• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Penelitian Sa’dun Akbar, I Wayan Sutama, Pujianto (2010) dengan judul “Pengembangan Model Pembelajaran Tematik untuk Kelas 1 dan Kelas 2 Sekolah Dasar”. Secara umum penelitian ini dapat menghasilkan model-

model pembelajaran tematik yang layak dan valid dengan tingkat validitas yang bervariasi, dapatd iterapkan dalam praktik pembelajaran sehari-hari di kelas, dan efektif dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditargetkan.

2. Penelitian Agustiningsih (2015) dengan judul “Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Berbasis Pada Pendekatan Scientific Mengacu Pada Kurikulum 2013 Untuk Kelas Tinggi Sekolah Dasar”. Penelitian ini menunjukkan kualitas perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran tematik berbasis pada pendekatan scientific untuk kelas tinggi Sekolah Dasar yang dikembangkan adalah memiliki kualitas baik dan telah memenuhi kelayakan sebagai perangkat pembelajaran dalam rangka mendukung penerapan kurikulum 2013. Penerapan Perangka Pembelajaran pendekatan scientific IPA ini juga efektif menunjang kegiatan belajar mengajar IPA pada pokok bahasan sistem pernapasan pada manusia.

3. Penelitian Fatchurrohman (2015) dengan judul “Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Integratif Eksternal dan Internal di Madrasah Ibtidaiyah”. Berdasarkan penelitian ini menunjukkan hasil guru merasa nyaman dan cocok mengajar dengan model tersebut karena tidak harus melakukan pergantian jam pelajaran dari tema biasa ke pembelajaran PAI. Peserta didik juga terlihat senang mengikuti pembelajaran tersebut dan dari hasil evaluasinya menunjukkan hasil yang baik.

4. Penelitian Asep Herry Hermawan (2015) dengan judul “Pengembangan Model Pembelajaran Tematik di Kelas Awal Sekolah Dasar”. Dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa guru memberikan respon positif dan hasil juga menyatakan bahwa model ini layak digunakan dalam pembelajaran.

5. Penelitian Jamaluddin (2015) dengan judul “Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Terpadu Kontekstual Bagi Anak Usia Dini di Taman Kanak –Kanak Kelompok B”. Dalam penelitian ini menunjukkan hasil model dapat mendorong anak mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan

(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Guru juga memberikan respon positif dan menunjukan presentase kefektifan mencapai ≥90%.

6. Penelitian Anita Eka Sari, H.M Asrori, Dede Suratman (2014) dengan judul “Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Melalui Media Adobe Flash di Kelas III SD Islam Al Azhar 21 Pontianak”. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa perilaku belajar yang ditunjukkan oleh peserta didik dalam pembelajaran tematik sudah baik, dimana peserta didik menunjukkan sikap semangat, aktif, antusias, kemandirian dalam be;ajar, percaya diri, mampu bekerjasama dan bertanggung jawab dalam seluruh kegiatan pembelajaran. Di samping itu, perolehan belajar peserta didik yang ditunjukkan oleh peserta didik dalam pembelajaran tematik sudah sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan peserta didik menggunakan kemampuan pengetahuaanya berupa fakta, konsep, prinsip, dan prosedur dalam menyelesaikan tugas – tugas belajar yang ada.

7. Penelitian Pidtajeng (2009) dengan judul “Peningkatan Kerja Ilmiah Siswa Kelas II SD Dengan Pengembangan Pembelajaran Tematik”. Penenelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa pengembangan pembelajaran tematik dapat meningkatkan kemampuan kerja ilmiah siswa dari peringkat kurang menjadi baik. Peningkatan kemampuan kerja ilmiah sangat mungkin dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

8. Penelitian Isniatun Munawaroh (2014) dengan judul “Pengembangan Model Pembelajaran Tematik untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis siswa SD Kelas Rendah”. Hasil validasi menunjukanmodel cukup valid dengan tingkat presentase 95%, dilihat dari kenaikan skor nilai pre-test terhadap skor nilai post-test. Hasil tersebut menyatakan bahwa model pembelajaran tematik telah valid dan layak digunakan dalam pembelajaran.

