• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV.1. Hasil Penelitian

IV.1.1. Gambaran Umum Pemandian Air Panas Alam Barastagi.

Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah di Propinsi Sumatera Utara yang terletak di kawasan Danau Toba yang berpotensi sebagai daerah pertanian dan pariwisata. Daerah ini terletak di dataran tinggi Bukit Barisan yang berada pada ketinggian antara 120 – 1.600 m diatas permukaan laut. Lokasinya berjarak 75 km dari kota medan, ibukota Propinsi Sumatera utara yang terletak pada 020 50’ – 030 19 Lintang Utara dan 970 55’ – 980 380 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Karo 2.127,25 km2 atau 2,97% adri luas Propinsi Sumatera Utara dengan jumlah penduduk 311.012 jiwa hasil sensus tahun 2000 yang tersebar di 13 kecamatan, dengan laju rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk tahun 2000 – 2003 sebesar 3,11 % per tahun (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata PROPSU, 2005).

Secara adminitratif batas wilayah Kabupaten Karo adalah sebagai berikut: • Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Simalungun

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Toba Samosir • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah / Propinsi NAD Dengan wilayah administrasi terdiri dari 13 kecamatan, 14 kelurahan dan 258 desa (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata PROPSU,2005).

Penduduk asli yang mendiami wilayah Kabupaten Karo disebut suku Karo yang memiliki adat istiadat, yang sampai saat ini terpelihara dengan baik dan

sangat mengikat suku karo sendiri. Suku ini terdiri dari Merga Silima, Tutur Siwaluh, dan Rakut Sitelu. Disebut Merga Silima karena terdapat 5 marga di Kabupaten Karo yaitu Karo-karo, Ginting, Sembiring, Tarigan, dan Perangin-angin.

Dari kelima marga tersebut, masing-masing terdapat sub-sub marga, dan berdasarkan marga ini maka tersusun pola keakraban atau yang dikenal dengan Rakut sitelu, Tutur siwaluh dan Perkade-kaden sepuluh dua tambah sada. Rakut sitelu yaitu Senina / Sembuyak, Kalimbubu, dan Anak beru. Tutur siwaluh yaitu Sipemeren, Sipariban, Sipengalon, Anak beru, Anak beru menteri, Anak beru singukuri, Kalimbubu, dan Puang kalimbubu. Perkade-kaden sepuluh dua yaitu Nini, Bulang, Kempu, Bapa, Nande, Anak, Bengkila, Permen, Mama, Mami, dan Bere-bere.

Dalam pelaksanaan pemerintahan, Kabupaten Karo untuk tahun 2001 – 2005 memiliki visi yaitu:

”Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Karo Melalui Pembangunan Agro Bisnis dan Pariwisata Berdasarkan Nilai-Nilai Luhur Budaya Karo”

Misi pembangunan pemerintahan Kabupaten Karo adalah:

1. Meningkatkan kwalitas aparatur pemerintah untuk mewujudkan pemerintah yang baik.

2. Menumbuh kembangkan agribisnis dan pariwisata melalui peningkatan kesempatan dan peluang wisata yang berbasis ekonomi kerakyatan serta berwawasan lingkungan.

3. Menggali, mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya Karo yang mendukung pengembangan pariwisata.

4. Meningkatkan Kualitas SDM masyarakat.

Potensi pariwisata di Kabupaten Karo antara lain memiliki tempat objek wisata yang spesifik, yaitu:

a. Objek Wisata Alam : Kota wisata, Alam pegunungan, Pemandian air panas, Gua air terjun, Danau, Hutan, Bukit, Arung jeram, Padang rumput, dan paralayang.

b. Objek Wisata Budaya : Rumah adat tradisional, desa budaya,, dan atraksi seni budaya tradisional Karo.

c.Peninggalan Sejarah : Peninggalan meriam Puri Hijau dan Legenda (cerita rakyat), Pura di Bintang Meriah.

