HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan dari pengumpulan data terhadap 80 pasien rawat inap di RSUD Sidikalang. Penyajian hasil analisa data dalam penelitian ini meliputi deskripsi karakteristik responden, komunikasi terapeutik perawat, kepuasan pasien, dan korelasi komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang. Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2014 sampai dengan Mei 2014 di RSUD Sidikalang.
5.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian dibagi atas empat bagian yaitu distribusi karakteristik data demografi responden, komunikasi terapeutik perawat, kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan, dan mengidentifikasi ada tidaknya hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang.
5.1.1 Distribusi Karakteristik Data Demografi Responden
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden tertinggi berdasarkan usia ada pada usia 18-40 tahun sebanyak 53 orang (66,2%), responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 44 orang (55%), responden beragama Kristen sebanyak 50 orang (62,5%). Berdasarkan latar belakang pendidikan, SMA adalah tingkat pendidikan terakhir responden, yaitu sebanyak
33 orang (41,2%) dan responden yang pekerjaannya wiraswasta sebanyak 39 orang (48,8%).
Hasil penelitian tentang karakteristik demografi responden lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.1.1 di bawah ini.
Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden di RSUD Sidikalang (n=80)
No Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persentase (%) 1 2 3 4 5 Umur 16-17 tahun 18-40 tahun 41-60 tahun Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Agama Kristen Katolik Islam Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pekerjaan Pelajar Wiraswasta PNS Tidak bekerja Lain-lain 1 53 26 44 36 50 12 18 12 10 33 25 5 39 15 10 11 1,2 66,2 32,5 55 45 62,5 15 22,5 15 12,5 41,2 31,2 6,2 48,8 18,8 12,5 13,8
5.1.2 Komunikasi Terapeutik Perawat di RSUD Sidikalang
Data distribusi frekuensi komunikasi terapeutik perawat di RSUD Sidikalang yang dijelaskan dalam tabel 5.1.2 menunjukkan bahwa mayoritas pasien menyatakan puas pada komunikasi terapeutik perawat yaitu sebanyak 71 responden (88,8%) sedangkan 9 responden (11,2%) menyatakan cukup puas pada komunikasi terapeutik perawat di RSUD Sidikalang.
Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Komunikasi Terapeutik Perawat di RSUD Sidikalang pada bulan Maret – Mei 2014 (n=80)
Komunikasi Terapeutik Perawat Frekuensi Persentase (%) Komunikasi cukup Komunikasi baik 9 71 11,2 88,8
5.1.3 Kepuasan Pasien pada Pelayanan Keperawatan di RSUD Sidikalang
Data distribusi frekuensi kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang yang dijelaskan dalam tabel 5.1.3 menunjukkan bahwa 76 responden (95%) dari 80 menyatakan puas pada pelayanan keperawatan dan 4 responden (5%) menyatakan cukup puas pada pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang.
Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kepuasan Pasien pada Pelayanan Keperawatan di RSUD Sidikalang (n=80)
Kepuasan pasien Frekuensi Persentase
(%) Puas Cukup puas 76 4 95 5
5.1.4 Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pasien
pada Pelayanan Keperawatan di RSUD Sidikalang
Hasil analisa statistik secara komputerisasi untuk mengidentifikasi hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang menggunakan uji korelasi Spearman Rank
(Rho) dan diperoleh nilai r=0,376 dan nilai signifikasi (p) sebesar 0,001. Nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) yang tertera pada table sebesar 0,01 (p<0,01), ini berarti terdapat korelasi yang bermakna antara variabel yang diuji yaitu terdapat hubungan yang sedang dengan arah yang positif antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang. Ini berarti semakin terampil perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik maka semakin puas pula pasien rawat inap di RSUD Sidikalang.
Tabel 5.1.4 Hasil analisa hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang (n=80)
Variabel 1 Variabel 2 R p-value Keterangan
Komunikasi Terapeutik Kepuasan Pasien 0,376 0,001 Hubungan positif dengan interprestasi yang sedang. α = 0,01 (2-tailed)
5.2. Pembahasan
5.1.5 Komunikasi Terapeutik Perawat di RSUD Sidikalang
Dalam praktek keperawatan, komunikasi adalah suatu alat yang penting untuk membina hubungan terapeutik dan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan. Sehingga komunikasi sangat penting karena dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.
Hasil analisa data mengenai komunikasi terapeutik perawat di RSUD Sidikalang terhadap 80 orang responden menunjukkan bahwa sebanyak 88,8% menyatakan komunikasi terapeutik perawat berada pada rentang kategori baik dan 11,2 % pada rentang kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa perawat di RSUD Sidikalang terampil dalam menerapkan komunikasi terapeutik.
