• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Negeri 1 Binjai merupakan salah satu SMA favorit di kota Binjai. SMA Negeri 1 Binjai didirikan pada tahun 1958 terletak di Jl. WR.Mongonsidi. Kecamatan Binjai Kota ini memiliki bangunan seluas 6052 m2 dengan jumlah siswa sebanyak 779 orang. Sekolah ini memiliki tiga buah kantin di dalam sekolah yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman jajanan. Sementara itu, tepat di luar gerbang sekolah terdapat beberapa pedagang kaki lima yang juga menjual beraneka ragam makanan dan minuman jajanan seperti burger, pisang bakar, bakso bakar, makanan dan minuman kemasan, dan permen. Sekolah ini juga terdapat di tengah kota, sehingga banyak warung yang menyediakan makanan dan minuman jajanan. 4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan orang tua, dan pendapatan keluarga. Gambaran karakteristik responden dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa di SMA Negeri 1 Binjai

No. Karakteristik Siswa Jumlah

n % 1 Umur (tahun) 15 11 13,6 16 41 50,6 17 29 35,8 Total 81 100 2 Jenis Kelamin Laki-laki 27 33,3 Perempuan 53 66,7 Total 81 100 3 Pekerjaan Ayah PNS 29 35,8 Pegawai BUMN 9 11,1 POLRI/ TNI 6 7,4 Wiraswasta 25 32,1 Karyawan Swasta 6 7,4 Lain-lain 5 6,2 Total 81 100 4 Pekerjaan Ibu PNS 23 28,4 Guru Swasta 4 4,9 Wiraswasta 5 7,4 Karyawan Swasta 1 1,2

Ibu Rumah Tangga 47 58,0

Total 81 100 5 Pendapatan Keluarga <3 Juta 47 59,3 3-6 Juta 29 35,8 6-9 Juta 2 2,5 >9 Juta 2 2,5 Total 81 100

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh jumlah siswa berdasarkan umur yaitu paling banyak yang berumur 16 tahun sebanyak 41 orang (50,6%), berumur 17 tahun sebanyak 29 orang (35,8%), dan paling sedikit berumur 15 tahun sebanyak 11 orang (13,6%). Jumlah siswa berdasarkan jenis kelamin sebagian besar

adalah perempuan sebanyak 54 orang (66,7%), dan laki-laki sebanyak 27 orang (33,3%).

Tabel di atas juga menunjukkan bahwa pekerjaan ayah siswa yang paling banyak yaitu sebagai PNS sebanyak 29 orang (35,8%), wiraswasta sebanyak 26 orang (32,1%), dan hanya 5 orang (6,2%) dalam kategori lain-lain (supir, buruh, dan alm.). Sedangkan pekerjaan ibu siswa yang paling banyak yaitu sebagai ibu rumah tangga sebanyak 47 orang (58,0%), dan paling sedikit yaitu sebagai karyawan swasta sebanyak 1 orang (1,2%). Pendapatan keluarga siswa sebagian besar yaitu <3 juta rupiah sebanyak 48 orang (59,3%), dan ada pula yang mencapai >9 juta rupiah yaitu sebanyak 2 orang (2,5%).

4.3. Perilaku Responden

Perilaku responden tentang minuman isotonik berelektrolit dapat dilihat dari pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa.

4.3.1. Pengetahuan

Pengetahuan siswa diukur meliputi pernah/tidak mendengar istilah minuman isotonik, pengertian minuman isotonik, nama lain minuman isotonik, manfaat minuman isotonik, jumlah konsumsi ideal, waktu yang ideal dalam mengkonsumsi minuman isotonik, komposisi utama minuman isotonik, jenis minuman yang kandungannya mirip dengan minuman isotonik, bahaya mengkonsumsi minuman isotonik berlebihan, dan jenis minuman dengan kandungan elektrolit terbesar. Gambaran pengetahuan siswa dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 4.2. Gambaran Pengetahuan Siswa SMA Negeri 1 Binjai tentang Minuman Isotonik Berelektrolit

