A. Identitas Responden
1. Jenis Kelamin
Salah satu penggolongan identitas responden yaitu berdasarkan jenis kelamin yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Semua responden pada penelitian ini adalah laki-laki sebanyak 42 orang. Kaum laki-laki lebih banyak berperan dalam penerimaan inovasi biogas dikarenakan laki- laki di Kabupaten Sukoharjo lebih berperan dalam keluarga yaitu sebagai kepala rumah tangga. Oleh karena itu, peran laki-laki lebih dominan dalam pengambilan keputusan dalam penerimaan suatu inovasi baru dalam keluarga daripada perempuan.
2. Umur Responden
Responden dalam penelitian ini digolongkan menjadi 2 yaitu, kelompok umur produktif (15-64 tahun) dan non-produktif (penduduk
umur ≤14 tahun dan penduduk umur ≥ 64 tahun) (Mantra, 2003).
Responden dari umur produktif biasanya masih aktif dalam melakukan kegiatan usaha tani dibandingkan responden yang umurnya sudah tidak produktif lagi. Umur responden dapat dilihat pada tabel 5.1 :
Tabel 5.1. Distribusi Jumlah Responden Menurut Umur
No. Kategori Usia Jumlah Responden (orang) Persentase (%)
1. 2.
Umur produktif (15-64 tahun) Umur nonproduktif
(≤ 14 tahun dan ≥ 64 tahun)
39 3
92,86 7,14
Jumlah 42 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011
Responden yang tergolong dalam umur produktif sebanyak 39 orang atau sebesar 92,86 persen sedangkan usia non produktif sebanyak 3 orang atau sebesar 7,14 persen. Menurut Soekartawi (2005) semakin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui, sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih
commit to user
cepat melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya mereka masih
belum berpengalaman dalam adopsi inovasi tersebut.
Adopsi inovasi oleh petani yang belum berpengalaman dalam adopsi inovasi ditunjukkan dengan adanya respon yang baik dari para petani responden yang mayoritas tergolong dalam usia produktif dalam penerimaan inovasi baru yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani responden dalam mendapatkan informasi mengenai biogas serta menerapkannya yang meliputi pengoperasian dan pemeliharaan instalasi biogas.
3. Jumlah Anggota Keluarga
Penggolongan identitas responden yang meliputi jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), umur (umur produktif dan umur non produktif), juga meliputi jumlah anggota rumah tangga responden. Jumlah anggota rumah tangga merupakan jumlah anggota rumah tangga responden yang tinggal dalam satu rumah tangga. Lebih lanjut, jumlah anggota rumah tangga dapat dilihat pada tabel 5.2 :
Tabel 5.2. Distribusi Jumlah Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga
No. Kategori Jumlah Anggota Keluarga Jumlah Responden
(orang) Persentase (%) 1. 2-4 orang 25 59,52 2. 5-7 orang 16 38,10 3. ≥8 orang 1 2,38 Jumlah 42 100,00
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011
Banyaknya jumlah anggota rumah tangga akan berpengaruh pada perekonomian keluarga. Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka akan semakin meningkat pula kebutuhan keluarga. Hal ini tentunya juga akan membuat biaya hidup yang dikeluarkan semakin besar. Walaupun demikian apabila dalam suatu keluarga terdapat beberapa orang yang bekerja maka pendapatan keluarga pun akan semakin meningkat.
commit to user
4. Tingkat Pendapatan
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan dari usahatani yang dibatasi dalam kurun waktu satu musim tanam. Penerimaan dihitung dari penerimaan yang bersumber dari usahatani dan penerimaan non usahatani. Tetapi tidak semua petani memiliki pekerjaan sampingan di luar bertani, sehingga satu-satunya sumber penerimaan mereka adalah hasil dari kegiatan bertani. Begitu juga dengan pengeluaran, pengeluaran yang dihitung tidak hanya pengeluaran dari usahatani akan tetapi juga menghitung pengeluaran non usahatani.
