• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan terhadap 120 orang mahasiswa kepaniteraan klinik pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai gambaran anomali gigi menggunakan radiografi kedokteran gigi di FKG USU Medan, terdapat pada tabel 1.

Tabel 1. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai gambaran anomali gigi No. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Total Skor 2 1 0 n % n % n % 1 Mesiodens 120 79 65,8 39 32,5 2 1,7 2 Makrodonsia 72 60 44 36,7 4 3,3 3 Mikrodonsia 70 58,3 44 36,7 6 5 4 Transposisi 64 53,3 40 31,7 16 10 5 Taurodonsia 77 64,2 16 13,3 27 22,5 6 Fusi 65 54,2 42 35 13 10,8 7 Concrescence 64 53,3 48 40 8 6,7 8 Gemination 77 64,2 16 13,3 27 22,5 9 Dilaceration 63 52,5 50 41,7 7 5,8 10 Dens in dente 53 44,2 54 45 13 10,8

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik secara individu dapat dilihat pada tabel 2. Secara individu dikategorikan tingkat pengetahuan baik dengan persentase sebesar 57,5%, tingkat pengetahuan sedang sebesar 39,2% dan tingkat pengetahuan kurang sebesar 3,3%.

Tabel 2. Tingkat pengetahuan mahasiwa kepaniteraan klinik secara individu tentang penggunaan radiografi kedokteran gigi

Kategori n %

Baik 69 57,5

Sedang 47 39,2

Kurang 4 3,3

BAB 5 PEMBAHASAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan sampel mahasiswa kepaniteraan klinik FKG USU yang pernah merujuk untuk melakukan radiografi kedokteran gigi dalam melakukan perawatan gigi. Metode pemilihan sampel dilakukan dengan simple random sampling, dan metode pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner di mana kuesioner diberikan dan diisi langsung oleh sampel.

Hasil penelitian yang dilakukan pada 120 orang sampel, diperoleh bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik FKG USU mengenai gambaran anomali gigi menggunakan radiografi untuk kategori baik sebesar 57,5%, untuk kategori sedang 39,2%, dan kategori kurang sebesar 3,3%. Anomali gigi geligi adalah kelainan dari proses perkembangan dan differensiasi, dan anomali ini dapat diklasifikasikan menurut kerusakan atau perubahan dalam jumlah, ukuran, bentuk, struktur dan erupsi.1-4 Radiografi kedokteran gigi adalah teknik yang dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran kelaianan pada rongga mulut untuk membantu dalam menegakan diagnosis, rencana perawatan,dan evaluasi hasil perawatan, gigi yang mengalami trauma.Beberapa teknik radiografi juga digunakan untuk melihat anomali gigi, diantaranya radiografi periapikal, bitewing, oklusal, dan radiografi panoramik.26

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai mesiodens adalah sebanyak 65,8% mengetahuinya, dan hanya 1,7% yang tidak mengetahui anomali gigi ini. Supernumerary merupakan kelebihan jumlah gigi satu atau lebih dari jumlah normal gigi.1,3 Supernumerary teeth terjadi pada 1-4 % populasi.2 Penelitian Tofangchiha et al (2013) pada masyarakat di Iran menggunakan radiografi panoramik diperoleh hasil bahwa prevalensi anomali supernumerary teeth adalah sekitar 0,8%,4 sedangkan penelitian Patil et al (2013) di India menggunakan radiografi panoramik menunjukkan prevalensi gigi supernumerary sebanyak 1,2%.7 Gambaran radiografi supernumerary biasanya berbeda dari penampakan struktur gigi normal. Gigi supernumerary berbentuk konikal dan ukurannya lebih kecil dari normal. Gigi supernumerary dapat dengan mudah diidentifikasi dengan cara menghitung dan mengidentifikasi keseluruhan gigi

pada radiografi. Gigi supernumerary sering kali mengganggu erupsi gigi normal, maka radiografi sering kali mengungkap keberadaan gigi permanen yang gagal erupsi didekat gigi supernumerary.11,13

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai makrodonsia adalah sebanyak 60% mengetahuinya. Makrodonsia menggambarkan ukuran gigi yang lebih besar dari normal. Penelitian Tofangchiha et al (2013) pada masyarakat di Iran menggunakan radiografi panoramik diperoleh prevalensi makrodonsia adalah 1%.4 Gambaran radiografi makrodonsia memperlihatkan ukuran yang lebih besar dari gigi yang erupsi maupun gigi makrodonsia yang belum erupsi. Gigi yang berjejal juga menyebabkan impaksi dari gigi lainnya. Bentuk dari gigi biasanya normal, namun dalam beberapa kasus terdapat morfologi yang terganggu.12