Menurut Husna (2009) penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat yang efektif ini disebabkan karena kesadaran perawat yang makin meningkat tentang pentingnya membina komunikasi yang efektif dan terbuka sehingga tercapai hubungan saling percaya dengan pasien untuk dapat memahami permasalahan pasien dan tepat dalam menanganinya.
Selama proses komunikasi berlangsung antara perawat dan pasien di RSUD Sidikalang, umumnya pasien mengekspresikan kecemasan dan perasaannya tentang penyakit yang dialaminya. Selain itu keluarga pasien juga merasa senang selama proses komunikasi berlangsung dan mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang terkait dengan prosedur pengobatan pasien. Komunikasi terapeutik yang diterapkan oleh perawat kepada pasien merupakan komunikasi terapeutik yang mempunyai tujuan untuk mencapai kesembuhan pasien. Hal ini sejalan dengan
teori Nurhasanah (2009) yang mengatakan komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi keperawatan sehingga memberikan khasiat terapi bagi proses penyembuhan pasien.
Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan perawat dan klien. Bila perawat tidak memperhatikan hal ini, hubungan perawat dan klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa (Musliha & Fatmawati, 2010). Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun harus direncanakan, disengaja, dan merupakan tindakan profesional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik perawat di RSUD Sidikalang dalam kategori baik, yaitu di keempat tahap komunikasi terapeutik yang meliputi tahap pra interaksi, tahap orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi. Namun masih terdapat hal yang harus mendapat perhatian dari perawat terutama pada tahap orientasi yaitu penerapan komunikasi saat kontak antara pasien dan perawat, sebab pada tahap ini masih ada pasien yang mengatakan perawat tidak memperkenalkan diri, pernyataan pasien tentang ketidaksabaran perawat dalam mendengar keluhan pasien dan keterlambatan perawat dalam memberikan bantuan saat dibutuhkan oleh pasien.
Shalihah (2011) juga mengemukakan pada hasil penelitiannya bahwa pada fase orientasi, hubungan yang terjadi masih dangkal dan komunikasi yang terjadi bersifat penggalian informasi antara perawat dan pasien. Perawat dituntut untuk
bekerja keras untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan pada tahap orientasi. Bekerja sama dengan pasien untuk berdiskusi tentang masalah-masalah yang merintangi pencapaian tujuan.
2.2 Kepuasan Pasien
Hasil penelitian mengenai kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan didapatkan bahwa dari 80 orang responden, mayoritas responden yaitu 95% menyatakan puas dengan pelayanan yang telah diberikan oleh perawat. Kepuasan pasien ini meliputi 5 indikator yaitu tangible (nyata), reliability (keandalan),
responsiveness (cepat tanggap), assurance (kepastian), empathy (empati).
Kepuasan yang dirasakan pasien rawat inap di RSUD Sidikalang menunjukkan bahwa perawat sudah dapat memenuhi harapan-harapan pasien akan pelayanan yang prima dan berkualitas.
Pelayanan prima pada dasarnya ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada pasien. Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit harus berkualitas dan memiliki lima dimensi mutu yang utama yaitu : tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Disadari ataupun tidak, penampilan (tangibles) dari rumah sakit merupakan poin utama yang dilihat ketika pasien pertama kali mengetahui keberadaannya. Masalah kesesuaian janji (reliability), pelayanan yang tepat (responsiveness), dan jaminan pelayanan (assurance) merupakan masalah yang sangat peka dan sering menimbulkan konflik. Dalam proses ini faktor perhatian (empathy) terhadap pasien juga tidak dapat dilalaikan oleh pihak rumah sakit (Fahriadi, 2007 dalam Nasution (2010)).
Menurut Soejadi (1996), pasien atau klien merupakan individu terpenting di rumah sakit sebagai konsumen sekaligus sasaran produk rumah sakit. Di dalam suatu proses keputusan, konsumen yaitu pasien, tidak akan berhenti hanya sampai proses penerimaan pelayanan. Pasien akan mengevaluasi pelayanan yang diterimanya tersebut. Hasil dari proses evaluasi itu akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas (Nasution, 2010).
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2006).
Kepuasan pasien adalah ukuran utama yang dilihat oleh para peneliti untuk mengidentifikasi bagaimana hubungan antara pasien terhadap struktur rumah sakit dan proses keperawatan di rumah sakit (Daniel, 2012).
Jika pasien merasa puas terhadap pelayanan keperawatan yang mereka peroleh ketika dirawat di rumah sakit, mereka akan datang kembali ketika membutuhkan pelayanan keperawatan, baik untuk mereka sendiri ataupun untuk keluarganya.
