• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian mengenai minat mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Batusangkar terhadap profesi da’i. Berdasarkan eksplorasi penulis, ditemukan beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Aziz Nur Ihsan tentang minat mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Wali Songo Semarang terhadap profesi Da’i. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Sumber data penelitiannya yaitu sumber data primer yang didapat melalui sumber utama yaitu institusi terkait dengan Jurusan KPI.

Teknik analisis data meliputi: (1) Reduksi data. (2) Penyajian data. (3) Penyimpulan.. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana minat mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi terhadap untuk menjadi da’i profesional.

Korelasi antara penelitian penulis dengan penelitian ini adalah sama-sama menilik pada tiga aspek. Aspek kognisi ditemukan sebagian besar informan tidak berminat terhadap profesi da’i. Hal ini dikarenakan ketakutan akan hilangnya keikhlasan dalam dakwah. Yang ke dua aspek kemanfaatan dan nilai positif dakwah. Dalam proses belajar memiliki motif untuk meperkaya ilmu pengetahuan dakwah tuntutan kewajiban dan mendapat nilai. Dalam belajar, mahasiswa memiliki kendala yaitu, kurang percaya diri,membagi waktu, referensi kurang. Ke tiga aspek konasi mahasiswa aktif dalam memenuhi minatnya melalui organisasi, pelatihan, perlombaan, dan partisipasi dalam kegiatan jurnalistik dan broadcasting. . Dimana pada penelitian ini disebutkan bahwa aspek emosinya adalah, pada dasarnya mahasiswa menunjukkan minat yang tinggi terhadap dunia dakwah. Akan tetapi ketika mendengar kata profesi, minat tersebut tampak menurun. Ketertarikan itu karena kewajiban, pahala, kebanggaan, membantu menjaga diri, untuk mewujudkan masyarakat lebih baik, merupakan profesi yang sangat bermanfaat dan bermakna, serta mendapatkan pengalaman dan ilmu. Sedangkan ketidak tertarikan disebabkan oleh terlalu formal untuk kewajiban setiap umat, ketergantungan profesi bisa merusak nilai ikhlas dalam dakwah, kurang

percaya diri, tanggung jawab yang besar, dan yang utama adalah karena da’i bukan profesi.

Adapun perbedaan antara penelitian yang akan penulis lakukan dengan penelitian ini adalah penelitian yang akan peneliti lakukan lebih menekankan kepada aspek emosi dari mahasiswa terhadap profesi dakwah, yang mana dalam observasi awal penulis menemukan bahwa mahasiswa jurusan KPI IAIN Batusangkar, memang sangat kurang tertarik untuk menjadi seorang da’i.

2. Penelitian yang dilakukan oleh putriany dkk dengan judul “pengaruh kompetensi terhadap minat mahasiswa IAIN BONE dalam mengikuti kegiatan dakwah”. Penelitian tersebut membahas tentang pengaruh kompetensi dan popularitas dai terhadap minat mahasiswa IAIN Bone dalam mengikuti kegiatan dakwah, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kompetensi dai (x1) dan popularitas dai (x2), secara parsial dan simultan terhadap minat mahasiswa IAIN Bone dalam mengikuti kegiatan dakwah (y). Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif ( survei) denagn pendekatan secara metodologis (positivistik-kuantitatif) dan keilmuan (dakwah dan komunikasi).populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa IAIN Bone, khusunya di Fakultas Dakwah dan Ushuluddin angakatan 2018 dan 2019, sebanyak 293 orang dengan sampel 169 orang menggunakan teknik simple random sampling.

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan secara alamiah sesuai dengan kondisi yang terjadi dilapangan tanpa adanya rekayasa. Penelitian deskriptif kualitatif memiliki tujuan untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisa, dan menginterpretasikan suatu keadaan yang sekarang sedang terjadi dengan sebenarnya. Dapat dikatakan bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan yang ada. Menurut Sugiyono (2013: 9) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafah postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang ilmiah.

Menurut Bog dan dan Taylor dalam Moleong (2006: 4) mendefenisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati. Menurut Moleong (2006: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Tujuan penelitan deskriptif ini untuk memberikan gambaran, mendeskripsikan, dan mengungkapkan gambaran dengan melihat minat jurusan KPI terhadap profesi Da’i.

