• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI DAN METODE

ALUR PENELITIAN

4 100 butir telur tetas Ross 308

820 butir 820 butir 820 butir 820 butir

(P1) (P2) (P3) (P4)

Inkubasi selama 18 hari

Seleksi telur-telur fertile (2922 butir)

692 butir 692 butir 772 butir 766 butir

(P1) (P2) (P3) (P4)

Injeksi Glutamin Injeksi Dekstrin Injeksi Dekstrin + Glutamin Injeksi NaCl o.5 % (Placebo)

Hatchery selama 3 hari

369 Ekor 216 ekor 169ekor 706 ekor

(P1) (P2) (P3) (P4)

Seleksi DOC jantan

187 ekor 103 ekor 66 ekor 271 ekor

(P1) (P2) (P4) (P4)

50 ekor: 50 ekor: 50 ekor: 50 ekor:

5 ulangan 5 ulangan 5 ulangan 5 ulangan

@ 10 ekor @ 10 ekor @ 10 ekor @ 10 ekor

(lanjutan dari halaman 29)

Day Old Chick (DOC) :

@ 50 ekor per perlakukan untuk pengukuran bobot badan Umur 4 hari:

@ 5 ekor per perlakuan untuk pengukuran titer antibodi terhadap vaksin NewCastle Disease (ND)

Umur 5 hari:

@ 50 ekor per perlakuan untuk vaksin ND pertama Umur 7 hari :

- Total Leukosit dan Diferensiasinya @ 5 ekor per perlakuan - Bobot Badan @ 50 ekor per perlakuan

- Konsumsi Pakan

- Feed Conversion Ratio @ 50 ekor per perlakuan Umur 12 hari :

- Titer Antibodi terhadap Vaksin ND @ 5 ekor per perlakuan

- Titer Antibodi terhadap Vaksin Infectious Bursal Disease (IBD) @ 5 ekor per perlakuan Umur 13 hari : Vaksin IBD @ 50 ekor per perlakuan

Umur 14 hari :

- Bobot Badan @ 50 ekor per perlakuan - Konsumsi Pakan

- Feed Conversion Ratio @ 50 ekor per perlakuan - Bobot Bursa dan Timus @ 5 ekor per perlakuan

5 ulangan: 5 ulangan: 5 ulangan: 5 ulangan:

@ 9 ekor @ 9 ekor @ 9 ekor @ 9 ekor

Umur 20 hari :

- Titer Antibodi terhadap Vaksin ND @ 5 ekor per perlakuan - Titer Antibodi terhadap Vaksin IBD @ 5 ekor per perlakuan Umur 21 hari :

- Total Leukosit dan Diferensiasinya @ 5 ekor per perlakuan - Bobot Badan @ 45 ekor per perlakuan

- Konsumsi Pakan

- Feed Conversion Ratio @ 45 ekor per perlakuan - Vaksin ND Kedua @ 5 ekor per perlakuan

Umur 28 hari :

- Bobot Badan @ 45 ekor per perlakuan - Konsumsi Pakan

- Feed Conversion Ratio @ 45 ekor per perlakuan

(lanjutan dari halaman 30)

Umur 35 hari :

- Total Leukosit dan Diferensiasinya @ 5 ekor per perlakuan - Bobot Badan @ 45 ekor per perlakuan

- Konsumsi Pakan

- Feed Conversion Ratio @ 45 ekor per perlakuan - Persentase Karkas @ 5 ekor per perlakuan - Persentase Dada @ 5 ekor per perlakuan - Persentase Paha @ 5 ekor per perlakuan

- Kadar Protein Dada dan Paha @ 5 ekor per perlakuan - Kadar Lemak Dada dan Paha @ 5 ekor per perlakuan

5 ulangan: 5 ulangan: 5 ulangan: 5 ulangan:

@ 8 ekor @ 8 ekor @ 8 ekor @ 8 ekor

(Glutamin) (Dekstrin) (Dekstrin + Glutamin) (NaCl 0.5%)

Gambar 3 Alur penelitian yang dilakukan selama masa penelitian

3. Tahap Pengumpulan Data

Parameter yang diukur pada penelitian ini diantaranya adalah performa ayam yang meliputi bobot badan, konsumsi pakan untuk mengetahui FCR, respon kebal yang meliputi leukosit dan diferensiasinya, titer ND dan IBD, bobot organ timus dan bursa serta kualitas dan kuantitas karkas yang meliputi persentase karkas, persentase dada dan paha, serta kadar protein dan lemak daging dada dan paha. Berikut adalah tabel tahap-tahap pengambilan data yang akan dilakukan pada saat penelitian.