Tabel 5.3 Distribusi Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendapatan Rumah Tangga
No. Kategori Pendapatan Kategori Jumlah Responden
(orang) Persentase (%) 1. Rp 2.800.000-Rp 4.866.666 Rendah 32 76,19 2. Rp 4.866.667-Rp 6.933.333 Sedang 8 19,05 3. Rp 6.933.334-Rp 9.000.000 Tinggi 2 4,76 Jumlah 42 100,00
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011
Berdasarkan pendapatan rumah tangga responden, dapat diketahui besarnya rata-rata pendapatan rumah tangga yaitu sebesar Rp 4.007.142 sedangkan untuk besarnya rata-rata pendapatan non usahatani yaitu sebesar Rp 886.904,6 dan untuk rata-rata penerimaan total yaitu sebesar Rp 4.850.047,6 maka petani responden tergolong dalam kategori rendah. Biaya yang dikeluarkan untuk usahatani antara lain untuk biaya produksi benih, pupuk, pestisida, biaya tenaga kerja, serta sewa traktor. Sedangkan pengeluaran non usahatani pengeluaran untuk biaya pendidikan, konsumsi sembako, biaya listrik, biaya pendidikan, iuran perkumpulan desa, serta biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan sosial.
5. Proses Penerapan Bantuan Biogas
Biogas merupakan salah satu sumber energi yang terbarukan yang dapat menjawab kebutuhan energi alternatif. Biogas adalah hasil dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme dalam keadaan anaerob. Untuk menghasilkan biogas dibutuhkan reaktor biogas
commit to user
(digester) yang merupakan suatu instalasi kedap udara sehingga
dekomposisi bahan organik dapat berjalan secara optimum.
(Wahyuni, 2010).
Berikut adalah bagan alur proses penerapan bantuan biogas :
Memenuhi Tidak Memenuhi Memenuhi Tidak Memenuhi
Gambar 2. Skema Bagan Alur Proses Penerapan Bantuan Biogas Pengetahuan petani mengenai biogas umumnya hanya sebatas tahu manfaat biogas. Pemahaman tersebut seputar bahwa kotoran ternak dapat dijadikan pengganti bahan bakar untuk keperluan rumah tangga seperti memasak dan penerangan. Selanjutnya petani responden tidak mengetahui secara terperinci mengenai proses hingga terbentuknya gas. Oleh sebab itu Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo melakukan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan di setiap kecamatan dalam pertemuan Gapoktan. Program biogas dapat masuk dikarenakan adanya kerjasama antara Gapoktan dengan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo. Pelaksanaan sosialisasi program biogas dilakukan oleh petugas penyuluh yang menangani biogas. Materi yang disampaikan mengenai bahan baku
Sosialisasi Pengajuan Bantuan Persyaratan Individu Kelompok Plastik Kubah/Fiberglass Penerapan Pembangunan Instalasi Penerapan Pembangunan Instalasi
commit to user
biogas, cara kerja biogas dan manfaat yang dapat dirasakan oleh pengguna biogas.
Setelah adanya sosialisasi diharapkan ada keinginan petani untuk mengajukan bantuan. Pengajuan bantuan melalui Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo dengan mengajukan proposal yang dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Proposal tersebut berisikan tentang syarat-syarat ketentuan untuk pengajuan bantuan yang telah ditetapkan. Syarat-syarat tersebut yaitu jika secara individu syarat yang harus dipenuhi adalah minimal memiliki ternak ± 3-4 ekor dan memiliki
lahan 5 m² untuk peletakan instalasi tipe plastik. Sedangkan jika secara
kelompok, syarat yang harus dipenuhi adalah memiliki ternak ± 10 ekor dan memiliki lahan 45 m² untuk peletakkan instalasi tipe fiberglass atau kubah.
Proposal yang diajukan nantinya akan diproses apakah layak mendapatkan bantuan atau tidak. Petugas dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo juga akan mendatangi rumah petani responden yang mengajukan bantuan, hal ini dimaksudkan agar adanya keabsahan antara proposal yang diajukan dengan kenyataan yang ada di lapang. Jika memenuhi maka dari pihak Badan Lingkungan Hidup akan memberikan bantuan berupa pembangunan instalasi sedangkan jika tidak memenuhi maka tidak akan ada tindak lanjut. Pengajuan bantuan secara individu akan mendapatkan instalasi tipe plastik dan untuk pengajuan secara kelompok akan mendapatkan instalasi tipe kubah atau fiberglass.