d.Agrowisata : Kol, kentang, tomat, jeruk, vanili, hamparan sawah dan sayur-sayuran. Kota Berastagi yang merupakan kota wisata memiliki banyak objek wisata dan daya tarik yang sangat kuat seperti : Bukit Gundaling, Kolam Renang, Kebun Bunga, Taman Hutan Raya Bukit Barisan (TAHURA), Deleng Kuta, Rumah Tradisional dan aktivitas wisatawan seperti menunggang kuda, naik sado, bermain golf, dan atraksi kebudayaan yang diselenggarakan setiap hari minggu. Tidak jauh dari Berastagi ada penatapan Doulu, dari tempat ini kita bisa melihat pemandangan kota Bandar baru dan Medan yang luas di malam hari sambil menikmati jagung bakar/rebus.

Terdapat dua gunung berapi di Kabupaten Karo yaitu Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Kedua gunung ini masih aktif, gunung Sibayak berada

di 2.172 m diatas permukaan laut sedangkan Sinabung berada pada 2.417 m diatas permukaan laut. Pendakian kedua gunung ini melewati hutan belantara tropis dan tebing yang penuh tantangan serta di puncak gunung terdapat hamparan daratan tempat berkemah, dengan lama pendakian lebih kurang 3 jam. Pada puncak gunung terlihat yang masih aktif mengeluarkan magma. Disamping kedua gunung tersebut terdapat gunung Sipiso-piso yang dapat dipergunakan untuk lokasi terjun payung, dimana lokasi awal dimuali dari puncak gunung Sipiso-piso dan lokasi untuk mendarat berada pada pinggiran Danau Toba. Lokasi ini dikenal sebagai lokasi olahraga air Paralayang yang berjarak 34 km dari Berastagi.

Ada terdapat 2 lokasi pemandian air panas alam di Berastagi, yaitu yang berada di desa Semangat Gunung dan di desa Doulu. Desa Semangat Gunung berjarak 13 km dari kota Berastagi, sedangkan Doulu yang bernama pemandian Lau Debuk-Debuk berjarak 10 km dari kota Berastagi. Objek wisata ini merupakan pemandian air panas/alam hotspring yang mata airnya bersumber dari perut bumi yang mengandung unsur belerang. Pemandian air panas ini telah dikelola secara profesional dalam bentuk kolam-kolam renang yang suhunya berbeda-beda sesuai dengan keinginan wisatawan.

Raja Berneh merupakan sebuah desa yang memiliki sumber air panas dengan kandungan belerang. Desa ini terletak lebih kurang 10 km dari Bandarbaru menuju Berastagi, dikaki Gunung Sibayak yang memiliki ketinggian sekitar 2100 km dari permukaan laut. Daerah gunung api ini terletak pada ketinggian lebih kurang 1500 meter dari permukaan laut, dan berada di bagian selatan gunung api Sibayak, termasuk kedalam desa Daulu dan Rajaberneh, Kabupaten Dati II Karo. Mata air panas muncul melalui

retakan dari aliran lava di daerah selatan lereng gunung api Sibayak. Mata air panas ini kemudian ditampung didalam kolam. Mata airnya bersumber dari perut bumi mengandung unsur belerang, dan dapat mengobati penyakit gatal-gatal dan dapat dijadikan sebagai pengganti mandi sauna. Pengelolaan kolam pemandian ini dilakukan oleh Pemerintah Daerah Dati II Karo dan masyarakat setempat.

Kolam pemandian air panas yang dikelola Pemda Dati II Karo, terletak di Desa Doulu. Kolam pemandian terdapat 5 buah dengan temperatur air 350 0C. Terdapat beberapa kolam di desa ini seperti pemandian kolam air panas alam Sibayak, yang dikelola oleh masyarakat setempat dan saat ini ramai dikunjungi pengunjung. Sebagian pendaki banyak memanfaatkan kolam-kolam air panas ini untuk melepaskan kepenatannya selama pendakian dengan cara berendam di dalam kolam tersebut.

IV.1.2.Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari berdasarkan: umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan dan pekerjaan.

