• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN 1. Mengapa penelitian sangat penting?

Dalam dokumen LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN Makalah in (Halaman 29-35)

Pengalaman merupakan guru terbaik. Pengalamanmu sendiri, dan pengalaman orang lain guru, administrator, dan ahli yang berbagi denganmu akan membuatmu menjadi guru yang lebih baik. Bagaimanapun pemberian informasi yang valid tentang bagaimana mengajar anak, penelitian juga dapat membuatmu menjadi guru yang lebih baik. (Mcmillan&Schumacher, 2010)

Kita semua sangat setuju bahwa pengetahuan itu didapat dari pengalaman masing-masing individu. Kita menyamaratakan dari apa yang kita observasi dan melihat kembali sesuatu yang patut dikenang dalam hidup kita adalah sebuah “kebenaran”. Tetapi bagaimana seberapa valid kesimpulan itu? Terkadang kita keliru dalam membuat observasi personal itu, kesalahtafsiran apa yang kita lihat dan dengar. Mungkin, anda dapat berfikir tentang banyak situasi yang mana dalam pikiranmu bahwa orang lain itu membaca anda itu salah jalan, seperti mereka mungkin telah mengira bahwa anda salah membaca mereka. Ketika kita berdasarkan informasi yang hanya dari pengalaman seseorang, kita juga tidak selamanya objektif karena kita kadang membuat penilaian untuk menjaga ego dan harga diri kita (Mcmillan & Wergin, 2010).

Kita mendapat informasi tidak hanya dari pengalaman seseorang, tetapi juga dari ahli dan pakar. Dalam karir mengajarmu, anda akan mendengar banyak ahli dan pakar berbicara tentang “jalan terbaik” untuk mengajar siswa. Para ahli dan pakar, tidak selamanya setuju bukan? Mungkin anda mendengar salah satu pakar yang mengemukakan bahwa minggu ini metode membaca adalah metode mutlak yang paling baik. Namun minggu depan pakar yang lain memuji-muji metode lain. Satu pengalaman guru mungkin mengatakan bahwa anda harus melakukan sesuatu dengan siswa anda, tetapi pengalaman guru yang lain mengatakan sebaliknya. bagaimana kita dapat mempercayai salah satunya? Jalan satu-satunya untuk mengklarifikasi adalah melihat secara dekat situasi tersebut melalui penelitian berdasarkan topik.

2. Jenis penelitian

Peneliti melakukan penelitan yang dirancang pada studi individu untuk menjawab pertanyaan tertentu. Selain itu penelitian digunakan untuk mensintesis pemahaman tentang topik tertentu yang dilakukan dengan menyusun temuan penelitian terdahulu. Sebagian besar, penelitian dilakukan investigasi satu kali dengan topik yang menarik, tetapi beberapa penelitian dilakukan dengan mengikuti dan mengamati peserta penelitian dari waktu ke waktu, penelitian seperti itu disebut penelitian longitudinal. Penelitian longitudinal memerlukan waktu yang panjang dan biaya mahal. Contohnya, Penelitian tentang “Perkembangan bahasa anak”, penelitian tersebut tidak mungkin hanya mengamati dalam

waktu singkat, penelitian harus dilakukan dari waktu ke waktu yang berkaitan dengan pertumbuhan anak dan faktor lingkungan. Berikut adalah jenis-jenis penelitian dalam psikologi pendidikan.

a. Penelitan Deskriptif

Tujuan penelitian deskriptif dalam Moreno (2009:10) menyatakan bahwa “describe what is occurring in a certain situation without altering the situation”.Yang dimaksud, penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan apa yang terjadi dalam situasi tertentu tanpa mengubah situasi itu sendiri. Sedangkan dalam Santrok (2010:15) secara singkat menyatakan bahwa tujuan dari penelitian deskriptif adalah “observing and recording behavior”, mengobservasi dan merekam perilaku. Perilaku yang dimaksud adalah perilaku objek penelitian. Dari dua tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian deskriptif adalah menggambarkan situasi yang terjadi dengan cara mengobservasi dan merekam (mencatat) suatu perilaku (keadaan).

Dalam penelitian deskriptif terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mendapatkan infomasi. Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut.