B. Adopsi Inovasi Biogas
Instalasi biogas di wilayah penelitian terdapat dua tipe instalasi yaitu tipe plastik dan tipe fiberglass atau tipe kubah. Masing-masing tipe dapat dikelompokkan dalam tiga tahap pengoperasian, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
commit to user
· Proses Pengoperasian Instalasi Biogas
Gambar 3. Skema Proses Pengoperasian Instalasi Biogas Tipe Plastik
Gambar 4. Skema Proses Pengoperasian Instalasi Biogas Tipe Kubah/Fiberglass
commit to user
1. Proses pengoperasian instalasi biogas terdiri dari tiga tahap, yaitu :
a. Tahap penampungan, pengenceran dan pengadukan, pemasukan
bahan baku
Tahap penampungan, pengenceran dan pengadukan,
pemasukan bahan baku terjadi pada tabung penampungan bahan baku. Tabung ini berfungsi untuk menampung, mengencerkan dan menyaring kotoran sebelum diproses lebih lanjut ke dalam tabung
yang kedua atau digester.
Tabel 5.4 Distribusi Jumlah Responden Menurut Tahap
Penampungan, Pengenceran dan Pengadukan,
Pemasukan Bahan Baku
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011
1) Pengetahuan
· Alasan Pengenceran dan Pemisahan
Seluruh petani responden mengetahui akan petingnya dilakukan pengenceran. Manfaat dilakukan pengenceran yaitu untuk memisahkan bahan baku dari bahan-bahan yang sukar dicerna sehingga bahan-bahan tersebut dapat dengan mudah masuk ke dalam tabung pemrosesan. Bahan-bahan yang sukar dicerna diantaranya sisa pakan yang teksturnya keras dan bentuknya besar, logam berat seperti tembaga, cadmium, kromium. Bahan-bahan tersebut harus dipisahkan karena jika bahan-bahan yang sukar dicerna ikut masuk ke dalam pemrosesan akan membentuk lapisan kerak pada
Indikator Proses Pengetahuan Ketrampilan Tahu (orang) Tidak Tahu (orang) Sesuai (orang) Tidak Sesuai (orang) a. Alasan pengenceran dan pemisahan
b.Alasan pengadukan 42 (100%) 42 (100%) 0(0%) 0 (0%) - - - - c. Bahan yang ditampung
·Plastik
·Kubah + Fiberglass
d.Perbandingan air dan kotoran ternak
- - - - - - 19(90,50) 17(80,90) 36(85,70) 2(9,50) 4(19,10) 6(14,3o)
commit to user
permukaan cairan sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berpengaruh terhadap jumlah biogas yang dihasilkan.
· Alasan Pengadukan
Seluruh petani responden mengetahui akan pentingnya dilakukan pengadukan. Pengadukan dilakukan untuk menghindari bahan baku yang sukar dicerna, misalnya jerami yang ikut masuk ke dalam tabung pemrosesan akan membentuk lapisan kerak pada permukaan cairan karena bahan tersebut mengandung senyawa lignin. Lapisan ini dapat dicegah dengan alat pengaduk sehingga hambatan terhadap laju biogas yang dihasilkan dapat dikurangi. Namun untuk mempermudah aktivitas bakteri dalam menghasilkan biogas, bahan-bahan tersebut dapat dihilangkan atau dibuang.
