• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PENELITIAN

2.4 Model Penelitian

Penelitian tindakan kelas atau PTK (classroom action research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar (Kusnandar, 2010: 41). Dari segi pengertian istilah, Kusnandar juga mengungkapkan bahwa PTK merupakan penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas, sementara fokus PTK terdapat pada peserta didik atau PBM (proses belajar mengajar) yang terjadi di kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan

11

meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya (Kusnandar, 2010: 45).

Penelitian tindakan kelas terdiri atas beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran dan pengajaran. Dengan adanya perincian yang jelas, maka dapat dibuat kepastian yang baik terkait dengan tujuan pembelajaran. Dalam praktik di lapangan, setiap pokok bahasan biasanya tidak dapat diselesaikan dalam satu langkah sehingga setiap satu langkah menjadi sangat krusial dan berperan signifikan untuk langkah berikutnya.

Pembelajaran materi kantor depan (front office)

Mahasiswa

Kondisi kemampuan awal (threshold level)

para mahasiswa

Pelaksanaan teknik kartu tematik terhadap

para mahasiswa Aspek-aspek fonetis yang menjadi kendala

Penerapan teknik kartu tematik bergambar yang dilengkapi deskripsi (Teori Kartu Flash

Card Glenn Doman)

Teori Linguistik –

Fonetik dan Teori Pembelajaran

Penelitian tindakan kelas (PTK)

Analisis data

Hasil penelitian tentang pelafalan bahasa Inggris materi front office melalui kartu

tematik

Catatan:

: menunjukkan hambatan atau kesulitan : menunjukkan hubungan selanjutnya

: menunjukkan keterkaitan satu aspek dengan aspek yang lain

Gambar 2.2 Model Penelitian Konsep bermain peran

11

Model penelitian tersebut berperan sangat penting sebagai panduan dalam penelitian ini karena memiliki keterkaitan antara rumusan masalah yang ada, teori yang digunakan, dan hasil yang diperoleh yang tentunya merujuk pada pemecahan masalah. Berikut ini merupakan penjabaran terkait dengan gambar model penelitian di atas.

1. Sesuai dengan topik utama penelitian ini (pelafalan bahasa Inggris, khususnya untuk materi front office bagi mahasiswa) penelitian difokuskan pada pemecahan tiga hal yang menjadi permasalahan atas kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran. Pertama, mengetahui kondisi kemampuan dasar (threshold level) pelafalan para mahasiswa terkait dengan konteks pembelajaran front office sebelum teknik kartu tematik dilaksanakan. Kedua, terkait dengan bentuk pelaksanaan teknik kartu tematik terhadap para mahasiswa saat praktikum untuk menghasilkan pelafalan yang tepat. Ketiga, mengetahui aspek-aspek fonetis yang menjadi kendala dasar dalam pelaksanaan praktik berbicara para mahasiswa. Pembatasan pembahasan berperan sangat krusial untuk menjaga agar pemecahan masalah dapat diselesaikan dengan tepat dan tidak melebar.

2. Teori yang digunakan untuk pemecahan masalah yang ada terbagi atas dua teori utama, yaitu teori lingustik dan teori pembelajaran. Teori linguistik mengacu pada teori Ladefoged dan Johnson (2010). Selanjutnya teori ini dibagi menjadi beberapa subteori, yaitu teori production skill, teori keterampilan berinteraksi dalam metodologi bahasa lisan, teori pengaturan kelas dan kemampuan lisan (ketiganya oleh Bygate (2008)). Teori-teori itu dilengkapi dengan teori kesalahan berbahasa oleh Corder (1974) dalam Indihadi (2--3).

11

Teori kedua, yaitu teori pembelajaran terdiri atas teori belajar behaviorisme dan teori belajar nativisme. Permasalahan pelafalan yang ditemukan dapat dipecahkan melalui sudut pandang behaviorisme terlebih dahulu dan kemudian ditinjau juga dari sudut pandang nativisme. Hal ini disebabkan oleh kedua teori tersebut terlihat agak berlawanan, tetapi dari keduanya dapat ditarik suatu benang merah untuk mengetahui teori belajar yang digunakan oleh para mahasiswa dalam mempelajari bahasa asing.

3. Di samping kedua teori utama yang telah disebutkan sebelumnya, ditambahkan sebuah teori pelengkap, yaitu teori kartu flash card oleh Glenn Doman. Teori ini sangat relevan karena membahas tentang penggunaan media alat bantu pengajaran yang digunakan dalam penelitian ini (kartu tematik bergambar). Secara keseluruhan, semua teori ini berperan penting saat digunakan untuk mengolah data dari beberapa sampel yang mewakili jumlah total subjek penelitian dan memecahkan setiap rumusan masalah yang ada.

4. Pelaksanaan teknik kartu tematik dalam penelitian ini juga didukung dengan penerapan konsep bermain peran. Dapat dijabarkan bahwa setelah para mahasiswa mengetahui dan memahami beragam istilah terkait dengan konteks kantor depan, mereka juga harus mampu menerapkan dan menggunakan istilah tersebut. Selama pelaksanaan penelitian dan pengambilan nilai, teknik kartu tematik dan konsep bermain peran bersinergi dan saling menunjang satu dengan yang lain untuk meningkatkan kemampuan pelafalan para mahasiswa saat praktikum. Dalam hal ini, teknik kartu tematik berperan untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang istilah-istilah dalam materi operasi kantor depan kepada mahasiswa dan cara melafalkan istilah tersebut dengan tepat. Setelah tahap

11

pemahaman, konsep bermain peran memiliki fungsi untuk menguji para mahasiswa dalam menerapkan istilah yang telah dipelajari ke dalam tataran kalimat atau ujaran.

Konsep ini memiliki peran yang krusial karena pengambilan nilai dan data dilaksanakan dengan cara bermain peran. Sebagai contohnya, salah satu mahasiswa berperan sebagai resepsionis dan mahasiswa yang lain berperan sebagai tamu hotel yang diminta berdialog sesuai dengan tema yang diberikan. Dengan bermain peran secara bergantian, kegiatan ini akan memantapkan sekaligus menyiapkan diri mereka sebelum memasuki dunia kerja sesungguhnya.

5. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) sehingga pelaksanaannya membutuhkan tiga tahapan, yaitu tahap pratindakan, siklus I, dan siklus II. Hasil pengamatan yang diperoleh pada tahap pratindakan dijadikan sebagai bahan acuan dalam menyusun perencanaan pembelajaran pada siklus I dan II. Terkait dengan prosedur yang diterapkan terhadap data merujuk pada beberapa tahapan kerja, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian data. 6. Khusus pada tahap analisis data, data yang telah terkumpul dianalisis dengan dua metode, yaitu data berupa angka/numerik dianalisis dengan metode kuantitatif dan data berupa hasil observasi/pengamatan, wawancara, dan dokumentasi dianalisis dengan metode kualitatif untuk mendapatkan informasi tentang perilaku mahasiswa terkait dengan penelitian dalam setiap siklus hingga akhir penelitian.

7. Melalui penerapan teori, diperoleh hasil penelitian berupa data yang disajikan dalam dua jenis. Data yang bersifat kuantitatif disajikan dalam

11

bentuk tabel dan grafik sementara data yang bersifat kualitatif ditampilkan dalam bentuk deskripsi dan keterangan secara terperinci.

Dokumen terkait