• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.7 Penelitian-Penelitian Sebelumnya

Laporan keuangan yang berkualitas menyajikan angka-angka yang memiliki daya informasi akuntansi yang berguna bagi investor untuk pengambilan keputusan investasi, kredit ataupun keputusan sejenis lainnya. Penelitian oleh Ibrahim et al. (2003) menunjukkan bahwa investor menggunakan informasi dalam neraca ketika membuat keputusan ekonomi. Menurut Hellstrom (2005) kemampuan pernyataan informasi keuangan untuk meringkas atau menangkap informasi mempengaruhi nilai saham. Menurut Guthrie dan Parker (1990) pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun,

mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis yang mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku pasar. Hasil penelitian Almilia dan Wijayanto (2007) menunjukkan bahwa investor akan merespon positif perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang bagus melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode ke periode dan sebaliknya. Penelitian Junaedi (2005) menunjukkan tingkat pengungkapan (disclosure level) oleh pihak manajemen perusahaan akan berdampak kepada pergerakan harga saham, volume saham yang diperdagangkan, dan return-nya.

Richardson dan Welker (2001) menemukan hubungan positif yang signifikan secara statistik antara tingkat pengungkapan sosial dan biaya modal, konsisten dengan pengungkapan sosial lebih meningkatkan biaya modal bagi perusahaan sampel. Klein dan Bawa dalam Botosan (1997) serta Coles dan Loewenstein dalam Botosan (1997), juga menyatakan bahwa ada hubungan positif antara pengungkapan dan biaya modal. Menurut Utami (2005) banyaknya informasi yang harus diungkap oleh perusahaan berdampak terhadap naiknya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Plumlee, Brown dan Marshall (2009) menyelidiki hubungan antara kualitas pengungkapan sukarela lingkungan perusahaan dan nilai perusahaan (biaya modal ekuitas dan arus kas yang diharapkan) menemukan bahwa kualitas pengungkapan negatif terkait dengan biaya modal. Dhaliwal, Li, Tsang dan Yang (2009) menemukan bahwa perusahaan dengan biaya modal tinggi cenderung untuk menerbitkan laporan CSR mandiri dan perusahaan dengan kinerja CSR yang baik

menikmati pengurangan dalam biaya modal ekuitas. Verrecchia dalam Botosan (1997) memberikan dukungan riset secara teoritis bahwa ada hubungan negatif antara tingkat disclosure dan biaya modal, artinya peningkatan disclosure akan meningkatkan kualitas biaya pasar, sehingga akan mengurangi biaya modal. Botosan (1997) menunjukkan bahwa semakin besar tingkat pengungkapan akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan, semakin rendah cost of equity capital-nya.

Hasil–hasil penelitian terdahulu menjadi kajian empiris dalam penelitian ini. Penelitian ini mencoba mengembangkan penelitian-penelitian sebelumnya dengan cara melakukan perluasan pengamatan dan pengembangan proksi dari variabel-variabel penelitian. Ringkasan beberapa penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Penelitian-Penelitian Sebelumnya

No Penelitian Hasil Penelitian

1 Ibrahim et al. (2003) - Value Relevance of

Accounting Numbers: An empirical

Investigation of Purchased Goodwill.

Menemukan bahwa jumlah goodwill adalah nilai relevansi bagi investor dan investor

menggunakan informasi dalam Neraca ketika membuat keputusan ekonomi.

2 Hellstrom (2005) - The Value Relevance of Financial Accounting Information in a Transitional Economy: The Case of the Czech Republic.

Relevansi nilai dipahami sebagai kemampuan pernyataan informasi keuangan untuk meringkas atau menangkap informasi yang mempengaruhi nilai saham dan diuji secara empiris sebagai hubungan statistik antara nilai pasar dan nilai akuntansi.

3 Guthrie dan Parker (1990) - Corporate Social

Disclosure Practice: A Comparative

International Analysis.

Pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan

untuk membangun, mempertahankan, dan

melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis yang mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku pasar. 4 Almilia dan Wijayanto (2007) - Pengaruh

Environmental Performance dan

Environmental Disclosure terhadap Economic Performance.

Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang bagus akan direspon positif oleh para investor melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode ke periode dan sebaliknya.

5 Junaedi (2005) - Dampak Tingkat

pengungkapan Informasi Perusahaan terhadap Volume Perdagangan dan Return Saham: Penelitian Empiris terhadap Perusahaan-Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta.

Tingkat pengungkapan (disclosure level) yang diberikan oleh pihak manajemen perusahaan akan berdampak kepada pergerakan harga saham yang pada gilirannya juga akan berdampak pada volume saham yang diperdagangkan dan return. 6 Richardson dan Welker (2001) - Social

disclosure, financial disclosure and the cost of equity capital.

Menemukan hubungan positif yang signifikan secara statistik antara tingkat pengungkapan sosial dan biaya modal, konsisten dengan pengungkapan sosial lebih meningkatkan biaya modal bagi perusahaan sampel.

7 Botosan (1997) - Disclosure Level and the Cost of Equity Capital.

Hubungan antara tingkat pengungkapan sukarela dengan cost of equity capital menunjukkan bahwa semakin besar tingkat pengungkapan akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan, semakin rendah

cost of equity capital-nya.