B. Latar dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian peneliti terletak di Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar yang dimulai sejak bulan Mei 2020 sampai selesai.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen kunci penelitian adalah peneliti sendiri. Menurut Sugiyono (2013: 22) instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun setelah fokusnya jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti mengungkap data secara lebih mendalam menggunakan pedoman wawancara dan panduan studi dokumen, camera phone dan alat perekam suara.

D. Sumber Data

Sumber data yang peneliti gunakan disini adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yang berasal dari observasi dan juga wawancara, dalam penelitian ini data primer diperoleh peneliti dari Minat Mahasiswa KPI Angkatan 2017 Broadcasting dan Jurnalis sebanyak 53 orang dengan informan sebanyak 10 orang dalam berdakwah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif lebih menekankan pada jenis teknik observasi, dokumentasi dan wawancara.

1. Observasi

Gall dkk (2003: 254) observasi sebagai salah satu metode pengumpulan data dengan cara mengamati perilaku dan lingkungan (sosial dan atau material) individu yang sedang diamati. Gibson, R.L. & mitchell.

M.H (1995: 260) memandang observasi sebagai teknik yang bisa dimanfaatkan untuk memilah-milah derajat dalam membuat koklusi tentang orang lain, meskipun diakui bahwa pengunaan observasi juga perlu dilengkapi dengan metode lain dalam penilaian manusia (Anwar Sutoyo, 2009: 73).

Adapun observasi dilakukan melalui pengamatan secara langsung untuk memperoleh data berkaitan dengan Minat Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Batusangkar Terhadap Profesi Da’I.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara bertanya secara langsung kepada informan. Melalui wawancara, peneliti akan mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan peneliti mampu terus menggali informasi dari informan tersebut sampai si peneliti merasa data yang diperlukan cukup. Penelitian ini, menggunakan teknik wawancara mendalam atauin-depth interview. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh informasi dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka langsung antara peneliti dengan informan. Sedangkan teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara semistruktur yakni campuran antara wawancara berstruktur dan tidak berstruktur. Hal ini bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada narasumber dalam menjawab pertanyaan yang diberikan namun tetap terarah pada hal yang berkaitan dengan Minat Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Komunikasi Penyiaran Islam di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Batusangkar Terhadap Profesi Da’i.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data yang diperoleh dalam bentuk tulisan, buku, arsip, gambar maupun dokumen perusahaan ataupun dokumen resmi yang berkaitan dengan penelitian. Dokumentasi merupakan instrumen pendukung yang mampu mendukung data maupun hasil penelitian. Teknik documenter disebut juga teknik dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data penelitian melalui sejumlah dokumen (informasi yang didokumentasikan) berupa dokumen tertulis maupun dokumen terekam. Adapun teknik dokumenter dilakukan melalui pengambilan dokumen berupa photo.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2013: 245) analisa data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum peneliti memasuki lapangan, selama peneliti berada di lapangan, dan setelah peneliti berada di lapangan. Dikatakan juga bahwa analisa data sebelum memasuki lapangan dilakukan terhadap data hasil studi

pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.

Sedangkan Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013: 246), aktivitas analisis data yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/ verification.

1. Reduksi data

Disini peneliti mengumpulkan, merangkum, memilih informasi-informasi yang pokok, memfokuskan pada informasi-informasi yang penting, dicari tema dan polanya. Peneliti melakukan pengumpulan data di lapangan dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah itu, peneliti melakukan proses reduksi data dengan melakukan terjemahan hasil wawancara ke dalam bentuk tulisan atau transkip maupun menarasikam hasil observasi dan dokumentasi dengan demikian apa yang direduksikan memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap Minat Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Komunikasi Penyiaran Islam di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Batusangkar Terhadap Profesi Da’i.

2. Penyajian data

Penyajian hasil penelitian ini di paparkan deskriptif berdasarkan temuan di lapangan dengan bahasa khas dan pandangan emik informan agar mudah dipahami oleh pembaca. Melakukan interprestasi data yaitu menginterprestasikan apa yang telah diinterprestasi oleh informan terhadap masalah yang diteliti.

3. Penarikan kesimpulan

Pada tahap ini peneliti melakukan interpretasi data sesuai dengan konteks permasalahan dari tujuan peneliti. Dari interprestasi yang dilakukan akan diperoleh kesimpulan dalam jawaban rumusan masalah.