9. Research of Alif Mudiono, Muhana Gipayana, Suhel Madyono (2016), entitled “Developing of Integrated Thematic Learning Model through Scientific Approaching with Discovery Learning Technique in Elementary School”. The conclusion of this study covered several

matters. In the small scale teacher was comprehended the necessary of developing the model of integrated thematic learning using scientific approaching with discovery learning technique in IV (four) grade of elementary school. Besides, teacher built the interaction with students attained to implement of collaboration or approval each other, so the learning activity could be interesting and impressing and created the student could think critical and creative to receive something.

10.Research of Yeng-Tin Ling, Min Jou (2013), entitled “Development of an Integrated Learning Environment with Knowledge Management for Cultivating Student Critical Thinking Skills”. The conclusion of this study covered several matters. Students now enjoy extremly accessible information, and become increasingly prone to rapid brwosing or skimming of information and the future direction of this study would be apply approriate web applications in strengtheninh the proposed learning environment for various subjects, diciplines and educational pedagogies. 2.7Kerangka Pikir

Kurikulum 2013 menghendaki pembelajaran di SD/MI menggunakan pendekatan tema integratif, dimana pembelajaran tematik integratif menjadi sebuah kebutuhan bagi siswa sekolah dasar/ madrasah intidaiyah saat ini. Pendekatan tematik integratif dalam kurikulum 2013 ini bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia secara utuh, terpadu, dan, seimbang, seimbang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada setiap satuan pendidikan. Dalam implementasi kutikulum 2013 diharapkan siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, menganalisis, dan mempersonalisasikan nilai – nilai karakter serta akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari – hari.

Pembelajaran yang diikuti oleh siswa terkadang tidak sesuai dengan keadaan atau situasi dunia nyata siswa, sehingga siswa tidak bisa menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya ke dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan pekerja. Dengan menggunakan

pendekatan CTL di dalam pembelajaran, siswa dapat mengimplementasikan ilmu atau pengetahuan yang diperoleh di kehidupan nyata siswa serta dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran. 2.8Model hipotetik

Untuk mencapai tujuan tertentu maka harus melewati suatu prosedur atau langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah Desain pembelajaran Tematik Integratif menggunakan model pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang pertama adalah memilih tema. Pada tahap memilih tema dilakukan pengembangan sub tema yang dipadukan dengan lingkungan sekitar sehingga sub tema yang dikembangkan sesuai dengan model pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pada tahap mengembangkan sub tema dihasilkan produk berupa jaringan sub-sub tema. Langkah kedua melakukan analisis SKL, KI, KD dan membuat Indikator menghasilkan produk berupa tabel analisis SKL, KI, KD dan membuat Indikator. Langkah ketiga membuat hubungan pemetaan antara KD dan indikator menghasilkan tabel keterhubungan KD dan indikator. Langkah keempat membuat jaringan KD. Pada tahap ini selain mengembangkan jaringan KD juga mengembangkan jaringan indikator yang akhirnya menghasilkan produk jaringan KD dan Indikator. Langkah kelima yaitu menyusun silabus yang menghasilkan silabus, dan langkah terakhir menyusun RPP yang menghasilkan RPP. Pada langkah penyusunan RPP terdapat tahap untuk mengembangkan materi, sehingga perlu dilakukan pengembangan materi. Materi yang dikembangkan disusun dalam Buku Siswa sehingga perlu melakukan penyusunan Buku siswa.

Tujuan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebagai pedoman bagi guru dalam merancang dan mengembangkan pembelajaran Tematik Integratif yang digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran sehingga berdampak pada kompetensi Hasil Belajar.

Berdasarkan diskripsi di atas model desain pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) diwujudkan dalam gambar 2.3 berikut

Gambar 2.3 Model Desain Pembelajaran Tematik integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Contextual Teaching and Learning (CTL) Memilih Tema Mengembangkan Subtema Melakukan analisis SKL, KI, KD dan membuat indikator Membuat hubungan pemetaan antara KD dan indikator dengan tema

Membuat jaringan KD

Menyusun silabus

Menyusun RPP

Menyusun Buku Siswa

Tabel analisis SKL, KI, KD dan membuat indikator Tabel keterhubungan KD dan indikator dengan subtema Jaringan KD dan indikator Silabus RPP

Menyusun Buku Siswa

Pedoman bagi guru dalam merancang dan mengembangkan pembelajaran Tematik

Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL).

Kompetensi Hasil Belajar

Tahap Mengidentifikasi

Tahap Mengembangkan

Dokumen terkait