No. Pertanyaan Jawaban Siswa Tahu Kurang Tahu Tidak Tahu n % n % n %

1. Istilah minuman isotonik 81 100 0 0 0 0

2. Pengertian minuman isotonik 2 2,5 76 93,8 3 3,7 3. Nama lain minuman isotonik 36 44,4 37 45,7 8 9,9 4. Manfaat minuman isotonik 66 81,5 14 17,3 1 1,2 5. Jumlah konsumsi cairan yang ideal 23 28,4 42 51,9 16 19,8 6. Waktu yang ideal dalam mengkonsumsi

minuman isotonik

67 82,7 11 13,6 3 3,7 7. Komposisi utama minuman isotonik 61 75,3 15 18,5 5 6,2 8. Jenis minuman yang kandungannya

mirip dengan minuman isotonik

67 82,7 8 9,9 6 7,4 9. Bahaya mengkonsumsi minuman

isotonik berlebihan

72 88,9 9 11,1 0 0

10. Jenis minuman dengan elektrolit terbesar

70 86,4 3 3,7 8 9,9

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang tahu pengertian minuman isotonik yaitu minuman yang mempunyai tekanan osmotik sama dengan tekanan darah manusia hanya sebanyak 2 orang (2,5%) sedangkan 76 orang lainnya (93,8%) kurang tahu yaitu menjawab minuman pengganti ion tubuh, dan 2 orang lainnya sama sekali tidak tahu. Begitu pula dengan siswa yang mengetahui nama lain minuman isotonik adalah larutan oralit hanya 36 orang (44,4%). Adanya nilai yang mencolok juga pada jumlah siswa yang mengetahui jumlah konsumsi cairan yang ideal yaitu 2500 ml/hari hanya sebanyak 23 orang (28,4%) sedangkan 16 orang (19,8%) lainnya tidak mengetahuinya.

Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa banyak siswa yang sudah mengetahui manfaat minuman isotonik adalah menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh yaitu 66 orang (81,5%), waktu yang ideal dalam mengkonsumsi minuman

isotonik adalah setelah melakukan aktivitas fisik dan olahraga yang berat 67 orang (82,7%), komposisi utama minuman isotonik adalah air, elektrolit, dan gula sebanyak 61 orang (75,3%), jenis minuman yang kandungan mirip dengan minuman isotonik adalah air kelapa yaitu 67 orang (82,7%), bahaya minuman isotonik berlebihan adalah tekanan darah meningkat dan gangguan ginjal yaitu 72 orang (88,9%), dan yang mengetahui jenis minuman dengan elektrolit terbesar adalah air kelapa sebanyak 70 orang (86,4%).

Berdasarkan hasil skoring dari jawaban siswa maka pengetahuan siswa tentang minuman isotonik berelektrolit dikategorikan atas tiga yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Negeri 1 Binjai tentang Minuman Isotonik Berelektrolit

No. Ukuran Tingkat Pengetahuan Jumlah

n %

1. Sedang 27 33,3

2. Baik 54 66,7

Total 81 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa paling banyak yang memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 54 orang (66,7%), dan siswa yang memiliki tingkat pengetahuan sedang yaitu sebanyak 27orang (33,3%).

4.3.2. Sikap

Sikap siswa merupakan respon tertutupnya terhadap fungsi minuman isotonik, konsumsi minuman isotonik, kandungan minuman isotonik, bahaya minuman isotonik, dan jumlah elektrolit yang hilang. Gambaran sikap siswa dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.4. Gambaran Sikap Siswa SMA Negeri 1 Binjai tentang Minuman Isotonik Berelektrolit No. Pertanyaan Jawaban Siswa Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju n % n % n %