IV.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 300 yang seluruhnya wisatawan yang berkunjung ke pemandian air panas alam Berastagi. Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel IV.2:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentasi (%)

<20 8 2.6 21-30 133 43.8 31-40 99 32.6 41-50 54 17.8 >50 10 3.3 Total 304 100.0

Sumber: Hasil Penelitian (2011)

Dari Tabel IV.1 dapat dilihat bahwa responden yang berusia 21-30 tahun mempunyai persentase yang terbanyak dari yang lainnya yaitu sebesar 43,8% . sedangkan persentase yang terkecil merupakan responden yang berusia <20 tahun yaitu sebanyak 2,6%.

IV.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 300 orang yang seluruhnya wisatawan yang berkunjung ke pemandian air panas alam berastagi pada bulan Februari 2011 sampai Mei 2011. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel IV.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentasi(%)

Laki-laki 178 58.6

Perempuan 126 41.4

Total 304 100.0

Sumber: Hasil Penelitian (2011)

Dari Tabel IV.2 dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin Pria lebih banyak daripada responden yang berjenis kelamin wanita. Responden yang berjensi

kelamin pria berjumlah 178 orang (58,6%), sedangkan responden yang berjenis kelamin wanita berjumlah 126 orang (41,4%).

IV.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Jumlah responden dalam pengertian ini berjumlah 300 orang yang seluruhnya merupakan wisatawan yang berkunjung ke pemandian air panas alam Berastagi bulan Februari 2011 sampai Mei 2011. Karakterisik responden berdasarkan status perkawinan dapat dilihat pada Tabel IV.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Status Pernikahan Jumlah (orang) Persentasi(%)

Menikah 213 70.1

Tidak menikah 91 29.9

Total 304 100.0

Sumber: Hasil Peneltian (2011)

Dari Tabel IV.3 dapat dilihat bahwa responden yang telah menikah lebih banyak jumlahnya daripada responden yang belum menikah. Responden penelitian yang berstatus telah menikah sebanyak 213 orang (70,1%) lebih banyak dari responden yang berstatus belum menikah yaitu sebanyak 91 orang (29,9%). Hal ini mengindikasikan bahwa wisata alam ini sebagai kebutuhan keluarga.

IV.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 300 orang, yang seluruhnya merupakan wisatawan yang berkunjung ke pemandian air panas alam Berastagi bulan Februari 2011 sampai Mei 2011. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel IV.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah (Orang) Persentasi (%)

SD 9 3.0

SLTP 18 5.9

SLTA 94 30.9

Diploma III (D-III) 77 25.3

Strata I (S-1) 91 29.9

Strata II (S-2) 15 4.9

Total 304 100.0

Sumber : Hasil Penelitian (2011)

Berdasarkan Tabel IV.4 dapat diketahui bahwa responden pada penelitian ini yang merupakan wisatawan yang berkunjung ke pemandian air panas alam Berastagi bulan februari 2011 sampai mei 2011 sebagian besar memiliki latar belakang SLTA yaitu sebanyak 30,9%, Strata I (S-1) sebanyak 29,9%, Diploma III (D-III) 25,3%, SLTP sebanyak 5,9%, Strata II (S-2) sebanyak 4,9% dan yang berlatar belakang pendidikannya SD yaitu 3,0%.

IV.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 300 orang yang seluruhnya merupakan wisatawan yang berkunjung ke pemandian air panas alam Berastagi bulan Februari 2011 sampai Mei 2011. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel IV.5:

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentasi (%)

Pegawai Swasta 46 15.1

Pegawai Negeri 60 19.7

Wiraswasta 118 38.8

Mahasiswa 34 11.2

Pelajar 9 3.0

Ibu Rumah Tangga 37 12.2

Total 304 100.0

Sumber: Hasil Penelitian (2011)

Berdasarkan Tabel IV.5 dapat diketahui bahwa responden terbesar pada penelitian ini yaitu yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu yang berjumlah 118 orang (38,8%).