2.3 Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pasien
pada Pelayanan Keperawatan
Hasil analisa statistik secara komputerisasi untuk mengidentifikasi hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang menggunakan uji korelasi Spearman Rank
(Rho) dan diperoleh nilai r=0,376 dan nilai signifikasi (p) sebesar 0,001. Nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) yang tertera pada tabel sebesar 0,01
(p<0,01), ini berarti terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dengan interpretasi sedang antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang. Semakin terampil perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik terhadap pasien, maka semakin tinggi pula kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat sudah terampil dalam menerapkan komunikasi terapeutik kepada pasien rawat inap RSUD Sidikalang. Hal ini berdampak pada tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang. Semakin sering perawat melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien rawat inap RSUD Sidikalang, maka tingkat kepuasan pasien pun semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Moison dkk. (dalam Haryani, 2000), yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah faktor komunikasi yaitu tata cara komunikasi yang diberikan pihak penyedia jasa terutama perawat dalam memberikan bantuan terhadap keluhan pasien, memberikan penjelasan yang tepat dan akurat sesuai kebutuhan klien/pasien.
Hal ini didukung oleh penelitian Husna dkk. (2009) yang menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik yang diterapkan oleh perawat di rumah sakit Siti Khodijah mampu memberikan kepuasan kepada pasien selama dalam perawatan sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Korelasi yang positif menerangkan bahwa bila komunikasi terapeutik diterapkan secara konsisten oleh perawat didalam memberikan pelayanan keperawatan maka akan berdampak pada pencapaian
kepuasan pasien akan pelayanan tersebut atau terdapat hubungan yang kuat antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien.
Penelitian Sulhan dan Andiijuga (2004) juga menunjukkan bahwa semakin sering komunikasi terapeutik yang diberikan oleh terapis pada pasien ketika melakukan terapi pasien akan merasakan senang. Hal ini berarti semakin sering komunikasi terapeutik yang diberikan terapis maka pasien merasa senang dan puas, sebaliknya semakin tidak pernah komunikasi terapeutik yang diberikan terapis kepada pasien maka pasien akan merasa kecewa dan tidak puas terhadap komunikasi terapeutik terapis. Komunikasi terapeutik mempunyai peranan penting dalam terapi, karena dengan komunikasi terapeutik yang baik terapis akan mengetahui bagian tubuh mana yang mengalami rasa sakit, apa yang dirasakan pasien dan apa yang diinginkan oleh pasien tersebut.
Hal ini di dukung juga oleh penelitian Bolla (2007) yang menunjukkan bahwa adanya hubungan antara pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien. Menurut Achir Yani (1996) perawat yang memiliki ketrampilan komunikasi terapeutik tidak hanya akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, tetapi juga mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan, serta citra rumah sakit (Muninjaya, 2011).
Keterbatasan Peneliti
Desain deskriptif korelasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini mempunyai kelemahan antara lain hanya berupa kuesioner pertanyaan, responden
cenderung tidak jujur dan menjawab apa adanya karena berbagai alasan, sehingga hasilnya kurang akurat.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap 80 responden tentang hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang maka peneliti mengemukakan hasil penelitian sebagai berikut :
a. Hasil penelitian secara rinci menunjukkan adanya hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan. b. Komunikasi terapeutik perawat dikategorikan baik yaitu sebanyak 71
responden (88,8%), sedangkan yang dikategorikan komunikasi cukup baik sebanyak 9 responden (11,2%) dan tidak ada responden pada kategori komunikasi kurang.
c. Kepuasan pasien dikategorikan puas yaitu sebanyak 76 responden (95%), sedangkan dikategorikan cukup puas sebanyak 4 responden (5%) dan tidak ada responden pada kategori tidak puas.
d. Hasil analisa statistik secara komputerisasi untuk mengidentifikasi hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang menggunakan uji korelasi
Spearman Rank (Rho) dan diperoleh nilai r=0,376 dan nilai signifikasi (p) sebesar 0,001. Nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) yang tertera pada tabel sebesar 0,01 (p<0,01), ini berarti terdapat korelasi yang
bermakna antara dua variabel yang diuji. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dengan interpretasi sedang antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang. Semakin terampil perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik terhadap pasien, maka semakin tinggi tingkat kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang. 6.2 Saran
6.2.1 Praktek keperawatan
Diharapkan dari hasil penelitian ini, dapat meningkatkan kinerja pelayanan keperawatan dan keterampilan perawat yang meliputi pengetahuan, sikap, penampilan maupun teknis dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
6.2.2 Pendidikan Keperawatan
Melalui pendidikan keperawatan diharapkan meningkatkan ketrampilan komunikasi terapeutik mahasiswa ilmu keperawatan melalui materi perkuliahan dan skill lab untuk meningkatkan kepuasan pasien saat melakukan perawatan di rumah sakit yang berdampak pada proses kesembuhan pasien.
