• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Universitas Negeri Medan (Unimed) yang dahulu bernama Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) merupakan salah satu universitas negeri yang ada di Sumatera Utara selain Universitas Sumatera Utara (USU) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dimana Unimed lebih terfokus terhadap ilmu pendidikan dan keguruan, berbeda dengan USU yang berfokus kepada ilmu murni dan IAIN yang berfokus kepada pendidikan agama Islam.

Unimed terdiri dari 7 fakultas, dengan jumlah mahasiswa yang berkisar hingga 20.000 (dua puluh ribu) orang yang tersebar pada:

1. Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).

2. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). 3. Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK).

4. Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). 5. Fakultas Teknik (FT).

6. Fakultas Ilmu Sosial (FIS). 7. Fakultas Ekonomi (FE).

Penelitian dilakukan di pusat komputer (puskom) Unimed yang terletak di dalam lingkungan kampus Unimed tepatnya di Jl. Willem Iskandar Pasar V Medan. Gedung puskom ini terdiri dari 2 tingkat, dimana pada lantai 1 (satu) merupakan ruang kerja

operator komputer dan ruang pertemuan, pada lantai 2 (dua) merupakan kantor Kepala puskom, kantin dan gudang.

Pegawai yang bekerja di puskom Unimed berjumlah 11 (sebelas) orang, terdiri dari 1 (satu) orang yang menjabat sebagai kepala puskom, 9 orang pegawai operator komputer dan 1 (orang) petugas cleaning service yang juga merangkap sebagai operator komputer. Dalam kesehariannya puskom Unimed memiliki dua fungsi yaitu berfungsi sebagai penginput dan pengoutput data. Data yang diolah merupakan keseluruhan data kemahasiswaan yang nantinya akan disimpan dan disebarkan kembali ke tiap-tiap jurusan yang ada pada fakultas di lingkungan Unimed.

Waktu kerja pegawai operator komputer dimulai jam 08.00 – 16.00 WIB, dengan waktu istirahat makan siang jam 12.00 – 14.00 WIB (120 menit). Akan tetapi waktu kerja ini bukan menjadi suatu patokan bagi para pekerja, karena pada saat mendapat tugas tambahan seperti pengolahan data KRS dan KHS, pengisian DPNA, dan bahkan pengolahan data pembayaran uang SPP mahasiswa serta tugas lainnya yang membutuhkan jasa komputer, maka para operator harus mengerjakannya juga. Sehingga dipastikan waktu untuk istirahat akan menjadi lebih singkat dan waktu berakhirnya pekerjaan akan menjadi lebih lama dari waktu yang telah ditentukan. Tugas yang dibebankan kepada para operator komputer di puskom Unimed semakin berat dimana jumlah pekerjaan berbanding terbalik dengan jumlah pekerja operator komputer.

4.2. Hasil Penelitian

Skor Kelelahan otot tangan dengan menggunakan piranti tapping tester dihitung pada pagi, siang dan sore hari. Yakni pada saat sebelum bekerja (08.00 WIB), setelah bekerja selama empat jam (12.00 WIB), dan setelah bekerja selama dua jam (16.00 WIB). Pengambilan data dilakukan pada ruang kerja operator komputer secara bergantian satu persatu. Berdasarkan analisa statistik dengan uji t berpasangan terlihat adanya perubahan rata-rata skor ketukan hasil penghitungan menggunakan tapping yang berarti juga perubahan skor kelelahan yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengukuran rata-rata kelelahan sebelum dan pada saat sesudah intervensi yang tertera pada tabel 4.1, 4.2, dan 4.3.

