• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Penelitian

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Deskriptif variabel dependen yaitu harga saham dan variabel independen yaitu refined economic value added (REVA) dan financial value added (FVA).

1. Harga Saham

Perkembangan harga saham pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI periode 2010-2012 dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Harga Saham Food and Beverage Tahun 2010-2012 No Kode Perusahaan Tahun 2010 2011 2012 1 ADES 1105 1231 1320 2 AISA 524 691 702 3 CEKA 1182 1019 1744 4 DLTA 90913 119333 190385 5 ICBP 5158 5165 6258 6 INDF 4346 5300 5202 7 FAST 7571 9654 13433 8 MYOR 7540 12942 19912 9 PSDN 105 194 211 10 ROTI 2361 2992 4683 11 SKLT 141 140 158 12 STTP 305 526 740 13 ULTJ 935 1171 1164 Rata-rata 9399 12335 18925 Tertinggi 90913 119333 190385 Terendah 105 140 158 Sumber

Tabel 4.1 menunjukkan rata-rata harga saham food and beverage pada tahun 2010, 2011, dan 2012 adalah Rp 9.399; Rp 12.335 dan Rp 18.925. Tahun 2010, harga saham tertinggi dimiliki oleh Delta Djakarta, Tbk yaitu sebesar Rp 90.913, sedangkan harga saham terendah dimiliki oleh Prasidha Aneka Niaga, Tbk yaitu sebesar Rp 105.

Tahun 2011, harga saham tertinggi dimiliki oleh Delta Djakarta, Tbk yaitu sebesar Rp 119.333, sedangkan harga saham terendah dimiliki oleh Sekar Laut, Tbk yaitu sebesar Rp 140.

Tahun 2012, harga saham tertinggi adalah sebesar Rp 190.385 yang dimiliki oleh Delta Djakarta, Tbk sedangkan harga saham terendah adalah sebesar Rp 158 yang dimiliki oleh Sekar Laut, Tbk.

2. Refined Economic Value Added (REVA)

Perbandingan kinerja perusahaan food and beverage dengan menggunakan refined economic value added (REVA) dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Refined Economic Value Added (REVA) Food and Beverage Tahun 2010-2012 (dalam rupiah) No Kode Perusahaan Tahun 2010 2011 2012 1 ADES -595648 -44385 61212 2 AISA 91057 108092 -97750 3 CEKA -99313 72235 -48108 4 DLTA 35548 29789 361120 5 ICBP 1262788 804601 340472 6 INDF -9789247 2953117 1328906 7 FAST -391772 32137 -370079 8 MYOR -554409 254134 -106624 9 PSDN 4183 21794 -73128 10 ROTI -145291 34891 -110659 11 SKLT -14657 -52 -551 12 STTP -33239 26838 94393 13 ULTJ -2046758 -23257 -19524 Rata-rata -944366 328457 104591 Tertinggi 1262788 2953117 1328906 Terendah -9789247 -795994 -1485908 Sumber: Hasil Peneliti, 2014 (Data Diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan rata-rata REVA pada perusahaan food and beverage tahun 2010, 2011, dan 2012 adalah Rp -944.366; Rp 328.457 dan Rp 104.591. Tahun 2010, REVA tertinggi diraih oleh Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk yaitu sebesar Rp 1.262.788 sedangkan terendah dimiliki oleh Indofood Sukses Makmur, Tbk yaitu sebesar Rp -9.789.247.

Tahun 2011, REVA tertinggi diraih oleh Indofood Sukses Makmur, Tbk yaitu sebesar Rp 2.953.117 sedangkan terendah dimiliki oleh Fast Food Indonesia, Tbk yaitu sebesar Rp -795.994.

Tahun 2012, REVA tertinggi juga dimiliki oleh Indofood Sukses Makmur, Tbk yaitu sebesar Rp 1.328.906 sedangkan terendah dimiliki lagi oleh Fast Food Indonesia, Tbk yaitu sebesar Rp -1.485.908.

