• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.10 Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan masalah umpasa Simalungun adalah : Umpasani Simalungun (Jakarta:1978) ditulis oleh Tarigan dan uppasa Simalungun “ Ia Malas ma Ari Malasma Paruhuran (Medan:2001)oleh Purba. Penelitian tersebut berfokus pada pendokumentasian Umpasa pada masyarakat Simalungun. Tesis Wiana (2004): Analisis Tema Pantun Melayu (Suatu Kajian Fungsional Sistemik). Kajian ini menfokuskan Tema pantun pada pantun kias, pantun percintaan, pantun jenaka.

Penemuannya adalah Tema pantun yang dominan adalah Tema Topikal yang terdiri dari Proses, Partisipan dan Sirkumstan. Marice (Medan:2006) Analisis Tekstual pada Lagu Batak Anakonki Do Hamoroan Di Ahu dan Borhat Ma

Dainang, yang menfokuskan kajiannya pada analisis Tekstual yang memuat Tema Sederhana dan Tema Kompleks. Risnovitasari (Medan:2006) Tesis : Struktur Tema-Rema dalam wacana bahasa Jerman. Skripsi Sarjana Linna Indyarti, (Medan ,1994) : An Analysis of Theme And Rheme In Thomas Hardy’s Poems, mengkaji Tema dan Rema pada teks puisi yaitu mengidentifikasi Tema berdasarkan nominal, adverbial dan frase preposisi, kemudian mengidentifikasi Tema Topikal, Interpersonal atau Tekstual yang terdapat pada puisi tersebut.

BAB IIII

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang dilakukan dalam proses pencarian kebenaran atau pembuktian terhadap fenomena (permasalahan) yang dihadapi melalui suatu prosedur kerja tertentu.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis yang bersifat kualitatif. Metode ini merupakan suatu metode penelitian yang semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penuturnya sehingga yang dihasilkan atau yang dicari berupa pemberian bahasa yang biasa sifatnya seperti potret, paparan, seperti apa adanya. (Sudaryanto,1998:62).

3.2 Sumber Data

Data yang dikaji dalam penelitian ini adalah data tertulis. Yang menjadi sumber data adalah buku karangan P. Angelo P.K Purba, yang berjudul Uppasa Simalungun “ Ia Malasma Ari Malasma Paruhuran”, yang diterbitkan oleh Bina Media tahun 2001.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dikumpulkan dengan cara pemeriksaan data dari sumber data. Kegiatan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Membaca dan mencatat teks umpasa yang dijadikan sumber data

2. Memilih 25 bait umpasa, masing-masing terdiri dari 4 baris sebait sehingga jumlah keseluruhan yang akan dianalisis sebanyak 100 baris.

3.4 Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data dilakukan analisis data secara induktif, yaitu data dikaji melalui proses yang berlangsung dari data ke teori (Djajasudarma,

`1993:13).

Adapun teknik penganalisisan data dilakukan sebagai berikut.

1. Memilih dan mengumpulkan 25 bait umpasa Simalungun.

2. Mengidentifikasi struktur jenis dan unsur Tema yang terdapat pada umpasa Simalungun.

3. Mengidentifikasi jenis dan unsur Tema yang dominan pada umpasa Simalungun.

4. Menyimpulkan hasil analisis Tema dan Rema pada umpasa yang dipilih.

5. Mendeskripsikan hasil analisis.

6. Menurunkan interpretasi untuk menjawab masalah penelitian.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah data terkumpul dan dianalisis, diperoleh hasil penelitian tentang Tema umpasa Simalungun sebagai berikut :

4.1.1 Jenis Tema Berdasarkan Kelaziman dan Komposisi

Tema umpasa Simalungun terjadi dari empat jenis Tema berdasarkan kelaziman dan komposisinya. Keempat jenis Tema tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tema lazim / tunggal = Tltu 2. Tema lazim / majemuk = Tlma 3. Tema tidak lazim tunggal = Ttltu 4. Tema tidak lazim majemuk = Ttlma

Proporsi masing-masing jenis Tema itu diringkas dalam tabel 1.