1. Mengkonsumsi minuman isotonik setiap beraktivitas fisik berat

50 61,7 29 35,8 2 2,5

2. Minuman isotonik mampu

mengembalikan cairan tubuh

68 84,0 12 14,8 1 1,2 3. Minuman isotonik boleh dikonsumsi

tiap merasa haus

17 21,0 43 53,1 21 25,9 4. Mengkonsumsi minuman isotonik setiap

bangun tidur

13 16,0 28 34,6 40 49.4 5 Minuman isotonik tidak dapat untuk

semua umur

47 58,0 19 23,5 15 18,5 6. Minuman isotonik baik untuk diare 17 21,0 20 24,7 44 54,3 7. Komposisi utama minuman isotonik

sama dengan cairan oralit

36 44,4 30 37,0 15 18,5 8. Elektrolit tidak terkandung dalam

makanan sehari-hari

43 53,1 27 33,3 11 13,6 9. Minuman isotonik baik untuk ginjal 11 13,6 29 35,8 41 50,6 10. Jumlah keringat yang keluar dengan

elektrolit yang hilang

71 87,7 7 8,6 3 3,7

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 71 siswa (87,7%) setuju bahwa jumlah keringat yang keluar seimbang dengan elektrolit yang hilang. Sementara itu ada 43 orang siswa (53,1%) yang setuju bahwa elektrolit tidak terkandung dalam makanan sehari-hari, dan 43 orang siswa (54,3%) tidak setuju minuman isotonik baik untuk diare.

Berdasarkan hasil skoring dari jawaban siswa maka sikap siswa dikategorikan atas kategori baik, sedang, dan kurang. Hasil pengkategorian dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Sikap Siswa SMA Negeri 1 Binjai terhadap Minuman Isotonik Berelektrolit

No. Ukuran Tingkat Sikap Jumlah

n %

1 Kurang 2 2,5

2 Sedang 73 90,1

3 Baik 6 7,4

Total 81 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa paling banyak yang memiliki tingkat sikap sedang yaitu sebanyak 73 orang (90,1%), siswa yang memiliki tingkat sikap baik yaitu sebanyak 6 orang (7,4%), dan siswa dengan tingkat sikap kurang yaitu sebanyak 2 orang (2,5%).

Tabulasi silang antara pengetahuan siswa dengan sikap siswa tehadap minuman isotonik berelektrolit dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 4.6. Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Sikap Siswa SMA Negeri 1 Binjai terhadap Minuman Isotonik Berelektrolit

No Pengetahuan

Sikap

Total

Baik Sedang Kurang

Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %

1 Baik 4 7,4 50 92,6 0 0 54 100

2 Sedang 2 7,4 23 85,2 2 7,4 27 100

Total 6 7,4 73 90,1 2 2,5 81 100

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa paling banyak siswa memiliki pengetahuan kategori baik dan sikap kategori sedang yaitu sebanyak 50 orang (92,6%), pengetahuan dan sikap kategori sedang yaitu sebanyak 23 orang (85,2%), sementara siswa yang memiliki sikap yang kurang berada pada kategori pengetahuan yang sedang dan kurang masing-masing sebanyak 2 orang (7,4%).

4.3.3. Tindakan

Tindakan siswa meliputi tindakan mereka dalam mengkonsumsi minuman isotonik berelektrolit, jenis minuman pilihan saat haus, dan pertimbangan dalam memilih minuman isotonik berelektrolit. Gambaran tindakan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7. Gambaran Tindakan Siswa SMA Negeri 1 Binjai dalam Mengkonsumsi Minuman Isotonik Berelektrolit