2) Ketrampilan
· Bahan Yang Ditampung
Petani responden menggunakan instalasi tipe plastik, kubah dan fiberglass. Kapasitas isi untuk instalasi tipe plastik yang sesuai dengan petunjuk teknis sebanyak 50-75 kg dan kapasitas isi untuk instalasi tipe kubah dan fiberglass dapat menampung sebanyak 100-175 kg. Sebanyak 19 orang atau sebesar 90,50 persen yang menggunakan tipe plastik sudah sesuai dengan yang dianjurkan sedangkan sebanyak 2 orang atau sebesar 9,50 persen memasukkan bahan baku sekitar 40- 45 kg. Untuk yang menggunakan tipe kubah dan fiberglass sebayak 17 orang atau sebesar 80,95 dalam menampung bahan baku sudah sesuai dengan petunjuk teknis sedangkan sebanyak 4 orang atau sebesar 19,05 persen dalam menampung bahan baku hanya 80-90 kg. Adanya
commit to user
ketidaksesuaian dalam penampungan bahan baku karena faktor keterbatasan jumlah kotoran ternak.
· Perbandingan Air Dan Kotoran Ternak
Bahan baku yang telah ditampung selanjutnya dimasukkan dan ditambahkan air untuk diencerkan. Dalam anjuran teknis mengatakan bahwa perbandingan antara bahan baku dengan air kira-kira 1:1, sebanyak 36 orang atau sebesar 85,70 persen melakukan sesuai dengan anjuran teknis dan sebanyak 6 orang atau sebesar 14,30 persen tidak sesuai anjuran teknis. Adanya ketidaksesuaian perbandingan dalam pengenceran disebabkan karena tekstur kotoran ternak yang dihasilkan. Jika kotoran ternak yang digunakan masih segar maka penambahan air sama besarnya dengan jumlah kotoran ternak sedangkan jika kotoran ternak yang digunakan dalam bentuk kering maka perbandingan banyaknya jumlah air dan bahan baku bisa bervariasi antara 1:1,25 sampai 1:2.
Pada tahap penampungan, pengenceran dan pengadukan, pemasukan bahan baku dalam aplikasinya dilihat dari aspek pengetahuan meyatakan bahwa seluruh petani responden memahami akan hal-hal yang berkaitan dengan biogas. Sedangkan dilihat dari aspek ketrampilan, mayoritas petani responden sudah melakukan sesuai dengan petunjuk teknis yang telah ditetapkan.
b. Tahap pemrosesan, pengambilan dan pemanfaatan biogas
Tahap ini berlangsung pada tabung pencerna/pemroses atau
digester. Tabung ini merupakan tabung yang paling penting karena berfungsi sebagai tempat pemrosesan dan pemisahan antara gas yang diambil dengan material lain yang harus dikeluarkan dari tabung untuk diisi dengan bahan baku yang baru. Proses antara pengisian, pengeluaran gas dan pengeluaran materi yang sudah diambil gasnya harus dapat berlangsung terus-menerus.
commit to user
Tabel 5.5. Distribusi Jumlah Responden Menurut Tahap Pemrosesan, Pengambilan dan Pemanfaatan Biogas
Indikator Proses Pengetahuan Ketrampilan
Tahu Tidak Tahu Sesuai Tidak Sesuai (orang) (orang) (orang) (orang)
1) Pengetahuan
· Kegunaan lubang kontrol
Seluruh petani responden mengetahui kegunaan lubang kontrol. Bagian ini berfungsi sebagai pengontrol terhadap kebocoran digester dan sebagai pembuka apabila suatu saat terjadi kebocoran atau kerusakan. Tutup kubah berupa lingkaran yang didalamnya diisi penutup berupa lingkaran yang diameternya lebih kecil sehingga dapat dibuka/ditutup dengan mengangkat penutup tersebut. Sebagai penutup celah digunakan tanah liat. Bagian paling atas diisi dengan air yang berfungsi untuk mengontrol apabila terjadi kebocoran dibagian penutup tabung. Terjadinya kebocoran ditandai dengan adanya gelembung-gelembung udara yang keluar ke permukaan air.