Tabel 1. Proporsi Jenis Tema Umpasa Simalungun

No Jenis Tema Jumlah %

1 Lazim Tunggal 13 13%

2 Tidak Lazim Tunggal 41 41%

3 Lazim Majemuk 3 3%

4 Tidak Lazim Majemuk 43 43%

Jumlah 100 100%

Dari tabel di atas terlihat umpasa Simalungun di dominasi oleh Tema tidak lazim majemuk dengan proporsi 43 %. Pemunculan Ttlma terjadi pada sampiran dan isi umpasa seperti pada contoh berikut:

(1)

‘Kalau bersaudara ibu ‘

Tema Rema

‘Andainya ibuku mempunyai saudara (laki-laki)’

Jika Ttlma di ubah menjadi Tlma diperoleh klausa berikut.

(2)

Ambit pining marduri

‘Kalau pinang berduri’

Ambit inang berbotou

‘Kalau ibu mempunyai saudara (laki-laki)’

Selanjutnya jika Tlma diubah menjadi Tltu, kedua klausa itu menjadi teks seperti pada (3) berikut.

(3)

Pining manduri

‘Pinang berduri’

Inang marbotou

‘Ibu mempunyai saudara (laki-laki)’

Tema Rema

Penyebab utama kedominanan atau dominasi Ttlma dalam umpasa Simalungun adalah pemakaian umpasa itu menautkan teks yang mendahului

umpasa itu. Ini terjadi atas 2 bagian (1) Tekstual dan (2) Interpersonal (Antarpersonal). Dengan kata lain umpasa berfungsi menjadi penyimpul atau akumulasi pesan yang mendahuluinya.

Penyebab utama adalah fungsi Tekstual yang bertaut dengn situasi pemakaian umpasa. Dalam konteks pemakaiannya, pemunculan Ttlma dapat direkonstruksi sebagai berikut.

On ma borit ni na lang martulang (sebagai teks awal) Ambit marduri pining

Mardulangma namin pahu Ambit marbotou inang Martulangma namin ahu

‘Inilah sakitnya yang tidak mempunyai paman’

‘Kalaulah berduri pinang’

‘Berjaraklah pula pakis’

‘Kalaulah ibu mempunyai saudara (laki-laki)’

‘Saya mempunyai paman’

Teks yang mendahului umpasa itu on ma borit ni na lang martulang ‘ inilah duka dari yang tidak mempunyai tulang’ (inilah derita nasib tidak bertulang), Tulang = paman / saudara laki-laki dari ibu.

Teks itu mendahului pemakaian umpasa dan untuk mengaitkan serta menyimpulkan isi teks itu, digunakan umpasa. Pemunculan umpasa secara alamiah harus menunjukkan keterkaitan. Dengan demikian diperlukan alat penaut, yaitu konjungsi ambit ‘andainya’, atau bentuk linguistik lain yang bertaut atau menautkan umpasa.

Pemunculan Ttlma dalam umpasa Simalungun dapat direkonstruksi dalam pemakaiannya atau interaksi sebagai berikut.

(a). Teks yang mendahului umpasa (sebagai penyimpul).

(b). Teks yang mendahului umpasa Teks berikutnya.

Dengan situasi ini dapat dipahami bahwa dalam budaya Simalungun umpasa tidak dapat memulai interaksi. Dengan kata lain, struktur (c) berikut tidak terjadi dalam budaya Simalungun.

(c). Umpasa teks yang mengikuti.

Dalam masyarakat Simalungun, sama seperti masyarakat Batak lainnya yang berpegang pada sistem patrilineal, peran laki-laki sangat penting. Dalam sistem adat, seseorang yang tidak mempunyai anak laki-laki, atau seseorang perempuan yang tidak saudara laki-laki, dianggap merupakan nasib atau takdir yang menyedihkan. Itulah sebabnya tidak mempunyai tulang seperti pada umpasa di atas dianggap sangat sedih dan pilu. Berikut adalah contoh pemakaian jenis Tema dalam bahasa Simalungun.

