• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ada beberapa penelitian yang membahas tentang pendidikan karakter diantaranya sebagai berikut :

39

2.4.1. Emiasih (2011)

Emiasih (2011) dalam penelitiannya Tentang Pengaruh Pemahaman Guru Tentang Pendidikan Karakter Terhadap Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Sosiologi dalam hasil penelitiannya dapat diketahui bahwa pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran sosiologi dipengaruhi oleh pemahaman guru tentang pendidikan karakter. Pemahaman guru tentang pendidikan karakter akan mempengaruhi guru dalam penyusunan silabus berkarakter, rancangan pelaksanaan pembelajaran berkarakter serta penggunaan metode dan media dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran Sosiologi. Pengaruh pemahaman guru tentang pendidikan karakter terhadap pelaksanaan pendidikan karater pada mata pelajaran Sosiologi di Kabupaten Pekalongan menunjukkan bahwa pemahaman guru tentang pendidikan karakter memiliki peran penting dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran sosiologi di Kabupaten Pekalongan.

2.4.2. Setyowati (2013)

Setyowati (2013) dalam penelitiannya tentang Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kultur Sekolah pada siswa kelas X1 Di SMA Negeri 1 Gedangan dapat disimpulkan sebagai berikut: a) karakter merupakan nilai-nilai yang ditanamkan pada diri seseorang. Dari delapan belas nilai-nilai karakter yang ada pada siswa SMA Negeri 1 Gedangan adalah nilai religius, jujur, disiplin dan tanggung jawab. Keempat nilai tersebut yang ditanamkan berdasarkan Visi dan Misi sekolah. b) wujud kultur sekolah dalam menanamkan nilai-nilai karakter berupa pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan rutin setiap hari seperti kebiasaan salaman pagi yang dilakukan setiap pagi, shalat jumat bersama secara bergilir olehkelas X,XI dan XII, BTQ dan IMTAQ setiap hari senin, upacara bendera, perayaan hari-hari besar keagamaan maupun hari besar nasional. c) pembentukan kultur

40

sekolah dilakukan oleh sekolah melalui serangkaian kegiatan rutin yang sudah terencana, Spontan, Keteladanan dan Pengkondisian.

2.4.3. Triatmanto (2010)

Triatmanto (2010) dalam penelitiannya tentang Tantangan Implementasi Pendidikan Karakter Di

sekolah diketahui bahwa untuk

mengimplementasikan pendidikan karakter di Indonesia terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi. Secara konseptual, pendidikan karakter di sekolah tampaknya sudah cukup mapan, namun dalam pelaksanaanya hal itu mendapat tantangan yang sangat besar.

Tantangan itu dapat berasal dari lingkungan pendidikan itu sendiri maupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat berasal dari personal pendidikan maupun perangkat lunak pendidikan (mind set, kebijakan pendidikan, dan kurikulum). Tantangan dari luar berupa perubahan lingkungan sosial secara global yang mengubah tata nilai, norma dan budaya suatu bangsa, menjadi sangat terbuka. Perubahan itu tidak dapat dikendalikan dan dibatasi karena berkembangnya teknologi informasi. Pendidikan karakter disekolah tidak dapat berjalan tanpa pemahaman yang cukup dan konsisten oleh seluruh personalia pendidikan. Di sekolah, kepala sekolah, guru dan karyawan, harus memiliki persamaan persepsi tentang pendidikan karakter bagi peserta didik. Setiap personalia pendidikan mempunyai perananya masing-masing, kepala sekolah sebagai manajer harus mempunyau komitmen yang kuat tentang pendidikan karakter. Kepala sekolah harus mampu membudayakan karakter-karakter unggul di sekolahnya. Kepala sekolah dan guru merupakan personalia penting dalam pendidikan karakter di sekolah.

Interaksi yang terjadi disekolah adalah interaksi antara peserta didik dengan guru. Baik melalui proses pembelajaran di kelas maupun kurikuler. Pemahaman

41

guru tentang pendidikan karakter sangat menentukan keberhasilan implementasi pendidikan karakter di sekolah. Tidak banyak guru yang secara eksplisit telah mendisain kegiatan pembelajaranya untuk mengembangkan pendidikan karakter.

2.4.4. Jalaludin ( 2012)

Jalaludin ( 2012) dalam penelitiannya tentang Membangun SDM Bangsa Melalui Pendidikan Karakter mengemukakan bahwa dalam program reformasi pendidikan yang diinginkan oleh Deng Xiaoping pada tahun 1985, secara eksplisit diungkapkan tentang pentingnya pendidikan karakter: Throughout the reform of the education system, it is imperative to bear in mind that reform is for the fundamental purpose of turning every citizen into a man or woman of character and cultivating more constructive members of society (Decisions of Reform of the Education System, 1985). Karena itu program pendidikan karakter telah menjadi kegiatan yang menonjol di Cina yang dijalankan sejak jenjang prasekolah sampai universitas. Pendidikan karakter adalah untuk mengukir akhlak melalui proses knowing the good, loving the good, and acting the good,yaitu proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, emosi, dan fisik, sehingga akhlak mulia bisa terukir menjadi habit of the mind, heart, and hands. Sedangkan pendidikan moral, misalnya PPKN dan pelajaran agama, adalah hanya melibatkan aspek kognitif (hafalan), tanpa ada apresiasi (emosi), dan praktik, sehingga jangan heran kalau banyak manusia Indonesia yang hafal isi Pancasila atau ayat-ayat kitab sucinya, tetapi tidak tahu bagaimana membuang sampah yang benar, berlaku jujur, beretos kerja tinggi, dan menjalin hubungan harmonis dengan sesama.

Pendidikan karakter memerlukan keterlibatan semua aspek dimensi manusia, sehingga tidak cocok dengan sistem pendidikan yang terlalu menekankan hafalan dan orientasi untuk lulus ujian (kognitif).

42

Hampir semua pemimpin di Cina, dari Jiang Zemin, Li Peng, Zhu Rongji sampai Hu Jianto dan lainnya, sangat prihatin dengan sistem pendidikan yang terlalu menekankan aspek kognitif saja, yang dianggap dapat

“membunuh” karakter anak, misalnya PR yang terlalu

banyak, pelajaran yang terlalu berat, orientasi hafalan dan drilling, yang semuanya dapat membebani siswa secara fisik, mental,dan jiwa.

Apabila Cina bisa melakukan pendidikan karakter untuk 1.3 miliar manusianya, Indonesia tentunya bisa melakukannya. Namun, Pendidikan karakter belum banyak terdengar dari para pemimpin kita. Tentunya, sebagai warga negara yang bertanggung jawab, kita semua bisa mulai melakukannya di lingkungan terkecil kita, keluarga dan sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan betapa pentingnya penerapan pendidikan karakter di sekolah, lingkungan keluarga dan masyarakat. Keberhasilan pendidikan karakter bagi anak di butuhkan keterlibatan Pemerintah, Sekolah, Keluarga dan Masyarakat. Walaupun penerapan pendidikan karakter bagi anak tidak mudah tetapi sangat di perlukan untuk kemajuan suatu bangsa.

Dokumen terkait