• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Mardec Nusa Riau a. Sejarah singkat Perusahaan

PT. Mardec Nusa Riau berdiri sejak 20 Maret 2003 adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan dan teknologi industi getah yang berlokasi di Desa Kasikan Kecamatan Tapunh Hulu Kab.Kampar-Riau. PT. Mardec Nusa Riau merupakan joint venture dalam bentuk penanaman Modal Asing (PMA) antara Mardec International Sdn Bhd Malaysia, PT. Perkebunan Nusantara V- Riau, dan PT. Bani Huma Jakarta dengan kepemilikan saham pendiri 51 % Mardec Int. Sdn Bhd, 40 % PT. Perkebunan Nusantara V, 9% PT. Bani Huma dari total project cost Rp.18.622.000,-. MOU 17 Agustus 2000 Nomor 05.00/MOU/02/2000

PT. Mardec Nusa Riau menspesialikan pengolahan latex concentrate dan skim block produksi latex concentrate 600 ton (kering) dan skim block 60 ton (kering) per bulan. Bahan baku untuk produksi latex concenrate ini adalah dari getah susu atau latex kebun baik dari kebun estate maupun kebun dari masyarakat. Latex concentrate ini adalah bahan baku untuk berbagai produk ataupun produk spesial dengan bahan baku dasar latex concentrate. Pemasaran produk latex concentrate ini adalah dalam dan luar negeri.

Sebagai perusahaan joint venture PT. Mardec Nusa Riau untuk mencapai tujuannya mempunyai visi dan misi serta nilai teras yaitu :

Visi : Menjadi perusahaan yang terdepan dalam industri karet di Indonesia.

Misi : Mencapai pertumbuhan yang tinngi dan memberikan keuntungan kepada para pihak yang berkepentingan dengan produk yang inovatif, pelayanan yang prima dan kemampuan dalam memberikan solusi

Nilai Teras : Kejujuran dan ketulusan, kewirausahaan, komitmen, kreativitas dan kecakapan, kesepakatan dan kerjasama, keyakinan dan dan Dinamis.

b. Struktur Organisasi dan Perusahaan

Seperti kita ketahui bahwa setiap perusahaan yang didirikan sudah barang tentu mempunyai tujuan. Untuk tercapainya tujuan tersebut maka diperlukan suatu manajemen yang baik, yang mampu menggerakkan orang lain (karyawan) sebagai bawahannya, sehingga akan tercapai suatu keseimbangan antara tujuan perusahaan dengan tujuan individu.

Salah satu fungsi manajemen adalah fungsi organisasi. Melalui organisasi manajemen diharapkan dapat menjalankan rencana yang ditetapkan sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai secara efektif dan efesien. Agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai, maka orang-orang yang ada didalamnya harus diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing bagian mengetahui tugas dan tanggung jawan serta kepada siapa harus bertanggun jawab.

Dalam mengorganisasi suatu perusahaan maka langkah pertama yang harus diambil adalah menetapkan apa yang harus dilakukan agar dapat merealisasikan tujuannya. Tindakan tersebut dapat dilakukan dengan adanya pembagian tugas. Dalam hubungan ini sesuai dengan kegiatan perusahaan. Maka perlu adanya suatu organisasi dengan suatu bentuk struktur tertentu, sesuai dengan kondisi dan perkembangan perusahaan untuk mencapai tujuan sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka PT. Mardec Nusa Riau menggunakan struktur organisasi yang berbentu garis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat adanya garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab yang dibagi-bagi tiap tingkatan, mulai dari pimpinana yang paling atas sampai ke tngkat yang paling rendah.