1.Ulang ihondor gumba 'Jangan dipagar gumba Timbahou sihondoran 'Tembakaulah yang dipagar Ulang itonggor rupa 'Jangan memandang wajah Parlahoudo Sitonggoran 'Baik budilah yang dilihat

Jenis Teks

Ttlma ulang i hondor gumba(sampiran)

Tltu timbahou sihondoran (sampiran)

Ttlma ulang itonggor rupa (isi)

Tltu parlahou sitonggoran(isi)

Tema Rema

2. Rotapma tali piol `Putuslah tali biola`

Gattih tali husapi `Ganti dengan tali hasapi`

Rotapma namin sihol `Rindu tak tertahan lagi`

Langdongbe tarulahi `Takkan terulang lagi`

Jenis Teks

3. Martenggerma anduhur ‘Bertenggerlah tekukur Takkal bai attarsa ‘Mangkal pada pohon attarsa Anggo dapot sinitta ni uhur ‘Kalau dapat yang dicita-citakan

Ulang lupa bani bona ‘Janganlah lupa pada kampong haLaman

No Jenis Teks

1 Ttltu martenggerma Anduhur (sampiran)

2 Ttltu takkal bai attarsa (sampiran)

3 Ttlma anggo dapot sinittani uhur(isi)

4 Ttlma ulang lupa bai bona (isi)

Tema Rema

4. Mondun rattingni uttei ‘Merunduk dahan pohon jeruk I ondun bueni borasni ‘Dirunduk kebanyakan buahnya Sattabima bani umbei ‘Maaflah pada semua hadirin Hanami nalang pandei ‘Atas kekurangan kami

Jenis Teks

Ttltu mondun ratting ni uttei (sampiran)

Ttltu iondun bueni borasni (sampiran)

Ttltu santabima bani umbei (isi)

Tltu hanami nahurang pandei (isi)

Tema Rema

Penyebab kedua dominasi Ttlma adalah kebertautan dengan fungsi Interpersonal atau Antarpersona. Umpasa merupakan tautan dengan teks yang mendahului berdasarkan fungsi Antarpersona. Dalam contoh berikut umpasa mengikuti ujar pertanyaan.

Aha do podahmu ambia ? Nasuan ma timbahou Dua gantang bahen sadari Naubah ma parlahou Ulang songon sapari

‘Apalah nasehatmu kawan?’

‘Ditanamlah tembakau’

‘Dua muk buat sehari’

‘Ubahlah tingkah laku’

‘Jangan seperti dahulu’

Dalam teks ini seseorang mengajukan pertanyaan Aha do podahmu ambia?, ‘Apa nasihatmu kawan ?, pertanyaan ini disertai dengan jawaban dalam bentuk umpasa. Dengan kata lain pertanyaan dijawab dengan tanggapan yang terealisasi sebagai umpasa.

4.1.2 Proporsi Unsur Tema Majemuk

Tema dapat bersifat majemuk dengan pengertian Tema itu terdiri atas tiga unsur, yakni Tema Tekstual, Tema Antarpersona, dan Tema Topikal.

Perbandingan berbagai unsur yang membangun masing-masing Tema ini di ringkas dalam tabel 2

Tabel 2.

Jenis Tema Unsur Tema Jumlah Persentase

Tema Tekstual Konjungsi Relativitas

Tema Topikal Proses merupakan satu-satunya yang mencirikan Tema tersebut, sementara Tema Antarpersona didominasi oleh unsur penegas 35 % dan 2 % unsur kata Tanya.

Selanjutnya, Tema Topikal didominasi oleh unsur Proses (33%), Partisipan (9%) dan Sirkumstan (5%).

Berikut ini adalah contoh analisis unsur Tema ,

1. Ambit marduri pining `Kalau berduri pinang Mardulangma namin pahu `Berjaraklah juga pakis

Ambit marbotou inang `Kalaulah ibu bersaudara (laki-laki) Martulangma namin ahu `Berpamanlah hendaknya saya

Ambit marduri pining

Konjungsi

Ambit marbotou inang

Konjungsi Tekstual

Tema Rema

Martulangma namin ahu

Proses Topikal

Tema Rema

2. I suan namin kasang 'Ditanam juga kacang Kasangpe lang marbuah 'Kacangpun tak berubah I suba namin marlajang 'Di coba juga merantau Uhurpe lang marubah 'Namun juga tidak berubah

i suan namin kasang

3. Habangma anduhur `Terbanglah tekukur`

Songgop bai asarpua `Hinggap di sarang Tempua`

Anggo ma marsada uhur `Kalau hati sudah bersatu`

4.1.3 Konteks Sosial Umpasa

Penggunaan umpasa terjadi dalam konteks sosial sebagai bagian fungsi Tekstual klausa dalam umpasa, di samping terdiri dari Tema—Rema, dibangun Lama—Baru. Unsur Lama—Baru ini menunjukkan konteks sosial, berupa konteks situasi dan budaya.