a. Kegunaan lubang control 42 (100%) 0 (0%) - -
b. Kegunaan selang plastic c. Kegunaan pengontrol volume gas
d. Akibat pemasukan bahan baku yang berlebihan
42 (100%) 42 (100%) 42(100%) 0 (0%) 0 (0%) 0(0%) - - - - - - e. Besarnya kapssitas isi tabung pemasukan dan tabung pengeluaran 42 (100%) 0( 0(0%)
f. Penyediaan kompor 42 (100%) 0 (0%) - -
g. Pemasukan bahan baku - - 27(64,30%) 15(35,70%)
h. Waktu yang dibutuhkan untuk membentuk gas - - 27(64,30%) 15(35,70%)
i. Pemanfaatan hasil gas - - 42 (100%) 0 (0%)
j. Jangka waktu penggunaan biogas · Plastik · Kubah+fiberglass - - - - 13(65,00%) 18(81,80%) 7(35,00%) 4(18,20%) k. Kapasitas penggunaan kompor
· Plastik · Kubah+fiberglass - - - - 15(75,00%) 18(81,80%) 5(25,00%) 4(18,20%)
commit to user
· Kegunaan selang plastik
Seluruh petani responden mengetahui kegunaan selang plastik. Selang ini harus ada pada setiap instalasi, alat ini dilengkapi dengan petunjuk berupa angka dari 0-120 dan stop kran untuk membuka dan menutup saluran. Apabila gas yang diproduksi terlalu banyak yang ditunjukkan dengan angka maka kran ini dapat dibuka untuk membuang gas. Setelah volume gas normal maka kran ditutup kembali. Yang menyebabkan produksi terlalu banyak yaitu pemasukan bahan baku yang terlalu banyak sehinga akan menghambat proses pembentukan gas.
· Kegunaan pengontrol volume gas
Seluruh petani responden mengetahui kegunaan pengontrol volume gas. Pengontrol volume gas berfungsi sebagai alat pengontrol terhadap volume gas yang diproduksi. Bagian ini penting karena apabila gas yang diproduksi melebihi kapasitas maka akan terjadi tekanan atau ledakan yang akan mendorong pada bagian tutup kubah sehingga disediakan tempat pembuangan air yang dilengkapi dengan keran untuk membuka dan menutup. Jika terjadi kelebihan tekanan gas maka kran langsung dibuka.
· Akibat pemasukan bahan baku yang berlebihan
Seluruh petani responden mengetahui akibat yang akan terjadi jika pemasukan bahan baku dilakukan berlebihan. Bahan baku yang telah diencerkan dan sudah dibersihkan dari bahan-bahan yang diperkirakan mengganggu proses terbentuknya biogas selanjutnya dimasukkan ke dalam
tabung digester. Pada saat pemasukan bahan baku harus
disesuai dengan anjuran teknis (tidak kurang dan tidak lebih dari kaspasitas isi) karena jika terlalu berlebihan dalam
commit to user
memasukkan bahan baku akan menghambat pembentukan biogas selain itu juga akan mengurangi umur instalasi, sehingga jika gas yang dihasilkan terlalu banyak maka pemrosesan harus segera dihentikan.
· Besarnya kapasitas isi tabung pemasukan dan tabung
pengeluaran
Seluruh petani responden mengetahui akan besarnya kapasitas isi antara tabung pemasukan dan tabung pengeluaran. Kapasitas isi antara tabung pemasukan dan tabung pengeluaran tidak sama. Kapasitas isi tabung pengeluaran harus lebih besar dibandingkan dengan tabung pemasukan. Hal ini dikarenakan hasil akhir bahan baku yang telah diproses dan diambil gasnya akan membentuk slurry atau lumpur yang membutuhkan kapasitas yang lebih besar.
· Penyediaan kompor
Kompor gas yang digunakan petani responden, seluruhnya berasal dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo. Kompor gas, yang digunakan mengalami modifikasi dengan mengganti saluran gas dengan saluran yang lebih besar. Pematik yang ada diganti dengan korek api sebagai alat pembakar. Hal ini didasarkan pada pengalaman di lapangan, bahwa api yang dihasilkan dari pematik kompor sering tidak dapat digunakan sebagai alat pembakar biogas. Selain itu biogas juga mempunyai sifat cepat menyala seperti gas LPG sehingga tempat pembuatan dan penampungan biogas harus selalu berada jauh dari sumber api demi keselamatan pengguna dari lingkungan.