Adapun fungsi dan tangung jawab struktur organisasi pada PT. Mardec Nusa Riau adalah sebagai berikut :

1. Komisaris

Tugas, tanggungjawab dan wewnang sebagai berikut: a. Melakukan pengawasan terhadap jalannya perusahaan.

b. Memberikan teguran atau nasehat dan saran kepada direktur utama. c. Mengangkat dan memberhentikan sementara Direktur

d. Memberikan persetujuan kepada Direktur Utama dalam hal-hal membuat perencanaan dan kebijaksanaan yang bersifat operasional maupun non operasional baik jangka menengah maupun jangka panjang

e. Mengadakan Rapat Pemegang saham sekurang-kurangnya dala setahun.

2. Direktur utama

a. Bertanggungjawab langsung kepada komisaris

b. Membuat perencanaan dan kebijaksanaan baik jangka menengah maupun jangka panjang agar perusahaan memperoleh keuntungan setiap tahunnya sebagaimana yang diamanatkan oleh komisaris

c. Mengangkat dan memberhentikan General manager dan manager

d. Memonitoring secara global operasional perusahaan dan melaksanakan evaluasi setiap tiga bulan.

3. Manajer Umum

a. Bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama

b. Menjalankan serta bertanggungjawab secara keseluruhan terhadap operasional perusahaan

c. Membuat perencanaan dan kebijaksanaan baik jangka pendek maupun jangka menengah terhadap operasional perusahaan seperti perencanaan bahan baku, produksi dan lain sebagainya

d. Menganalisa serta menetapkan budget conversion cost atau biaya produksi per kilogram hasil produksi

e. Melaporkan operasional perusahaan setiap bulan kepada direktur utama.

f. Mereview dan meminta pertanggungjawaban tiap-tiap bagian/departemen terhadap pencapaian target

4. Manajer Produksi

a. Bertanggungjawab langsung kepada Manajer Umum

b. Mengkaji dan membuat budget dibagian produksi berdasarkan target perolehan laba

c. Membuat perencanaan tenaga kerja dibagian produksi sesuai dengan budget yang telah ditetapkan.

d. Mengawasi dan memonitoring jalannya proses produksi serta mencapai target produksi setiap harinya.

e. Mencapai dan menjaga mutu produk sesuai standar dan keinginan pelanggan

Manajer produksi membawahi: 1) Asisten lab

Menjaga mutu latex dan skim block yang akan diproduksi sesuai dengan standar dan keinginan pelanggan

2) Supervisor

Membantu manajer produksi dalam mangawasi, merencanakan dan melaksanakan proses produksi

3) Mandor

Mengantur dan mengawasi para pekerja di pabrik dalam menjalankan proses produksi latex dan skim block agar mutu produksi sesuai dengan standar

4) Asisten teknik

5) Pekerja

Mengolah latex dari kebun menjadi latex pekat dan skim block dan menjaga mutu proses produksi agar sesuai dengan standar dan keinginan pelanggan

5. Manajer Pembelian

a. Bertanggungjawab langsung kepada Manajer umum

b. Mengkaji dan membuat anggaran dibagian pembelian berdasarkan target perolehan laba

c. Merencanakan sreta mencapai target pembelian bahan baku untuk produksi

d. Membuat perencanaan tenaga kerja dibagian pembelian sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

e. Mengawasi dan memonotoring pengadaan bahan baku f. Mencapai dan menjaga bahan baku sesuai dengan standar 1) Asisten Pembelian

Mengkordinir penyediaan bahan baku untuk produksi dan mengkoordinir tenaga kerja pembelian sesuai dengan yang telah ditetapkan

2) Pekerja

6. Manajer Akuntansi/Adminitrasi

Dalam aktivitas manajer keuangan membawahi 1) Akuntansi/pajak

Bertanggungjawab langsung kepada manajer akuntansi/adminitrasi, melakukan pengawasan terhadap arus perusahaan dan menilai alternatif-alternatif yang dianggap penting dalam pengambilan keputusan dan menyusun dan membuat laporan keuagan guna penyajian tehadap pihak-pihak yang berkepentingan

2) Kasir

Melakukan pembayaran gaji, upah, dan lain-lain yang merupakan arus kas masuk dan keluar bagi perusahaan