IV.1.3 Distribusi Pernyataan Responden Terhadap Variabel Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Pada hipotesis pertama jumlah pernyataan pada variabel kepuasan (X1) adalah 8 (delapan) pernyataan, pada variabel hambatan peralihan (X2) adalah 4 (empat) pernyataan, pada variabel (X3) adalah 5 (lima) pernyataan, dan pada variabel loyalitas wisatawan (Y) adalah 2(dua) pernyataan.

Berikut ini ditampilkan hasil pengolahan data primer yang merupakan deskriptif penelitian. Pernyataan responden mengenai loyalitas faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dan loyalitas wisatawan di pemandian air panas alam Berastagi.

IV.1.3.1 Rerata Dan Standar Deviasi Variabel-Variabel Penelitian

Sebagai gambaran secara umum jawaban responden terhadap item-item pernyataan kuesioner, maka ikhtisar skor rerata (mean), standar deviasi dari variabel-variabel utama model penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6, bahwa hubungan

Tabel 4.6

Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian

No. Variabel Rerata Standar Deviasi

1. Kepuasan 3,2 0,4

2. Hambatan Peralihan 3,5 0,75

3. Keluhan Wisatawan 3,4 0,68

4. Loyalitas Wisatawan 4,5 0,56

Sumber: Hasil Penelitian (2011)

Berdasarkan Tabel IV.6, maka dapat dijelaskna bahwa secara umum, nilai rata jawaban pada masing-masing variabel adalah sebagai berikut;

1. Untuk variabel kepuasan menunjukkan secara umum responden lebih ke pernyataan netral mengarah ke pernyataan setuju artinya bahwa responden setuju manfaat air panas dapat menyembuhkan penyakit kulit dan stress, kebersihan, keamanan/ketertiban, kenyamanan, keindahan lokasi, pelayanan, harga/tarif, serta fasilitas lain lebih dari netral dan mengarah ke setuju.

2. Untuk variabel hambatan peralihan menunjukkan secara umum responden lebih ke pernyataan netral mengarah ke pernyataan setuju artinya bahwa responden setuju wisatawan akan beralih ke objek lain bila biaya lebih besar dari objek lain, bila merasa lebih puas secara psikologis, dari objek wisata lain. Demikian juga bila lokasi objek wisata, fungsi objek wisata air panas tidak sesuai dengan fungsi kesehatan wisatawan.

3. Untuk variabel keluhan wisatawan menunjukkan secara umum responden mengarah ke pernyataan netral ke pernyataan setuju. Artinya bahwa responden setuju kualitas produk, kualitas pelayanan, rasa emosi, harga tiket dan biaya-biaya tidak sesuai dengan harapan pengunjung.

4. Untuk variabel loyalitas wisatawan menunjukkan secara umum responden mengarah ke pernyataan setuju ke pernyataan sangat setuju. Artinya bahwa responden setuju dan merasa perlu bahwa citra merek air panas alam Berastagi menarik untuk dikunjunsgi kembali.

IV.2 Analisi Regresi Linear Berganda

IV.2.1 Hasil Uji hipotesis Dengan Menerapkan Regresi Berganda

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan menggunakan program komputer SPSS for windows versi 17 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Regresi Barganda Hipotesis Pertama

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

(Constant) 8.021 .825 9.726 .000 Kepuasan Wisatawan (X1) .069 .020 .195 3.422 .001 Hambatan Peralihan (X2) -.060 .025 -.158 -2.361 .019 1 Keluhan Wisatawan (X3) -.027 .016 -.115 -1.668 .096 a. Dependent Variable: y

Sumber: Hasil Penelitian (2011)

Secara matematis hasil dari analisis regresi linear berganda tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

Y=8.021+0.069X1-0,060X2-0.027X3+e

Persamaan diatas menunjukkan adanya pengaruh dari masing-masing variabel independen (kepuasan(X1), hambatan peralihan (X2), dan keluhan wisatawan ( X3)) terhadap variabel dependen loyalitas (Y). Adapun masing-masing nilai koefisien regresi tersebut mempunyai arti sebagai berikut:

a. Konstanta (a)=8,021

Artinya apabila kepuasan (X1), hambatan peralihan(X2) dan keluhan(X3) tidak ada atau sama dengan nol, maka loyalitas wisatawan (Y) pada pemandian air panas alam Berastagi adalah sebesar 8,021.