a. Konteks situasi penggunaan umpasa

Umpasa Simalungun terjadi dalam konteks situasi yang berciri (+ jarak waktu dan tempat ). Konteks situasi umpasa Simalungun menyangkut unsur (1) medan makna (field), yaitu apa yang dibicarakan dalam hal ini adalah tentang alam atau sosial semesta, (2) pelibat (tenor), yaitu siapa yang terkait dalam interaksi yang dalam umpasa Simalungun pelibat termasuk orang tua, anak-anak, dan muda-mudi. (3) cara (mode) yaitu interaksi dalam umpasa disampaikan dalam media lisan.

Sampiran umpasa bertaut dengan isi, hanya berdasarkan bunyi (persajakan). Kebertautan unsur Baru sampiran dengan Baru isi umpasa yang hanya berdasarkan bunyi/persajakan disebut logogenetik fonologis (berdasarkan Halliday, 2004). Hal ini terjadi karena desakan dalam pemakaian umpasa.

Contoh,

Nasuan ma timbahou (sampiran)

‘Ditanamlah tembakau’

Tema Rema

Lama Baru

Naubah ma parlahou (isi) Ubahlah tingkah laku’

Tema Rema Lama Baru

Sampiran dan isi bertaut dengan fonologis dengan persajakan timbahou : parlahou. Contoh lain dapat di lihat dibawah ini :

i suan namin kasang (sampiran)

’Ditanam juga kacang’

Tema Rema

Sampiran dan isi bertaut dengan fonologis dengan persajakan kasang : marlajang.

b. Konteks budaya penggunaan umpasa

Berbeda dengan hubungan logogenetik fonologis, hubungan budaya dan ideologi mencakup fungsi ideasional dan makna konteks budaya atau ideologi. Hubungan ini umumnya sangat abstrak dan hanya dapat dideskripsi jika seseorang memahami makna konteks budaya komunitas pepantun dan terpantun atau pemakai bahasa. Hubungan ini menyangkut khazanah budaya dan merupakan totalitas nilai budaya dalam bahasa. Dengan sifatnya yang demikian, hubungan ini disebut filogenetis etnografis.

Contoh,

Ambit marduri pining `Kalau berdiri pinang Mardulangma namin pahu `Berjaraklah juga pakis

Ambit marbotou inang `Kalaulah ibu bersaudara(laki-laki) Martulangma namin ahu `Berpamanlah hendaknya saya

Unsur Baru pining secara logogenetik fonologis bertaut dengan inang, dan pada saat yang sama juga bertaut secara filogenetik etnografis.

Pining ‘ pinang tidak mungkin berduri, sampai kini hanya jeruk yang berduri dan pinang belum pernah. Hal ini menunjukkan sesuatu yang tidak mungkin. Ketidaksaman ini ditautkan dengan isi umpasa andai ibu mempunyai saudara laki-laki. Pining ‘pinang tidak mungkin berduri dan sejalan dengan itu, saya pun tidak mempunyai tulang.

Kebertautan sampiran dan isi menyangkut keterkaitan budaya.

Kebertautan filogenetik etnografis makna budaya dan filosofis antara sampiran dan isi. Pining tidak mungkin berduri—sama tidak mungkinnya dengan saya mempunyai tulang.

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Jenis Tema dalam Umpasa Simalungun

Jenis Tema dalam umpasa Simalungun dapat diklasifikasikan berdasarkan kelaziman dan komposisinya. Berdasarkan kelazimannya Tema terdiri atas Tema lazim (Tl) dan Tema tidak lazim (Ttl). Sedangkan berdasarkan komposisinya Tema terdiri atas Tema tunggal (Ttu) dan Tema majemuk (Tma). Dengan mengklasifikasikan silang kedua pembagian berdasarkan kedua kriteria di atas dapatlah ditemukan empat jenis Tema, yang secara sisTematik di uraikan sebagai berikut:

1. Tema lazim / tunggal = Tltu 2. Tema lazim / majemuk = Tlma 3. Tema tidak lazim / tunggal = Ttltu 4. Tema tidak lazim / majemuk = Ttlma

Berikut ini adalah analisis struktur dan jenis Tema umpasa pada masyarakat Simalungun.

