BAB I PENDAHULUAN
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Rumah sakit dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien secara ringkas, jelas dan informatif.
2. Bagi pelayanan keperawatan
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi yang dapat digunakan dalam meningkatkan pelayanan keperawatan terutama edukasi yang diberikan kepada pasien dan juga metode serta media penyuluhan yang digunakan agar lebih maksimal.
3. Bagi pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu baru mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan SCI yang menggunakan IC.
4. Bagi penelitian keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan penelitian selanjutnya dengan meneliti lebih lanjut dengan menggunakan metode kuantitatif.
Afiyati & Rachmawati. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Riset Keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Afsar S, et al. 2013. Compliance with clean intermittent catheterization in spinal cord injury patients: a long-term follow-up study. Spinal Cord. Vol. 51, hh. 645-649. Diakses November 2015.
Akkoc, et al. 2013. Effect of different bladder management methods on the quality of life in patient with traumatic spinal cord injury. Spinal cord. Vol. 51, hh. 226-231.Diakses November 2015.
Alligood, MR. 2014. Nursing Theorist and their work., eighth edition. United States of Amerika: Elsevier.
Baastrup & Finnerup. 2012. Pain in spinal cord injury. Pain manage. Vol. 2, no. 1, hh. 87-94. Diakses November 2015.
Budiati, D.,2012. Pengaruh pendampingan terhadap pengetahuan mahasiswa keperawatan dan kompetensi bladder training di tim spine ruang bougenville dahlia RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Tesis. Universitas Negeri Sebelas Maret.
Burco & Mancuso. 2012. Social Cognitive Theory, Metacognition, and Simulation Learning in Nursing Education. Journal of Nursing Education. Vol. 51, no. 10, hh. 543-548. Diakses Desember 2015.
Cetinel B, et al. 2014. Urologic health condition of spinal cord-injured patientsliving in Turkey. Spinal Cord. Vol. 52, hh. 302–306. Diakses November 2015. Creswell. 2010. Research design: pendekatan kuaitatif, kuantitatif, dan mixed.(
–
Hapsari, Woro. 2012. Efektivitas Latihan Activity Daily Living terhadap tingkat kemandirian dan kecemasan pasien spinal cord injury di RSO Prof. Dr. R Soeharso Surakarta. Tesis. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. 2008. Diakses tanggal 22 Februari 2016, pukul 22.00 Wib, http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=latih&varbidang=all&vardial ek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=kamus.
Kamus Besar bBahasa Indonesia, diakses tanggal 22 Februari 2016, pukul 10.40 Wib, dari http://kamusbahasaindonesia.org/keterampilan.
Kissel, Dassen & Lohrmann. 2010. Comparison of the responsiveness of the Care Dependency Scale for Rehabilitation and the Barthel Index.Clinical Rehabilitation. Vol. 25, no. 8, hh.760–767. Diakses Desember 2015.
Klebine, Phil. 2008. Bladder care and management. Office of Research Service, hh. 1-6. Diakses November 2015.
Kozier, et al. 2011a. Buku ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses & praktik, edisi 7, volume 1. Jakarta: EGC.
Krassioukov et al, 2015. The good, the bad and the ugly of catheterization practices among elite athletes with spinal cord injury: a global perspective.
International spinal cors society. Vol. 53, hh. 78-82. Diakses November 2015. Lapau, B. 2012. Metode Penelitian Kesehatan: metode ilmiah penulisan skripsi, tesis
dan disertasi. Jakarta: yayasan pustaka obor.
Mangnall. 2012. Promoting patient safety in continence care. Nursing standard. Vol. 26, no.23, hh. 49-56. Diakses Desember 2015.
Nursalam. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
O’Shaughnessy, M. (2014). Application of Dorothea Orem’s Theory of Self-Care to theelderly patient on peritoneal dialysis. Nephrology Nursing Journal, Vol. 41, no. 5, hh. 495-497. Diakses Januari 2016.
Oteir, et al. 2014. The Prehospital Management of Suspected Spinal Cord Injury: An Update. Prehospital and management disaster. Vol. 29, no. 4, hh. 319-402. Diakses Desember 2015.