commit to user
3) Ketrampilan
· Pemasukan bahan baku
Bahan baku yang telah ditampung selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung pemrosesan. Pemasukan bahan baku disesuaikan dengan kapasitas isi yang telah ditentukan oleh anjuran teknis. Sebanyak 36 orang atau sebesar 85,70 persen melakukan sesuai dengan anjuran teknis sedangkan sebanyak 6 orang atau sebesar 14,30 persen dalam pemasukan bahan baku tidak sesuai dengan anjuran teknis. Hal ini disebakan karena faktor jumlah kotoran ternak yang dihasilkan tidak dapat diprediksikan, dalam satu hari hewan ternak dapat menghasilkan kotoran ternak bisa lebih dari yang dibutuhkan atau bisa kurang dari yang dibutuhkan untuk menghasilkan biogas. Untuk instalasi biogas tipe plastik membutuhkan bahan baku sebanyak 50-75 kg sedangkan untuk tipe kubah dan fiberglass membutuhkan bahan baku sebanyak 100-175 kg.
· Waktu yang dibutuhkan untuk membentuk gas
Pemasukan bahan baku ke dalam digester dibutuhkan
waktu selama 1 minggu untuk didiamkan sebelum dihasilkan gas yang pertama. Sebanyak 27 orang atau sebesar 64,30 persen melakukan sesuai dengan anjuran teknis sedangkan sebanyak 15 orang atau sebesar 35,70 persen membutuhkan waktu yang lebih lama yaitu berkisar 8-14 hari , lama tidaknya pemrosesan tergantung dari bahan baku dan aktivitas mikro organisme dalam memproses menjadi biogas. Apabila bahan yang digunakan tidak dapat melakukan fermentasi dan tidak mampu menghasilkan biogas, maka perlu menambahkan bahan baku atau substrat yang di dalamnya sudah dipastikan mengandung mikroba methan.
commit to user
· Pemanfaatan hasil biogas
Hasil pemrosesan yang berupa gas digunakan oleh seluruh petani responden untuk memasak karena jika digunakan untuk keperluan penerangan dan generator daya yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga. Api yang dihasilkan berwarna biru dan mempunyai bau yang khas. Adanya bau ini terkadang memberikan kesan yang tidak higienis terhadap makanan yang dimasak dengan menggunakan biogas. Jadi apabila akan menggunakan biogas untuk keperluan memasak maka perlu mempersiapkan korek api terlebih dahulu kemudian buka saluran biogas sehingga gas yang keluar langsung terbakar dan tidak ada bau yang tersebar.
· Jangka waktu penggunaan biogas
Untuk instalasi tipe plastik, penggunaan biogas dapat digunakan dalam jangka waktu 6 jam sedangkan instalasi tipe kubah dan fiberglas, penggunaan biogas dapat digunakan dalam jangka waktu 12 jam. Pada tipe plastik sebanyak 13 orang atau sebesar 65 persen jangka waktu penggunaan biogas sudah sesuai dengan anjuran teknis sedangkan sebanyak 7 orang atau sebesar 16,70 persen jangka waktu penggunaan biogas hanya selama 4 jam. Untuk tipe kubah dan fiberglass sebanyak 18 orang atau sebesar 42,85 persen dalam jangka waktu penggunaan biogas sudah sesuai dengan anjuran teknis sedangkan sebanyak 4 orang atau sebesar 9,50 persen jangka waktu penggunaan biogas hanya selama 8 jam. Lama tidaknya penggunaan jangka waktu biogas karena pengaruh banyaknya bahan baku yang dimasukkan ke dalam instalasi, jika sesuai dengan anjuran teknis maka biogas yang dihasilkan juga akan stabil tetapi jika bahan baku yang
commit to user
dimasukkan tidak sesuai dengan anjuran teknis maka biogas yang dihasilkan tidak akan optimum.