3. Financial Value Added (FVA)

Perbandingan kinerja perusahaan food and beverage dengan menggunakan financial value added (FVA) dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Financial Value Added (FVA) Food and Beverage Tahun 2010-2012 No Kode Perusahaan Tahun 2010 2011 2012 1 ADES -11562 -10918 -3780 2 AISA 135108 -13203 136903 3 CEKA -47914 -209497 -265612 4 DLTA -483281 -608117 -737970 5 ICBP 106512 245458 -859860 6 INDF -25762 362659 423422 7 FAST 58637 89184 120769 8 MYOR 184760 252762 403193 9 PSDN 21486 5205 -13063 10 ROTI 27776 21560 42493 11 SKLT -59711 -56480 -76097 12 STTP 44686 34933 76858 13 ULTJ 64998 63690 84724 Rata-rata 1210 13633 -51386 Tertinggi 184760 362659 423422 Terendah -483281 -608117 -859860 Sumber: Hasil Peneliti, 2014 (Data Diolah)

Tabel 4.3 menunjukkan perbandingan FVA pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI periode 2010-2012. Rata-rata FVA pada

perusahaan food and beverage tahun 2010, 2011, dan 2012 adalah 1.210, 13.633 dan -51.386. Tahun 2010, FVA tertinggi dimiliki oleh Mayora Indah, Tbk yaitu sebesar Rp 184.760 sedangkan terendah dimiliki oleh Delta Djakarta, Tbk yaitu sebesar Rp -483.281.

Tahun 2011, FVA tertinggi dimiliki oleh Indofood Sukses Makmur, Tbk yaitu sebesar Rp 362.659 sedangkan terendah dimiliki lagi oleh Delta Djakarta, Tbk yaitu sebesar Rp -608.117.

Tahun 2012, FVA tertinggi diraih lagi oleh Indofood Sukses Makmur, Tbk yaitu sebesar Rp 423.422 sedangkan terendah dimiliki oleh Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk yaitu sebesar Rp –859.860.

4.2.2Analisis Statistik

4.2.2.1Analisis Independent Sample t-test

Pengujian independent sample t-test merupakan test membandingkan rata-rata dari dua sampel independen. Pada pengujian ini membagi sampel menjadi dua grup yakni REVA dan FVA. Kemudian juga mengelompokkan setiap varibel bebas menjadi dua yakni REVA yang bernilai positif dan REVA yang bernilai nol atau negatif, serta FVA yang bernilai positif dan FVA yang bernilai nol atau negatif. Diketahui bahwa ada 20 hasil REVA yang bernilai negatif dan 19 hasil REVA yang bernilai positif. Sedangkan pada hasil FVA, terdapat 16 hasil FVA yang bernilai negatif dan 23 hasil FVA yang bernilai positif.

Tabel 4.4

Hasil Independent Sample t-test REVA

Sumber: Hasil Peneliti, 2014 (Data Diolah)

Sebelum dilakukan uji t test sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levene,s Test). Dari Tabel 4.4 dapat dilihat nilai probabilitas (signifikansi) adalah 0,190 lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama. Dengan ini penggunaan uji t menggunakan equal variance assumed (diasumsikan kedua varian sama).

Dari tabel di atas didapat nilai t hitung (equal variance assumed) adalah -2,347 dan diperoleh t tabel sebesar 2,026. Karena nilai -t hitung < -t tabel (--2,347 < -2,026) dan P value (0,024 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya bahwa ada perbedaan antara rata-rata refined economic value added yang baik dengan rata-rata refined economic value added yang kurang baik.

Tabel 4.5

Hasil Independent Sample t-test FVA

Sumber: Hasil Peneliti, 2014 (Data Diolah)

Sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levene,s Test). Dari tabel 4.5 dapat dilihat nilai probabilitas (signifikansi) adalah 0,001 lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa kedua varian berbeda. Dengan ini penggunaan uji t menggunakan equal variance not assumed (diasumsikan kedua varian berbeda).

Dari tabel di atas didapat nilai t hitung (equal variance not assumed) adalah -4,528 dan diperoleh t tabel sebesar 2,026. Karena nilai -t hitung < -t tabel (-4,528 < -2,026) dan P value (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya bahwa ada perbedaan antara rata-rata financial value added yang baik dengan rata-rata financial value added yang buruk.

Tabel 4.6

Hasil Independent Sample t-test REVA dan FVA

Sumber: Hasil Peneliti, 2014 (Data Diolah)

Sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levene,s Test). Dari tabel 4.6 dapat dilihat nilai probabilitas (signifikansi) adalah 0,064 lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama. Dengan ini penggunaan uji t menggunakan equal variance assumed (diasumsikan kedua varian sama).

Dari tabel di atas didapat nilai t hitung (equal variance assumed) adalah -0,566. Dan diperoleh t tabel sebesar 1,991. Karena nilai -t hitung > -t tabel (-0,566 > -1,991) dan P value (0,573 > 0,05), maka Ho diterima, artinya bahwa tidak ada perbedaan antara rata-rata financial value added dengan rata-rata refined economic value added. Nilai t hitung negatif berarti rata-rata refined economic value added lebih rendah daripada rata-rata financial value added.

