• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Prosedur Kerja Petugas Pemadam Kebakaran

Berikut ini penulis akan memberikan gambaran mengenai prosedur kerja di Kantor Pemadam Kebakaran, hasil wawancara penulis dengan Koordinator Pemadam Kebakaran Kota Salatiga yaitu Bapak Nugroho.

Penulis: ”Apa yang dikerjakan oleh petugas dinas kebakaran Kota Salatiga setiap harinya?”

Informan: “Setiap hari petugas kami wajib melakukan hal-hal yang rutin dilakukan seperti pengecekan unit apakah unit dalam posisinya, jangan sampai ketika ada laporan kebakaran dan akan memakai unit tersebut sedang tidak ada. kemudian melakukan pemanasan mobil hal ini penting sekali mengingat unit harus dalam keadaan tokcer ketika akan digunakan, karena apabila unit tidak dipanaskan secara rutin setiap hari unit bisa susah di stater karena aki drop. Sambil memanaskan unit, petugas kami memastikan unit sudah terisi dengan air atau belum. Kemudian memeriksa kelengkapan alat keselamatan yang harus selalu digunakan ketika menjalani tugas seperti; helm, jaket dan celana anti api, sepatu safety, peralatan selang dan UAI (selang besar dan selang kecil)”

Dari pemaparan Bapak Nugroho tersebut diatas dapat diketahui bahwa setiap hari petugas pemadaman mempunyai rutinitas pekerjaan yaitu pengecekan terhadap unit pemadam kebakaran beserta seluruh kelengkapan dan kesiapannya secara berurutan, prosedur kerja ini wajib dilakukan agar tidak ada yang terlewati karena lalai.

Saat ini petugas pemadam kebakaran terbagi dalam 2 shift penjagaan. Dalam melaksanakan tugasnya petugas berusaha untuk merespon setiap panggilan secepat mungkin, untuk itu petugas selalu siap siaga selama 24 jam. Masyarakat dapat langsung menghubungi petugas melalui telepon 113 atau nomor telepon kantor (0298) 322106. Melalui kerjasama dengan Babinsa petugas pemadam kebakaran memastikan kejadian kebakaran, setelah dikonfirmasi kebenarannya maka petugas langsung menuju ke lokasi kebakaran. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Nugroho:

Penulis: ”Bagaimana tindakan yang dilakukan petugas pemadam kebakaran ketika menerima laporan terjadinya kebakaran oleh masyarakat?”

Informan: “Kami menerima laporan kebakaran dari masyarakat melalui telepon, dan juga kami bisa menerima dari kepolisian. Biasanya kami cek terlebih dahulu kebenarannya, karena banyak juga orang yang iseng memberikan laporan palsu, apabila betul kami segera membunyikan lonceng dan langsung bergerak. Jadi sewaktu mendengar lonceng

12

teman-teman dengan sigap langsung memakai baju, helm, sepatu dan langsung menuju unit pemadam untuk segera berangkat ke lokasi. Dalam perjalanan biasanya kami melakukan koordinasi pembagian tugas di lapangan agar dapat langsung bertindak begitu sampai di lokasi. Begitu sampai di lokasi maka secara otomatis masing-masing akan melalukan kegiatan yang sudah dikordinasikan tadi, jadi langsung ada yang mengambil selang, mempersiapkan tangga, dan peralatan lainnya kemudian langsung melakukan pemadaman“

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa petugas pemadam kebakaran akan langsung merespon ketika ada laporan terjadinya kebakaran.

Ketika satu unit Pemadam Kebakaran tiba di lokasi kejadian secara otomatis terlintas dibenak para petugas berbagai pertimbangan tentang kondisi lokasi dan insiden. Segera setelah itu tindakan awal yang perlu diambil segera dilakukan. Tindakan-tindakan yang mereka lakukan, sesuai kondisi yang mereka hadapi biasanya tidak terlepas dari pola menentukan titik lokasi, melokalisir/menghambat perambatan api kesegala arah, dan pemadaman api.

