• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

2.2 Penelitian Yang Relevan

Berikut ini literatur dari penelitian-penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan :

a. Chairunnisa (2011) melakukan penelitian tentang Persepsi Siswa Terhadap Metode Pembelajaran Guru dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia di SMK Al-Hidayah Ciputat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap metode pembelajaran guru dan hasil belajar bahasa Indonesia di SMK Al-Hidayah. Metode penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus Product Moment. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI SMK Al-Hidayah ciputat yang berjumlah 308 siswa dan , Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel persepsi.

b. Imam Setyawan (2012) melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Kontekstual dengan Minat Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VII SMP N 18 Semarang. Penelitian ini

33

bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap pembelajaran kontekstual dengan minat belajar matematika pada siswa kelas VII SMP N 18 Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 18 Semarang. Desain penelitiannya adalah analisis deskriptif korelatif menggunakan rumus Product Moment diperoleh hasil sebesar 0,25 yang berada pada 0,20-0,40 dan taraf signifikan 5% sebesar 0,374 . selain itu pula dapat diketahui bahwa kontribusi metode pembelajaran guru terhadap hasil belajar siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat hanya 6,3% sedangkan 93,7% dipengaruhi oleh faktor lan. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama mengukur variabel tentang Persepsi Siswa

c. Resita Kurnia Dewi (2016) melakukan penelitian tentang Peningkatan Sikap Kedisiplinan Dalam Pembelajaran PKn Menggunakan Model Paradigma Pedagogi Reflektif Bagi Siswa Kelas III SDN Kledokan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan mengetahui pelaksanaan pembelajaran model pedagogi reflektif untuk meningkatakan sikap kedisiplinan dalam pembelajaran PKn serta meningkatkan dan mengetahui peningkatan sikap kedisiplinan pada pelajaran PKn menggunakan model Paradigma Pedagogi Reflektif. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas . Subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN Kledokan Tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 31 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap kedisiplinan siswa meningkat menggunakan model Paradigma Pedagogi Reflektif. Peningkatan sikap kedisiplinan siswa pada kondisi awal nilai rata-ratanya adalah 71,32 dengan presentase jumlah siswa kedisiplinan minimal

34

cukup 64,51% (rendah) dengan rata-rata nilai sikap adalah 83,52 dengan presentase jumlah siswa kedisiplinan minimal cukup 93,55% (sangat tinggi). Persamaan dengan penelitian ini adalah sama menggunakan variabel mengenai sikap.

Ketiga hasil penelitian diatas relevan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang relevan tersebut memiliki persepsi tentang metode pembelajaran guru dan hasil belajar bahasa indonesia dan Imam melakukan penelitain mengenai persepsi tentang model pembelajaran kontekstual mata pelajaran matematika pengalaman guru dan fasilitas belajar. Perbedaan penelitian yang relevan pada variabel sikap yang dilakukan oleh Resita adalah sikap kedisiplinan mengenai mata pelajaran PKn. Peneliti mengembangkan sebuah penelitian baru yang berjudul Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn di SD Negeri Tegalrejo 2.

35 2.2.1 Literatur Map

Gambar 2.1. Bagan Hasil Penelitian Yang Relevan

Menunjukkan skema tentang tiga penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain yang memiliki relevansi dengan penelitian peneliti. Ketiga peneliti tersebut sama-sama meneliti tentang persepsi siswa dan sikap siswa. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menambahkan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), Penelitian ini berjudul “Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn di SD Negeri Tegalrejo 2. Imam Setyawan (2012) Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Kontekstual dengan Minat Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VII SMP N 18 Semarang

Persepsi Siswa dan Sikap Siswa

Penelitian yang akan diteliti :

Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn di SD Negeri Tegalrejo 2.