6.2.3 Penelitian keperawatan
Desain deskriptif korelasi yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai kelemahan antara lain hanya berupa kuesioner pertanyaan, responden cenderung tidak jujur dan menjawab apa adanya karena berbagai alasan, maka untuk penelitian lebih lanjut mengenai komunikasi terapeutik perawat dan kepuasan pasien disarankan menggunakan desain deskriptif kualitatif dengan metode
6.2.4 Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan tidak membuat puas dari pihak manajemen rumah sakit karena masih banyak aspek pelayanan yang perlu ditingkatkan agar pelayanan ruang rawat inap di RSUD Sidikalang semakin diminati pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian (Rev. ed.). Jakarta: Rineka Cipta
_________. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Rev.ed.). Jakarta: Rineka Cipta
_________. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi 14. Jakarta: Rineka Cipta
Azwar, S. (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset Bolla, I. N. (2007). Hubungan Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat
dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Melati RSUD Subang. Skripsi. Cimahi: Achmad Yani
Dahlan, M.S. (2004). Statistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Bina Mitra Press
Damaris, F. (2006). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kecenderungan Depresi pada Klien Kanker yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara
Daniel, I. (2012). The Relationship between Nurse Staffing and Patient Satisfaction
in Emergency Departments. Dibuka pada website Diakses pada tanggal 17 Juli 2014.
Hidayat, A.A.A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah edisi kedua. Jakarta: Salemba Medika
___________. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
___________. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika
Hurlock, E.B. (2004). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, edisi 5. Yogyakarta: Erlangga
Lynn. R. M. (1996). Determination and Quantification Of Content Validity.
Nursing Research, 362-365
Musliha & Fatmawati, S. (2010). Komunikasi Keperawatan Plus Materi Komunikasi Terapeutik. Yogjakarta: Nuha Medika
Nur, S. (2010). Pengaruh Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Haji Medan. Skripsi. Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Medan. Dibuka pada website
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nasir, A., Muhith, A., Sajidin, M & Mubarak, W.I. (2011). Komunikasi Dalam Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Nurhasanah, N. (2009). Ilmu Komunikasi Dalam Konteks Keperawatan. Jakarta: TIM
Pohan, I. S. (2006). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta : EGC
Polit, D. F & Hungler, B. P. (1995). Nursing Research Principles and Methods Fifth Edition. Philadhelphia: J. B. Lippincot Company
Potter, P.A & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik edisi 4 volume 1. Jakarta : EGC
Sastroasmoro, S., Ismael, S. (2002). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi kedua. Jakarta: CV Sagung Seto
Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sulhan, H & Andini, W. N. T. (2013). Pengaruh Komunikasi Terapeutik Terapis Terhadap Kepuasan Pasien di Griya Terapi Adem Panas Agus Suyanto.
Dibuka pada websit Diakses pada tanggal
18 Juni 2014.
Supriyanto, S & Ernawaty. (2010). Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta: 2010
Suryani. (2006). Komunikasi Terapeutik Teori & Praktik. Jakarta: EGC
Tipo, A., Sumarliyah, E., Husna, R.A. (2009). Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang. Skripsi. UMSurabaya
Yahya, S. Z. (2013). Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan. Tesis. Universitas Sumatera Utara
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Judul penelitian : Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pasien pada Pelayanan Keperawatan di RSUD Sidikalang
Peneliti : Merliani Eva Regina Sigalingging
Saya adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang.
Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya memohon kesediaan saudara untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur apa adanya. Peneliti menjamin identitas dan kerahasiaan jawaban yang saudara berikan dan hanya untuk kepentingan penelitian. Saudara bebas untuk menanyakan apapun tentang penelitian ini.
Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Jika saudara tidak bersedia menjadi responden, maka peneliti akan menghargai dan tidak akan memaksa saudara. Sebagai tanda kesediaan saudara, dimohon untuk menandatangani lembar persetujuan ini.