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai mikrodonsia adalah sebanyak 58,3% mengetahuinya. Mikrodonsia berarti gigi memiliki ukuran yang lebih kecil dari ukuran gigi normal.1,3 Kasus mikrodonsia paling sering terjadi pada gigi insisivus lateralis dan molar tiga.1,2 Penelitian Tofangchiha et al (2013) menggunakan radiografi panoramik diperoleh prevalensi mikrodonsia pada masyarakat Iran sebesar 3,2%.4 Penelitian Ghaznawi et al (1999) di Arab Saudi menggunakan radiografi panoramik didapatkan hasil bahwa prevalensi mikrodonsia sebesar 5,35%.2 Selain itu, penelitian Gupta et al (2009) pada masyarakat India menggunakan radiografi panoramik didapatkan hasil bahwa prevalensi mikrodonsia mencapai 2,58%. Gambaran radiografi mikrodonsia biasanya ukuran yang kecil dan perubahan morfologi. Pada gigi molar yang mikrodonsia mungkin terjadi perubahan bentuk, terbentuknya empat sampai lima cups pada gigi molar mandibula dan empat sampai tiga cups pada gigi molar maksila.6 Pada gambaran radiografi mikrodonsia terlihat pembesaran ukuran baik pada gigi mikrodonsia yang sudah erupsi pada gigi mikrodonsia yang belum erupsi.6

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai transposisi adalah sebanyak 53,3% mengetahuinya. Transposisi adalah kondisi dimana dua gigi saling bertukar posisi. Transposisi gigi yang sering terjadi adalah bertukarnya kaninus permanen dengan premolar pertama (lebih sering dari pada insisivus lateral). Penelitian Ghaznawi et al (1999) di Arab Saudi menggunakan radiografi panoramik didapatkan

hasil bahwa transposisi memiliki prevalensi yang rendah, yaitu dibawah 0,20%.2 Penelitian Patil et al (2013) di India dengan radiografi panoramik juga menunjukkan prevalensi transposisi yang rendah, yaitu sebesar 0,1%.7 Gambaran radiografi transposisi gigi mudah untuk dikenali dan tidak mempunyai diagnosa banding.12

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai taurodonsia adalah sebanyak 64,2% mengetahuinya. Taurodonsia pada gigi adalah memanjang dan melebarnya kamar pulpa. Mahkota terlihat normal pada bentuk dan ukurannya, namun badan dan mahkota memanjang dan akar lebih pendek. Kamar pulpa melebar dari posisi yang normal pada mahkota, kemudian panjang dari badan mahkota bertambah sehingga menyebabkan penambahan jarak dari cemento enamel juction dan furkasi.20,21 Penelitian Ghaznawi et al (1999) di Arab Saudi menggunakan radiografi panoramik didapatkan hasil bahwa taurodontisme merupakan anomali dengan prevalensi kedua terbesar yaitu 8,61%.2 Penelitian Gupta et al (2009) pada 1123 masyarakat India menggunakan radiografi panoramik didapatkan hasil prevalensi taurodontisme adalah sebesar 2,49%. Gambaran radiografi yang terlihat adalah bertambahnya kamar pulpa seperti persegi panjang gigi normal. Mahkota gigi juga memiliki ukuran yang normal.6,20

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai fusi adalah sebanyak 54,2% mengetahuinya. Fusi atau synodontia adalah kelainan morfologi gigi yang terjadi akibat penyatuan gigi-gigi yang sedang berkembang yang letaknya berdekatan. Jumlah insidensi fusi pada gigi laki-laki dan perempuan adalah sama. Insidensi fusi lebih tinggi pada orang asia dibandingkan penduduk asli Amerika.2,14,15 Penelitian Tofangchiha et al (2013) pada masyarakat di Iran menggunakan radiografi panoramik diperoleh hasil bahwa prevalensi fusi dan taurodontisme adalah 0,2%.4 Gambaran radiografi fusi biasanya ditandai dengan dua ruang saluran akar yang terpisah dan ruang pulpa terlihat.2,15