No Pertanyaan Jumlah

n %

1 Pada saat kapankah kamu mengkonsumsi minuman isotonik berelektrolit?

a. Setelah berolahraga keras 66 81,5

b.Saat merasa haus 12 14,8

c. Setelah bangun tidur. 3 3,7

Total 81 100

2 Apakah kamu sering mengkonsumsi minuman isotonik berelektrolit?

a. Ya 25 30,9

b. Tidak 56 69,1

Total 81 100

3 Seberapa sering kamu mengkonsumsi minuman isotonik berelektrolit?

a. 1-2 botol sehari 13 16,0

b. Tidak tentu, tergantung aktivitas 59 72,8

c. 1-4 botol sebulan 9 11,1

Total 81 100

4 Apabila saat sedang haus kamu ditawarkan beberapa jenis minuman, jenis minuman apa yang kamu pilih?

a. Coca cola, sprite, fanta 8 9,9

b. Aqua, 2 tang, tari 37 45,7

c. Mizone, vitazone, fatigon hydro, pocari sweet 36 44,4

Total 81 100

5 Apakah alasan kamu sering mengkonsumsi minuman isotonik berelektrolit?

a. Rasanya yang enak dan segar 31 38,3

b. Mengembalikan vitalitas sehabis olahraga 46 56,8

c. Sudah menjadi kebiasaan 4 4,9

Lanjutan Tabel 4.7

6 Apa yang menjadi pertimbangan kamu saat memilih suatu jenis minuman isotonik berelektrolit?

a. Rasa dan harga 30 37,0

b. Pendapat teman dan iklan 6 7,4

c. Kandungan gizi 45 55,6

Total 81 100

7 Siapa yang pertama kali menyarankan kamu meminum minuman isotonik berelektrolit?

a.Tidak ada (keinginan sendiri) 78 96,3

b.Orang tua atau teman 3 3,7

c. Guru olahraga 0 0

Total 81 100

8 Dimana kamu biasanya membeli minuman isotonik berelektrolit?

a. Supermarket 35 43,7

b. Kios/ warung dekat rumah 37 45,7

c. Kantin sekolah 9 11,1

Total 81 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa ada 13 orang siswa (16,0%) yang secara rutin mengkonsumsi 1-2 botol minuman isotonik setiap harinya, dan ada 59 orang (72,8%) yang hanya mengkonsumsi minuman isotonik tergantung pada aktivitas mereka. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa 66 orang siswa (81,5%) mengaku biasa mengkonsumsi minuman isotonik setelah berolahraga keras, dan 12 orang (14,8%) meminumnya pada saat haus. Dan dari tabel di atas diketahui pula 46 orang (56,8%) mengkonsumsi minuman isotonik dengan alasan untuk mengembalikan vitalitas setelah berolahraga, 31 orang (38,3%) karena rasanya yang enak dan segar, dan 4 orang (4,9%) yang karena sudah menjadi kebiasaan.

Berdasarkan hasil skoring dari jawaban siswa maka tindakan siswa dikategorikan menjadi 3 yaitu baik, sedang, dan kurang. Kategori tindakan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Tindakan Siswa SMA Negeri 1 Binjai terhadap Minuman Isotonik Berelektrolit

No. Ukuran Tingkat Tindakan Jumlah

n %

1 Kurang 1 1,2

2 Sedang 57 70,4

3 Baik 23 28,4

Total 81 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa paling banyak yang memiliki tindakan kategori sedang yaitu sebanyak 57 orang (70,4%), siswa yang memiliki tindakan kategori baik yaitu sebanyak 23 orang (28,4%), dan siswa dengan tindakan kategori kurang yaitu sebanyak 1 orang (1,2%).

Tabulasi silang antara pengetahuan siswa dengan tindakan siswa tehadap minuman isotonik berelektrolit dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 4.9. Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Tindakan Siswa SMA Negeri 1 Binjai terhadap Minuman Isotonik Berelektrolit

No Pengetahuan

Tindakan

Total

Baik Sedang Kurang

Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %

1 Baik 17 31,5 36 66,7 1 1,2 1,8 100

2 Sedang 6 22,2 21 77,8 0 0 27 100

Total 23 28,4 57 70,4 1 1,2 81 100

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa paling banyak siswa memiliki pengetahuan kategori baik dan tindakan kategori sedang yaitu sebanyak 36 orang (66,7%) dan tindakan kategori kurang pada pengetahuan kategori baik ada 1 orang (1,2%). Sementara siswa yang memiliki tindakan kategori sedang pada kategori pengetahuan sedang juga yaitu 21 orang (77,8%).