1) Observasi

Observasi ini ada dua jenis, yaitu observasi ilmiah dan observasi natural. Observasi ilmiah sdalah observasi yang memiliki sistematik yang sangan tinggi dan mewajibkan peneliti untuk mengetahui apa yang ia lihat, mengadakan penelitian dengan cara yang adil, pencatatan akurat dan pengkategorian, serta mengkomunikasikan dengan efektif (Langston, 2011; McBurney & White, 2010 dalam Santrok, 2010:15). Observasi ilmiah ini biasanya dilakukan di laboratorium . Sedangkan observasi natural, dilakukan di dunia nyata, maksudnya adalah di lingkungan yang sebenarnya. Misalnya perilaku anak di kelas, di rumah, maupun di tempat lain. Dalam observasi tentunya tidak akan terpisah dengan perserta observasi. Peserta observasi ini adalah objek penelitian yang akan diamati dan dicatat perilaku yang sesuai dengan topik penelitian.

2) Wawancara dan Kuisioner

Wawancara merupakan cara yang paling cepat dan jalan terbaik untuk mendapatkan informasi dari sumber/peserta penelitian. Dalam psikologi pendidikan, wawancara dan kuisioner ini digunakan untuk mengetahui tentang mengalaman, kepercayaan, dan perasaan anak dan guru. Kebanyakan wawancara dilakukan dengan tatap muka, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk melakukan wawancara melalui telepon atau media lainnya. Begitu pula

dengan kuisioner, dapat dilakukan dengan pengisian pada form yang disediakan secara langsung atau kuisioner melalui email. Perlu menjadi perhatian untuk peneliti dalam membuat pertanyaan, pertanyaan harus konkret, spesifik, dan tidak ambigu. Permasalahan yang cukup krusial dalam wawancara dan kuisioner yaitu jawaban yang diberikan oleh sumber bersifat umum dan seperlunya, tanpa benar-benar memikirkannya dan juga sumber tidak benar-benar jujur dalam menjawab pertanyaan. Sehingga diperlukan keterampilan dalam teknik wawancara yang nantinya dapat meningkatkan kekrusialan responden untuk meningkatkan informasi yang akurat (Babbie, 2011 dalam Santrok, 2010:17).

3) Tes Standar

Merupakan penyeragaman prosedur yang digunakan untuk administrasi dan penskoran. Contoh tes standar yaitu tes untuk menilai kecerdasan, prestasi, kepribadian, minat karir, dan ketrampilan lain (Bart & Peterson, 2008 dalam Santrok, 2010:17). Tes standar memberikan hasil dalam studi penelitian, informasi, dan perbandingan antara sekolah, kota, dan negara satu dengan yang lain yang nantinya dapat digunakan untuk mengambil keputusan. Tes standar juga berperan penting dalam akuntabilitas masalah pendidikan psikologi pendidikan yang melibatkan guru dan siswa terhadap tanggungjawab kinerja mereka.

4) Studi kasus

Studi kasus adalah melihat secara mendalam pada seorang individu, biasanya digunakan ketika terdapat keadaan unik tidak ada duplikasinya. Penelitian studi kasus tidak memberikan kepada kita analisis statis dan mungkin tidak menggeneralisasi pada orang lain, karena sifatnya yang subjek kasus penelitian yang unik.

5) Studi Etnografi

Dirancang untuk mengamati peristiwa yang terjadi secara alami dalam kehidupan kelompok sasaran dengan tujuan menjelaskan dan mengintrepetasikan arti dari kejadian yang dialami (Berg, 2007 dalam Moreno, 2009:10). Dari pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa seorang peneliti harus terlibat langsung dalam budaya kelompok sasaran, sehingga membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk melaksanakan penelitian. Pengamatan dilakukan dengan didokumentasikan dengan jurnal pribadi, kaset audio dari wawancara pribadi, film, dan fotografi (Moreno, 2009:10).

6) Fokus Grup

Fokus grup yang dimaksud adalah objek yang diobservasi merupakan kelompok dan dilakukan untuk memperoleh informasi tentang topik tertentu (Given, 2008 dalam Santrok, 2010:18). Fokus grup ini digunakan untuk menilai nilai produk, layanan, atau suatu program.