Tabel 4.7

Hasil Independent Sample t-test REVA dan FVA (Hasil Nol dan Negatif)

Sumber: Hasil Peneliti, 2014 (Data Diolah)

Sebelum dilakukan uji t test sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levene,s Test). Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai probabilitas (signifikansi) adalah 0,079 lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama. Dengan ini penggunaan uji t menggunakan equal variance assumed (diasumsikan kedua varian sama).

Dari tabel di atas didapat nilai t hitung (equal variance not assumed) adalah -1,087 dan diperoleh t tabel sebesar 2,032. Karena nilai -t hitung > -t tabel (-1,037 > -2,032) dan P value (0,284 > 0,05), maka Ho diterima, artinya bahwa tidak ada perbedaan antara rata-rata financial value added yang buruk dengan rata-rata refined economic value added yang buruk.

Tabel 4.8

Hasil Independent Sample t-test REVA dan FVA (Hasil Positif)

Sumber: Hasil Peneliti, 2014 (Data Diolah)

Uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levene,s Test). Dari tabel 4.6 dapat dilihat nilai probabilitas (signifikansi) adalah 0,001 lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa kedua varian berbeda. Dengan ini penggunaan uji t menggunakan equal variance not assumed (diasumsikan kedua varian berbeda).

Dari tabel di atas didapat nilai t hitung (equal variance not assumed) adalah 1,697. Dan diperoleh t tabel sebesar 2,022. Karena nilai t hitung < t tabel (1,743 < 2,021) dan P value (0,106 > 0,05), maka Ho diterima, artinya bahwa tidak ada perbedaan antara rata-rata financial value added yang baik dengan rata-rata refined economic value added yang baik.

4.2.2.2Uji Asumsi Klasik

Untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bias dan efisien (Best, Linear, Unbiased, Estimator/BLUE), maka penulis perlu melakukan pengujian asumsi klasik sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang berdistribusi normal atau mendekati normal.

Setelah dilakukan uji yang pertama, ternyata data mengalami heteroskedastisitas. Kemudian, penulis menggunakan metode transformasi data untuk menormalkan data penelitian. Salah satu transformasi data yang dapat dilakukan adalah dengan mentransformasikan data ke logaritma natural (Ln). Jumlah n pada awalnya adalah 39 berkurang menjadi 12. Adapun metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan pendekatan Jarque Berra normality test.

Tabel 4.9 Hasil Jarque Berra

Sumber: Hasil Peneliti, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan tampilan Tabel 4.9 ditemukan bahwa besarnya nilai Jarque-Berra adalah 0,548 dengan nilai probability 0,76 > 0,05. Kemudian dibandingkan dengan menggunakan tabel Chi Square diperoleh nilai Chi Squaretabel adalah 5,991 lebih besar dari nilai Jarque-Berra yakni 0,548.

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokerelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan uji Lagrange Multiplier.

Tabel 4.10

Hasil Uji Lagrange Multiplier

Sumber: Hasil Peneliti, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan uji autokolerasi pada Tabel 4.10 diperoleh nilai Obs*R-square sebesar 2,446 dengan nilai probability 0,294 > 0,05. Kemudian dibandingkan dengan menggunakan tabel Chi Square diperoleh nilai Chi Squaretabel adalah 5,991 lebih besar dari nilai Obs*R-square yakni 2,446. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi dalam hasil estimasi.

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama maka terjadi homoskedastisitas. Sedangkan, jika varians tidak sama, inilah yang disebut dengan heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi dapat dilihat dengan melakukan uji White.

Tabel 4.11

Hasil Uji White Heteroskedasticity

Sumber: Hasil Peneliti, 2014 (Data Diolah)

Pada tabel 4.11 diperoleh nilai Obs*R-square sebesar 6,544 dengan nilai probability 0,256 > 0,05. Dibandingkan dengan menggunakan tabel Chi Square diperoleh nilai Chi Squaretabel adalah 11,070 lebih besar dari nilai Obs*R-square yakni 6,544. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dalam hasil estimasi.

4. Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelasi (hubungan) diantara variabel bebas dalam model regresi. Apabila terdapat korelasi antara variabel bebas, maka terjadi multikolinearitas. Menganalisis matriks korelasi variabel bebas dapat dipakai untuk menunjukkan indikasi adanya multikolinearitas.

Tabel 4.12 Hasil Matriks Korelasi

Sumber: Hasil Peneliti, 2014 (Data Diolah)

Uji multikolinearitas menunjukkan bahwa variabel bebas mempunyai korelasi yang tinggi sebesar 0,80. Karena korelasi ini lebih kecil dari 0,90 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas.