Ouyung et al,. 2013. Community Health Education at Student-Run Clinics Leads to
Sustained Improvement in Patients’ Hepatitis B Knowledge. J Community Vol. 38, hh. 471–479. Diakses Desember 2015.
Pollit, D.F., & Beck, C.T. 2006. Essential of nursing research: methods, appraisal and utilization. Lippincot Williams & Walkins: Lippincot.
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: konsep, proses dan praktik. Jakarta: EGC.
---. 2011b. Buku ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses & praktik, edisi 7, volume 2. Jakarta: EGC.
Salameh, Mohaje & Darouchie. 2015. Prevention of urinary tract infections in patients with spinal cord injury. CMAJ. Vol. 187, no. 11, hh. 807-811. Diakses November 2015.
Sales, Diane Sousa,et al. 2013. Nursing Care According To The Orem's Theory: Care For A Patient With Bipolar Affective Disorder. Medical sciences. Vol. 5, no. 3, hh. 311-317. Diakses Januari 2016.
Saryono & Anggraeni. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalm bidang kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
780–783. Diakses November 2015.
Sheldon, P. 2013. Successful intermittent self-catheterization teaching: One nurse’s
strategy of how and what to teach. Urologic Nursing, 33(3), 113-117. Diakses Oktober 2015.
Staats, Z., 2014. The role of occupational therapy in bowel and bladder management in clients with spinal cord injury and disease. Physical disabilities. Vol. 37, No. 2, hh. 1-4. Diakses November 2015.
Stokes, Lynne Turner et al. 2010. Can the Northwick Park Dependency Scale be translated to a Barthel Index?. Clinical Rehabilitation. Vol. 24, hh.1112–1120. Diakses November 2015.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan( Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Supriyadi. 2014. Statistik Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Usman, B., 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers. Vasconselos et al, 2013. Self care in neurogenic intestine in subjects with spinal cord
injury: an integrative review. Online Brazilian Journal of Nursing. Vol. 12, No. 4, hh. 998-1010. Diakses Oktober 2015.
Walker, Tawanda D, 2012. The effectiveness of perceived social support and adherence On activities of daily living performance (ADL) and functional Outcomes in first time stroke survivors. Disertasi dipublikasikan. Proquest. Wibowo, Adik,. 2014. Metodologi penelitian Praktis bidang kesehatan. Jakarta:
rajawali pers.
Yates, Ann. 2013. Teaching Intermittent catheterization: barriers. Nursing time. Vol. 109, no. 44, hh. 22-25. Diakses November 2015.
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN TENTANG PENELITIAN
Perihal : penjelasan penelitian
Kepada : Yth. Bapak/ Ibu/ Sdr/I. Calon reponden
Assalamu’alaikum, Wr. Wb. Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Dewi Suryandari
Status :Mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Bermaksud menagadakan penelitian dengan judul “ Pengalaman pasien spinal cord injury dalam penggunaan intermittent catheter di RS Prof Dr R Soeharso Surakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman pasien spinal cord injury dalam penggunaan kateter intermittent terhadap kemandirian dan ketrampilan pasien dan keluarga. Informan penelitian ini adalah yang sesuai dengan kriteria informan penelitian. Proses pelaksanaan penelitian adalah tahap I informan akan diberikan edukasi dan latihan, tahap II para informan akan diminta keterangan dengan wawancara setelah diberikan edukasi dan latihan (demonstrasi). Tahap III yakni waktu kontrol di poli, informan akan diwawancarai terkait pengalaman selama dirumah dalam menggunakan IC.
Hasil penelitian ini akan dimanfaatkan untuk meningkatkan tindakan pelayanan bagi pasien dengan spinal cord injury yang mengalami kasus yang sama. Kami akan menjamin segala kerahasiaan dari informan.
Peneliti sangat mengharapkan partisipasi dari Bapak/ Ibu/ Sdr/I dalam penelitian ini, agar berjalan dengan lancar.
Atas perhatian dan partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/ I dalam penelitian ini, kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum. Wr.wb.
