• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Hema Christy Efitasari (2013) dengan judul “Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan (Financial

38

Statement Fraud) dengan Menggunakan Beneish Ratio Index pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011”. Adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui persentase perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2011 yang tergolong manipulator dan mengetahui persentase perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2011 yang tergolong non manipulator. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Beneish Ratio Index. Hasil pengujian didapat bahwa 3 perusahaan atau 4,48% perusahaan sampel tergolong Manipulators, 44 perusahaan atau 65,67% perusahaan sampel tergolong Non Manipulators, dan 20 perusahaan atau 29,85% perusahaan sampel tergolong Grey atau Grey Company.

Persamaan antara penelitian relevan dengan penelitian ini adalah penggunaan Beneish Ratio Index, sedangkan perbedaannya terletak pada objek penelitian dan periode yang digunakan pada penelitian.

2. Penelitian yang berjudul “Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan dalam Perspektif Fraud Triangle (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011)” yang ditulis oleh Atia Rahma Nabila (2013). Adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai efektivitas dari fraud triangle dalam mendeteksi kecurangan

39

laporan keuangan. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah tekanan, kesempatan dan rasionalisasi yang mana dibutuhkan variabel dengan proksi-proksi tertentu untuk mengukurnya antara lain financial stability pressure yang diproksikan dengan ACHANGE, financial targets yang diproksikan dengan ROA, personal financial need yang diproksikan dengan OSHIP, external pressure yang diproksikan dengan FREEC dan effective monitoring yang diproksikan dengan IND. Hasil pengujian didapat bahwa financial stability pressure yang diproksikan dengan ACHANGE, financial targets yang diproksikan dengan ROA dan external pressure yang diproksikan dengan FREEC berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Sementara itu, personal financial need yang diproksikan dengan OSHIP, dan effective monitoring yang diproksikan dengan IND tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.

Persamaan antara penelitian relevan dengan penelitian ini adalah mendeteksi kecurangan laporan keuangan pada perusahaan yang go publik, sedangkan perbedaannya terletak pada variabel pengukuran yang digunakan, periode penelitian dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memprediksi kecurangan laporan keuangan menggunakan Beneish Ratio Index.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Martantya Maudy Rahmanti (2013) dengan judul “Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan melalui

40

Faktor Risiko Tekanan dan Peluang (Studi Kasus pada Perusahaan yang Mendapat Sanksi dari Bapepam Periode 2002 – 2006)”. Adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang efektivitas dari fraud triangle yaitu tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah tekanan yang terdiri dari stabilitas keuangan yang diproksi dengan tingkat pertumbuhan aset (AGROW), tekanan eksternal yang diproksi dengan leverage (LEV), kepemilikan manajerial yang diproksi dengan ada tidaknya kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP), dan target keuangan yang diproksi dengan return on asset (ROA); dan peluang yang terdiri dari efektivitas pengawasan yang diproksi dengan proporsi komisaris independen (IND). Hasil pengujian didapat bahwa stabilitas keuangan yang diproksi dengan tingkat pertumbuhan aset dan target keuangan yang diproksi dengan ROA berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan kecurangan laporan keuangan. Sedangkan tekanan eksternal, kepemilikan manajerial, dan efektivitas pengawasan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan kecurangan laporan keuangan; dan ukuran perusahaan tidak dapat dijadikan variabel pengendali dalam penelitian ini.

Persamaan antara penelitian relevan dengan penelitian ini adalah mendeteksi kecurangan laporan keuangan pada perusahaan yang go publik, sedangkan perbedaannya terletak pada objek

41

penelitian, periode penelitian, variabel pengukuran yang digunakan dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memprediksi kecurangan laporan keuangan menggunakan Beneish Ratio Index.

4. Penelitian yang berjudul “Analisis Beneish Ratio Index untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2014” yang ditulis oleh Astrid Zulfa Darmawan (2016). Adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui persentase objek perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2014 yang termasuk manipulator dan mengetahui persentase objek perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2014 yang termasuk non manipulator. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Beneish Ratio Index. Hasil pengujian didapat bahwa 4 perusahaan atau 4,6% tergolong manipulator; 57 perusahaan atau 64,8% tergolong non manipulator; sebanyak 30,7% perusahaan tidak tergolong manipulator atau non manipulator; dan 4 perusahaan atau 4,5% melebihi indeks paramater DSRI.