Tindakan awal menentukan lokasi seharusnya dilakukan sebelum pengamatan terhadap lokasi dan kondisi insiden telah sepenuhnya dilakukan. Akan tetapi seringkali para petugas pada saat berangkat masih belum pasti mengetahui dimana titik lokasi kejadian, karena banyak laporan darurat dilakukan orang yang melintasi tempat kejadian tanpa pelapor tahu persis apa dan di mana objek yang terbakar. Padahal penentuan lokasi ini termasuk hal yang penting karena menyangkut dimanakah posisi unit akan ditempatkan dan dari manakah unit dapat mencapai lokasi kejadian serta ke arah manakah selang akan di gelar untuk operasi pemadaman kebakaran atau peralatan rescue apakah yang paling tepat untuk dipersiapkan pada operasi penyelamatan. Karena apabila dari awal petugas melakukan kesalahan dalam menentukan titik lokasi maka untuk berbalik arah dalam upaya mencapai rute yang tepat adalah bukan hal yang sederhana atau mudah. Begitu juga apabila petugas melakukan kesalahan dalam menempatkan unit, sehingga proses menggelar selang menjadi sulit karena akses menuju titik kejadian terhalang oleh bangunan tinggi, sungai, lintasan rel kereta dan sebagainya.

Tindakan selanjutnya yang dilakukan oleh para petugas pemadam adalah melokalisir/menghambat perambatan api/kebakaran kesegala arah. Tindakan ini dilakukan untuk menjaga agar kebakaran tidak meluas yang otomatis akan

13

menyulitkan upaya pemadaman dan tentunya menambah kerugian yang diderita oleh masyarakat sekitarnya.

Tindakan terakhir yang paling penting adalah pemadaman api itu sendiri, walaupun bukan tindakan yang mudah akan tetapi apabila tindakan-tindakan sebelumnya telah dapat dilaksanakan dengan baik maka tindakan pemadaman akan menjadi lebih ringan. Terlebih lagi apabila para petugas yang melakukan pemadaman telah memiliki pengalaman yang cukup dan dilengkapi dengan peralatan dan kelengkapan yang memadai serta terjaminnya pasokan air sebagai bahan pemadam utama dalam sebagian besar kejadian kebakaran.

Disinilah pentingnya pelatihan bagi semua petugas pemadam kebakaran yang ada, petugas dituntut siap dalam segala kondisi. Menurut Bapak Nugroho idealnya setiap mobil pemadam minimal dikendalikan oleh empat orang petugas. Mereka bertugas sebagai sopir yang bisa merangkap operator, petugas yang bertugas mempersiapkan selang, lalu dua petugas untuk memegang selang. Belum lagi petugas yang diperlukan khusus menangani kebakaran dengan kondisi khusus pula, misalnya naik tangga Tugas-tugas seperti itu tidak bisa dikerjakan sembarang orang, tanpa ada keahlian khusus. Misalnya untuk petugas pemegang selang, terlihat sepele namun bisa sangat berbahaya. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Nugroho

''Kalau tidak hati-hati, pemegang selang bisa terpelanting dan cedera karena tekanan air di selang itu sangat tinggi. Hal seperti ini harus dikerjakan orang-orang yang sudah terlatih”.

Dari hasil wawancara diketahui juga bahwa salah satu kendala yang ada di Kantor Pemadam Kebakaran Kota Salatiga saat ini adalah jumlah personel yang masih belum mencukupi. Dari kebutuhan personel yang idealnya 24 orang, saat ini Salatiga hanya memiliki 10 tenaga damkar. Dengan demikian, masih ada kekurangan sebanyak 14 tenaga damkar yang dibutuhkan untuk operasional empat mobil damkar yag dimiliki Pemkot Salatiga. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Nugroho

Penulis: berapa kebutuhan personel pemadam kebakaran yang seharusnya ada di kantor pemadam kebakaran kota salatiga?” Informan: “Idealnya, satu mobil berisi personel sejumlah empat hingga lima orang. Saat ini dengan empat mobil damkar yang ada, setiap mobil hanya ada dua personel termasuk pengemudi. Kalau ingin ideal, sebenarnya dengan empat armada, personel yang disiapkan sebanyak 24 orang. Asumsinya satu mobil ada empat personel dengan shift tugas yang sudah dibagi”.

