat menunjukkan bahwa perbaikan-perbaikan dalam penyelenggaraan pemerintahan telah dilakukan. Hasil yang diharapkan dari program ini adalah peningkatan penyelesaian tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang menunjukkan sejauhmana rekomendasi terhadap perbaikan akuntabilitas kinerja dan keuangan telah dilakukan. Untuk

RPJMD Kabupaten Tegal Tahun 2019-2024 BAB II - 128 mencapai kondisi tersebut diperlukan kerja keras dari seluruh pihak yang terkait, baik Inspektorat selaku APIP maupun perangkat daerah selaku pelaksana rekomendasi atas temuan LHP. Sebagai ilustrasi tersaji data tingkat penyelesaian tindak lanjut LHP baik dari pemeriksa eksternal Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun pengawas internal (APIP) mulai tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018 seperti tabel dibawah.

Tabel 2. 152 Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Hasil Pemeriksaan Tahun 2014-2018

No. Uraian Kondisi Per Tahun (%)

2014 2015 2016 2017 2018

1 Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Hasil Pemeriksaan BPK

50,46 52,66 67,90 84,32 90,00

2 Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Hasil Pengawasan Inspektorat Provinsi

N/A 16,58 27,66 73,27 67,08

3 Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Hasil Pengawasan Inspektorat Kabupaten

70,78 51,28 47,27 71,11 43,81

4 Maturitas SPIP N/A N/A Level 2 Level 2 Level 3 Sumber : Inspektorat Kabupaten Tegal Tahun 2019

Data tersebut menunjukkan bahwa selama kurun waktu 5 tahun, penyelesaian tindak lanjut atas LHP BPK mengalami peningkatan, namun penyelesaian atas tindak lanjut temuan APIP yaitu justru mengalami penurunan. Hal ini disebabkan perangkat daerah belum optimal dalam menindaklanjuti rekomendasi dan temuan pada LHP Inspektorat Provinsi dan Kabupaten tahun 2018 tidak segera ditindaklanjuti dalam kurun waktu 60 hari sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sedangkan untuk penyelesaian temuan hasil Pemeriksaan Khusus menunjukkan bahwa seluruh rekomendasi telah ditindaklanjuti.

3) Manajemen Risiko

Manajemen Risiko dilakukan dalam rangka pengawalan pencapaian tujuan organisasi, baik pada level perangkat daerah maupun pemerintah daerah. Program ini merupakan implementasi dari pengawasan intern berbasis risiko yang mengamanatkan hasil pengawasan intern harus dapat mendukung tercapainya tujuan pembangunan daerah. Hasil yang diharapkan dari program ini adalah peningkatan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perangkat daerah yang menunjukkan perbaikan budaya kinerja menuju penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi hasil.

Berdasarkan penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang dilakukan oleh Kementerian Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran pada Pemerintah Kabupaten Tegal masih rendah jika dibandingkan hasil kerjanya. Hasil penilaian SAKIP tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

RPJMD Kabupaten Tegal Tahun 2019-2024 BAB II - 129

Tabel 2. 153 Nilai SAKIP Tahun 2014-2018 (N-1)

No. Uraian Kondisi Per Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

1 Skor NA 52,56 50,58 55,46 57,01

2 Nilai CC CC CC CC CC

Sumber : Inspektorat Kabupaten Tegal Tahun 2019

Tabel tersebut menunjukkan bahwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir, efektifitas pencapaian tujuan pembangunan daerah yang dinilai dari hasil

(outcome) program pada Pemerintah Kabupaten Tegal masih rendah. 4) Pembangunan Budaya Integritas

Pembangunan budaya integritas dilakukan untuk mengakselerasi reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal melalui penataan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif dan efisien, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan profesional. Program ini bertujuan untuk menghasilkan instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan kerja keras dari seluruh instansi terkait yang terkait. Sebagai ilustrasi tersaji data unit kerja yang telah ditetapkan menuju WBK/WBBM sebagai berikut sejak tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 seperti tabel dibawah ini.

Tabel 2. 154. Unit Kerja Ditetapkan Menuju WBK/WBBM

No. Uraian Kondisi Per Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

1 Jumlah unit kerja - - 2 8 8

2 Persentase 0 0 4,16 16,67 16,67

Sumber : Inspektorat Kabupaten Tegal Tahun 2019

Tabel tersebut menunjukkan bahwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir, pembangunan zona integritas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal masih perlu ditingkatkan.

5) Peningkatan Manajemen Mutu Pengawasan.

Peningkatan Manajemen Mutu Pengawasan dilakukan untuk meningkatkan efektifitas pengawasan melalui perencanaan yang baik, instrumen pengawasan yang memadai dan kompetensi aparatus pengawas yang mencukupi diharapkan. Program ini diharapkan akan meingkatkan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang memiliki sertifikasi keahlian profesi baik nasional maupun internasional sebagai ukuran meningkatnya mutu pengawasan. Sebagai ilustrasi tersaji data APIP yang meiliki sertifikat keahlian mulai tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018 seperti tabel dibawah.

RPJMD Kabupaten Tegal Tahun 2019-2024 BAB II - 130

Tabel 2. 155 Jumlah APIP Memiliki Sertifikasi Keahlian

No. Uraian Kondisi Per Tahun (%)

2014 2015 2016 2017 2018

1 Jumlah APIP - - - - 1

2 Persentase 0 0 0 0 1,96

Sumber : Inspektorat Kabupaten Tegal Tahun 2019

Data tersebut menunjukkan bahwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir, APIP Kabupaten Tegal belum memiliki sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi keahlian profesional yang memadai. Hal ini perlu perhatian tersendiri karena tuntutan APIP ke depan semakin berat, terutama dalam perannya sebagai tenaga ahli profesional dalam proses litigasi/penegakan hukum terkait kasus yang menyebabkan kerugian negara/daerah.

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 126-130)