3) Staf adminitrasi

Mengkoordinir dan pengawasan dibidang pelaksanaan tugas sekretariat adminitrasi surat menyurat, pengarsipan, urusan kepegawaian secara umum dan pengadaan perawatan perkantoran

4) Pembantu admnitrasi

Membantu stok-stock keluar masuk yang digunakan dalam pabrik dan mengkoordnir pengawasan di bidang pelaksanaan tugas pemeliharaan aktiva tetap.

c. Aktivitas perusahaan

Latex kebun yang telah ditoreh dari pokok karet di kumpulkan dalam satu tempat penampungan sementara, lalu dibubuhkan zat kimia yaitu larutan ammonia yang berguna untuk menjaga agar latex kebun tidak beku. Setelah itu latex kebun diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk tangki, setelah sampai dipabrik

latex kebun tersebut diambil sampel dari tiap-tiap tangki truk untuk dilakukan testing dilaboratorium. Testing meliputi beberapa parameter seperti : VFA, TSC, DRC, NRS, MG. Kemudian berat latex kebun di timbang.

Setelah diketahui hasil testing laboratorium latex kebun dibongkar dan ditampung dalam tangki penerimaan (reception tank) kemudian diberikan beberapa kimia sesuai standar untuk menjaga kualitas latex kebun sebelum di proses. Latex kebun yang ditampung dalam tangki penerimaan ini sebelum di proses diinapkan selama 8 (delapan) jam dan diambil sampel tiap-tiap tangki penerimaan.

Latex kebun yang telah diinapkan akan diproses/diolah dengan menggunakan mesin separator dimana mesin separator setelah dijalankan 2.5 jam dilakukan pencucian terhadap separator kemudian dijalankan kembali. Latex kebun yang di proses/diolah ini akan menjadi latex concentrate (latex pekat) dan Skim latex.

Latex concentrate ditampung dalam suatu tangki penyimpanan untuk dimaturasi selama minimal 21 hari dan selama penyimpanan (maturasi) latex pekat dikontrol setiap hari dengan menguji/test sampel latex pekat setiap hari. Adapun yang di test setiap hari sampelnya seperti NH3, VFA, TSC, DRC, NRS, MST, MG, KOHNo., Ph dan lain-lain. Setelah mencapai 21 hari dan maturasi cukup maka latex pekat siap untuk di jual baik dalam negeri maupun luar negeri. Pengangkutan latex pekat ini melalui jalan darat dan laut.

Skim latex yang keluar dari proses separator akan ditampung dalam suatu bak penampungan yang kemudian di pompa dan dikipas/blower untuk menghilangkat zat kimia Ammonia yang ada pada skim latex karena skim latex akan dibekukan. Setelah di pompa dan dikipas selanjutnya skim latex diinapkan selama satu malam sebelum skim latex dibekukan. Setelah skim latex dibekukan maka proses selanjutnya adalah menggiling (creping) skim latex yang telah beku seterusnya di cincang halus (scheredder) dan dimasukkan kedalam trolley setelah itu skim latex siap untuk di dryer (proses pengeringan skim latex). Selanjutnya skim latex yang telah kering di jadikan block dengan cara press sehingga terbentuklah skim block dengan berat yang diinginkan. Skim block akan dibungkus dengan plastik dan disusun dalam suatu pallet yang terbuat dari kayu atau besi kemudian siap untuk diangkut ke dalam truck atau container untuk di antar ke si pembeli.

2. Pusat Pertangggungjawaban dan Pengawasan Biaya Produksi a. Pusat Pertanggungjawaban

Dari hasil penelitian penulis setelah mempelajari struktur organisasi dan uraian tugas masing-masing unit kerja maka dapat diketahui bahwa pada PT. Madec Nusa Riau memiliki pusat biaya teknis, pusat biaya kebijakan, pusat pendapatan, dan pusat investasi.