14

Dalam setiap proses pemadaman kebakaran waktu juga merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh petugas yang akhirnya mempengaruhi pelaksanaan tugas. Petugas Pemadam Kebakaran sering mengalami kesulitan mencapai lokasi kejadian kebakaran tepat waktu karena menyempitnya ruang terbuka, kurangnya dukungan tindakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran sehingga pelayanan yang dilakukan tidak berjalan dengan maksimal. Sebagai contoh misalnya kurangnya kesadaran masyarakat / pengguna jalan ketika mobil pemadam kebakaran menuju lokasi kebakaran menghambat kelancaran menuju lokasi kejadian kebakaran serta kemacetan yang terjadi di jalan raya dan persimpangan jalan. Adanya portal atau gapura di setiap gang/jalan menuju lokasi kejadian kebakaran, belum lagi kerumunan warga yang melihat kejadian kebakaran sehingga menyulitkan pekerjaan pemadam kebakaran

Pengalaman Pelatihan Petugas Di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Salatiga Berikut penulis akan merangkum hasil wawancara dengan beberapa petugas yang pernah mengikuti pelatihan untuk dapat memberikan gambaran mengenai pengalaman pelatihan yang pernah diikuti oleh petugas di Kantor Pemadam Kebakaran Kota Salatiga. Pelatihan yang sudah diikuti oleh petugas antara lain pelatihan penanggulangan bencana, meliputi bencana banjir, tanah longsor, penyelamatan pada korban bencana, pelatihan dasar militer, cara memberikan pertolongan pada korban, teori api, manajemen kebakaran, kebakaran pada gedung bertingkat dan proteksi kebakaran. Pelatihan tersebut biasanya diadakan 1 tahun sekali, yang diikuti oleh petugas dari kantor-kantor tiap daerah.

Salah satu petugas pemadam kebakaran yaitu Bapak Jarkoni mengungkapkan pengalaman pelatihan yang pernah diikutinya :

Penulis: kapan pelatihan diadakan?, Apa saja materi pelatihan yang didapat?

Informan: “Diadakan setiap setahun sekali, diklat namanya, itu selalu ada namanya teori dan pelatihan. Yang pernah saya ikuti antara lain pelatihan penanggulangan bencana, meliputi bencana banjir, tanah longsor, penyelamatan pada korban bencana, pelatihan dasar militer, serta cara memberikan pertolongan pada korban. Ada juga pelatihan fisik seperti jalan, PBB, kemudian teori, cara menggunakan selang, cara melakukan penggulungan selang, cara menyiram api itu bagaimana, dan sebagainya. Terus setiap minggu itu di kantor kami rutin melakukan pertemuan sambil mengulang mengenai teori dan praktek mengenai pemadaman kebakaran yang pernah diperoleh untuk memantapkan lagi cara penggunaan semua peralatan yang ada di kantor pemadam ini.”

15

Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh petugas lain yaitu Bapak Sulistyono yang pernah mengikuti beberapa pelatihan:

“Saya pernah mengikuti beberapa pelatihan yang diikutkan dalam program kantor. Pelatihan tersebut diadakan minimal setahun sekali dan saya ikut pada tahun 2007,2008,2009. Materi yang saya dapatkan yaitu Teori api, manajemen kebakaran, kebakaran pada gedung bertingkat, dan proteksi kebakaran. Selain itu di kantor sekarang ini kan setiap seminggu sekali kami tetap latihan, seperti latihan fisik, lari-lari dan senam“

Dari pernyataan petugas pemadam kebakaran diatas dapat diketahui bahwa pelatihan diadakan secara rutin yaitu satu tahun sekali.

Bapak Nugroho selaku Koordinator Pemadam Kebakaran menyatakan bahwa pelatihan bagi para petugas adalah hal yang penting karena akan mendukung kinerja petugas di lapangan. Program pelatihan yang pernah diikuti oleh petugas untuk meningkatkan SDM antara lain: mengirim job training ke sumber pelatihan (di jakarta), mengikuti job training ke semarang, latihan rutin pengoperasian armada dan simulasi. Selain itu ada juga pelatihan berupa diklat teknis khusus pemadam yaitu kebakaran pada gedung bertingkat, strategi peningkatan pelayanan pemadam kebakaran dan manajemen penanggulangan kebakaran. Meskipun demikian dari 10 orang petugas pemadam kebakaran yang ada belum semuanya pernah mengikuti pelatihan. Padahal kemampuan petugas pemadam kebakaran biasanya didapat pada pendidikan, pelatihan dan pengalaman dalam bekerja. Namun pendidikan dan pelatihan itu sangat kurang pelaksanaannya yang salah satunya terkendalanya anggaran dalam hal pemberian pelatihan.