Tabel 4.1. Skor Kelelahan Otot Tangan Saat Pre dan Post Test pada Pagi Hari

No Jari Mean Sd t P

Ibu Jari Kanan, Pre 28.6 1

Post 35.6 2.70801 -8.174 0.000 Ibu Jari Kiri, Pre 28

2

Post 32.9 2.64365 -5.861 0.000 Jari Telunjuk Kanan, Pre 33.5

3

Post 40.4 3.51030 -6.216 0.000 Jari Telunjuk Kiri, Pre 31

4

Post 38.1 5.04315 -4.452 0.000 Jari Tengah Kanan, Pre 34.7

5

Post 41.8 4.14863 -5.412 0.000 Jari Tengah Kiri, Pre 32.7

6

Post 38.8 3.21282 -6.004 0.000 Jari Manis Kanan, Pre 33.8

7

Post 39.3 2.27303 -7.652 0.000 Jari Manis Kiri, Pre 31.7

8

Post 36.7 4.08248 -3.873 0.000 Jari Kelingking Kanan, Pre 28.4

9

Post 32.5 2.33095 -5.562 0.000 Jari Kelingking Kiri, Pre 24.4

10

Post 31.2 4.87169 -4.414 0.000 Pre Test 31,8

Jari-Jari Kanan Post Test

37,9 6,1

Pre Test 29,56

Jari-Jari Kiri Post Test 35,54 5,98

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata penghitungan skor kelelahan otot tangan kanan sebelum intervensi adalah 31,8 dan otot tangan kiri sebelum intervensi adalah 29,56. Setelah intervensi, tangan kanan menjadi 37,9 dan tangan kiri menjadi 35,54. Selisih pada tangan kanan 6,1 dan pada tangan kiri 5,98. Selain itu terlihat angka probabilitas yang diperoleh pada pre dan post dari setiap jari adalah p = 0,000 dimana nilai tersebut jauh lebih kecil dari α 5% (0,05) sehingga menunjukkan suatu

perubahan yang signifikan terhadap penurunan kelelahan otot tangan operator komputer, begitu pula nilai t empiris berada pada posisi penolakan Ho / Penerimaan Ha dimana pada t tabel didapat angka 1,833 / -1,833. Hal ini menunjukkan intervensi yang diberikan efektif dalam menurunkan kelelahan otot tangan, dimana terlihat pada peningkatan kinerja otot tangan kanan dan otot tangan kiri, yaitu peningkatan rata-rata skor ketukan pada piranti tapping tester.

Tabel 4.2. Skor Kelelahan Otot Tangan Saat Pre dan Post Test pada Siang Hari

No Jari Mean Sd t P

Ibu Jari Kanan, Pre 17.2 1

Post 23.9 3.52924 -6.003 0.000 Ibu Jari Kiri, Pre 18.3

2

Post 23.9 4.14193 -4.275 0.002 Jari Telunjuk Kanan, Pre 20.5

3

Post 30 7.79245 -3.855 0.004 Jari Telunjuk Kiri, Pre 18.9

4

Post 26.6 5.27152 -4.619 0.001 Jari Tengah Kanan, Pre 22.6

5

Post 29.6 3.52767 -6.275 0.000 Jari Tengah Kiri, Pre 22.4

6

Post 27.8 3.77712 -4.521 0.001 Jari Manis Kanan, Pre 20.3

7

Post 29.4 4.30633 -6.682 0.000 Jari Manis Kiri, Pre 21.9

8

Post 26.5 2.17051 -6.702 0.000 Jari Kelingking Kanan, Pre 16.5

9

Post 23.5 4.92161 -4.498 0.001 Jari Kelingking Kiri, Pre 16.5

10 Post 20.3 1.03280 -11.635 0.000 Pre Test 19,42 ∑ Jari-Jari Kanan Post Test 27,28 7,86 Pre Test 19,6

Jari-Jari Kiri Post Test

25,02 5,42

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata penghitungan skor kelelahan otot tangan kanan sebelum intervensi adalah 19,42 dan otot tangan kiri sebelum intervensi adalah 19,6. Setelah intervensi, tangan kanan menjadi 27,28 dan tangan kiri menjadi 25,02. Selisih pada tangan kanan 7,86 dan pada tangan kiri 5,42. Selain itu terlihat angka probabilitas yang diperoleh pada pre dan post dari setiap jari berkisar antara p = 0,000 sampai p = 0,004 dimana nilai tersebut jauh lebih kecil dari α 5% (0,05)

sehingga menunjukkan suatu perbedaan yang signifikan terhadap penurunan kelelahan otot tangan operator komputer, begitu pula nilai t empiris berada pada posisi penolakan Ho / Penerimaan Ha dimana pada t tabel didapat angka 1,833 / -1,833. Hal ini menunjukkan intervensi yang diberikan efektif dalam menurunkan kelelahan otot tangan, dimana terlihat pada peningkatan kinerja otot tangan kanan dan otot tangan kiri, yaitu peningkatan rata-rata skor ketukan pada piranti tapping tester.