Peneliti
Lampiran 2
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :
Umur : Alamat :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti maka bersama ini saya bersedia menjadi informan dalam penelitian dengan judul “Pengalaman pasien spinal cord injury dalam penggunaan intermittent catheter di RS Prof Dr R Soeharso Surakarta “yang dilakukan oleh:
Nama peneliti : Dewi Suryandari
Institusi : Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Apabila terdapat kekurangan data dari peneliti, saya bersedia memberikan data tambahan atau di wawancara. Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun serta untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 2016 Informan
_____________________ No Informan:
Lampiran 3
PROFIL RESPONDEN
Petunjuk pengisian:
Berilah jawaban dibawah ini sesuai keadaan anda!
1. Nama :………
2. Alamat :………
………
3. Jenis kelamin: laki-laki/ perempuan
4. Pekerjaan : 1. Tidak bekerja 2. wiraswasta 3. Pegawai Swasta 4. Pegawai negeri 5. Pensiunan 6. Petani
7. TNI/Polri 8. Lain- lain:……..
5. Pendidikan terakhir: 1. Tidak sekolah SD 2. SD 3. SMP
4. SMA/ SMK/ STM 5. D3/S 1 6. S2/S3
6. Penyebab sakit anda sekarang: ... 7. Penyakit lain yang anda diderita: ………
8. Bagaimana pola berkemih/ buang air kecil anda sebelum anda masuk rumah sakit:………
9. Bagaimana pola berkemih/ buang air kecil anda selama anda dirawat dirumah sakit:……….
11.Berapa cc/ml anda minum dalam sehari/ 24 jam ?
... ... 12.Apa saja yang anda minum( air putih/ susu/ kopi/ jus/ softdrink/ dll)?
……… ………
Lampiran 4
ALUR WAWANCARA TAHAP I
Assalamu’alaikum.wr.wb.
Perkenalkan nama saya Dewi Suryandari, saya mahasiswa magister keperawatan UMY. Saya ingin melakukan wawancara kepada Bapak/ Ibu/ Sdr/ I sesuai dengan kontrak waktu kita dan saya sudah menjelaskan dan memberikan informasi terkait penelitian yang akan saya lakukan. Anda juga telah bersedia menjadi informan dengan mengisi inform consent dan menyatakan bersedia.
Apakah anda siap?
1. Apa yang anda rasakan saat ini? Keluhan apa yang anda rasakan saat ini?
2. Apa yang anda ketahui tentang penyakit anda sekarang?
3. Apakah dokter atau perawat menjelaskan tentang kondisi anda? 4. Apakah anda dapat menggerakkan kedua kaki anda?
5. Apakah anda dapat merasakan hasrat ingin buang air kecil?apakah bisa keluar sedikit- sedikit atau sama sekali tidak bisa?
6. Apakah perut anda bagian bawah terasa sangat sakit ketika tidak bisa buang air besar? Jika terasa sakit, apa yang anda lakukan saat merasa sakit?
7. Apakah anda merasa tidak nyaman? Sudah berapa lama anda merasakan ketidaknyaman ini? Jelaskan kepada kami!
8. Apakah anda mengetahui tentang kateter sementara?
9. Apakah perawat atau dokter menjelaskan tentang tujuan dan manfaat dari pemasangan kateter sementara?
ALUR WAWANCARA TAHAP II
Assalamu’alaikum.wr.wb.
Selamat (pagi/ siang/ malam: menyesuaikan jam wawancara), masih ingat dengan saya Bapak/ Ibu/ Sdr/I? saya Dewi Suryandari, saya mahasiswa magister keperawatan UMY. Saya ingin melakukan wawancara kepada Bapak/ Ibu/ Sdr/ I sesuai dengan kontrak waktu kita, yaitu setelah petugas kesehatan memberikan edukasi dan latihan terkait pemasangan kateter sementara. Anda juga telah bersedia menjadi informan dengan mengisi inform consent dan menyatakan bersedia.
Apakah anda siap?