Dalam melihat bagaimana kemampuan teknis petugas dalam pelaksanaan tugas cukup baik atau tidak, dapat dilihat dari bagaimana teknik pemadaman kebakaran itu sendiri serta penggunaan alat pemadaman kebakaran jika terjadi kebakaran. Kemampuan teknis petugas didapat dari pendidikan dan pelatihan serta pengalaman kerja para personil itu sendiri begitu juga dengan pengetahuan personil. Kemampuan ini bisa berupa petugas cekatan dalam merespon kejadian kebakaran dengan siap siaga 24 jam jika terjadi kebakaran, mampu memadamkan api sesuai target dan meminimalisir kerugian yang mungkin diderita masyarakat yang terkena kebakaran.

Informasi tentang pelaksanaan pelatihan diperoleh dari pemerintah daerah yang kemudian disampaikan kepada koordinator regu. Pihak yang biasanya

16

mengadakan yaitu dari diklat provinsi Jawa Tengah maupun dari propinsi lain. Karena pemadam kebakaran Kota Salatiga masih berada di bawah Ka Satpol PP maka untuk menentukan petugas yang akan mengikuti pelatihan merupakan hasil koordinasi antara Ka Satpol PP dengan koordinator regu.

Berdasarkan pengalaman dari petugas yang pernah mengikuti pelatihan, banyak manfaat yang didapatkan dari pelatihan yang diikuti. Misalnya pelatihan dasar dalam memadamkan api sudah sesuai dengan kebutuhan petugas di lapangan. Pelatihan ini didukung dengan alat peraga berupa alat peraga tradisional maupun yang modern seperti Apar (Alat pemadam api ringan), mobil, emergency, lighting, mobil asap, pompa apung, mobil tangga, peralatan rifting, pakaian tahan api, dsb. Seluruh peserta pelatihan harus mengikuti seluruh materi pelatihan yang diselenggarakan oleh diklat. melalui program pelatihan, materi-materi yang diberikan sangat mendukung tugas pokok bagi petugas damkar.

Dari sisi penyampaian materi yang diberikan oleh instruktur menurut petugas mudah dipahami oleh peserta pelatihan dan sangat jelas. Dalam setiap pelatihan seluruh peserta diwajibkan ikut aktif mempraktekan tentang materi yang sudah dilakukan oleh instruktur. Hal ini bertujuan agar materi yang disampaikan dapat dikuasai dengan baik dan dapat dipraktekkan di lapangan. Keberhasilan suatu pelatihan tidak terlepas dari kesiapan instruktur dalam menyampaikan materi pelatihan. Di samping itu pelatih juga harus dapat memberikan evaluasi bagi seluruh peserta pelatihan. Biasanya tiap petugas diberikan nilai serta sertifikat sebagai tanda bahwa peserta sudah mengikuti pelatihan dengan baik.

Bagaimana dengan petugas yang belum mengikuti pelatihan, berikut akan diuraikan hasil wawancara dengan petugas.

Penulis: “mengapa belum mengikuti program pelatihan?”

Pak Agung mengatakan: “kami bertiga memang belum dapat jatah ikut pelatihan mas, mungkin tahun depan”

Penulis: “menurut anda pentingkah mengikuti program pelatihan yang diadakan?”

Pak Agus mengatakan: “ya penting banget mas, darimana pengetahuan dan kemampuan kita bertambah jika tidak mengikuti pelatihan”.

Penulis: “menurut anda apa manfaat yang didapat terhadap kinerja petugas jika mengikuti pelatihan yang diadakan?”

Pak Budi mengatakan: “ya manfaatnya besar baget mas, karena mendapat ilmu dan keahliannya bertambah otomatis kinerja petugas menjadi lebih bagus, selama ini setiap petugas yang telah mengikuti pelatihan akan diberikan

17

kepercayaan memimpin regu ketika ada kejadian kebakaran, kalau kami bertiga selama ini selalu ngikut saja apa yang diinstruksikan ya kami laksanakan sebisa kami”.

Dari hasil wawancara dengan petugas yang belum mengikuti program pelatihan yang diadakan dapat diketahui bahwa pelatihan merupakan hal yang penting untuk menambah ilmu dan keahlian dalam hal kebakaran.