Pusat biaya teknis pada PT. Mardec Nusa Riau terletak pada departemen produksi dan departemen pembeliaan. Depertemen-departemen tersebut bertanggungjawab atas biaya-biaya yang dikeluarkan mulai dari pengadaan bahan

baku utama dan bahan baku pendukung, pengolaan bahan baku utama dan pendukung hingga produ akhir selesai.

Pusat biaya kebijakan terletak pada PT. Mardec Nusa Riau terletak pada departemen akuntansi/adminitrasi. Digolongkan sebagai pusat biaya kebijakan karena biaya-biaya yang dikeluarkan oleh manajer tersebut hanya berkaitan dengan peleksanaan tugasnya dan tidalk memiliki hbungan dengan output yang dihasilkan.

Pusat Pendapatan pada PT. Mardec Nusa Riau terletak pada departemen umum, hal ini disebabkan karena pada PT. Mardec Nusa Riau tidak memiliki departemen pemasaran. Departemen umum bertanggung jawab atas pendapatan yang diperoleh perusahaan dari hasil penjualan produk latex concetrate dan skim bolck yang dilakukan dipasar dalam dan luar negeri

Pusat investasi pada PT. Mardec Nusa Riau terletak pada komisaris bertanggung jawab atas investasi yang akan dilakukan perusahaan dan menentukan jumlah yang akan diinvestasikan.

b. Pengawasan Biaya Produksi

Pengawasan biaya produksi pada PT. Mardec Nusa Riau meliputi : 1. Pengawasan upah langsung

2. Pengawasan biaya pabrik tidak langsung

Sedangkan pengawasan biaya bahan baku berada dalam pengawasan departemen pembelian. Dalam hal ini pengawasan biaya produksi pada PT. Mardec Nusa Riau menggunakan metode pengawasan biaya produksi dengan anggaran.

Berkaitan dengan pengawasan biaya produksi, maka penulis hanya akan memfokuskan pada departemen yang mempunyai hubungan dengan produksi. Sebelum menyusun rencana anggaran biaya produksi pada departemennya, terlebih dahulu manajer menyusun rencana program departemen. Manajer departemen menyusun rencana anggaran dengan bedasarkan target perolehan laba sebagai dasar penyusunannya. Dengan begitu manajer departemen mampu memperkirakan jumlah yang akan diproduksi oleh perusahaan sesuai dengan target perolehan laba yang telah ditentukan.

Setelah anggaran departemen selesai disusun, manajer departemen kemudian menyusun rencana anggaran biaya produksi yang terdiri dari :

1. Pengawasan bahan baku 2. Pengawasan upah langsung

3. Pengawasan biaya pabrik tidak langsung

Setelah rencana anggaran disusun, rencana anggaran tersebut diajukan kepada direktur utama melalui manajer umum.

3. Sistem Pelaporan Pusat Pertanggungjawaban Biaya

Pada dasarnya sistem pelaporan pertanggungjawaban menyajikan laporan informasi untuk pengawasan manajemen yang terdiri dari seperangkat laporan yang saling berhungan yang disediakan bagi para manajer departemen diberbagai pusat pertanggungjawaban di dalam suatu perusahaan. Pada PT. Mardec Nusa Riau seperti yang dikemukakan, terdapat pusat biaya teknis, pusat biaya kebijakan, pusat biaya pendapatan, pusat biaya investasi. Dalam kaitannya dengan skripsi ini, laporan pertangunggjawaban yang akan dibahas adalah laporan

pertanggungjawaban biaya teknis. Laporan ini berisikan informasi pertanggungjawaban kepada direktur utama melalui manajer umum.

Dengan demikian pada setiap tingkatan manajemen, tingkatan yang lebih tinggi akan menerima laporan pertanggunhjawaban dari tingkat yang lebih rendah. Sesuai dengan prinsip laporan yang baik, maka semakin tinggi tingkat manajemen maka semakin ringkas pula isi laporan yang harus disampaikan.

Begitu pula pada PT. Mardec Nusa Riau, sistem pelaporan pertanggungjawaban dimulai dari tingkat manajemen yang paling rendah, dalam hal ini manajer departemen sebagai pelaksana anggaran hingga tingkat manajemen yang lebih tinggi (direktur).