1. Apa yang anda rasakan saat ini?
2. Bagaimana kondisi anda saat belum dipasang kateter tadi?
3. Apakah anda sudah di beri penyuluhan kesehatan dan latihan tentang pemasangan kateter sementara oleh petugas kesehatan?
4. Apakah anda paham dengan yang dijelaskan oleh petugas? Adakah hal- hal yang belum jelas terkait dengan pemasangan kateter sementara yang telah di ajarkan?
5. Apakah anda mengetahui pola minum yang harus dipatuhi untuk pola BAK anda?
7. Jelaskan kapan jadwal anda melakukan pemasangan kateter sementara? 8. Apa saja peralatan yang dibutukan untuk memasang kateter sementara
sesuai yang diajarkan pada anda tadi?
9. Apakah anda mengetahui tujuan dari pemasangan kateter tersebut? 10. Jelaskan kepada saya apa, bagaimana proses persiapan alatnya! 11. Bagaimana langkah- langkah pemasangan kateter sementara yang
sudah diajarkan tadi?
12. Bagaimana cara membersihkan kateter yang telah digunakan? 13. Bagaimana cara menyimpan kateter yang telah anda bersihkan
tadi?
14. Apa yang menjadi hambatan bagi anda saat mencoba melakukan pemasangan kateter?
15. Apa yang anda rasakan setelah tadi dipasang kateter sementara untuk mengeluarkan air kencing?
16. Apakah anda atau keluarga di minta oleh perawat untuk mencoba memasang?
17. Informasi tambahan apakah yang ingin anda ketahui dari pihak RS?
ALUR WAWANCARA TAHAP III
Assalamu’alaikum.wr.wb.
Perkenalkan nama saya Dewi Suryandari, saya mahasiswa magister keperawatan UMY. Apakah anda masih ingat dengan saya? Saya ingin melakukan wawancara kepada Bapak/ Ibu/ Sdr/ I sesuai dengan kontrak waktu kita dan saya sudah menjelaskan dan memberikan informasi terkait penelitian yang akan saya lakukan. Anda juga telah bersedia menjadi informan dengan mengisi inform consent dan menyatakan bersedia.
Apakah anda siap? TAHAP III
1. Apa yang anda rasakan saat ini? 2. Bagaimana kondisi anda saat dirumah?
3. Jelaskan kepada kami, jadwal minum dan pemasangan kateter anda selama dirumah!
4. Apakah selama dirumah anda menggunakan kateter seperti saat diajarkan di rumahsakit?jelaskan kepada kami, langkah- langkah menggunakan kateter sementara selama anda dirumah!
5. Bagaimana cara membersihkan kateter setelah digunakan? 6. Bagaimana cara penyimpanannya setelah dibersihkan?
7. Siapa yang memakaikan kateter pada anda? Anda sendiri atau keluarga anda? siapa?
8. Apa yang anda rasakan setelah dipasang kateter sementara untuk mengeluarkan air kencing oleh keluarga?
9. Apakah anda mencoba untuk memasang sendiri? Apakah berhasil atau tidak? Apa hambatan yang anda alami saat mencoba memakai sendiri? 10. Kesulitan apa yang anda atau keluarga hadapi selama dirumah? 11. Apa masukan anda pada rumah sakit terkait pendidikan kesehatan
1
Naskah Publikasi
Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat
Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
DEWI SURYANDARI
20141050045
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
2
PENGALAMAN PASIEN SPINAL CORD INJURY DALAM PENGGUNAAN INTERMITTENT CATETHER
DI RSO Prof. Dr. R SOEHARSO SURAKARTA
Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal: 5 November 2016
Oleh:
DEWI SURYANDARI NIM 20141050045
Penguji
Dr. dr. Arlina Dewi, M.Kes.,AAK (………..)
Azizah Khoiriyati, S.Kep.,Ns.,M.Kep (………..)
Novita Kurnia Sari, S.Kep.,Ns.,M.Kep (………..)