Tabel 4.3. Skor Kelelahan Otot Tangan Saat Pre dan Post Test pada Sore Hari

No Jari Mean Sd t P

Ibu Jari Kanan, Pre 25 1

Post 30.2 1.87380 -8.776 0.000 Ibu Jari Kiri, Pre 22.6

2

Post 27.1 1.95789 -7.268 0.000 Jari Telunjuk Kanan, Pre 30.2

3

Post 35.3 2.84605 -5.667 0.000 Jari Telunjuk Kiri, Pre 28.1

4

Post 32.6 2.46080 -5.783 0.000 Jari Tengah Kanan, Pre 29.6

5

Post 34.5 2.18327 -7.097 0.000 Jari Tengah Kiri, Pre 27.3

6

Post 32.5 1.61933 -10.155 0.000 Jari Manis Kanan, Pre 26.2

7

Post 32.4 2.97396 -6.593 0.000 Jari Manis Kiri, Pre 26

8

Post 29 1.15470 -8.216 0.000 Jari Kelingking Kanan, Pre 23.4

9

Post 26.4 1.15470 -8.216 0.000 Jari Kelingking Kiri, Pre 20.6

10

Post 24.5 1.52388 -8.093 0.000 Pre Test 26,88

Jari-Jari Kanan Post Test 31,76 4,88 Pre Test 24,92

Jari-Jari Kiri Post Test 29,14 4,22

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata penghitungan skor kelelahan otot tangan kanan sebelum intervensi adalah 26,88 dan otot tangan kiri sebelum intervensi adalah 24,92. Setelah intervensi, tangan kanan menjadi 31,76 dan tangan kiri menjadi 29,14. Selisih pada tangan kanan 4,88 dan pada tangan kiri 4,22. Selain itu terlihat angka probabilitas yang diperoleh pada pre dan post dari setiap jari adalah p = 0,000

dimana nilai tersebut jauh lebih kecil dari α 5% (0,05) sehingga menunjukkan suatu perbedaan yang signifikan terhadap penurunan kelelahan otot tangan operator komputer, begitu pula nilai t empiris berada pada posisi penolakan Ho / Penerimaan Ha dimana pada t tabel didapat angka 1,833 / -1,833. Hal ini menunjukkan intervensi yang diberikan efektif dalam menurunkan kelelahan otot tangan, dimana terlihat pada peningkatan kinerja otot tangan kanan dan otot tangan kiri, yaitu peningkatan rata-rata skor ketukan pada piranti tapping tester.

Dari tabel 4.1, 4.2 dan 4.3 yang ada, terlihat angka probabilitas yang diperoleh pada pre dan post dari setiap jari berkisar antara p = 0,000 sampai dengan p = 0.004 dimana nilai tersebut jauh lebih kecil dari α 5% (0,05) sehingga menunjukkan suatu perbedaan yang signifikan terhadap penurunan kelelahan otot tangan operator komputer, begitu pula nilai t empiris berada pada posisi penolakan Ho / Penerimaan Ha dimana pada t tabel didapat angka 1,833.

Hasil perhitungan statistik dengan uji t berpasangan menunjukkan perbedaan skor kelelahan yang signifikan sebelum dan sesudah penerapan intervensi, dimana terlihat skor rata-rata jumlah ketukan tiap jari tangan pada penerapan intervensi lebih besar daripada sebelum intervensi dengan artian kinerja otot tangan kanan dan otot tangan kiri meningkat sehingga hipotesa penelitian ini juga telah terjawab bahwa penerapan intervensi massage efektif menurunkan tingkat kelelahan otot tangan operator komputer di puskom Unimed.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Kelelahan Otot Tangan Operator Komputer Puskom Sebelum Dilakukan