Artinya apabila kepuasan (X1) semakin baik maka loyalitas wisatawan (Y) pada pemandian air panas alam Berastagi akan mengalami penurunan sebesar 0,069 point.

c. b2=-0,060

Artinya apabila hambatan peralihan mempunyai dampak yang negatif terhadap loyalitas wisatawan (Y) pada pemandian air panas alam Berastagi akan mengalami penurunan sebesar 0,060 point.

d. b3=-0,027

Artinya apabila keluhan (X3) mempunyai dampak yang negatif terhadap loyalitas wisatawan (Y) pada pemandian air panas alam Berastagi akan mengalami peningkatan sebesar 0,027 point.

IV.2.3 Hasil uji Serempak Hipotesis I (Uji F)

Untuk membuktikan pengujian apakah secara serempak variabel independen yaitu kepuasan wisatawan (X1), hambatan Peralihan (X2) dan keluhan wisatawan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas wisatawan (Y) pada pemandian air panas alam Berastagi maka digunakan uji F.

Hasil pengujian hipotesis I secara serempak dapat dilihat pada Tabel IV.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Serempak Hipotesis Pertama (Uji F)

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 48.858 3 16.286 14.442 .000a Residual 338.300 300 1.128 1 Total 387.158 303 a. Predictors: (Constant), x3, x1, x2 b. Dependent Variable: y

Sumber: Hasil Penelitian (2011)

Hasil uji Fhitung pada Tabel IV.7 menunjukkan bahwa nilai Fhitung pada kolom F adalah sebesar 14, 442 sedangkan nilai Ftabel yang didasarkan pada derajat keyakinan tertentu adalah 2,70. Nilai signifikan Fhitung pada kolom (Sig) adalah 0,000, nilai ini lebih kecil dari tingkat kesalahan (α) 0,05. Jadi, nilai Fhitung ini adalah signifikan. Berdasarkan criteria uji hipotesis apabila nilai Fhitung (14,442) >nilai Ftabel (2,70), dan nilai signifikansi Fhitung (0,000)< tingkat kesalahan (α)0,05 maka Ha diterima dan H0

ditolak.

Berdasarkan hasil uji F (uji serentak) maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa variabel bebas yaitu kepuasan wisatawan, hambatan peralihan, dan keluhan wisatawan secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat loyalitas. IV.2.4 Hasil Uji Parsial Hipotesis Pertama (Uji t)

T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independent secara individual (parsial) terhadap variabel dependent. Hasil uji ini dapat dilihat pada tabel Coefficients.

Tabel 4.8

Hasil Uji Parsial Hipotesis Pertama (Uji t)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

(Constant) 8.021 .825 9.726 .000 Kepuasan Wisatawan (X1) .069 .020 .195 3.422 .001 Hambatan Peralihan (X2) -.060 .025 -.158 -2.361 .019 1 Keluhan Wisatawan (X3) -.027 .016 -.115 -1.668 .096 a. Dependent Variable: y

Sumber: Hasil Penelitian (2011)

Uji t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji t ini adalah:

H0 : bi = 0 (variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat)

H0 : bi ≠ 0 (variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat).

Tabel IV.8 menunjukkan bahwa:

1. Variabel kepuasan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap loyalitas wisatawan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,005 dan nilai thitung 3,422 lebih besar ttabel 1,986. Variabel kepuasan mempunyai nilai terbesar diantara variabel lain yang mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan merupakan faktor utama yang diperhatikan wisatawan pemandian air panas alam Berastagi dan kepuasan merupakan variabel yang sangat menentukan dalam mempengaruhi loyalitas wisatawan

2. Variabel hambatan peralihan berpengaruh secara negative dan signifikan terhadap loyalitas wisatawan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,060<0,05 dan nilai thitung -2,361>ttabel 1,986. Variabel minat mempunyai nilai terbesar kedua diantara variabel lain yang mempengaruhi loyalitas wisatawan. Hal ini

disebabkan karena jawaban responden yang cukup bervariasi atas pernyataan yang diberikan.