Tabel 3 Tahap pengumpulan data yang dilakukan selama penelitian

Hari Ke-

Jumlah Ayam per ulangan

(Ekor)

Data yang Diambil

1 10 Penimbangan Bobot Badan DOC yang akan digunakan

4, 12, 20, 28 1 Pengambilan sampel darah ayam untuk pengukuran titer antibodi sebelum dan sesudah vaksin ND (Newcastle Disease)*

7, 14, 21, 28, 35 10 Penimbangan Bobot Badan dan sisa pakan untuk mengetahui pertambahan bobot badan dan feed Conversion Rate (FCR)

7, 21, 35 1 Pengambilan sampel darah ayam untuk pengukuran Leukosit dan diferensiasinya (preparat ulas) sebagai pengukuran respon imun 12, 20 1 Pengambilan sampel darah ayam untuk

pengukuran titer antibodi sebelum dan sesudah vaksin IBD (Infectious BursalDisease)**

14 1 Pemotongan ayam untuk penimbangan organ timus dan bursa fabrisius ayam sebagai pengukuran respon imun. Bursa fabrisius dianalisa secara histopat untuk pengukuran respon imun

35 1 Pemotongan ayam untuk penimbangan persentase karkas dan perhitungan komposisi karkas yang kemudian pada bagian dada dan paha akan dianalisis menggunakan analisis Proksimat

*Vaksin ND pertama diberikan pada umur lima hari, menggunakan vaksin inaktif ND produksi INTERVET yang diberikan melalui penyuntikan pada subkutan leher dan ND aktif strain Lasota yang diberikan melalui tetes mata. Vaksin ND kedua diberikan pada umur 21 hari, menggunakan vaksin aktif strain Lasota yang diberikan melalui air minum.

**Vaksin IBD diberikan pada umur 13 hari, menggunakan vaksin aktif IBD produksi CEVA yang dimasukkan dalam air minum.

Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap pengambilan data yang dilakukan selama penelitian :

a. Pengukuran Performa.

• Pengukuran konsumsi ransum (g/ekor) didapatkan dari pengurangan jumlah pakan yang diberikan dengan jumlah pakan sisa tiap minggunya atau pada hari ke- 7, 14, 21, 28 dan 35.

• Penimbangan bobot badan dilakukan dengan menimbang ayam per-ekor setiap seminggu sekali.

• FCR (Feed Conversion Ratio) mingguandi dapat dengan membagi jumlah konsumsi pakan dengan bobot badan ayam akhir minggu.

b. Pengukuran Leukosit dan Diferensiasi

Pada hari ke 7, 21 dan 35 satu sampel darah ayam sebanyak 2 ml per ulangan kecuali pada hari ke-7 hanya 1 ml. Darah diambil melalui pembuluh darah vena di sayap kecuali pada hari ke-7 diambil melalui pembuluh darah vena pada leher untuk pengukuran jumlah leukosit dan diferensiasinya. Segera setelah sampel darah diambil, dilakukan perhitungan jumlah leukositnya dengan kamar hitung dan pengencerannya 20 kali dengan larutan Brilliant Cresy Blue (BCB). Jumlah leukosit per mm3 darah dengan pengenceran 20 kali = 20 x 10/4 x jumlah butir leukosit dalam 4 kotak = 50 x butir leukosit dalam 4 kotak besar (Benjamin 1980).

Diferensiasi leukosit dilakukan pada preparat ulas darah yang diwarnai dengan pewarnaan Giemsa meliputi pengamatan heterofil, eosinofil, basofil, monosit dan limfosit dalam persentase dan jumlah keseluruhannya adalah 100% atau dengan metode Benjamin (1980).

c. Pengukuran Bursa dan Timus

Pada hari ke 14 dari tiap pen/ulangan satu ekor ayam dibedah dan diambil organ timus dan bursa yang kemudian ditimbang dan di ukur bobot relatifnya dengan rumus : % 100 ) ( ) ( % = × g potong Bobot g timus Bobot timus Bobot 34

% 100 ) ( ) ( % = × g potong Bobot g bursa Bobot bursa Bobot

Setelah penimbangan, organ bursa dimasukkan ke dalam tabung yang berisi larutan formalin 10% dan kemudian di buat preparat histologi. Preparat histologi menggunakan pewarnaan hematoksilin dan eosin dengan pembesaran 400x.

d. Uji Penghambatan aglutinasi (HI Test)

Pada hari ke 4, 12, 20 dan 28 diambil 2 ml darah, kecuali pada hari ke-4 sehanya sebanyak 1 ml dari satu ekor ayam pada tiap ulangan. Darah diambil melalui pembuluh darah vena di sayap, tetapi untuk hari ke empat diambil melalui pembuluh darah vena di leher. Hal ini dilakukan untuk pengukuran respon imun yaitu untuk pengukuran titer antibodi terhadap ND. Untuk pengukuran ini diperlukan serum. Darah yang didapat dimiringkan dan dibiarkan selama satu jam, lalu dimasukkan ke dalam pendingin 40C selama 10-30 jam, lalu diambil serumnya. Serum adalah bentuk cairan darah tanpa fibrinogen.