1. Ambit marduri pining `Kalau berduri pinang Mardulangma namin pahu `Berjaraklah juga pakis

Ambit marbotou inang `Kalaulah ibu bersaudara(laki-laki) Martulangma namin ahu `Berpamanlah hendaknya saya

No Jenis Teks

2. Rantingku ranting dapdap 'Kayuku kayu dadap Ulang bahen pandadangan 'Jangan dibuat perapian

Hatangkin hata dakdanak 'Perkataanku itu perkataan anak-anak Ulang bahen parutangan 'Jangan diminta pertanggungjawaban

No Jenis Teks

3. Mantinpe mangan gula-gula 'Enakpun makan gula-gula (sejenis permen) Mantinando mangan talah-talah 'Lebih enak talah-talah(sejenis makanan ) Mantinpe tading na i huta 'Enakpun tinggal di kampung

Mantinando namarsikolah 'Lebih enak yang bersekolah

No Jenis Teks

1 Ttlma mantinpe mangan gula-gula

2 Ttlma mantinando mangan talah-talah

3 Ttlma mantinpe tading ihuta

4 Ttlma mantinando namarsikolah

Tema Rema

4. Ase ranting pe pahu 'Sebab kayu apipun dijadikan api

I toruh ni sabah Purba tua 'Di bawahnya sawah kampung Purba tua Ase tuding pe ahu 'Sebab ketinggalan saya

Miskindo orangtua 'Karena keadaan orangtau yang miskin.

No Jenis Teks

5. Rotapma tali hotor 'Putuslah tali dangau Gantung buah tatabu 'Tergantung buah labu Hubotoh do namin monortor 'Aku pandai menari

Tapi marigat baju-baju 'Tetapi bajuku koyak-koyak

No Jenis Teks

1 Ttltu rotapma tali hotor

2 Ttltu gantung buah tatabu

3 Tltu hubotohdo namin manortor

4 Ttlma tapi maringat baju-baju

Tema Rema

6. Mardalan hu Pagarjandi 'Berjalan ke Pagarjandi

Dalan mareluk 'Jalan berbelok-belok

Anggo domma marjanji 'Kalau sudah berjanji

Ulang be ham mangeluk 'Janganlah lagi kamu mengikari

No Jenis Teks

1 Ttltu mardalan hu Pagarjandi

2 Ttltu dalan mareluk-eluk

3 Tltu anggo domma marjanji

4 Ttlma ulang be ham mangeluk

Tema Rema

7. Ahama bahenon durungonmu 'Apalah yang engkau jala Gombur do parlangkitangan 'Keruh tempat mencari siput Ahama gunani sungsangonmu 'Apalah guna kedatanganmu

Hatamondi do parsirangon 'Pembicaraanmu dululah kata terakhir

No Jenis Teks

8. I suan namin kasang 'Ditanam juga kacang Kasangpe lang marbuah 'Kacangpun tak berubah I suba namin marlajang 'Di coba juga merantau Uhurpe lang marubah 'Namun juga tidak berubah

No Jenis Teks

9. Anggo madungdung buluh 'Kalau mencondong bambu Dungdung hu hayu loting 'Condong ke kayu loting Anggo malungun uhur 'Kalau hati bersedih Ingat bani huta Siloting 'Ingat kampung si Loting