Medan, Maret 2014
Peneliti Responden
Instrumen penelitian
No. Responden: Petunjuk umum pengisian
1. Saudara diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang tersedia dilembar kuesioner ini.
2. Tuliskan Tanda check list (√ ) pada kotak, untuk pilihan jawaban yang tepat menurut saudara pada pertanyaan.
Data Demografi
1. Inisial : …………
2. Usia : …………
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Agama : Islam Budha
Kristen Katolik
Hindu
5. Pendidikan : SD P. Tinggi
SMP SMA/ SMK
Lain-lain, sebutkan……
6. Pekerjaan : Pelajar Wiraswasta
PNS Tidak bekerja
Kuesioner Komunikasi Terapeutik Perawat
Tuliskan tanda check list (√) pada kolom yang tersedia untuk pilihan jawaban yang tepat menurut saudara.
- SL : Selalu (3) - JR : Jarang (2) - TP : Tidak Pernah (1) No Pertanyaan TP JR SL A. 1. 2. 3.
Tahap Pra Interaksi
Perawat sudah menggali semua informasi tentang penyakit/keadaan pasien sebelum berinteraksi dengan pasien Perawat sudah merencanakan tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien
Perawat bersikap tenang dan dapat mengontrol perasaannya saat bertemu dengan pasien
B. 4. 5. 6. 7. Tahap Orientasi
Perawat memberi salam dan memperkenalkan diri ketika pertama kali berinteraksi dengan pasien/keluarga
Perawat menanyakan nama pasien atau nama panggilan kesukaan pasien
Perawat menanyakan keluhan-keluhan yang dialami pasien saat ini
Perawat membuat janji/kontrak terlebih dahulu sebelum melanjutkan komunikasi dengan pasien
C. 8. 9. 10. 11. Tahap Kerja
Perawat menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
Perawat menawarkan bantuan kepada pasien saat mengalami kesulitan
Perawat mendiskusikan therapy yang diberikan
Perawat menjelaskan dan mengajarkan pendidikan kesehatan (pendkes) kepada pasien dan keluarga
D. 12. 13. 14. 15. Tahap Terminasi
Perawat menanyakan keadaan/perasaan pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan
Perawat membuat kesepakatan untuk pertemuan lanjutan dengan pasien (tempat, waktu, topik dan tujuan yang sudah dibicarakan)
Perawat mengingatkan dan memberitahukan kepada pasien jika pemeriksaan/ tindakan lanjutan
Perawat pamitan kepada pasien dan keluarga ketika meninggalkan ruangan pasien
Kuesioner Kepuasan Pasien pada Pelayanan Keperawatan
Jawablah pertanyaan di bawah ini yang menyangkut kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan setelah anda menerima/ mengalami pelayanan keperawatan di RSUD Sidikalang dengan memberi tanda check list (√) di kolom yang sesuai pada :
B = Baik (3) CB = Cukup Baik (2) TB = Tidak Baik (1) No. Pernyataan TB CB B A 1. 2. 3. 4. B 5 6 7 8 9 C 10 11 12 D 13 14 15 E 16 17 18 19 Tangibles
Ruang rawat inap memiliki peralatan yang canggih Fasilitas dan alat medis di ruangan lengkap
Prosedur pelayanan di ruangan jelas dan mudah dipahami Perawat ruangan berpenampilan rapih
Reliability
Perawat bersikap simpatik dan meyakinkan dalam menghada pi masalah pasien
Ruangan menyediakan pelayanan yang lengkap
Perawat memberitahu pasien setiap memberikan layanan Ruang rawat inap memiliki catatan yang akurat.
Perawat bersedia menyelesaikan masalah pasien Responsiveness
Perawat memberikan pelayanan yang cepat Perawat selalu bersedia untuk membantu pasien
Perawat dapat meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan pasien
Assurance
Perawat dapat meyakinkan pasien Perawat bersikap sopan pada pasien
Perawat mampu menjawab pertanyaan pasien Empathy
Ruangan rawat inap menyediakan waktu yang cukup untuk semua pasien
Perawat memberi perhatian khusus pada setiap pasien Perawat memperhatikan keluhan pasien
Uji Reliabilitas Instrumen
1. Hasil uji reliabilitas komunikasi terapeutik perawat Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .857 .866 15 Item Statistics Mean Std. Deviation N p1 2.67 .606 30 p2 2.70 .596 30 p3 2.77 .430 30 p4 1.97 .890 30 p5 2.77 .568 30 p6 2.80 .551 30 p7 2.57 .679 30 p8 2.53 .730 30 p9 2.70 .535 30 p10 2.40 .770 30 p11 2.60 .675 30 p12 2.87 .346 30 p13 2.57 .679 30 p14 2.73 .583 30 p15 2.30 .750 30
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 2.596 1.967 2.867 .900 1.458 .053 15 Item Variances .409 .120 .792 .672 6.625 .029 15 Inter-Item Covariances .117 -.048 .341 .390 -7.071 .008 15 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's