Pada masing-masing departemen tersebut, laporan pertanggugjawaban manajer departemen disusun setiap bulan dan diasosialisasikan pada saat rapat departemen. Laporan ini terbagi dua, yaitu :

a) Laporan pertanggungjawaban program

Laporan ini merupakan laporan pertangunggungjawaban departemen atas program yang ditanggungjawabi oleh manajer departemen. Pada laporan ini disampaikan program yang telah dikerjakan dan program yang belum terlaksana beserta kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program tersebut.

b) Laporan pertanggungjawaban realisasi program

Laporan ini merupakan pertanggungjawaban departemen atas anggaran yang telah direalisasikan dalam membiayai program yang ditanggungjawabi manajer departemen. Pada laporan ini dicantumkan dana yang telah

dihabiskan untuk menjalankan program tersebut. Apabila terjadi selisih antara anggaran dan penyebab selisih juga dijelaskan pada laporan ini.

Pada akhir tahun, manajer departemen menyusun laporan pertanggungjawaban tahunan departemennya dan mempertanggungjawabkan kepada direktur utama melalui manajer umum. Kemudian direktur akan menyusun laporan pertanggungjawaban tahunan perusahaan. Setelah laporan tersebut disusun, direktur utama akan mempertanggungjawabkan laporan tersebut kepada komisaris dan kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

4. Sistem Pengawan Manajemen dan Akuntansi Pertanggungjawaban Biaya Poduksi

a. Sistem Pengawasan Manajemen

Untuk membantu manajemen dalam mengkoordinasikan perangkat-perangkat perusahaan serta mengarahkan perangkat-perangkat-perangkat-perangkat tersebut untuk mencapai tujuan perusahaan maka pihak manajemen harus menciptakan suatu sistem untuk mengawasi aktivitas-aktivitas dari perangkat-perangkat tersebut. Sistem inilah yang dinamakan dengan sistem pengawasan manajemen.

Sistem ini juga diciptakan oleh manajemen PT. Mardec Nusa Riau. Dengan menentukan tahapan-tahapan dalam proses dalam sistem pengawasan manajemen tersebut, maka akan mempermudah pengawasan aktivitas-aktivitas yang terjadi di perusahaan. Hal ini juga memberikan kesempatan kepada pihak manajemen untuk memberikan solusi bila terjadi penyimpangan dari tahapan prosedur yang dibuat. Juga memberikan kesempatan untuk mengevaluasi hasil dari aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.

b. Akuntansi Pertanggungjawaban Biaya produksi

Akuntansi pertanggungjawaban pada PT. Mardec Nusa Riau dimulai ketika manajer masing-masing departemen dari setiap pusat pertanggungjawaban menyusun rencana anggaran untuk melaksakan rencana program yan telah ia susun. Pada saat penyusunan rencana anggaran tersebut, manajer harus dapat menentukan biaya-biaya yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini disebabkan karena tidak semua biaya yang terjadi di departemennya menjadi tanggungjawabnya. Dengan demikian hal ini akan memudahkan manajer untuk menyusun laporan pertangunggjawaban atas realisasi dari program yang telah disusun.

Analisis dan Evaluasi

Berdasarkan pembahasan yang diuaraikan dalam tinjauan pustaka dan data yang diperoleh dari PT. Mardec Nusa Riau yang masing-masing mengenai penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai suatu sistem pengawasan manajemen terhadap biaya produksi, maka penulis akan mencoba melakukan analisis dan evaluasi terhadap penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai suatu sistem pengawasan manajemen terhadap biaya produksi pada PT. Mardec Nusa Riau.

1. Analisis dan Evaluasi Struktur Organisasi

Berdasarkan bagan organisasi yang dimiliki oleh PT. Mardec Nusa Riau, penulis menyimpulkan bahwa perusahaan menerapkan struktur organisasi fungsional. Struktur organisasi tersebut telah mengambarkan penyusunan tugas,

pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang berbentuk garis lurus mulai dari tingkat paling atas ke tingkat paling bawah.