Uji HI dalam penelitian ini ditujukan untuk mengukur tingginya titer antibodi yang terkandung di dalam serum atau untuk menggambarkan tingkat kekebalan ayam setelah divaksinasi dengan vaksin ND La Sota (Malole 1988). Serum yang dihasilkan dari sampel darah langsung dianalisis titer antibodinya.

Nilai titrasi merupakan titer antibodi yang dapat dilihat dari pengenceran tertinggi yang mampu mengendapkan sel darah merah. Hasil reaksi yang menunjukkan penghambatan aglutinasi terakhir pada sumur mikroplate yang merupakan pengenceran tertinggi dari serum yang di uji disebut end point. Titer antibodi dihitung dengan melihat end point (Siregar 1988).

Rata-rata titer antibodi dari masing-masing perlakuan dihitung dengan metode Geometric Mean Titer (GMT) menurut Villegas (1987) dengan rumus:

N sn tn Log s t Log s t Log LogGMT GMT Log = ( 2(1)( 1)+ 2(1)( 1)+...+ 2( )( ))

t = Titer antibodi pada pengenceran terakhir s = Jumlah contoh serum bertiter t

n = Titer antibodi pada sampel n

e. Uji ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)

Pada hari ke 12 dan 20 dari tiap pen/ulangan diambil satu sampel darah ayam sebanyak 2 ml melalui pembuluh darah vena di sayap untuk pengukuran respon imun yaitu untuk pengukuran titer antibodi terhadap IBD. Pada pengukuran ini diperlukan serum, yaitu bentuk cairan darah tanpa fibrinogen. Darah yang didapat dibiarkan selama satu jam, lalu dimasukkan ke dalam pendingin 40C selama 10-30 jam, lalu diambil serumnya.

Uji ELISA dalam penelitian ini ditujukan untuk mengukur tingginya titer antibodi yang terkandung di dalam serum atau untuk menggambarkan tingkat kekebalan ayam setelah divaksinasi dengan vaksin IBD intermediate. Serum yang dihasilkan dari sampel darah langsung dilakukan pengukuran terhadap titer antibodinya di laboratorium.

Titer antibodi terhadap Gumboro di dalam serum di periksa dengan metode ELISA. Data hasil pembacaan dari Elisa diolah dengan rumus (Affini Tech. Elisa Test kit 2004) :

positif sampel Rasio negatif serum rata Rata positif serum rata Rata negatif serum rata Rata sampel rata Rata = − − − − − − ) ( ) ( ) ( ) (

Rasio sampel positif x 100 = ELISA UNIT (EU)

Dengan interpretasi hasil :

ƒ < 5 EU : Titer antibodi negatif ƒ 5 – 15 EU : Titer anitibodi positif lemah ƒ 15 – 75 EU : Titer antibodi positif sedang ƒ > 75 : Titer antibodi positif kuat

f. Persentase serta Kandungan Lemak dan Protein Dada dan Paha Ayam

Umur 35 hari, satu ekor ayam ayam diambil dari tiap ulangan untuk dipotong. Sebelum dipotong ayam ditimbang untuk mengetahui bobot hidup, setelah dipotong, ditimbang lalu dikuliti. Karkas yang didapat kemudian dipisahkan dari tulang dan lemak. Hal-hal yang diamati dalam pengukuran ini diantaranya adalah bobot karkas, bobot dada dan paha. Bobot karkas diperoleh dengan menimbang ayam yang telah dipotong tanpa bulu, kepala, leher, kaki bagian metatarsus, organ dalam dan darah (Plavnik 1983). Bobot potongan karkas diperoleh dengan menimbang setelah memisahkan bagian-bagian karkas yaitu bagian dada dan paha (Plavnik 1983). Persentase karkas, persentase dada dan paha diukur dengan rumus (Plavnik 1983):

% 100 ) ( ) ( % = × g hidup Bobot g karkas Bobot karkas Bobot % 100 ) ( ) ( % = × g karkas Bobot g dada Bobot dada Bobot % 100 ) ( ) ( % = × g karkas Bobot g paha Bobot paha Bobot

Daging bagian dada (white meat) dan paha (dark meat) yang diperoleh ditimbang dan digiling menggunakan penggilingan daging, lalu di oven pada 500C selama 48 jam, yang kemudian diuji komposisi kimianya yaitu kadar protein daging, kadar lemak daging.

Analisis Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan uji lanjut Tukey. Adapun model statistika (Steel & Torrie 1991) yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Keterangan :

Yijk = Respon hasil prcobaan

µ = Nilai tengah populasi αi = Pengaruh perlakuan ke – i

εij = Galat percobaan dari perlakuan ke-i pengamatan ke-j

i = Perlakuan ke-I (1, 2, 3, 4) j = Ulangan ke j (1, 2, 3, 4, 5)

Dokumen terkait