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai concrescence adalah sebanyak 53,3% mengetahuinya. Concrescence terjadi ketika akar dari dua atau lebih utama cementum yang menyatu dengan gigi permanen. Meskipun tidak diketahui penyebabnya, banyak para ahli menduga bahwa adanya pembatasan ruang selama pertumbuhan, trauma lokal, tekanan oklusal yang berlebihan, atau infeksi lokal setelah

pertumbuhan memiliki peranan yang penting. Jika kelainan ini terjadi pada proses perkembangan, kelainan ini disebut true concrescence. Jika terjadi setelahnya, kelainan ini disebut acquired concrescence.Gambaran radiografi concrescense biasanya ditandai dengan penyatuan gigi pada suatu akar.16,17

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai gemination adalah sebanyak 64,2% mengetahuinya. Gemination adalah anomali perkembangan bentuk gigi yang timbul dari kegagalan usaha satu benih gigi tunggal untuk memisah, sehingga menghasilkan dua mahkota. Derajat pemisahan gigi geminasi bisa sempurna atau tidak tergantung pada invaginasi di mahkota atau di akar. Jika pemisahannya tidak sempurna, maka dihasilkan satu mahkota yang besar dan mimiliki satu saluran akar. Secara klinis berupa mahkota yang lebih besar gigi tetangganya dan jumlah gigi dikatakan normal karena tidak terjadi pengurangan jumlah gigi yang ada.18,19 Gambaran radiografi menunjukkan jaringan keras pulpa dapat mengubah bentuk rongga dan gigi geminated. Besarnya radiopak enamel pada mahkota dan clefts invaginasi accentuates sehingga mereka biasanya akan bertambah dan dapat membagi langkah dalam kasus gemination.12,18,19

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai dilaceration adalah sebanyak 52,5% mengetahuinya. Dilaceration adalah gangguan pada gigi yang menghasilkan pembentukan sebuah lengkungan tajam atau kurva gigi di mana terdapat dalam mahkota atau akar gigi. Meskipun perkembangan anomali ini kemungkinan besar di alam, salah satu dari yang tertua adalah bahwa konsep dilaceration merupakan akibat dari trauma mekanis ke calcified bagian dari sebagian gigi yang dibentuk.22 Penelitian Ghaznawi et al (1999) di Arab Saudi menggunakan radiografi panoramik didapatkan hasil bahwa prevalensi dilaserasi adalah 1,19%.2 Gambaran radiografi memberikan yang terbaik cara mendeteksi sebuah radicular dilaceration. Kondisi paling sering terjadi pada rahang atas premolar.22,23

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai dens in dente adalah sebanyak 44,2% mengetahuinya. Dens in dente adalah hasil dari masuknya permukaan luar gigi kedalam gigi. Pada gigi dewasa, kelainan ini menghasilkan adanya jaringan keras di antara karakteristik gigi (lapisan ke arah dalam gigi).24 Gambaran klinis dens in

dente dapat terlihat seperti pit pada ujung insisal atau singulium. Pit pada singulum bisa

terlihat luas dan dalam ketika hal ini terjadi pada insisivus lateral pada kebanyakan kasus, dens in dente tidak terlalu besar, dan morfologi mahkota terlihat normal.24,25 Penelitian Gupta et al (2009) pada 1123 masyarakat India menggunakan radiografi panoramik didapatkan hasil prevalensi terjadinya dens in dente adalah sebesar 2,40%. Gambaran radiografi kebanyakan kasus dens in dente terlihat pada gambaran radiografi. Lapisan enamel terlihat lebih radiopak dan pada struktur yang mengelilingi gigi dan dapat dengan mudah di identifikasi terlihat gambaran radiolusen secara congitudinal pada akar gigi. Pada kasus yang parah bentuk gigi berubah dan memiliki bentuk oval atau bulat dengan bagian interior yang radiolusen. Dens in dente bisa terlihat pada gambaran radiografi bahkan sebelum gigi erupsi.6,24,25

Pentingnya pengetahuan mengenai gambaran anomali gigi menggunakan radiografi karena morfologi dibedakan dari mahkota, akar dan tingkat keparahan anomali tersebut. Meskipun kasus mengenai anomali gigi tidak umum, tetapi dokter gigi harus mampu membedakan, mendiagnosa, rencana perawatan, dan mengevaluasi hasil perawatan dengan baik, dengan tujuan untuk menjaga kesehatan mulut pasien.15,24 Kurangnya pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik dalam mengetahui dan mengenali gambaran anomali gigi menggunakan radiografi terutama gambaran anomali fusi, gemination, dan dens in dente, kemungkinan karena sangat sedikit atau jarang ditemukan gambaran anomali fusi, gemination, dan dens in dente tersebut di kepaniteraan klinik fakultas kedokteran gigi USU.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai gambaran anomali gigi menggunakan radiografi kedokteran gigi untuk kategori baik sebanyak 69 mahasiswa (57,5%), kategori sedang sebanyak 47 (39,2%), dan kategori kurang sebanyak 4 (3,3%).