3. Variabel keluhan berpengaruh secara negative dan signifikan terhadap loyalitas wisatawan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,027 lebih besar dari 0,05 dan nilai thitung -1,668<ttabel 1,986.

IV.2.5 Koefisien Determinan (R2)

Pengujian determinan (R2) dilakukan untuk melihat seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel bebas. Nilainya adalah 0- 1, jika R2 semakin mendekati 0 maka model semakin tidak baik

Table 4.9

Nilai Koefisien Determinan(R2)

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .355a .126 .117 1.062

a. Predictors: (Constant), x3, x1, x2

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah 2011

Table IV.9 menunjukkan bahwa nilai R = 0,355 berarti hubungan antara variabel bebas (kepuasan, hambatan peralihan dan keluhan) terhadap variabel terikat (loyalitas) sebesar 35,5% artinya hubungan sangat erat. Nilai Adjusted R Square = 0,117, berarti 11,7% faktor-faktor loyalitas dapat dijelaskan oleh variabel bebas (kepuasan, hambatan peralihan dan keluhan) sedangkan sisanya 88,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang d=tidak diteliti dalam penelitian ini. Angka Standart error of Estimate atau SEE sebesar 1,062 menunjukkan ketepatan model regresi memprediksikan variabel bebas (dependen). Semakin kecil nilai Standart error of Estimate atau SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel. Angka 1,062 dapat dikatakan kecil sehingga dapat dikatakan tepat untuk memprediksi variabel bebas (dependent) dalam penelitian ini.

IV.3 Hasil Uji Hipotesis Kedua dengan Korelasi Bivariat

Tabel IV.10 adalah rangkuman hasil uji analisis hipotesis terhadap korelasi variabel kepuasan wisatawan dengan variabel terukur loyalitas wisatawan.

Tabel 4.10

Hasil Uji Hipotesis Kedua Dengan Korelasi Bivariat

x1 Y Pearson Correlation 1 .267** Sig. (2-tailed) .000 x1 N 304 304 Pearson Correlation .267** 1 Sig. (2-tailed) .000 Y N 304 304

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah 2011

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diambil kesimpulan yaitu Variabel kepuasan wisatawan terhadap loyalitas wisatawan mempunyai korelasi positif dan signifikan sebesar 0,267 pada taraf keyakinan α=0,05

IV.4 Hasil Uji Hipotesis Ketiga dengan Korelasi Bivariat

Tabel IV.11 adalah rangkuman hasil uji analisis hipotesis terhadap korelasi variabel hambatan peralihan dengan variabel terukur loyalitas wisatawan.

Tabel 4.11

Hasil Uji Hipotesis Ketiga Dengan Korelasi Bivariat

x2 Y Pearson Correlation 1 -.270** Sig. (2-tailed) .000 x2 N 304 304 Pearson Correlation -.270** 1 Sig. (2-tailed) .000 Y N 304 304

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Hasil Penelitian (2011)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diambil kesimpulan yaitu Variabel hambatan peralihan terhadap loyalitas wisatawan mempunyai korelasi negatif dan signifikan sebesar 0,270 pada taraf keyakinan α=0,05

IV.5 Hasil Uji Hipotesis Keempat dengan Korelasi Bivariat

Tabel IV.12 adalah rangkuman hasil uji analisis hipotesis terhadap korelasi variabel keluhan wisatawan dengan variabel terukur loyalitas wisatawan.