· Kapasitas penggunaan kompor
Banyaknya bahan baku yang dimasukkan juga akan berpengaruh terhadap kapasitas banyaknya penggunaan kompor. Instalasi dengan tipe plastik dapat digunakan untuk 2-3 kompor sedangkan untuk instalasi tipe kubah dan fiberglass dapat digunakan untuk 5-6 kompor. Untuk tipe plastik, sebanyak 15 orang atau sebesar 35,70 persen kapasitas penggunaan kompor sudah sesuai dengan petunjuk teknis sedangkan sebanyak 5 orang atau sebesar 11,90 persen kapasitas penggunaan kompor hanya 1 kompor yang dapat digunakan. Untuk tipe kubah dan fiberglass, sebanyak 18 orang atau sebesar 42,90 persen kapasitas penggunaan kompor sudah sesuai dengan anjuran teknis sedangkan sebanyak 4 orang atau sebesar 9,50 persen hanya menggunakan 2-3 kompor. Adanya pengaruh banyaknya kotoran ternak yang dimasukkan ke dalam instalasi tidak sesuai dengan petunjuk teknis mengakibatkan gas yang dihasilkan kecil.
Pada tahap pemrosesan, pengambilan dan pemanfaatan biogas dalam aplikasinya dilihat dari aspek pengetahuan menyatakan bahwa seluruh petani responden mengetahui hal-hal yang berkaitan mengenai biogas. Sedangkan dilihat dari aspek ketrampilan mayoritas petani responden sudah melakukan sesuai dengan petunjuk teknis yang telah ditetapkan.
c. Tahap pengambilan sisa limbah
Tahap ini terjadi pada tabung penampung sisa limbah yang telah diambil gasnya. Tabung ini berfungsi untuk menampung limbah hasil akhir pemrosesan.
commit to user
Tabel 5.6. Distribusi Jumlah Responden Menurut Tahap Pemrosesan, Pengambilan Sisa Limbah
Indikator Proses Pengetahuan Ketrampilan Tahu (orang) Tidak Tahu (orang) Sesuai (orang) Tidak Sesuai (orang) a. Alasan harus segera mengambil
sisa limbah
42(28,6%) 0(o%) - -
b. Pemanfaatan sisa limbah sebagai pupuk organik
42 (100%) 0 (0%) - -
c. Cara mengambil sisa limbah
· Dialrkan ke bak penampung
· Tidak dialrkan ke bak penampung - - - - 15(36,70%) 27(64,30%) - -
d. Cara mengolah sisa limbah menjadi pupuk organik dan pupuk cair
· Langsung digunakan
· Diolah terlebih dahulu
- - - - 16(38,10%) 26(61,90%) - - e. Penggunaan pupuk · Digunakan sendiri · Dijual kembali - - - - 16(38,10%) 26(61,90%) - -
Sumber : Analisis Data Primer 2011
1) Pengetahuan
· Alasan pengambilan sisa limbah
Seluruh petani responden mengetahui akan pentingnya pengambilan sisa limbah. Sisa bahan yang diambil merupakan sisa dari limbah yang telah diambil gasnya oleh bakteri methan atau bakteri biogas yang membentuk seperti
lumpur atau slurry. Dikarenakan proses pembentukan biogas
dilakukan setiap hari maka sisa limbah harus segera diambil karena jika tidak segera diambil akan terjadi penyumbatan yang mengakibatkan terganggunya proses pembentukan biogas.
· Pemanfaatan sisa limbah
Seluruh petani responden mengetahui manfaat dari sisa limbah. Sisa bahan yang telah diambil gasnya masih mempunyai kandungan N tinggi, oleh karena itu sisa hasil pemrosesan biogas dapat digunakan untuk pupuk organik
commit to user
yang kaya nitrogen yang siap pakai dan tidak berbau. Hal ini mempunyai nilai positif bagi lingkungan.
2) Ketrampilan
· Cara mengambil sisa limbah
Pengambilan sisa limbah biasanya langsung dialirkan ke bak penampung, yang mengalirkam ke bak penampung sebanyak 15 orang atau sebesar 36,70 persen sedangkan sebanyak 27 orang atau sebesar 64,30 persen tidak dialirkan