Tabulasi silang antara sikap siswa dengan tindakan siswa tehadap minuman isotonik berelektrolit dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 4.10. Tabulasi Silang antara Tingkat Sikap dengan Tingkat Tindakan Siswa SMA Negeri 1 Binjai terhadap Minuman Isotonik Berelektrolit

No Sikap

Tindakan

Total

Baik Sedang Kurang

Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %

1 Baik 3 50,0 2 33,4 1 16,7 6 100

2 Sedang 19 26,0 54 74,0 0 0 73 100

3 Kurang 1 50,0 1 50,0 0 0 2 100

Total 23 28,4 57 70,4 1 1,2 81 100

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa paling banyak siswa memiliki tindakan dan sikap dalam kategori sedang yaitu sebanyak 54 orang (74,0%). Siswa yang memiliki tindakan baik dan sikap dalam kategori baik yaitu 3 orang (50,0%), sikap dalam kategori sedang 19 orang (26,0%), dan sikap kurang 1 orang (50,0%). Sementara siswa yang memiliki tindakan yang kurang berada pada kategori sikap yang baik sebanyak 1 orang (16,7%).

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.1. diketahui bahwa responden SMA Negeri 1 Binjai yang berjumlah 81 orang berada dalam rentang umur 15-17 tahun. Responden terbanyak di SMA Negeri 1 Binjai adalah responden yang berumur 16 tahun yaitu sebanyak 41 orang (50,6%), 29 orang (35,8%) yang berumur 17 tahun, dan 11 orang (13,6%) yang berumur 15 tahun.

Responden termasuk dalam usia remaja, menurut Erikson (1963) dalam Sobur (2003) mengelompokkan bahwa umur 12-15 tahun berada dalam kategori awal masa remaja dan umur 16-18 tahun adalah kategori masa remaja yang sejati. Jadi dalam hal ini siswa SMA Negeri 1 Binjai 11 orang (13,6%) termasuk dalam kategori awal masa remaja dan 70 orang (86,4%) termasuk dalam kategori masa remaja sejati.

Berdasarkan tabel 4.1. diketahui pula bahwa responden secara umum adalah perempuan yakni 66,7% sementara laki-laki hanya sebanyak 33,3% dari total responden. Hal ini dikarenakan lebih sedikitnya populasi laki-laki daripada populasi perempuan di SMA Negeri 1 Binjai sehingga peluang terpilihnya responden perempuan lebih besar.

Pekerjaan ayah responden seperti yang terdapat pada tabel 4.1. terdiri dari PNS, pegawai BUMN, TNI/POLRI, wiraswasta, karyawan swasta, dan lain-lain, dimana pekerjaan terbanyak dari total responden adalah PNS (35,8%).

5.2. Perilaku Responden 5.2.1. Pengetahuan

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada kategori pengetahuan baik (66,7%) dan 33,3% lainnya berada pada kategori pengetahuan sedang tentang minuman isotonik berelektrolit. Seperti diketahui bahwa banyak siswa (93,8%) yang kurang mengetahui pengertian minuman isotonik yang sebenarnya. Selama ini mereka menganggap bahwa pengertian minuman isotonik adalah hanya minuman pengganti ion tubuh. Hal ini karena informasi yang ada terutama iklan yang beredar belakangan ini memberi kesan bahwa minuman isotonik adalah minuman pengganti ion tubuh yang hilang, bahkan dikatakan pula lebih baik dari air biasa. Selain itu, 42 orang siswa kurang mengetahui jumlah konsumsi cairan yang ideal untuk orang dewasa per harinya. Hal ini mungkin diakibatkan kurangnya pemahaman mereka terhadap pelajaran sekolahnya terutama mata pelajaran IPA yang mempelajari tentang kebutuhan tubuh akan cairan.

Namun banyak pula yang telah mengetahui tentang manfaat minuman isotonik (81,5%), waktu yang ideal dalam mengkonsumsi minuman isotonik (82,7%), komposisi utama minuman isotonik (75,3%), bahaya mengkonsumsi minuman isotonik berlebihan (88,9%). Hal tersebut karena sudah banyaknya sumber informasi mengenai minuman isotonik berelektrolit. Karena informasi tentang minuman isotonik berelektrolit dengan mudah didapati dari berbagai media yakni TV, radio, surat kabar, majalah, buku, internet, bahkan dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan teman.