Tabel 4.12

Hasil Uji Hipotesis Keempat Dengan Korelasi Bivariat

x3 Y Pearson Correlation 1 -.272** Sig. (2-tailed) .000 x3 N 304 304 Pearson Correlation -.272** 1 Sig. (2-tailed) .000 Y N 304 304

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Hasil Penelitian (2011)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diambil kesimpulan yaitu Variabel keluhan wisatawan terhadap loyalitas wisatawan mempunyai korelasi negatif dan signifikan sebesar 0,262 pada taraf keyakinan α=0,05

IV.6 Pembahasan Hasil Penelitian

IV.6.1 Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis Pertama

Dari hasil penelitian pada hipotesis pertama dapat dilihat bahwa variabel kepuasan (X1) berpengaruh secara positif terhadap loyalitas wisatawan di pemandian air panas alam Berastagi. Ditinjau dari indikatornya bahwa respon yang ditimbulakan oleh wisatawan yang berkunjung ke pemandian air panas alam Berastagi yaitu dengan adanya kualitas produk, kualitas pelayanan, emosional, harga dan biaya sesuai dengan harapan wisatawan.Selain itu wisatawan dapat membandingkan antara harapan dan kepuasan yang terdapat di pemandian air panas alam Berastagi. Dapat dikatakan bahwa kunjungan berkelanjutan wisatawan, terdapat empat variabel penentu (antecedent variable) loyalitas wisatawan yaitu loyalitas terhadap akomodasi, transportasi, dan prasarana wisata serta adanya tiga variabel konsekuensi (outcome) yaitu kesetiaan, rekomendasi dan keluhan wisatawan (Ginting, 2005). Dalam mempertahankan wisatawan yaitu adalah dengan memberikan kepuasan wisatawan (customer satisfaction) yang lebih tinggi disbanding dengan para pesaing. Oleh sebab

itu, wisatawan yang merasa puas akan bersedia mengulangi kembali pembeliannya dan merekomendasikan kepada orang lain untuk membeli (Kasali, 1998).

Sedangkan variabel hambatan peralihan (X2) juga memiliki pengaruh terhadap loyalitas wisatwan di pemandian air panas alam Berastagi. Ditinjau dari indikatornya bahwa faktor ekonomis, faktor psikologis, faktor social dan faktor fungsional merupakan hambatan/beban/biaya yang harus ditanggung oleh wisatawan di pemandian air panas alam Berastagi. Begitu juga bila hambatan/beban/biaya yang harus ditanggung oleh wisatawan objek wisata pemandian air panas alam Berastagi bila pindah ke objek wisata lain.

Kemudian variabel keluhan (X3) juga memiliki pengaruh terhadap loyalitas wisatawan (Y) pada pemandian air panas alam Berastagi. Namun, tidak begitu signifikan jika dibandingkan dengan pengaruh variabel kepuasan. Ditinjau dari indikatornya bahwa kualitas produk, kualitas pelayanan, emosional, harga, biaya ternyata dapat berpengaruh terhadap loyalitas wisatawan karena dapat dilihat dari adanya persepsi wisatawan terhadap kunjungan ke daerah wisata. Kecenderungan wisatawan mengeluh terhadap tempat wisata terdapat dalam literature suatu mekanisme yang dapt mengurangi ketidaksesuaian kognitif ketika pengalaman konsumsi tidak memuaskan. Keluhan juga merupakan suatu mekanisme untuk melepaskan kemarahan dan frustasi dan suatu mekanisme untuk merubah pemakaian atau pengalaman kegagalan. (Oliver, 1999). Walaupun konsumen mempunyai pilihan untuk memilih dengan meninggalkan atau tetap setia dari suatu pengalaman ketidakpuasan semakin besar ketidakpuasan adalah secara tradisional memikirkan mendorong kekecewaan, khususnya ketika persoalan menjadi lebih tidak memuaskan (Ginting,2005).

Sedangkan variabel loyalitas wisatawan (Y) merupakan respon yang terkait dengan ikrar atau adanya janji untuk memegang teguh komitemn yang mendasari kontuinitas, relasi dan biasanya bercermin berkelnjutan dari penyedia jas yang sama atau dasar indikasi atau kendala pragmatis. Adanya bebrapa pendapat yang dapat

Dokumen terkait