6.2 Saran

Sebaiknya mahasiswa kepaniteraan klinik mempelajari lebih dalam mengenai gambaran anomali gigi menggunakan radiografi kedokteran gigi terutama pada gambaran anomali fusi, gemination, dan dens in dente.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dunlap C. Abnormalities of teeth. 2004; 1-10.

2. Ghaznawi H.I, Daas H., Saloko N.O. A clinical and radiographic survey of selected dental anomalies and conditions in a Saudi Arabian population. The Saudi Dent J.1999 ;1(11):8-13.

3. Pedreira E.N, Magalhaes M.C.G, Cardoso C.L, Taveira L.A, Freitas C.F. Radiographic study of dental anomalies in Brazilian patients with neuropsychomotor disorders. J Apply Oral Sci.2007 ;15(6): 524-8.

4. Tofangchiha M, Azimi S,Neirizi M. Frequency and distribution of dental anomalies in Iran : a radiographic survey. Int J of Exp Dent Sci. 2013; 2(1):14-7.

5. McMillan J.A, Feigin R.D, DeAngelis, Catherine D, Jones, JR, Douglas M. Oski’s pediatrics: principles and practice. Lippincott Williams And Wilkins. 2006:788-90. 6. Gupta S.K, Saxena P, Jain S, Jain D. Prevalence and distribusion of selected

developmental dental anomalies in an Indian population. J Oral Sci. 2011; 53(2): 231-8.

7. Patil S, Doni B, Kaswan S, Rahman F. Prevalence of dental anomalies in Indian population. J Clin Exp Dent. 2013;5(4);183-6.

8. Roger E, Hall JG, Everman BD, Solomon BD. Human malformations and related anomaly, Second Edition. Oxford University Press. 2005: 461-5.

9. Sener S, Bozdag G,Unlu N. Presence, distribution, and association of dental anomalies : a clinical and radiographical study. Clinical Dentistry and Research. 2011; 35(3):43-52.

10. Langland O.E, Langlains R.P, Preece J. Principle of dental imaging : abnormalities of teeth. Liipincott Wiliams&Wilkins.2002; 16:375-91.

11. White H.C and Pharoah M.J. Oral radiology principles and interpretation: dental anomalies. Mosby inc.2004; 1: 330-63.

12. Shahrani IA, Togoo RA, Qarni MAA. A review of hypodontia: classification, prevalence, etiology, associated anomalies, clinical implications and treatment options. World J of dentistry 2013; 4: 117-25.

13. Williams N, Bulstrode C, O’Connell P.R. Bailey and love’s short practice of surgery 25th Edition. CRC Press. 2008: 671-2

14. Nalin Thakker. Oral medicine and pathology : a guide to diagnosis and management. Jaypee Brothers Medical Publisher.2013; 1-24.

15. Faria M.I.A, Borges A.H, Carneiro S.M, Filho J.M.S, Segundo A.S, Filho A.M.S. Endodontic treatment of dental formation anomalies. Rev Odonto Cienc 2011; 26:88-91.

16. Foran D, Komabayashi T, Lin LM. Concrescence of permanent maxillary second and third molars : case report of non-surgical root canal treatment. J of Oral Science 2012; 54:133-6.

17. Sharma U, Gulati A, Gill NC. Concrescent triplets involving primary anterior teeth. Contemp Clin Dent 2013;4: 94-6.

18. Barberio GS, Dacosta S.V, Deoliveira T.M, & Machado M.A.A.M. Rare case of bilateral gamination in deciduous teeth. Int J Morphol 2013; 31: 575-7.

19. Gunduz K, Acikgoz K. An usual case of talon cusp on a geminated tooth. Braz Dent J 2006; 17: 343-6.

20. Guttal KS, Naikmasur VG, Bhargava P, Bathi RJ. Frequency of developemental dental anomalies in the indian population. Euro J of Dentistry 2010;4: 263-9.