Struktur organisasi merupakan struktur yang paling tepat digunakan oleh perusahaan karena struktur ini memungkinkan organisasi berjalan lebih efesien karena struktur ini mengadopsi pola spesifikasi. Hal ini membawa pengaruh yang baik pada produksi. Dengan adanya spesifikasi, produksi beserta hal-hal pendukung lain seperti mutu produk menjadi keunggulan bagi perusahaan.

Namun, pada lampiran struktur organisasi yang diperoleh penulis memberikan ganbaran yang berbeda yaitu tidak terdapatnya fungsi penjualan/fungsi pemasaran. Pada teori yang disajikan pada bab II, perusahaan yang memiliki struktur fungsional memiliki pusat pendapatan dan pusat biaya yang langsung dibawahi oleh pusat investasi. Dan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada perusahaan tidak terdapat pusat pendapatan yang ada diperusahaan.Tetapi dalam hal ini manajer umum yang berperan dalam hal penjualan dari hasil produksi latex concerate dan skimblock.

Hal ini ditunjukkan melalui tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing manajer departemen. Manajer departemen bertanggung jawab atas seluruh biaya dan pendapatan yang terjadi di departemennya kepada manajer umum. Dan manajer umum bertanggung jawab langsung kepada direktur utama.

Pengawasan terhadap biaya produksi yang berkaitan langsung dengan produksi, yaitu manajer diawasi secara langsung oleh manajer umum dan manajer umum langsung diawasi oleh direktur utama.

2. Analisis dan Evaluasi Pusat Pertanggungjawaban dan Pengawasan Biaya Produksi

a. Analisis dan Evaluasi Pusat pertanggungjawaban

Dalam hubungannya dengan akuntansi pertanggungjawaban, struktur organisasi perusahaan telah membagi bidang dan unit kerja lainnya atas pusat-pusat pertanggungjawaban. Unit kerja yang ada dalam perusahaan, sesuai dengan dengan struktur organisasi PT. Mardec Nusa Riau, adalah merupakan pusat pertanggungjawaban yang terdiri pusat biaya teknis, pusat biaya kebijakan, pusat biaya pendapatan, dan pusat biaya investasi. Kelima pusat pertanggungjawaban ini tersebar dalam struktur organisasi.

Adapun gambaran pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:

a. Pusat biaya teknis terletak pada departemen produksi dan departemen pembeliaan

b. Pusat biaya kebijakan terletak pada departemen akuntansi/adminitrasi c. Pusat pendapatan terletak departemen umum

d. Pusat investasi terletak pada komisaris dan pemegang saham

Berdasarkan uraian di atas dapat kita lihat bahwa setiap unit-unit kerja yang tergambar dari struktur organisasi perusahaan adalah pusat-pusat pertanggungjawaban. Setiap pusat pertanggungjawaban tersebut bertanggung jawab atas segala kejadian atau transaksi yang bersifat keuangan, termasuk biaya, dan harus mempertanggungjawabkannya kepada unit organisasi yang tingkatannya lebih tinggi.

Walaupun PT. Mardec Nusa Riau telah menetapkan uraian tugas dan tanggung jawab dengan jelas, tetapi dalam hal pendelegasian wewenang PT. Mardec Nusa Riau memiliki kelemahan. Hal ini terlihat dalam proses penyusunan anggaran dalam departemen-departemen yang ada di perusahaan. Karena tidak memiliki Komite Anggaran dan deprtemen/fungsi pemasaran yang seharusnya terpisah dari departemen umum.

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menarik kesimpulan sementara bahwa pusat pertangungjawaban pada PT. MardeNusa Riau cukup baik meskipum memiliki kelemahan. Hal ini terlihat pada uraian tugas dari masing-masing manajer departemen telah cukup jelas.

Dokumen terkait