Persamaan antara penelitian relevan dengan penelitian ini adalah penggunaan variabel Beneish Ratio Index, sedangkan perbedaannya adalah objek penelitian dan periode yang digunakan pada penelitian.

42 C. Kerangka Berpikir

Kecurangan merupakan tindakan yang tidak dapat dihindari selama masih terdapat banyaknya peluang, tekanan, dan rasionalisasi. Adanya motif untuk memberikan citra yang baik bagi perusahaan agar mendapatkan pandangan positif di mata publik, menjadi salah satu penyebab dilakukannya suatu tindakan manipulasi laporan keuangan. Namun, apabila ditelaah lebih jauh, kecurangan laporan keuangan tersebut memberikan kerugian bagi pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu, untuk menanggulangi kecurangan yang dilakukan pelaku bisnis, para pengguna laporan keuangan dapat menganalisis apakah laporan keuangan tersebut telah dimanipulasi atau tidak.

Pendeteksian kecurangan laporan keuangan penting untuk dilakukan guna mencegah tindak kecurangan yang dilakukan para pelaku bisnis dan menghindarkan para pengguna laporan keuangan dari kerugian. Salah satu upaya untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan yaitu dengan menggunakan teknik analisis laporan keuangan. Penggunaan teknik ini diharapkan dapat memberikan suatu dasar yang logis dalam menentukan area-area mana yang perlu menjadi fokus perhatian dan menunjukkan indikasi adanya kecurangan laporan keuangan (Kartikasari dan Irianto, 2010). Sehubungan dengan metode analisis untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan, maka penelitian ini menggunakan indeks rasio yang diprakarsai oleh Beneish yang meliputi Days Sales In Receivables Index (DSRI), Gross Margin Index (GMI), Asset Quality

43

Index (AQI), Sales Growth Index (SGI), Depreciation Index (DEPI), Sales General and Administrative Expenses Index (SGAI), Leverage Index (LVGI) dan Total Accruals To Total Assets Index (TATA), sehingga dengan menggunakan indeks rasio tersebut dapat digolongkan manakah perusahaan yang termasuk manipulator, non manipulator dan grey company.

Rasio-rasio indeks yang dikembangkan oleh Beneish membuktikan adanya hubungan antara manipulasi laba dengan rasio-rasio tersebut. Sebanyak 76% dari perusahaan sampel yang diindentifikasi oleh Beneish menggunakan rasio-rasio indeks yang ia kembangkan, terbukti bahwa perusahaan-perusahaan tersebut melakukan manipulasi terhadap laporan keuangannya. Beneish menjelaskan bahwa indikasi manipulasi laporan keuangan ditunjukkan oleh adanya peningkatan drastis pada piutang, memburuknya gross margin, penurunan aset, serta pertumbuhan penjualan (Annisa, 2017). Penggunaan indeks rasio Beneish akan mengidentifikasi perusahaan publik yang tergolong manipulator, non manipulator dan grey company.

Perusahaan yang termasuk ke dalam kriteria manipulator, non manipulator dan grey company dapat dideteksi dengan melakukan perhitungan indeks rasio, membandingkan indeks hitung dengan indeks parameter, menggolongkan perusahaan sesuai dengan kriteria dan menghitung jumlah persentase dari perusahan publik. Penghitungan indeks rasio dilakukan dengan menggunakan data yang ada di laporan keuangan

44

kemudian diaplikasikan ke dalam formula pada masing-masing indeks rasio. Hasil dari indeks hitung kemudian akan dibandingkan dengan indeks parameter yang diprediksi oleh Beneish. Apabila didapatkan ≥ 3 indeks hitung yang sesuai dengan indeks parameter yang menyatakan manipulators, maka digolongkan ke dalam perusahaan manipulators. Jika diperoleh hasil yang menyatakan ≥ 3 indeks hitung yang sesuai dengan indeks parameter yang menyatakan non manipulators, maka digolongkan ke dalam perusahaan non manipulators. Apabila hasil menunjukkan terdapat ≥ 3 (tiga) indeks hitung yang sesuai dengan indeks parameter yang menyatakan grey, dan indeks hitung yang tidak memenuhi 2 (dua) kriteria penggolongan manipulators dan non manipulators maka digolongkan ke dalam perusahaan grey (grey company).

Dokumen terkait