21. Nagaveni NB. An unsual occurrence of multiple dental anomalies in a sningle nonsyndromic patient: a case report. Hindawi Publishing Corporation 2012: 1-4. 22. Miloglu O, Cakici F, Caglayan F, Yilmaz AB, Demirkaya F. The prevalence of root

dilacerations in a turkish population. Med Oral Patol Oral Cir Bukal 2010; 15: 441-4 .

23. Silva BF, Dantas LE, Beltrao RV, Rodrigues TL, Farias RL, Beltrao RTS. Prevalence assessment of root dilaceration in permanent incisors. Dental Press J Orthod 2012; 17: 97-102.

24. Neves FS, Bastos LC, Almelda SM, Boscolo FN, Neto FH, Campos PSF. Dense invaginatus: a cone beam computed tomography case report. J Health Sci Inst 2010; 28: 249-50.

25. More CB, Patel HJ. Dense invaginatus: a radiographyc analysis. Open access scientific reports 2012; 1: 1-4.

26. American Dental Association (ADA). Dental radiography examination : recomendations for patient selection and limiting radiation.

27. Whaites E, Drage N. Essentials of Dental RadhiographyAnd Radiology. Elsevier Health Sciences. 2013: 300-10.

Lampiran 1

DEPARTEMEN RADIOLOGI

KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Klinik Departemen : No. Sampel Tanggal Jenis Kelamin : : : :

JUDUL PENELITIAN : PENGETAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN

KLINIK MENGENAI GAMBARAN ANOMALI GIGI MENGGUNAKAN

RADIOGRAFI KEDOKTERAN GIGI DI FKG USU MEDAN

ISI KOTAK DENGAN JAWABAN YANG BENAR MENURUT ANDA DAN JELASKAN ALASANYYA. 1. Menurut anda anomali apakah yang terdapat pada gambar 1 ?

a) Mesiodens b) Makrodonsia c) Mikrodonsia d) Odontoma e) Gemination

Jelaskan alasan saudara :

...

...

...

Gambar 1 2. Menurut anda anomali apakah yang terdapat pada gambar 2?

a. Makrodonsia b. Mikrodonsia c. Odontoma d. Gemination e. Mesiodens

Jelaskan alasan saudara :

...

...

...

Gambar 2 3. Menurut anda anomali apakah yang terdapat pada gambar 3? a. Makrodonsia b. Mikrodonsia c. Odontoma d. Gemination e. Mesiodens Jelaskan alasan saudara : ...

...

...

Gambar 3

4. Menurut anda anomali apakah yang terdapat pada gambar 4? a. Transposisi b. Mikrodonsia c. Concrescence d. Gemination e. Laterodens Jelaskan alasan saudara : ...

...

...

Gambar 4

5. Menurut anda anomali apakah yang terdapat pada gambar 5? a. Makrodonsia b. Mikrodonsia c. Odontoma d. Gemination e. Taurodonsia Jelaskan alasan saudara : ...

...

...

Gambar 5 6. Menurut anda anomali apakah yang terdapat pada gambar 6?

b. Mikrodonsia c. Fusi

d. Gemination e. Mesiodens

Jelaskan alasan saudara :

... ...

Gambar 6

7. Menurut anda anomali apakah yang terdapat pada gambar 7 ? a. Makrodonsia

b. Mikrodonsia c. Odontoma d. Gemination e. Concrescense

Jelaskan alasan saudara :

... ... ...

Gambar 7

8. Menurut anda anomali apakah yang terdapat pada gambar 8? a. Makrodonsia

b. Mikrodonsia c. Odontoma d. Gemination e. Mesiodens

Jelaskan alasan saudara :

...

...

...

Gambar 8

9. Menurut anda anomali apakah yang terdapat pada gambar 9? a. Makrodonsia

b. Mikrodonsia c. Odontoma d. Dilaceration e. Mesiodens

Jelaskan alasan saudara :

...

...

...

Gambar 9 10. Menurut anda anomali apakah yang terdapat pada gambar 9? a. Makrodonsia b. Mikrodonsia c. Dens in dente d. Gemination e. Fusi Jelaskan alasan saudara : ...

...

...