Kinerja Petugas Di Pemadam Kebakaran Kota Salatiga

Berdasarkan hasil dari penelitian tentang Kinerja Badan Pemadam Kebakaran dalam menanggulangi kebakaran di Kabupaten Rokan hilir ditemukan bahwa kinerja para petugas dinilai tidak baik oleh masyarakat dikarenakan banyaknya program-program yang belum terealisasi dengan baik, kurangnya bantuan dari instansi-instansi Pemerintah, persedian sarana dan prasarana yang minim. (Darmadi, 2010)

Menurut petugas pemadam kebakaran Kota Salatiga kinerja mereka sudah cukup baik, mereka melakukan tugas-tugasnya dengan baik. Dari hasil wawancara mengenai kinerja petugas di Pemadam Kebakaran untuk kondisi kinerja saat ini diperoleh informasi sebagai berikut:

Penulis: “bagaimana kecepatan petugas dalam merespon laporan adanya kebakaran?”

Pak Tukirin mrngatakan : “jika lonceng tiba-tiba berbunyi artinya ada suatu kejadian kebakaran yang terjadi mas”, maka saya akan langsung bergegas menggunakan seragam yang untuk memadamkan api itu dan langsung menuju mobil pemadam”

Pak Tulus mengatakan : “Patokannya lonceng kantor mas..” kalau lonceng berbunyi artinya kami masing-masing harus cepat-cepat menggunakan seragam pemadam dan bergegas menuju mobil pemadam”

Pak Eko mengatakan : “Pernah waktu itu lagi istirahat siang tiba-tiba lonceng berbunyi, kamipun bergegas meninggalkan kegiatan kami masing-masing untuk menyiapkan diri dan menuju mobil pemadam, ternyata sesampainya di mobil pemadam dan kami sudah siap kami diberitahukan kalau itu cuma latihan”

Dari hasil wawancara dari ketiga petugas pemadam kebakaran tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa petugas selalu akan cepat menerima respon saat mendapat panggilan kebakaran, dan siap menuju lokasi kebakaran, hal ini menunjukkan bahwa menurut petugas sendiri mereka telah melakukan tugasnya dengan cukup baik.

Berikut dibawah ini juga akan diberikan hasil wawancara kepada petugas mengenai kinerja mereka ketika menghadapi kebakaran yang terjadi di lokasi.

18

Penulis: “Bagaimana kinerja petugas pemadam kebakaran dalam menghadapi tugasnya memadamkan kebakaran?”

Pak Eko mengatakan : “Begitu sampai di lokasi kebakaran yang bertugas membawa selang akan langsung mencari asal api dan langsung menyemprotkan air untuk memadamkan apinya”

Pak Hanny mengatakan : Supaya cepat dan tidak buang waktu kami selalu berkordinasi dalam perjalanan menuju lokasi kebakaran untuk pembagian tugas di lapangan agar nanti begitu sampai di lokasi kebakaran, masing-masing kami sudah tau tugasnya, jadi tidak ada petugas nganggur atau bingung di lokasi”.

Dari pernyataan kedua Petugas di atas dapat diketahui bahwa mereka selalu berusaha semaksimal mungkin untuk segera memadamkan api, dalam hal ini waktu sangatlah penting maka mereka juga tidak menyia-nyiakannya terbukti dengan melakukan koordinasi pembagian tugas di dalam mobil pemadam selama perjalanan menuju lokasi kebakaran. Namun kadang kondisi lokasi yang jauh dari persediaan air, atau lokasi yang jauh dari jalan raya juga bisa mempengaruhi kecepatan dalam memadamkan api.

Kemudian bagaimana pula kinerja para petugas pemadam kebakaran di Kota Salatiga dalam meminimalkan jumlah kerugian atau korban nyawa dalam setiap kejadian kebakaran, berikut ini akan dikemukakan hasil wawancara dari beberapa petugas.

Penulis: “Bagaimana kinerja petugas pemadam kebakaran dalam menghadapi tugasnya meminimalkan jumlah kerugian?”

Pak Sulistyono mengatakan bahwa: “Selain memadamkan api tugas utama kami adalah menyelamatkan korban, segala cara akan dilakukan untuk meminimalkan terjadinya kerugian apalagi korban nyawa”

Pak Nugroho mengatakan; “Kami juga sering menghimbau kepada masyarakat agar berhati-hati terhadap bahaya kebakaran seperti pemakaian kompor. setrika dan bahaya arus pendek listrik, karena hal-hal ini yang sering menjadi pemicu terjadinya kebakaran.”