Namun, meskipun telah banyak sumber informasi dari berbagai media yang ada, tidak semua sumber informasi tersebut menyampaikan informasinya dengan jelas, lengkap, dan benar. Sebagaimana dari hasil observasi peneliti dari beberapa media, khususnya televisi, sebagian besar informasi dari beberapa iklan produk minuman isotonik berelektrolit kurang tepat, terutama pada segi kegunaannya. Sebagai contoh, sebuah produsen minuman isotonik bahkan memberi kesan di iklan TV bahwa minuman isotoniknya diperlukan saat bangun tidur, berpuasa, berbelanja 1 jam, dan berkendaraan selama 1 jam. Sedangkan produsen minuman isotonik merk lain memberi kesan bahwa minuman isotonik miliknya dapat menjaga daya tahan tubuh pada musim penghujan, saat macet, saat stress di kantor, bahkan saat menunggu dosen. Padahal pada saat-saat seperti demikian tubuh masih belum memerlukan minuman isotonik berelektrolit.

TV pada umumnya bersifat informatif, edukatif, dan hiburan. Dengan TV masyarakat dapat mengetahui perkembangan informasi di seluruh penjuru dunia. Setiap hari, lebih dari 170 juta penduduk Indonesia menonton TV, sementara penelitian pada tahun 2002 yang dilansir oleh Yayasan Pengembangan Media Anak menunjukkan bahwa jam menonton TV pada anak Indonesia sekitar 30-35 jam/minggu atau 1560-1820 jam/tahun (Isnaini, 2007).

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pendidikan, media, dan keterpaparan informasi (Meliono, 2007).

5.2.2. Sikap

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Binjai memiliki sikap terhadap minuman isotonik berelektrolit dalam kategori sedang (90,1%). Hal ini dapat terlihat dari pernyataan-pernyataan mereka bahwa mengkonsumsi minuman isotonik setiap beraktivitas fisik berat (61,7%), minuman isotonik mampu mengembalikan cairan tubuh yang hilang (84,0%), minuman isotonik tidak baik untuk ginjal (50,0%), jumlah keringat yang keluar seimbang dengan elektrolit yang hilang (87,5%).

Namun berdasarkan penelitian ada pula yang menyatakan bahwa minuman isotonik tidak baik untuk diare (54,3%), elektrolit tidak terkandung dalam makanan sehari-hari (53,1%). Padahal minuman isotonik dengan fungsinya untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang baik untuk diare dan dehidrasi berat, elektrolit juga terkandung pada makanan sehari-hari, sehingga pada kondisi normal sebenarnya kita tidak membutuhkan minuman isotonik berelektrolit.

Sesuai dengan teori Rogers (1974) proses terjadinya sikap seseorang harus melalui 3 tahap yaitu awareness (kesadaran dalam arti mengetahui terlebih dahulu objek), interest (merasa tertarik), dan evaluation (menimbang). Sehingga dalam hal ini siswa minimal sudah mengetahui adanya minuman isotonik berelektrolit kemudian dari banyaknya informasi yang ada terutama iklan mereka semakin tertarik terhadap minuman tersebut, kemudian mulai mengambil sikap apakah baik atau buruk minuman isotonik tersebut bagi dirinya.

Siswa SMA Negeri 1 yang usianya termasuk pada kelompok usia remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar dan selalu ingin mencoba sesuatu yang baru.

Pada saat dia melihat suatu iklan di suatu media dan lingkungan sekitarnya juga menjadikan produk tersebut seperti life style maka remaja tersebut akan tertarik untuk mencobanya (Irwanto, 2002). Sehingga dalam hal ini iklan memiliki peranan yang penting dalam pembentukan sikap para siswa terhadap minuman isotonik berelektrolit.