8 Utami (2005) - Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas: (Studi pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur).

Banyaknya informasi yang harus diungkap oleh

perusahaan berkonsekuensi terhadap

meningkatnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyediakan informasi bagi publik.

9 Plumlee, Brown dan Marshall (2009) - The impact of voluntary environmental disclosure quality on firm value.

Menyelidiki hubungan antara kualitas

pengungkapan sukarela lingkungan perusahaan dan nilai perusahaan (biaya modal ekuitas dan arus kas yang diharapkan) menemukan bahwa kualitas pengungkapan negatif terkait dengan biaya modal.

10 Dhaliwal, Li, Tsang dan Yang (2009) -Voluntary Non-Financial Disclosure and the Cost of Equity Capital: The Initiation of Corporate Social Responsibility Reporting.

Menemukan bahwa perusahaan dengan biaya modal tinggi cenderung untuk menerbitkan laporan CSR mandiri dan perusahaan dengan kinerja unggul CSR menikmati pengurangan berikutnya dalam biaya modal ekuitas.

25

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Sejalan dengan perkembangan industri, tekanan masyarakat terhadap perusahaan untuk melakukan pembenahan sistem operasi yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap sosial menjadi sangat kuat. Perusahaan dituntut untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sekitar dalam memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan-kerusakan lingkungan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial atau sering disebut sebagai corporate social reporting yaitu proses pengkomunikasian efek-efek sosial dan lingkungan atas tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat dan pada masyarakat secara keseluruhan (Gray et al, 1987). Pengungkapan sosial dalam tanggung jawab perusahaan sangat perlu dilakukan, karena bagaimanapun juga perusahaan memperoleh nilai tambah dari kontribusi masyarakat di sekitar perusahaan.

Menurut Almilia dan Wijayanto (2007) investor akan merespon positif perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang bagus melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode ke periode dan sebaliknya. Penelitian Junaedi (2005) menunjukkan tingkat pengungkapan (disclosure level) oleh pihak manajemen

perusahaan akan berdampak kepada pergerakan harga saham, volume saham yang diperdagangkan, dan return-nya. Menurut Guthrie dan Parker (1990) pengungkapan informasi CSR diharapkan akan direspon positif oleh para pelaku pasar.

Richardson dan Welker (2001) menunjukkan pengungkapan sosial meningkatkan biaya modal perusahaan. Klein dan Bawa dalam Botosan (1997) serta Coles dan Loewenstein dalam Botosan (1997) juga menyatakan bahwa ada hubungan positif antara pengungkapan dan biaya modal. Menurut Utami (2005) banyaknya informasi yang harus diungkap oleh perusahaan berdampak terhadap naiknya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Plumlee, Brown dan Marshall (2009) menemukan bahwa kualitas pengungkapan negatif terkait dengan biaya modal. Menurut Dhaliwal, Li, Tsang dan Yang (2009) perusahaan dengan biaya modal tinggi cenderung untuk menerbitkan laporan CSR mandiri dan perusahaan dengan kinerja CSR yang baik menikmati pengurangan dalam biaya modal ekuitas. Verrecchia dalam Botosan (1997) menunjukkan hubungan negatif antara tingkat disclosure dan biaya modal. Demikian pula hasil penelitian Botosan (1997) menunjukkan bahwa semakin besar tingkat pengungkapan akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan, semakin rendah

cost of equity capital-nya.

Laporan keuangan dengan informasi berkualitas memiliki daya informasi akuntansi yang berguna sebagai signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi, menilai risiko dan return yang diharapkan, serta untuk menilai kinerja manajemen. Menurut Ibrahim et al. (2003) investor menggunakan informasi dalam

neraca ketika membuat keputusan ekonomi. Kemampuan pernyataan informasi keuangan untuk meringkas atau menangkap informasi mempengaruhi nilai saham (Hellstrom, 2005). Daya informasi akuntansi dari angka-angka yang tersaji dalam laporan keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang tercermin pada perubahan harga saham perusahaan di bursa saham. Penurunan harga saham menyiratkan peningkatan biaya modal ekuitas perusahaan dan mendorong manajer untuk mengungkapkan lebih banyak informasi (Sletten, 2008 dalam Dhaliwal et al., 2009)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka kerangka berpikir secara ringkas dapat dilihat lebih lanjut pada Gambar 3.1.

1.2 Konsep Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka konsep penelitian dapat dirumuskan untuk menentukan pengaruh daya informasi akuntansi pada hubungan

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

Gambar 3.2 Konsep Penelitian

2. Hellstrom (2005)

3. Guthrie dan Parker (1990). 4. Almilia dan Wijayanto (2007) 5. Junaedi (2005)

6. Richardson dan Welker

(2001).

7. Botosan (1997) 8. Utami (2005)

9. Plumlee, Brown dan Marshall (2009)

10. Dhaliwal, Li, Tsang dan Yang (2011)

Daya Informasi Akuntansi

1. Teori Pensinyalan (Signaling Theory) 2. Teori Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR Disclosure)

3. Teori Cost of Equity

Capital (CEC)

4. Teori Daya Informasi Akuntansi Corporate Social Responsibility UU No.40/2007 & UU No.25/2007

Cost Of Equity Capital

Daya Informasi Akuntansi

Dokumen terkait