Tahap penarikan kesimpulan ini diharap mampu memberikan hasil penelitian secara keseluruhan.

G. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Dalam Uji keabsahan data peneliti mengggunakan cara triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut William Wiersa dalam Sugiyono (2007: 327) “Triangulation is qualitativecross-validation. It assesses to a sufficiency of the data according to the convergence of multiple data collection procedurs”. Diartikan sabagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu, sehingga triangulasi dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yakni: triangulasi sumber, triangulasi pengumpulan data dan triangulasi waktu.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk pengecekan data lebih dari satu sumber untuk memastikan apakah datanya benar atau tidak. Triangulasi ini dilakukan dengan cara membanding hasil wawancara antar pihak. Hal ini untuk memastikan kebenaran dan ketepatan informasi yang didapat. Hasil ini yang digunakan untuk menganalisis dan menjawab rumusan masalah.

2. Triangulasi Pengumpulan Data

Triangulasi teknik untuk pengecekan data dengan menggunakan berbagai cara secara bergantian untuk memastikan apakah datanya sesuai atau tidak dengan yang sebenarnya.Triangulasi ini dilakukan dengan cara membanding dokumentasi dengan hasil wawancara. Kegiatan ini penting untuk memastikan kebenaran dan ketepatan informasi yang didapat. Hasil ini yang digunakan untuk menganalisis dan menjawab rumusan masalah.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi teknik untuk pengecekan data dengan memeriksa keterangan dari sumber yang sama pada waktu yang berbeda (pagi, siang, sore dan malam). Juga berarti membandingkan penjelasan sumber ketika ia diajak ngobrol berdua dengan peneliti dan saat ia berbicara didepan publik tentang topik yang sama.

Peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik sebagai vasilidatas data, yang mana triangulasi ini bertujuan untuk menguji dan menjamin keabsahan data yang diperoleh dari beberapa sumber tentang data. Sugiyono menjelaskan dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. (Sugiyono: 2013: 241).

36 A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Sejarah Singkat Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Batusangkar

Pada tahun 2012 dilakukan persiapan untuk alih status dari STAIN menjadi IAIN. Beberapa persiapan yang dilakukan adalah pembentukan Panitia Alih Status dan dilanjutkan dengan pembuatan proposal. Dalam proses alih status ini IAIN Batusangkar mendapat banyak dukungan baik secara eksternal maupun internal. Dukungan secara eksternal diberikan oleh Gubernur Sumatera Barat melalui surat Nomor: 01/ REG/ 65 B/ 2012 tanggal 27 April 2012, Ketua DPRD Sumatera Barat dengan surat Nomor 070/ 454/ DPRD-2012 dan Bupati Tanah Datar dengan surat Nomor: 844/

544-kesra/ 2012 tanggal 2 Mei 2012. Dukungan secara internal diberikan oleh dosen, karyawan, mahasiswa dan civitas akademika lainnya.

Penyerahan proposal ke Kementerian Agama dengan nomor agenda 53 pada tanggal 15 Mei 2012 dan dilakukan dengan dukungan baik eksternal maupun internal. Setelah itu, dilakukan presentasi proposal alih status pada tangal 26 September 2013. Pada tanggal 2 s.d 3 April 2014 dilakukan konsinyering proposal alih status. Namun STAIN Batusangkar belum termasuk kategori prioritas untuk alih status tahun 2014.

Pada tanggal 29 September 2015 dilaksanakan harmonisasi draf Peraturan Presiden tentang alih status di Kemenkumham RI antar berbagai kementerian terkait. Selanjutnya hasil harmonisasi dari Kemenkumham dikirimkan ke Menpan-RB untuk persetujuan dan selanjutnya dikirim ke Sekretariat Negara untuk pembuatan Perpres. Setelah melalui proses panjang, akhirnya terbitlah PERPRES Nomor 147 Tahun 2015 tanggal 23 Desember 2015 tentang Perubahan STAIN Batusangkar menjadi IAIN Batusangkar dan diundangkan tanggal 28 Desember 2015. Perubahan

inilah yang berimplikasi terhadap pengembangan kelembagaan di IAIN Batusangkar.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Batusangkar tanggal 8 April 2016, pada pasal 6 dinyatakan bahwa fakultas yang ada di IAIN Batusangkar terdiri dari:

a. Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah b. Fakultas Syariah

c. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dan d. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Pengembangan tiga fakultas (Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah, Fakultas Syariah serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam) merupakan pemecahan dari prodi-prodi yang sebelumnya ada di bawah naungan Jurusan Syariah yang dibagi menjadi:

No Fakultas Jurusan / Prodi

1 Ushuluddin Adab dan Dakwah 1. Ilmu Alquran dan Tafsir

2. Komunikasi dan Penyiaran

2. Hukum dan Ekonomi Syariah 3. Hukum Tata Negara

3 Ekonomi dan Bisnis Islam 1. Perbankan Syariah 2. Ekonomi Syariah 3. Akuntansi Syariah

4. Manajemen Zakat dan Wakaf 5. Manajemen Bisnis Syariah 6. Pariwisata Syariah

7. Manajemen Informatika.

Sementara, Fakultas Tarbiyah dengan jurusannya merupakan pengembangan dari Jurusan Tarbiyah dengan sepuluh program studi yang sebelumnya telah ada di STAIN Batusangkar.

Selanjutnya dalam rangka menggerakkan dan mengembangkan setiap fakultas yang ada di IAIN Batusangkar diperlukan adanya panduan dan pedoman bagi seluruh civitas akademika, dalam rangka pencapaian visi Fakultas, khususnya Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah yaitu:

“Unggul Dalam Kajian Keilmuan Ushuluddin, Adab Dan Dakwah Yang Integratif, Interkonektif, Berkearifan Lokal Dan Bereputasi Global Pada Tahun 2029,” disusunlah Rencana Strategis tahun 2016–2020.

2. Visi, Misi dan TujuanFakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Batusangkar

a. VISI

"Unggul dalam kajian keilmuan ushuluddin, adab dan dakwah yang integratif dan interkonektif, berkearifan lokal dan bereputasi global pada tahun 2029"

b. MISI

1) Menyelenggarakan pengkajian dan pengembangan dalam ilmu ushuluddin, adab dan dakwah yang berbasis riset dan tekhnologi dalam pendidikan dan pembelajaran.

2) Melakukan kajian dan penelitian yang integratif dan interkonektif dalam bidang ushuluddin, adab dan dakwah yang berorientasi pada pengembangan khazanah islam.

3) Menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat bidang ushuluddin, adab dan dakwah yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

4) Melaksanakan kerjasama dan kemitraan dengan lembaga lain dalam dan luar negeri.

c. TUJUAN

1) Menghasilkan sarjana profesional yang memiliki kompentensi keilmuan dalam bidang Ushuluddin, Adab dan Dakwah.

2) Melahirkan penelitian yang kompetitif dalam bidang keagamaan, adat, budaya dan seni yang berkearifan lokal.

3) Tersebarluaskannya hasil riset tentang kajian agama, adat, budaya dan seni bernuansa Islam melalui media massa dan elektronik.

4) Terwujudnya lembaga kajian agama, adat, budaya dan seni bernuansa.

5) Terbangunnya kerjasama dan kemitraan dengan lembaga-lembaga keagamaan, media masa dan elektronik serta lembaga kajian adat, budaya dan seni.

B. Temuan Hasil Penelitian

Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui minat mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Batusangkar untuk menjadi seorang da’i., maka pada bab ini penulis akan memaparkan hasil dari penelitian yang telah penulis lakukan.Pada penelitian ini untuk memperoleh data dengan teknik wawancara dan dokumentasi.

Informan peneliti dalam penelitian ini adalah Mahasiswa KPI Angkatan 2017 Broadcasting dan jurnalistik yang telah mengikuti mata kuliah dakwah dan praktek dakwah sebanyak 53 orang mahasiswa dengan sample 10 informan yang berpengaruh di Broadcasting dan Jurnalis. Pengumpulan data dengan metode wawancara menggunakan pedoman wawancara sebagai panduan untuk menanyakan mengenai aspek yang akan diungkap terkait dengan minat Mahasiswa KPI Angkatan 2017 Broadcasting dan Jurnalis terhadap da’i.

Sebelum penulis menguraikan lebih lanjut, berikut penulis memaparkan terlebih dahulu beberapa pertanyaan penelitian yang terkait dengan minat Mahasiswa KPI Angkatan 2017 Broadcasting dan Jurnalis terhadap da’i.