4.2.2.3Analisis Regresi Data Panel

Permodelan dalam menggunakan teknik regresi data panel dapat menggunakan tiga pendekatan alternatif metode dalam pengolahannya. Pendekatan-pendekatan tersebut ialah metode common-constant (the pooled OLS Method), metode fixed effect method (FEM), dan metode random effect method (REM). Dalam menentukan metode yang paling sesuai untuk data panel maka diperlukan pembuktian melalui uji Chow Test dan Hausman Test.

A. Uji Chow Test

Chow test bertujuan untuk membandingkan antara metode Ordinary Least Square (OLS) dan metode Fixed Effect Method (FEM). Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai Chi Square statistik uji Chow.

Tabel 4.13 Uji Chow Test

Sumber: Hasil Peneliti, 2014 (Data Diolah)

Hasil uji Chow pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai cross-section Chi Squarehitung adalah 71,516 dengan tingkat signifikansi 0,00 < 0,05. Dengan menggunakan tabel Chi Square diperoleh nilai Chi Squaretabel sebesar 21,026. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Chi Squarehitung > Chi Squaretabel yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka metode pilihan yang digunakan yaitu metode fixed effect method (FEM).

B. Uji Hausman (Hausman Test)

Hausman test bertujuan untuk membandingkan antara metode Random Effect Method (REM) dan metode Fixed Effect Method (FEM). Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai Chi Square statistik uji Chow.

Tabel 4.13 Uji Hausman Test

Sumber: Hasil Peneliti, 2014 (Data Diolah)

Hasil uji Hausman pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai cross-section Chi Squarehitung adalah 1,848 dengan tingkat signifikansi 0,396 > 0,05. Dengan menggunakan tabel Chi Square diperoleh nilai Chi Squaretabel sebesar 5,991. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Chi Squarehitung < Chi Squaretabel yang berarti Ho diterima, maka metode pilihan yang digunakan yaitu metode Random Effect Method (REM).

1. Random Effect Method (REM)

Setelah melewati dua tahap pengujian signifikansi model maka dilakukan uji hipotesa dan signifikansi untuk model yang terpilih. Dalam penelitian ini model yang terpilih ialah model random effect.

A. Uji F (F-test)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan

Tabel 4.16 Hasil Statistik F

Sumber: Hasil Peneliti, 2014 (Data Diolah)

Hasil uji F pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah 6,003 dengan tingkat signifikansi 0,022 < 0,05. Dengan menggunakan tabel F diperoleh nilai Ftabel sebesar 4,256. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen yakni refined economic value added (REVA) dan financial value added (FVA) secara simultan mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI.

B. Uji t (t-Test)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Tabel 4.14 Hasil Uji t

Sumber: Hasil Peneliti, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan hasil uji t, maka diperoleh persamaan regresi linear data panel sebagai berikut:

Dimana: Y = Harga Saham a = Konstanta X1

X

= Refined Economic Value Added (REVA)

2 =

e = Standard Error

Financial Value Added (FVA)

Berdasarkan hasil pengolahan hasil uji t yang pada Tabel 4.14 dapat dijelaskan hasil pengujian sebagai berikut:

a. Nilai a (Konstanta) = 3,775

Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen yakni refined economic value added (REVA) dan financial value added (FVA), maka harga saham sebesar Rp 3,775.

b. Variabel refined economic value added (REVA) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,006 dan nilai thitung (3,527) > ttabel (2,262) ,

c. Variabel financial value added (FVA) berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,827 dan nilai t

artinya jika variabel REVA ditingkatkan sebesar satu rupiah maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar Rp 0,311 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

hitung (0,225) < ttabel (2,262) ,

artinya jika variabel FVA ditingkatkan sebesar satu rupiah maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar Rp 0,025 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

C. Uji Koefisien Determinasi (R2

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Apabila nilai R

)

2

Tabel 4.17

suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut. Sebaliknya, semakin mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen.

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Hasil Peneliti, 2014 (Data Diolah)

Berdasarakan Uji Koefisien Determinasi nilai Adjusted R Square sebesar 0,47,6 berarti 47,6% faktor yang berpengaruh terhadap harga saham dapat dijelaskan oleh refined economic value added (REVA) dan financial value added (FVA). Sedangkan sisanya yaitu sebesar 52,4% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

Standar Error of the Estimate adalah 0,1488 dimana semakin kecil standar deviasi maka model akan semakin baik.

Dokumen terkait