Mengetahui
Ketua Program Studi Keperawatan Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3
Dewi suryandari1, Arlina Dewi2, Azizah Khoiriyati2
Universitas Muhammadiyah Surakarta1, Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta2
Abstrak
Latar belakang : Manajemen kandung kemih pada pasien SCI merupakan hal penting dalam program rehabilitasi dan merupakan salah satu manajemen untuk menjaga kelangsungan hidup pada pasien spinal cord injury. Manajemen kandung kemih menurut Spinal Injuries Association adalah proses untuk mengajarkan individu untuk mengelola kandung kemih. Salah satu manajemen kandung kemih adalah intermittent catheter (IC). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengalaman klien SCI dalam penggunaan IC di rumah.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah klien dengan SCI di RSO Prof. Dr. R Soeharso Surakarta yang dilakukan wawancara pada saat kontrol pertama di poli.
Hasil : Hasil penelitian di dapatkan 7 tema yakni Gangguan persyarafan yang dialami setelah mengalami SCI, Harapan dan kendala yang dialami klien terhadap penyakitnya, Ketidaknyamanan dan kecemasan yang dirasakan oleh klien terhadap SCI, Pengetahuan Klien tentang IC dan Prosedur Pemasangan IC, Pentingnya Dukungan Keluarga dan Tenaga Kesehatan, Komponen Penyuluhan dalam Penggunaan IC pada klien SCI, Sikap Klien dengan SCI terhadap penggunaan IC.
Kesimpulan : Keberhasilan penggunaan IC pada pasien SCI bergantung pada gangguan persyarafan yang dialami pasien setelah mengalami SCI, harapan tentang kesembuhan dari penyakitnya serta kendala yang dialami pasien terhadap penyakitnya setelah mengalami SCI, perilaku pasien SCI terhadap penggunaan IC, ketidaknyamanan dan kecemasan yang dirasakan oleh pasien terhadap SCI dalam penggunaan kateter, pengetahuan pasien tentang IC dan prosedur pemasangan IC, pentingnya dukungan keluarga dan tenaga kesehatan sebagai edukator dalam proses pemasangan IC, komponen penyuluhan dalam penggunaan IC pada pasien SCI kurang informative dan ringkas, perilaku patuh pasien dengan SCI terhadap penggunaan IC.
Kata kunci: pengalaman, intermittent catheter, spinal cord injury. Abstract
Background: The Case of Spinal Cord Injury (SCI) that occurred in the United States the most common for cases of motor accidents. The consequences are related injuries, including loss of motor function, hormonal changes, changes in blood circulation, impaired bladder, bowel function, sexual function, pain, sleep
4
of IC.
Methods: This study used a qualitative method with phenomenological approach. Informants in this study is a client with SCI in RSO Prof. Dr. R Soeharso Surakarta conducted interviews at the time before being given health education about IC, after being given health education and the first control in poly.
Results: The results in the first interview, second and third in the get 7 themes which nerve disorder experienced after a SCI, expectations about the healing of disease and the constraints experienced by patients against the disease, discomfort and anxiety felt by patient against SCI, Knowledge patients about IC and IC Installation Procedures, the Importance of Family Support and Health Workers, Component Extension in the use of IC in SCI patients, patients with SCI attitude towards the use of IC.
Conclusion: The success of the use of IC in SCI patients depending on the nerve disorder experienced by clients after a SCI, expectations about the healing of disease and the constraints experienced by patients against the disease, discomfort and anxiety felt by the client to the SCI in the use of the catheter, the client's knowledge about IC and IC installation procedure, the importance of family support and health care workers as an educator in the process of mounting the IC, IC component in the use of counseling to clients SCI less informative and concise, submissive behavior SCI clients with the use of the IC.
Keywords: experience, intermittent catheter, spinal cord injury. PENDAHULUAN
Kasus Spinal Cord Injury (SCI) di Amerika paling banyak terjadi karena kasus kecelakaan bermotor. Penduduk dengan usia dewasa muda memiliki risiko lebih tinggi terkena SCI traumatis. Pasien akan mengalami berbagai konsekuensi yang berkaitan dengan cedera, termasuk hilangnya fungsi motorik, perubahan hormonal, perubahan sirkulasi darah, gangguan kandung kemih, usus dan fungsi seksual, kronis nyeri, tidur terganggu, kelenturan, kecemasan dan depresi (Baastrup & Finnerup, 2012; Vasconselos et al, 2013).
