• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

F. Tata Cara Penelitian

Penelitian ini digunakan kecamatan di Kota Yogyakarta yang memiliki jumlah apotek terbanyak. Tetapi karena adanya pertimbangan perizinan dari pihak apotek untuk dilakukan penelitian, maka peneliti memperluas wilayah penelitian menjadi empat kecamatan yang saling berdekatan, yaitu Kraton, Mantrijeron, Mergangsan dan Wirobrajan Kota Yogyakarta.

b. Pembuatan Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu instrumen pengumpulan data dalam penelitian sosial. Dengan kuesioner tersebut peneliti menggali informasi dari responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang di dalamnya terdapat pertanyaan yang wajib dijawab oleh pasien.

Dasar dari kuesioner adalah Kepmenkes RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004, yang dimulai dengan mengelompokkan data berdasarkan pengelolaan sumber daya, pelayanan, serta aspek empati kemudian menghitung jumlah total dari tiap alternatif jawaban.

Kuesioner terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama memuat mengenai karakteristik responden yang akan mengisi kusioner. Bagian kedua memuat perbandingan antara kenyataan dan harapan yang dirasakan responden. Pilihan jawaban untuk kuesioner ini menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan yang favorable adalah Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS)= 1 sedangkan pernyataan yang unfavorableadalah Sangat Setuju (SS) = 1, Setuju (S) = 2, Tidak Setuju (TS) = 3, Sangat Tidak Setuju (STS)= 4. Pernyataan dalam kuesioner ini terdiri dari 4 bagian yang diambil dari Kepmenkes RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 dan aspek empati.

Tabel I. Pernyataan yang mengandung tiga aspek utama dalam kuesioner

Aspek Nomor Pernyataan

Pengelolaan Sumber Daya 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13 Pelayanan 14,15,16,17,18,19,20,21

c. Pengujian Kuesioner 1) Uji validitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan. Uji validitas pada setiap pernyataan dalam kuesioner pada penelitian ini diukur dengan menggunakan program komputer dengan analisis Pearson Product Moment pada tingkat kepercayaan 95%. Setiap pernyataan dalam kuesioner dianggap valid apabila diperoleh nilai diatas nilai r product moment yang telah ada (Sugiyono, 2008).

Tipe validitas pada umumnya digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu construct validity(validitas konstruk),content validity(validitas isi), dancriterion related validity (validitas berdasarkan kinerja. Pada penelitian ini dilakukan uji validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi test dengan analisis rasional atau lewat professional judgment. Dikarenakan estimasi validitas ini tidak melibatkan perhitungan statistik apapun melainkan hanya analisis rasional maka tidaklah diharapkan setiap orang akan sama sependapat mengenai sejauh mana validitas isi suatu tes telah tercapai (Azwar, 2003).

Uji validitas dilakukan pada Apotek Sanata Dharma. Kuesioner diberikan pada pasien yang datang membawa resep. Pemilihan Apotek Sanata Dharma sebagai tempat validasi agar dapat menggambarkan kondisi di apotek Kota Yogyakarta yang telah terlabelisasi yang akan menjadi tempat penelitian. Uji validitas di Apotek Sanata Dharma dilakukan sebanyak tiga kali kemudian di lakukan analisa rasional denganprofessional judgment. Uji validitas ini dilakukan

dengan melihat nilai valid dari tiap pernyataan sehingga yang diukur uji validasi isi. Uji validasi kuesioner dihitung dengan menghitung korelasi antara kenyataan dari masing-masing pernyataan. Pada uji validitas dilakukan uji dengan analisis Pearson Product Moment. Uji validasi pertama dari 33 pernyataan hanya 23 pernyataan yang memenuhi syarat. Uji validasi kedua dari 28 pernyataan hanya 17 pernyataan yang memenuhi syarat. Uji validasi ketiga dari 27 pernyataan hanya 12 pernyataan yang memenuhi syarat.

2) Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan, sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran yang berulang-ulang (Notoatmodjo, 2002). Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (r) yang mempunyai rentang angka 0 sampai 1. Semakin tinggi nilai koefisien reliabilitas maka semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, semakin rendah nilai koefisien reliabilitas maka semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2003). Pada penelitian, nilai reliabilitas kenyataan 0,889 dan nilai reliabilitas harapan 0,912 dengan 16 responden dengan nilai koefisien alfa > 0,75. Hal ini berarti kuesioner yang dibuat sudah siap untuk digunakan.

d. Penyebaran Kuesioner

Kuesioner diberikan langsung kepada responden yang datang dengan membawa resep obat dan peneliti akan mendampingi responden dalam pengisian kuesioner. Jika ada responden yang tidak memahami isi kuesioner maka peneliti akan membantu menjelaskan maksud dari isi kuesioner tersebut tanpa

memberikan pengaruh terhadap pengisian kuesioner. Jika ada pasien yang mengalami kesulitan dalam hal membaca maka peneliti dapat membantu membacakan pernyataan kuesioner kepada responden tanpa mempengaruhi jawaban yang diberikan responden.

e. Pengumpulan kuesioner

Kuesioner langsung dikumpulkan setelah responden selesai menjawab dan mengisi keseluruhan pernyataan yang diajukan secara tertulis.

f. Pengolahan Data 1) AnalisisGap

Tingkat kupuasan pelayanan dijelaskan dengan menggunakan analisis kesenjangan (gap). Kepuasan paling tinggi terjadi apabila kenyataan melampaui harapan yaitu saat pelayanan yang diberikan maksimal (5) sedangkan harapn minimal (1), sehingga diperoleh nilai sebesar 5-1 = 4. Sebaliknya, kepuasan paling rendah terjadi apabila kenyataan yang diberikan jauh dibawah harapan yaitu saat pelayanan yang diberikan minimal (1) sedangkan harapan maksimal (5), sehingga diperoleh nilai sebesar 1-5 = -4.

Menurut Mulyono (1991) rentang kepuasan terkecil sebesar -4 sampai dengan terbesar sebesar 4 memiliki interval:

Interval = (Skor tertinggi-Skor terendah) / Jumlah Kelompok = (4 - (-4)) / 5 = 1,6

Tabel II. Klasifikasi Kesenjangan (gap) Interval Klasifikasi -4 s/d -2.4 Sangat Rendah -2,4 s/d -0,8 Rendah -0,8 s/d 0,8 Sedang 0,8 s/d 2,4 Tinggi

2.4 s/d 4 Tinggi Sangat Tinggi

2) Diagram Kartesius

Diagram kartesius menjabarkan tingkat pernyataan ke dalam empat bagian sehingga dengan diagram ini dapat ditentukan faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan yang dapat diprioritaskan bagi apotek untuk ditingkatkan lebih lanjut. Apabila terletak di kuadran I maka direkomendasikan untuk pertahankan prestasi, kuadran II dapat direkomendasikan mendapat prioritas utama, kuadran III dapat direkomendasikan untuk melakukan perbaikan dengan prioritas rendah dan kuadran IV berlebihan sehingga direkomendasikan untuk dikurangi.

g. Wawancara

Wawancara merupakan pengumpulan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan terstruktur secara lisan. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan kepada apoteker pengelola apotek. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui apakah keinginan responden sudah sesuai dengan kinerja pihak apotek.

Dokumen terkait