NO Soal

Total Skor Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 1 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 16 Baik 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 0 16 Baik 3 2 1 1 1 2 1 0 0 1 1 10 Sedang 4 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 17 Baik 5 2 2 2 2 0 2 2 2 2 1 17 Baik 6 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 19 Baik 7 2 2 1 1 2 1 1 0 0 2 12 Sedang 8 2 2 1 2 2 2 1 0 2 1 15 Baik 9 2 2 2 2 2 2 1 2 2 0 17 Baik 10 2 1 1 1 2 1 1 2 1 0 12 Sedang 11 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 17 Baik 12 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 18 Baik 13 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 Kurang 14 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 10 Sedang 15 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 5 Kurang 16 1 1 1 0 0 1 1 2 1 0 8 Sedang 17 1 1 0 0 0 0 1 2 0 1 6 Kurang 18 1 1 1 0 2 0 1 0 1 1 8 Sedang 19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 20 2 2 2 2 2 2 2 0 1 1 16 Baik 21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 22 2 2 2 2 2 0 2 2 2 1 17 Baik 23 1 1 1 1 0 2 2 0 2 2 12 Sedang 24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 26 1 2 2 2 2 0 2 2 1 1 15 Baik 27 1 2 2 0 0 2 2 0 2 2 13 Sedang 28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 29 0 1 1 0 2 0 1 2 0 1 8 Sedang Lampiran 2

30 0 0 1 0 2 0 1 2 1 0 7 Kurang 31 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 32 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 33 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 34 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 18 Baik 35 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 20 Baik 36 1 2 2 1 0 1 2 2 2 2 15 Baik 37 2 2 1 2 2 2 2 0 2 1 16 Baik 38 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 12 Sedang 39 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 18 Baik 40 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 18 Baik 41 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 16 Baik 42 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 18 Baik 43 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 18 Baik 44 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 45 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 46 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 18 Baik 47 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 16 Baik 48 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 49 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 50 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 19 Baik 51 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Kurang 52 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Sedang 53 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 12 Sedang 54 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 11 Sedang 55 2 1 1 2 1 1 1 1 1 0 10 Sedang 56 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 Sedang 57 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 10 Sedang 58 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 12 Sedang 59 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Sedang 60 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Sedang 61 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 17 Baik

62 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 63 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 17 Baik 64 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 65 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 66 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 19 Baik 67 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 68 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 16 Baik 69 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 70 2 2 2 1 0 2 2 0 2 2 15 Baik 71 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 13 Sedang 72 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 73 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 74 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 75 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 13 Sedang 76 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 10 Sedang 77 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7 Kurang 78 1 1 1 1 2 1 0 2 1 1 11 Sedang 79 1 1 1 1 2 1 1 2 1 0 11 Sedang 80 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 10 Sedang 81 1 1 1 1 2 0 1 2 1 1 11 Sedang 82 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 83 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 10 Sedang 84 1 0 0 1 2 0 1 0 1 1 7 Kurang 85 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 18 Baik 86 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 87 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 12 Sedang 88 1 1 1 1 2 1 1 0 1 0 9 Sedang 89 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 12 Sedang 90 1 1 1 1 2 1 1 2 1 0 11 Sedang 91 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 92 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 93 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik

94 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 95 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 18 Baik 96 1 2 2 2 2 2 2 0 2 2 17 Baik 97 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 17 Baik 98 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 18 Baik 99 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 12 Sedang 100 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 101 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 102 2 2 2 2 2 2 2 0 2 1 17 Baik 103 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 Sedang 104 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 105 2 1 1 1 0 1 1 2 1 1 11 Sedang 106 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 107 1 0 0 0 0 1 1 2 1 1 8 Sedang 108 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 109 2 2 2 2 0 2 2 2 2 1 17 Baik 110 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 Baik 111 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 12 Sedang 112 2 1 2 1 1 1 0 1 1 1 11 Sedang 113 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 Sedang 114 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 Sedang 115 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 12 Sedang 116 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Sedang 117 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 10 Sedang 118 2 1 2 1 0 1 1 1 1 1 11 Sedang 119 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 14 Sedang 120 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Sedang

Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Kepada Yth: Saudara / Saudari ...

Selamat pagi,

Saya yang bernama Andi Pranata, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU, ingin melakukan penelitian tentang “Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Mengenai Gambaran Anomali Gigi Menggunakan Radiografi Kedokteran Gigi Di FKG USU”.