Chairunnisa (2011) Persepsi Siswa Terhadap Metode Pembelajaran Guru dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia di SMK Al-Hidayah Ciputat

Resita Kurnia Dewi (2016) Peningkatan Sikap Kedisiplinan Dalam Pembelajaran PKn Menggunakan Model Paradigma Pedagogi Reflektif Bagi Siswa Kelas III SDN Kledokan

36 2.3 Kerangka Berpikir

Pembelajaran PKn di SD Negeri Tegalrejo 2 yang pada dasarnya banyak guru yang hanya memberikan metode ceramah kepada siswa. Mengakibatkan persepsi siswa pada model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif menjadi asing dan kurang dimengerti bagi siswa begitupun sikap siswa terhadap Pkn kurang diminati terlebih mengenai materi yang terkandung dalam PKn yaitu cinta lingkungan menjadi kurang baik. Rendahnya sikap siswa terhadap cinta lingkungan dilihat dari kurang tertariknya siswa menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah dan sikap yang ditunjukan. Hal ini membuat pelajaran PKn hanya untuk kognitif belum adanya refleksi dan aksi dalam pembelajaran dan siswa kurang menerapkan cinta lingkungan dan ditunjukkan pula dengan sikap siswa.

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa stimulus diterima oleh alat indera, yaitu yang dimaksud dengan penginderaan, dan melalui proses penginderaan tersebut stumulus itu menjadi sesuatu yang bearti. Kegiatan proses pembelajaran di dalam kelas anak akan belajar melalui penginderaan, serta akan menerima apa yang telah dipahami dan dipelajari. Persepsi merupakan suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan di dalam ingatan) untuk mendektasi atau meperoleh dan mengiterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung Persepsi merupakan

37

cara pandang seseorang. Setiap siswa mempunyai cara pandang yang berbeda-beda mengenai memahami suatu objek yang diketahui.

Sikap dapat masuk dalam berbagai aspek kehidupan dan sikap memegang peranan penting dalam mencapai suatu tujuan. Sikap berkaitan dengan objek yang dihadapi. Sikap seseorang terhadap objek tertentu akan tercermin dari perilaku yang muncul. Perilaku merupakan reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Oleh karena itu, sikap selalu berkaitan dengan perilaku seseorang serta mengetahui sikap seseorang dapat menduga bagaimana respons atau perilaku yang akan diambil oleh orang yang bersangkutan, terhadap sesuatu masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya. Jadi, dengan mengetahui sikap seseorang, orang akan mendapatkan gambaran kemungkinan perilaku yang timbul dari orang yang bersangkutan. Persepsi dan sikap siswa dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diharapkan dapat melihat apakah ada hubungan saat menggunakan pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Sikap dan persepsi ini sangat penting untuk ditingkatkan sejak dini agar siswa menjadi lebih berprestasi dan terampil. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) membantu siswa meningkatkan prestasi siswa melalui pengalaman yang dilanjutkan lewat refleksi kemudian diaplikasikan melalui aksi. Dalam pembelajaran PPR ini siswa diajarkan untuk terampil dalam berproses dan pada akhirnya akan melakukan aksi. Banyak orang mengusahakan menggunakan pembelajaran yang inovatif dalam rangka untuk mempengaruhi sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn, lebih baik jika dapat meningkatkan prestasi siswa. Maka dalam

38

penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi dan sikap siswa terhadap pembelajaran yang digunakan.

Kelebihan dari pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yaitu murah meriah yang dimaksud adalah saat implementasi PPR diintegrasikan dengan bidang studi yang diajarkan, dapat digunakan di segala kurikulum artinya PPR dapat diterapkan pada semua kurikulum termasuk KTSP 2006 dan Kurikulum 2013. Cepat terlihat hasilnya adalah saat sekolah menerapkan PPR dalam jangka waktu satu tahun guru dan siswa sudah terlihat akrab satu sama lain, saling membantu dalam belajar, dan mau menghargai satu dengan yang lain. Sehingga memudahkan guru dalam pengelolaan kelas.

Berdasarkan hal-hal tersebut diharapkan penggunaan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dapat mengetahui hubungan antara persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn bertema nilai cinta lingkungan kepada siswa kelas II SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta.

Dokumen terkait