Intervensi

Dari hasil pengukuran tingkat kelelahan otot tangan dengan piranti tapping tester sebelum dilakukan intervensi, diperoleh rerata skor pada pagi hari untuk otot tangan kanan 31,8 dan otot tangan kiri 29,56. Pada siang hari diperoleh rerata skor untuk otot tangan kanan 19,42 dan otot tangan kiri 19,6. Pada sore hari diperoleh rerata skor untuk otot tangan kanan 26,88 dan otot tangan kiri 24,92. Pada pengukuran ini rata-rata subjek mengatakan susah untuk melakukan ketukan sebanyak-banyaknya karena pekerja merasakan lelah pada otot tangan akibat beban kerja yang berat dan pekerjaan yang dirasakan berulang-ulang.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sastrowinoto (1985) yang mengatakan bahwa perasaan kelelahan cepat timbul pada pekerjaan yang bersifat berulang-ulang. Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa para pekerja merasakan kinerja menurun, rasa lelah terutama pada bagian tangan. Hal ini disebabkan karena beban kerja yang berat dan sifat pekerjaan yang berulang-ulang. Aktivitas tangan yang berulang-ulang selama 30 detik pada saat melakukan ketukan pada piranti tapping tester mengakibatkan timbulnya asam laktat dalam otot yang menyebabkan terjadinya kelelahan dan penurunan kinerja otot tangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Janssen (2001) yang mengatakan pada aktivitas fisik dengan durasi 9-45 detik akan terproduksi tingkat asam laktat yang tinggi yang menyebabkan timbulnya kelelahan.

4.3.2. Kelelahan Otot Tangan Operator Komputer Puskom Setelah Dilakukan

Intervensi

Dari hasil pengukuran tingkat kelelahan otot tangan dengan piranti tapping tester setelah dilakukan intervensi yaitu massage selama 10 menit, pada tabel 4.1 diperoleh rerata skor ketukan pada pagi hari untuk otot tangan kanan 37,9 dan otot tangan kiri 35,54. Pada tabel 4.2 untuk pengukuran siang hari diperoleh rerata skor ketukan untuk otot tangan kanan 27,28 dan otot tangan kiri 25,02. Pada tabel 4.3 dari hasil pengukuran sore hari diperoleh rerata skor ketukan untuk otot tangan kanan 31,76 dan otot tangan kiri 29,14. Dengan demikian terjadi peningkatan skor ketukan dengan selisih pada tangan kanan 6,1 dan pada tangan kiri 5,98 untuk pagi hari, untuk siang hari selisih pada tangan kanan 7,86 dan pada tangan kiri 5,42, dan untuk penghitungan sore hari diperoleh selisih pada tangan kanan 4,88 dan pada tangan kiri 4,22. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja otot tangan kanan dan otot tangan kiri, dalam artian massage mampu mempercepat proses pemulihan dan menurunkan kelelahan otot tangan setelah dilakukan intervensi.

Massage yang diberikan pada otot tangan setelah melakukan aktivitas berat dapat

menghilangkan timbunan asam laktat dalam otot. Rosser (1997) mengatakan Efek utama dari massage adalah adanya stimulasi pada sirkulasi darah, memperlancar peredaran darah dan mempercepat proses pembuangan hasil-hasil sisa pembakaran (asam laktat). Hal ini terjadi karena manipulasi yang diberikan kepada otot tangan akan meningkatkan suhu tubuh / tangan sehingga mempercepat aliran darah menuju tangan. Darah segar yang mengandung oksigen dan nutrisi akan cepat dibawa oleh

pembuluh darah ke tangan karena dorongan atau manipulasi dari massage dan timbunan asam laktat akan terdorong keluar dari otot, masuk ke dalam pembuluh darah untuk segera dibuang. Salvo (1999) mengatakan rasa lelah dan nyeri otot dapat berkurang bila aliran pembuluh darah membawa darah segar yang mengandung oksigen dan nutrisi.

Berdasarkan hasil wawancara, para pekerja berkomentar bahwa mereka merasa lebih bugar dan tangan terasa lebih ringan sesudah mendapatkan terapi massage sehingga terasa lebih mudah untuk melakukan ketukan sebanyak-banyaknya dengan menggunakan piranti tapping tester.

Dokumen terkait