Penelitian mengenai Pedagogical Contet Knowledge (PCK) telah di lakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti. Adapun penelitian mengenai PCK yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Penelitian Giarti (2016) dengan judul Pengembangan Modul Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Berbasis Andragogi
49
Berbantuan CSM MOODLE, menyimpulkan bahwa pengembangan modul pelatihan dapat meningkatkan kompetensi guru, hal ini terlihat pada meningkatnya nilai peserta sebelum pelatihan (pre-test) dibandingkan dengan setelah pelatihan (post-test) dengan nilai kompetensi hasil pelatihan peseta mencapai 65 (pre-test) dan 81 (post-test). Selain itu, pelatihan yang efektif adalah pelatihan yang dapat mengembangkan modul pelatihan dengan baik.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Budiyono dkk (2014: 7) tentang Pengembangan Bahan Pelatihan Desain Sistem Pembelajaran Bagi Guru Bahasa Indonesia SMA menunjukkan hasil bahwa Bahan Pelatihan DSPGBI-SMA dapat memandu guru secara efektif dalam pembuatan produk DSP yang dapat diterapkan di kelas. Hal itu terlihat dari adanya perningkatan kualitas portofolio DSP yang dihasilkan guru setelah menggunakan modul. Sehingga, melalui modul pelatihan yang diberikan kepada guru dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan pada akhirnya juga akan meningkatkan kompetensi profesional.
50
Penelitian Sumarah (2017) dengan judul Pengembangan Modul Pelatihan Model Pembelajaran Van Hiele Dalam Konteks Pendidikan Karakter Guru SD menunjukkan hasil bahwa kualitas modul yang dihasilkan mendapatkan nilai rata-rata dari para validator sebesar 3.34 (dari total nilai 4) yang berarti baik, sehingga layak untukdipublikasikan. Hasil ujicoba modul kepada 9 guru SD juga menegaskan jika modul tersebut membantu mereka memahami model pembelajaran van Hiele. Maka, dapat disimpulkan bahwa modul pelatihan sangat membantu guru didalam memahami materi tertentu.
Penelitian Resbiantoro (2015) dengan judul Pengembangan Modul Pedagogical Content Knowledge Fisika Pada Materi Hukum Gravitasi Newton Untuk SMA Kelas XI, menyimpulkan bahwa modul pedagogical content knowledge (PCK) pada materi hukum gravitasi Newton yang dikembangkan layak digunakan oleh guru dan calon guru untuk menunjang proses pembelajaran ditinjau dari komponen isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan. Modul ini memberikan alternatif referensi untuk guru dan calon guru dalam melaksanakan
51
pembelajaran. Modul ini juga bisa menjadi acuan untuk pengembangan modul pada pokok bahasan lain.
Penelitian Susilowati (2015) dengan judul Analisis PCK Guru IPA SMP Kelas VIII Dalam Implementasi Kurikulum 2013, menyimpulkan bahwa dalam merencanakan pembelajaran, guru IPA menggunakan RPP yang sudah disusun dari MGMP dan disesuaikan lagi dengan waktu tiap sekolah. Guru sudah mengembangkan kreatifitasnya dalam proses pembelajaran. Aspek kreatifitas yang muncul antara lain visualisasi dan relating. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan pendekatan sainstifik, dan sudah menuntun siswa untuk mencari tahu, tetapi tahap identifikasi masalah belum di munculkan. Keterpaduan IPA sudah dimunculkan tetapi masih terkendala dengan faktor pemguasaan ilmu sesuai dengan latar belakang keilmuan guru.
Penelitian Margiyono (2011) dengan judul Deskripsi PCK Guru Pada Bahasan Tentang Bilangan Rasional, menyimpulkan bahwa keunikan materi bilangan rasional merupakan tantangan bagi guru dan guru wajib memiliki kompetensi pedagogik dan profesioanl untuk menghadirkan pembelajaran yang dapat
52
mencapai tujuan yang di harapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sisi pedagogical content guru menguasai kurikulum, guru menyadari bahwa materi ini sulit diterima siswa, namun demikian masih kesulitan merencanakan dan melaksanakan pembelajarannya. Content knowledge guru tidak terbedakan berdasarkan kualifikasi akademik tetapi penguasaan guru tentang bilangan rasional tidak sejalan dengan hasil belajar siswa. Kompetensi pedagogik yang masih belum optimal adalah penguasaan tentang mengajar dan pemahaman tentang kebutuhan siswa. Guru masih belum menggunakan metode-metode pembelajaran yang dapat lebih memotivasi siswa belajar bilangan rasional dan penguasaan materi prasayarat yang lemah oleh siswa belum menjadi perhatian guru. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu guru matematika mengevaluasi pembelajaran sebagai bagian dari upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan, penelitian yang di lakukan sebelumnya mengenai PCK, penelitian ini berbeda dengan penelitian yang di lakukan oleh Susilowati dan Margiyono mendeskripsikan PCK yang dimiliki guru dan calon guru. Berikutnya,
Penelitian-53
penelitian tersebut sangat berbeda dengan penelitian yang di lakukan oleh Resbiantoro yang mengembangakan Modul PCK pada matapelajaran Fisika. Sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Giarti, Budiyono dan Sumarah mengenai penelitian pengembangan modul pelatihan. Penelitian tersebut hampir sejalan dengan penelitan ini, dimana peneliti akan mengembangkan modul pedagogical content knowledge dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru matematika Sekolah Menengah Pertama. PCK merupakan pengetahuan yang harus dipahami oleh seorang guru, dimana guru harus mampu mempadukan pengetahuan konten dan pengetahuan pedagogik dalam pembelajaran untuk menciptakan pengetahuan baru. 2.7 Kerangka Berpikir Penelitian
Potensi yang dimiliki guru matematika SMP di Kota Salatiga yaitu memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum Sarjana (S1) program studi matematika, sehingga guru-guru tersebut sudah memiliki pengetahuan yang kuat terkait materi matematika. Tetapi, pada kenyataannya guru-guru tersebut masih memiliki praktik mengajar yang kurang. Tidak semua
54
materi matematika dapat diajarkan kepada siswa menggunakan metode yang sama karena, setiap materi memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pemahaman guru terkait Pedagogical Content Knowledge (PCK) juga masih kurang. Padahal Pedagogical Content Knowledge (PCK) merupakan pengetahuan dan elemen penting yang mutlak harus dikuasai oleh guru dalam rangka meningkatkan kualitas guru. Oleh karena itu, akan di kembangkan modul pelatihan PCK dalam meningkatkan kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik guru. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model Sugiyono dengan mengambil sampai enam tahapan. Di mulai dari adanya masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain dan uji coba produk terbatas. Berikut bagan kerangka penelitian ini.
55