7) Jurnal pribadi dan diary

Individu diminta untuk membuat jurnal pribadi atau buku harian untuk mendokumentasikan kegiatan mereka, sikap mereka terhadap isu, sesuai dengan topik yang diangkat oleh peneliti.

b. Penelitian Korelasi

Dalam Santrok (2010:10) tujuan penelitian korelasi menggambarkan kekuatan hubungan antara dua atau lebih kejadian atau karakteristik. Penelitian korelasi bukan merupakan hubungan sebab akibat. Dengan kata lain saat menafsirkan temuan kita tidak mengindikasikan bahwa salah satu faktor merupakan penyebab dari faktor lainnya. Korelasi ada dua jenis, yaitu korelasi positif dan korelasi negatif. Korelasi positif, disebut demikian karena kedua faktor dalam arah yang sama. Sedangkan korelasi negatif disebut demikian karena nilai yang lebih tinggi dalam satu faktor sesuai dengan nilai yang lebih rendah dari faktor lain.

c. Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen memungkinkan psikolog pendidikan menentukan penyebab perilaku. Penelitian eksperimen adalah metode yang benar-benar dapat diandalkan untuk membangun penyebab dan akibat (pengaruh). Dalam penelitian eksperimen ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel Independen (veriabel bebas) adalah variabel yang dihipotesiskan untuk menghasilkan perubahan dalam variabel dependen. Variabel dependen (variabel terikat ) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian eksperimen juga membutuhkan dua kelompok , kelompok tersebut adalah kelompok eksperimen yaitu kelompok yang diberi perlakuan (dimanipulasi), kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan (tidak dimanipulasi) sehingga dengan melihat perbedaan antara kelas eksperimen dan kontrol, peneliti dapat menyimpulkan bagaimana keampuhan manipulasi yang diberikan. Dalam penelitian eksperimen, antara kelompok eksperimen dan kontrol harus banyak kemiripan dalam karakteristik dan variabelnya.

d. Penelitian Tindakan

Penelitian yang meningkatkan minat adalah penelitian tindakan, penelitian yang dilakukan guru di kelas dengan tujuan memahami dan meningkatkan praktek mereka. Data yang diperlukan dalam penelitian berasal dari observasi kelas, pekerjaan siswa, wawancara klinis, pertemuan antara guru dan orang tua siswa dan sebagainya. (Creswell, 2005; Van Manen, 1990 dalam Moreno, 2009:11). Langkah dalam perencanaan penelitian tindakan meliputi:

1) Mengidentifikasi pertanyaan penelitian tertentu atau masalah kelas yang perlu diinvestigasi

2) Merancang rencana penelitian berdasarkan hipotesis guru seperti yang disarankan oleh teori pendidikan dan penelitian.

3) Secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data untuk menentukan apakah rencana atau intervensi berhasil

4) Mengevaluasi hasil

5) Membuat modifikasi pada rencana semula sesuai kebutuhan (Tripp, 1990 dalam Moreno, 2009:12).

3. Program evaluasi penelitian

Penelitian dirancang untuk membuat keputusan tentang efektivitas program tertentu disebut program evaluasi penelitian. (McMillan & Schumacher, 2010 dalam Santrok, 2010:20). Biasanya berfokus pada sistem sekolah atau sekolah tertentu, dalam hal ini hasilnya tidak dimaksudkan untuk digeneralisasi dalam pengaturan lainnya. Seorang peneliti evaluasi program mungkin bertanya pertanyaan seperti ini:

a. Apakah yang diberikan program yang dimulai dua tahun lalu memiliki efek positif pada siswa berpikir kreatif dan prestasi akademik?

b. Apakah mempunyai program teknologi di tempat ini dalam satu tahun memperbaiki sikap siswa menuju sekolah?

c. Manakah dari dua program membaca yang digunakan dalam sistem sekolah ini telah yang paling meningkat siswa keterampilan membaca?

4. Penelitian kuantitatif dan kualitatif

Berbagai penelitian yang telah dijelaskan, dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif menggunakan perhitungan numerik dalam menemukan informasi tentang topik tertentu. Desain penelitian eksperimen dan korelasi adalah mengarah pada penelitian kuantitatif (Santrok, 2010:21). Sedangkan penelitian kualitatif menggunakan ukuran deskriptif seperti wawancaran, studi kasus, studi etnografi, kelompok fokus, dan jurnal pribadi atau diary, tetapi secara statistik tidak menganalisis informasi. (Stake, 2010 dalam Santrok, 2010:21).

Dalam dokumen LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN Makalah in (Halaman 29-35)

Dokumen terkait