Berdasarkan tabel 4.6. diketahui bahwa paling banyak siswa memiliki pengetahuan baik dan sikap dalam kategori sedang yaitu sebanyak 50 orang (92,6%), sementara siswa yang memiliki sikap yang kurang berada pada kategori pengetahuan yang sedang sebanyak 2 orang (7,4%). Sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan siswa dapat membentuk sikap siswa yang dalam hal ini mengenai minuman isotonik berelektrolit, dimana apabila pengetahuan sedang maka sikap akan sedang pula.

Sikap merupakan suatu pandangan tetapi dalam hal ini masih berbeda dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan mengenai suatu objek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek tersebut (Purwanto, 1998).

5.2.3. Tindakan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Binjai memiliki tindakan terhadap minuman isotonik berelektrolit dalam kategori sedang (70,4%). Hal ini terlihat bahwa 81,5% responden mengaku mengkonsumsi minuman isotonik setelah berolahraga keras, namun ada pula yang rutin mengkonsumsinya 1-2 botol per hari (16,0%), dan alasan mereka mengkonsumsinya

sebagian besar untuk mengembalikan vitalitas setelah berolahraga (56,8%), namun ada pula yang mengkonsumsinya dengan alasan rasanya yang enak dan segar (38,3%), dan ada pula yang sudah menjadi kebiasaan (4,9%), yang menjadi pertimbangan mereka dalam memilih suatu merk minuman isotonk berelektrolit yaitu karena kandungan gizinya (55,6%), dan karena rasa dan harganya (37,0%).

Secara teori memang perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku baru itu melalui proses perubahan Pengetahuan - Sikap - Tindakan. Beberapa penelitian telah membuktikan hal itu, namun penelitian lainnya juga membuktikan bahwa proses tersebut tidak berjalan sesuai dengan teori di atas, bahkan dalam praktek sehari-hari terjadi sebaliknya (Notoadmodjo, 2003). Seperti halnya pada penelitian ini diperoleh bahwa seseorang bisa berperilaku negatif meskipun pengetahuan dan sikapnya positif. Dari tabel 4.9. diketahui bahwa ada 1 orang siswa yang tindakannya dalam ketegori kurang namun pengetahuannya berada pada kategori baik (1,2%), dan siswa yang memiliki tindakan yang kurang berada pada kategori sikap yang baik sebanyak 1 orang (16,7%). Selain itu mereka memiliki tindakan dalam kategori sedang dan pengetahuannya kategori baik 36 orang (66,7%), dan juga sikap dalam kategori sedang 54 orang (74,0%), dan sikap kurang 1 orang (50,0%). Namun ada pula yang memiliki sikap kategori kurang dan tindakan masing-masing kategori baik dan sedang sebanyak 1 orang (50%).

Tindakan yang kurang maupun yang sedang ini dipicu oleh banyaknya iklan dan promosi di media yang informasinya kurang tepat dan bias. Karena pada usia remaja merupakan usia dimana mereka sangat mudah tertarik pada hal-hal baru (Moehji, 2009). Kondisi itu yang dimanfaatkan oleh pengusaha minuman isotonik

dengan mempromosikan produknya, dengan cara yang sangat mempengaruhi remaja. Apalagi jika promosi dilakukan dengan menggunakan artis idola mereka.

Selain itu pada saat pengumpulan data, menyebarkan kuesioner, peneliti sempat melakukan tanya jawab singkat dengan para siswa. Dari tanya jawab singkat tersebut diketahui bahwa alasan mereka jarang mengkonsumsi minuman isotonik berelektrolit yaitu karena harganya yang relatif lebih mahal dibandingkan minuman botol lainnya. Selain itu, mereka juga mengaku tidak terlalu suka dengan rasa minuman isotonik berelektrolit yang ada. Dari alasan yang mereka berikan, dapat diketahui bahwa kandungan gizi dari suatu produk makanan dan minuman, khususnya minuman isotonik berelektrolit sebenarnya bukan menjadi pertimbangan utama, namun karena alasan kesenangan saja.

Dokumen terkait