No Jenis Teks

1 Ttlma anggo madungdung buluh

2 Ttltu dungdung hu hayu loting

3 Ttlma anggo malungun uhur

4 Ttltu ingat bai huta si Loting

Tema Rema

10. Habangma anduhur `Terbanglah tekukur`

Songgop bai asarpua `Hinggap di sarang Tempua`

11. Rotapma tali piol `Putuslah tali biola`

Gattih tali husapi `Ganti dengan tali hasapi`

Rotapma namin sihol `Rindu tak tertahan lagi`

Langdongbe tarulahi `Takkan terulang lagi`

No Jenis Teks

12. Dalan laho hu Haranggaol `Jalan mau ke Haranggaol`

Buei do bulungni pisang `Banyak daun pisang`

Anggo domma margaul `Kalau sudah bergaul`

Ulangma namin sirang `Janganlah hendaknya berpisah`

No Jenis Teks

13. Ulang sonin lajamu `Jangan begitu lengkuasmu`

Marbalos pinta-pinta `Berbalas segala pinta`

Ulang sonin hatamu `Jangan begitu perkataanmu`

Marbotou dope hita `Kita masih bersaudara`

14. Gambiri i topi pasar `Kemiri di tepi pasar`

Panjomuran ni saputangan `Tempat menjemur sapu tangan`

Anggo misirma ham patar `Kalau berangkat kamu besok`

15. Boras isuhat satumba `Beras ditakar satu liter`

I boban hu Jakarta `Dibawa ke Jakarta`

Horasma hita ganupan `SeLamatlah kita semua`

Ituppaki Naibata `Diberkati Tuhan`

No Jenis Teks

16. Marbuah uttei jungga ‘Marbuah jeruk jungga Boras marsabur-saburan ’Beras taburan

17.Tubuhma lata-lata ’Tumbuhlah rumput kecil I babouni hompoan ’Di atas kayu tua

Age sonon namasa ’Walau begini kejadian Ulang hita holsohan ’Jangan kita menyesali nasib

No Jenis Teks

18. Nasuanma timbahou 'Tanamlah tembakau

Dua gantangmagan bahen sadari 'Dua muklah buat sehari Naubahma parlahou ' Robahlah tingkah laku Ulang songon sapari 'Jangan seperti dahulu

No Jenis Teks

19. Ulang ihondor gumba 'Jangan dipagar gumba Timbahou sihondoran 'Tembakaulah yang dipagar Ulang itonggor rupa 'Jangan memandang wajah

20. Mondun rattingni uttei ‘Merunduk dahan pohon jeruk I ondun bueni borasni ‘Dirunduk kebanyakan buahnya Sattabima bani umbei ‘Maaflah pada semua hadirin Hanami nalang pandei ‘Atas kekurangan kami

No Jenis Teks

21. I roboh hayu dapdap ‘Ditebang kayu dapdap

Marumbak hupasmispisan ‘Rubuh kecucuranair dari atap Sodap tumang pangahap ‘Sungguh enak perasaan Anggo langdong parsalisihan ‘Jikalau ada perselisihan

No Jenis Teks

1 Ttltu iroboh hayu dapdap

2 Ttltu marumbak hupamispisan

3 Ttlma sodaptumang pangahap

4 Ttlma anggo langdong parsalisihan

Tema Rema

22. Marhata manuk-manuk ‘Berbunyi burung-burung Songgop I atas jambu ‘Hinggap di atas jabu

23. Maruratma gan sihala ‘Berakarlah kincung

I lambung bah tapian ‘Di dekat tempat pemandian

Boido marsiberean hata ‘Bolehlah argumentasi saling memberi Tapi ulang dihut lalu tangan ‘Tapi jangan sampai berkelahi

No Jenis Teks

24. Martenggerma anduhur ‘Bertenggerlah tekukur Takkal bai attarsa ‘Mangkal pada attarsa

Anggo dapot sinitta ni uhur ‘Kalau dapat yang dicita-citakan Ulang lupa bani bona ‘Janganlah lupapada pokok

No Jenis Teks

25. Mardahan indahan i tataring ‘Menanak nasi di dapur

Pananggoranni bahen hudon ‘Tempat masaknya buat di periuk Ulang ma hita tading ‘Janganlah kita ketinggalan

Dearanma hita marsiurupan ‘Lebih baiklah kita saling membantu

No Jenis Teks

4.2.2 Analisis Unsur Tema dalam Umpasa Simalungun 1.

Ambit marduri pining

Konjungsi

Ambit marbotou inang

Konjungsi Tekstual

Tema Rema

Martulangma namin ahu Proses

Topikal

Tema Rema

Dari umpasa di atas dapatlah dijelaskan struktur Temanya adalah Tema Tekstual dan Tema Topikal. Hal ini dapat terlihat pada baris 1,3 adalah Tema Tekstual yang ditandai dengan unsur konjungsi ambit 'kalau', sedangkan pada baris 2,4 adalah Tema Topikal yang berupa Proses mardulangma 'berjaraklah' dan martulangma 'berpamanlah'.

Ditinjau dari konteks sosial umpasa di atas mengemukakan medan makna tentang alam sosial semesta yakni tumbuhan pining 'pinang' dan pahu 'pakis'. Hal ini bisa terlihat pada dua klausa pertama sebagai sampiran.