Manajemen kandung kemih pada pasien SCI merupakan hal
penting dalam program rehabilitasi dan merupakan salah satu manajemen untuk menjaga kelangsungan hidup. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berperan seperti kapasitas fisik dan status sosial budaya pasien, tingkat dan keparahan cedera. Manajemen kandung kemih menurut Spinal Injuries Association adalah proses untuk mengajarkan individu untuk mengelola dan mengosongkan kandung kemih.
Menurut Akkoc et al (2013), manajemen kandung kemih sangat penting untuk meningkatkan yang kualitas hidup pada pasien dengan SCI. Salah satu manajemen kandung kemih adalah intermittent catheter (IC). Metode CIC merupakan salah satu metode yang disukai dalam
5
direkomendasikan sebagai standar kriteria oleh pedoman yang berbeda untuk pengelolaan saluran kemih bagian bawah di pasien dengan SCI. IC adalah prosedur yang dapat diterima secara sosial, pasien dapat melakukan bila diperlukan dan tidak harus membawa kateter dan kantong dengan diri mereka sendiri (Yilmaz et al, 2014). IC dianggap sebbagai suatu standar yang dapat dipergunakan untuk membantu mengeluarkan urin dalam kandung kemih. Individu dapat melakukan pemasangan atau penggunaan IC secara mandiri dan menggunakan kateter dimana saja.
Penggunaan kateter secara terus menerus dapat menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih (Salameh, Mohajer & Daroucihe, 2015; Krassioukov et al, 2015). CIC merupakan salah satu tindakan yang digunakan untuk meminimalisir terjadinya infeksi.
Jumlah penderita SCI di RS Prof. Dr. R Soeharso Surakarta berdasarkan data rekam medik yakni 139 pasien selama bulan Februari 2015-2016. Fenomena yang ada di RSO adalah banyaknya pasien dengan SCI yang mengalami gangguan eliminasi berkemih dan mengharuskan pasien menggunakan kateter dalam waktu jangka pendek ataupun panjang.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu “ Pengalaman pasien Spinal Cord Injury dalam penggunaan
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Pengalaman pasien Spinal Cord Injury dalam penggunaan Intermittent Catheter di RSO Prof. Dr.R Soeharso Surakarta.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi keperawatan dalam hal pemberian asuhan keperawatan pada pasien SCI dengan gangguan berkemih yang menggunakan IC.
2. Manfaat praktis
Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber pembelajaran terutama di bidang Keperawatan Medikal Bedah dalam sistem musculoskeletal.
TINJAUAN PUSTAKA
Spinal Cord Injury ( SCI) didefinisikan sebagai lesi traumatik akut elemen saraf dari kanal tulang belakang, termasuk sumsum tulang belakang dan cauda equina, yang menghasilkan defisit sensorik, motorik, atau disfungsi kandung kemih sementara atau permanen (Oteir et al, 2014).
Kandung kemih merupakan sebuah reservoir yang terdiri dari muskulus dan berbentuk seperti balon yang berfungsi menampung urin dan dikeluarkan melalui uretra. Ketika semua sinyal bekerja normal, urin keluar dari kandung kemih melalui uretra. Uretra merupakan saluran memanjang dari kandung kemih menuju meatus dengan panjang 3,7 cm
6
mengeluarkan limbah (urin) dan menjaga bahan kimia dan air dalam tubuh seimbang.
Setelah cedera tulang belakang, 3 bagian system perkemihan masih berfungsi secara normal. Ginjal terus memproduksi urin, mengalir melalui ureter dan dikeluarkan melalui uretra. Organ- organ berfungsi tanpa adanya perintah untuk dari otak untuk mengosongkan kandung kemih. Pesan tersebut biasanya dikirim melalui saraf dekat akhir dari sumsum tulang belakang. Pasien dengan SCI, tidak terdapat koordinasi melalui sumsum tulang belakang. Hal ini menunjukkan individu dengan SCI mungkin tidak merasakan keinginan untuk buang air kecil ketika kandung kemih penuh.