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa petugas pemadam kebakaran Selalu berupaya meminimalisasi jumlah kerugian yang diakibatkan kebakaran baik berupa materi maupun korban jiwa, mereka juga senantiasa melakukan sosialisasi kepada masyarakat supaya menjaga agar terhindar dari kejadian kebakaran.

Dari mulai laporan terjadinya kebakaran kemudian petugas merespon dan bergegas menuju lokasi terjadinya kebakaran untuk segera mamadamkan api, selain

19

itu juga mereka harus bersungguh-sungguh berupaya meminimalkan jumlah kerugian materi maupun korban jiwa oleh karena itu semua proses pekerjaan mereka harus dilakukan secepat mungkin agar harapan minimal kerugian atau korban jiwa dapat terpenuhi. Lantas bagaimana kelanjutannya ketika musibah kebakaran sudah teratasi, proses selanjutnya adalah mencari penyebab terjadinya kebakaran. Berikut di bawah ini akan diberikan hasil wawancara mengenai tindak lanjut ketika proses pemadaman telah selesai dilakukan oleh petugas.

Penulis: Bagaimana petugas pemadam kebakaran melakukan investigasi mencari penyebab terjadinya kebakaran?”

Pak Nugroho mengatakan: “Untuk mencari tahu penyebab kebakaran pada suatu kejadian kebakaran biasanya kami serahkan sepenuhnya kepada polisi untuk melakukan investigasi penyebab terjadinya kebakaran, kami hanya membantu memberikan data dan opini kami guna memberikan masukan awal kepada penyidik. Data-data yang kami kumpulkan biasanya dari hasil pengamatan di lapangan serta keterangan-keterangan dari saksi atau korban selamat.”

Dari keterangan yang di dapat diketahui bahwa kegiatan investigasi dalam mencari penyebab kebakaran tidak dilakukan oleh petugas pemadam kebakaran, untuk saat ini investigasi masih bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk mengungkap terjadinya kebakaran karena saat ini damkar Salatiga belum memiliki peralatan atau penyidik. Berarti pekerjaan petugas pemadam kebakaran di Kota Salatiga selesai ketika api sudah padam, karena proses berikutnya yaitu mencari penyebab kebakaran akan diserahkan kepada pihak lain yang berwajib, petugas pemadam biasanya hanya membantu memberikan informasi dari apa yang diperoleh ketika berada di lapangan.

Mengingat proses memadamkan api membutuhkan keahlian dan kecepatan maka pekerjaan memadamkan api tidak bisa dilakukan oleh perorangan, pekerjaan ini melibatkan beberapa orang yang saling bekerjasama. Dengan bekerja sama pekerjaan memadamkan api akan semakin cepat teratasi, dari hal tersebut penulis mewancarai petugas untuk mencari tahu bagaimana kinerja mereka sebagai sebuah tim yang bekerjasama melakukan pekerjaannya memadamkan api.

Penulis: “Bagaimana kinerja petugas pemadam kebakaran ketika berada dalam satu tim untuk memadamkan kebakaran?”

Pak Nugroho mengatakan: “Kami semua saling bantu-membantu, kami melakukan pembagian tugas, apa yang sudah menjadi tugasnya akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya tanpa merasa iri atau tidak enak hati karena

20

tugas orang lain kelihatan lebih mudah dari tugas kita sendiri, karena tugas-tugas ini adalah saling berkaitan atau berhubungan, jadi kalau salah satu tugas tidak dijalankan atau lambat berjalan maka proses pemadaman juga akan menjadi lebih lambat atau bahkan menjadi tidak berhasil memadamkan si jago merah”. Pak Jarkoni mengatakan:“Melakukan pemadaman kebakaran merupakan kerja tim, sehingga kami selalu dituntut kerjasama yang baik serta kompak dalam satu tim.”

Pak Sulistyono berkata: “Karena orang-orang disini sedikit maka kami menjadi lebih akrab satu sama lain, kami sudah seperti keluarga saja sehingga ketika ada pekerjaan memadamkan kebakaran kami akan sangat kompak dan bersemangat tinggi untuk memberikan pelayanan kepada orang atau masyarakat yang sedang kesusahan karena terkena musibah kebakaran.”

Kinerja para petugas pemadam kebakaran dalam satu tim dalam tiap panggilan kebakaran sangatlah kompak dan selalu bersemangat tinggi dalam bekerja di lapangan

Dokumen terkait