Sedangkan isi dari umpasa di atas adalah menyampaikan pesan tentang pikiran atau perasaan seseorang yang merindukan sosok kehadiran seorang paman.

Ketersangkutan atau ketertautan sampiran dengan isi umpasa di atas dapat dikatakan bersifat filogenetik entografis.

2.

Rantingku ranting dapdap

Partisipan Topikal

Tema Rema

Ulang bahen pandadangan

Penegas Antarpersona

Tema Rema

Hatangkin hata dakdanak

Penegas

Antarpesona

Tema Rema

Ulang bahen parutangan

Penegas Antarpersona

Tema Rema

Dari umpasa di atas dapatlah dijelaskan struktur Temanya adalah Tema Topikal dan Tema Antarpersona. Hal ini dapat terlihat pada baris 1 adalah Tema Topikal berupa Partisipan yaitu rantingku 'kayuku' dan, sedangkan pada baris 2,3 dan 4 struktur Temanya adalah Tema Antarpersona dengan unsur penegas ulang 'jangan', hatangkin ’ perkataanku’.

Ditinjau dari konteks sosial, umpasa di atas mengemukakan medan makna tentang alam dan sosial semesta yaitu tumbuhan dapdap 'pohon dadap' dan tempat tentang ipandadangi ' dibuat tempat perapian' hal ini terlihat dalam dua klausa pertama sebagai sampiran, sedangkan isi umpasa di atas menyampaikan pesan permohonan dari seseorang kepada Teman bicaranya supaya apa yang Baru diungkapkan (diucapkan) jangan dimaksukkan dalam hati.

Ketersangkutan atau ketertautan sampiran dengan isi umpasa di atas dapat dikatakan bersifat filogenetik entografis.

3.

Mantinpe mangan gula-gula

Penegas Antarpersona

Tema Rema

Mantinando mangan talah-talah Penegas

Antarpersona

Tema Rema

Mantinpe tading na i huta

Penegas Antarpersona

Tema Rema

Mantinando na marsikolah

Penegas Antarpersona

Tema Rema

Dari umpasa di atas dapatlah dijelaskan struktur Temanya adalah Tema Antarpersona. Hal ini dapat terlihat pada baris 1,2,3, dan 4. yang ditandai dengan unsur penegas yaitu mantinpe 'enakpun' dan mantinando 'lebih enak'.

Ditijau dari konteks sosial, umpasa di atas dimengemukakan medan makna tentang alam atau sosial semesta yaitu nama benda gula-gula 'sejenis permen' dan talah-talah 'sejenis makanan'. Hal ini terdapat pada dua klausa pertama sebagai sampiran. Sedangkan isi umpasa di atas menyampaikan pesan pernyataan bahwa kehidupan menuntut ilmu jauh lebih baik daripada hidup di kampung.

Ketersangkutan atau ketertautan sampiran dengan isi umpasa di atas dapat dikatakan bersifat logogenetik berdasarkan sifat fonologis, di mana antara sampiran dan isi terdapat hubungan persajakan atau kesamaan bunyi yakni : gula-gula : i huta dan talah-talah : marsikolah.

4. Tekstual, Tema Topikal dan Antarpersona. Hal ini dapat terlihat pada baris 1,3 adalah Tema Tekstual yang ditandai dengan unsur konjungsi ase 'sebab', dan pada baris 2 adalah Topikal berupa Sirkumstan dan Tema Antarpersona terdapat baris 4 dengan unsur penegas miskin do 'miskin sekali'.

Ditinjau dari konteks sosial umpasa di atas mengemukakan tentang alam semesta yaitu tumbuhan pahu 'pakis' dan tempat Purba tua. Hal ini terlihat pada dua klausa pertama sebagai sampiran. Sedangkan isi dari umpasa di atas menyampaikan pesan pernyataan seseorang yang putus sekolah karena keadaan orang tua yang tidak mampu.

Ditinjau dari konteks sosial umpasa di atas mengemukakan tentang alam semesta yaitu tumbuhan pahu 'pakis' dan tempat Purba tua. Hal ini terlihat pada dua klausa pertama sebagai sampiran. Sedangkan isi dari umpasa di atas menyampaikan pesan pernyataan seseorang yang putus sekolah karena keadaan orang tua yang tidak mampu.

Dokumen terkait