Pada kesempatan ini, saya ingin teman-teman mengetahui dan memahami tujuan serta manfaat penelitian ini, sehingga memahami apa yang akan dilakukan, diperiksa dan didapatkan sebagai hasil penelitian ini. Dengan demikian, saya berharap anda bersedia menjadi subjek penelitian ini dan saya percaya bahwa partisipasi anda akan bermanfaat bagi anda sendiri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai gambaran anomali gigi menggunakan radiografi kedokteran gigi di FKG USU. Manfaat penelitian ini adalah memberikan gambaran pengetahuan terhadap gambaran anomali gigi dan kemampuan dalam mengintepretasi gambaran radiografi panoramik sehingga bisa membantu mahasiswa kepaniteraan klinik untuk mendiagnosa anomali gigi tersebut.

Pada penelitian ini, saya meminta anda untuk menjawab kuisioner yang berisi 10 soal yang akan dijawab oleh anda sebagai subjek penelitian, dan diharapkan untuk mengembalikan kuesioner di hari yang sama. Kuesioner yang telah dikumpul kemudian diperiksa untuk disesuaikan dengan jawaban yang telah dicarikan oleh peneliti berdasarkan literatur teori. Pada subjek yang ingin mengundurkan diri tidak melanjutkan penelitian ini bisa hubungi saya

Nama : Andi Pranata Tarigan No Hp : 081360266690

Alamat : Jl. Musholla no. 58 binjai

Pada penelitian ini anda tidak dikenakan biaya atau gratis dan tidak terdapat risiko pada subjek yang diteliti. Peneliti utama dilakukan oleh saya sendiri Andi Pranata Tarigan dan dipantau oleh staf Radiologi Kedokteran Gigi FKG USU. Subjek akan diberikan survenir setelah pengisian kuesioner sebagai tanda ucapan terima kasih peneliti atas bantuan dan kerjasamanya dalam penelitian yang dilakukan.

Jika anda bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian terlampir harap ditandatangani secara sadar dan tanpa paksaan dan dikembalikan kepada pihak peneliti. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan anda dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Identitas responden akan dirahasiakan bagi

Demikian, mudah-mudahan keterangan di atas dapat dimengerti dan atas bantuan, partisipasi, serta kesediaan atas waktu yang telah diberikan dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :

NIM :

Setelah membaca dan mendapatkan penjelasan serta memahami sepenuhnya mengenai apa yang akan dilakukan dan didapatkan pada penelitian yang berjudul:

“Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Mengenai Gambaran Anomali Gigi Menggunakan Radiografi Kedokteran Gigi Di FKG USU

Maka saya menyatakan bersedia ikut berpartisipasi menjadi salah satu subjek penelitian untuk menjawab kuisioner tentang pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang lesi radiolusen pada rahang ditinjau secara radografi panoramik. Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.

Medan,...

Yang menyetujui, Subjek penelitian

Lampiran 5

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

No Kegiatan Waktu Penelitian Januari-Juli 2015 Agustus 2015 Oktober- Novemb er 2015-16 Novemb er 2016 Desembe r 2016 Januari 2017 Februari-Maret 2017 April 2017 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penyusun an Proposal 2 Seminar Proposal 3 Revisi Proposal 4 Pengurus an Surat Izin 5 Pengump ulan Data 6 Pengolah an dan Analisis Data 7 Seminar Hasil

Lampiran 7

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

NamaLengkap : Andi Pranata Tarigan

JenisKelamin : Laki-laki

Tempat/TanggalLahir : Binjai / 04 November 1992

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum menikah

Alamat : Jalan Coklat No 58

Binjai Telepon/Hp : 081360266690 Email : andipranata.trg@gmail.com PENDIDIKAN 1997-2004 : SD Negeri 020262 Binjai 2004-2007 : SMP Negeri 10 Binjai

2007-2010 : SMA Negeri 1 Binjai

2010-sekarang : FakultasKedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

Medan, April 2017

Lampiran 6

ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

1. Bahan-bahan ATK

a. 2 Rim kertas HVS 2 x Rp. 30.000,- Rp. 60.000,-

b. 2 Paket tinta printer 2 x Rp. 60.000,- Rp. 120.000,-

2. Fotokopi Rp. 300.000,-

3. Penjilidan Rp. 200.000,-

4. Tanda terima kasih Rp. 500.000,-

Jumlah Biaya Rp. 1.180.000,-

Peneliti

Andi Pranata

Dokumen terkait