Berdasarkan subfokus di atas maka dapat diuraikan berdasarkan tabel berikut ini:

Tabel 4. 1

Bagaimana minat mahasiswa KPI untuk menjadi seorang da’i ?

No Pernyataan Informan/

Subjek 1. Bagaimana minat anda untuk menjadi seorang da’i?

a. Saya berminat untuk menjadi da’i, karena menurut saya dari segi bakat, saya memiliki kemampuan untuk menjadi seorang da’i

b. Saya tidak berminat, karena saya lebih berminat di dunia film atau broadcasting.

I, V, VIII

II, III, IV, VI, VII, IX, X 2. Kenapa anda berminat atau tidak untuk menjadi seorang

da’i?

a. Karena untuk menjadi seorang da’i untuk sebuah amalan dari agama islam dan juga sunnah nabi untuk menyebarkan kebaikan atau dakwah

b. Saya kurang berminat untuk menjadi seorang da’i karena saya tidak memiliki wawasan dan keterampilan untuk menjadi seorang da’i itu

I, V, VIII

b. Tidak ada yang memotivasi saya untuk menjadi seorang da’i dan dari diri sendiri pun belum ada muncul dan arijal disitu kami diajarkan cara berdakwah yang baik dan benar

Berdasarkan wawancara pada tabel di atas yang peneliti lakukan terkait dengan Bagaimana minat mahasiswa KPI untuk menjadi seorang da’i.

Peneliti mendapatkan informasi dari mahasiswa jurusan Komunikasi dan penyiaran Islam. Ada beberapa pertanyaan yang peneliti ajukan kepada informan yaitu:

Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana minat mahasiswa KPI angkatan 2017 berminat atau tidak berminat untuk menjadi seorang da’i?

Adapun informasi dari informan dijelaskan sebagai berikut:

Informan I, Vdan VIIImenjelaskan bahwa mereka berminat untuk menjadi seorang da’i karena mereka mempunyai bakat dan keinginan untuk menjadi seorang da’i.

Sedangkan informan II, III, IV, VI, VII, IX, X juga menjelaskan bahwa mereka tidak berminat menjadi seorang da’i karena mereka lebih tertarik di bidang broadcasting dan film.

Berdasarkan data dari informan maka dapat disimpulkan bahwa minat mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk menjadi seorang da’i yaitu kurang berminat, hal ini dikarenakan dari sepuluh informan tujuhmahasiswa jurusan KPI angkatan 2017 menyatakan tidak berminat menjadi seorang da’i. Sedangkan tiga orang informan lainnya yang berminat untuk menjadi seorang da’i.

Adapun pertanyaan selanjutnya yaitu kenapa anda berminat atau tidak berminat untuk menjadi seorang da’i? Berdasarkan wawancara peneliti yang telah peneliti lakukan dengan mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2017, informan menjelaskan sebagai berikut:

Informan I, Vdan VIII menjelaskan bahwa untuk menjadi seorang da’i adalah untuk sebuah amalan dari agama islam dan juga sunnah nabi untuk menyebarkan kebaikan atau dakwah.

Sedangkan informan II, III, IV, V, VI, VII, IX, dan X menjelaskan bahwa karena mereka tidak memiliki wawasan dan keterampilan untuk menjadi seorang da’i itu.

Berdasarkan data dari informan untuk pertanyaan kenapa mereka berminat atau tidak berminat untuk menjadi seorang da’i, maka kesimpulan yang bisa penulis ambil yaitu mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2017 tidak berminat menjadi seorang da’i karena mereka tidak memiliki wawasan dan keterampilan untuk menjadi seorang da’i dan juga karena mereka lebih berminat untuk menjadi jurnalis dan broadcasting.

Selanjutnya pertanyaan terkait siapa yang memotivasi anda untuk berminat menjadi seorang da’i? Berikut informasi yang peneliti dapatkan dari informan :

Informan I, Vdan VIIImenjelaskan bahwa mereka berminat untuk menjadi seorang da’i karena dari diri sendiri pastinya dan juga termotivasi dari penceramah lainnya.

Sedangkan informan II, III, IV, VI, VII juga menjelaskan bahwa mereka tidak berminat menjadi seorang da’i karena tidak ada yang memotivasi mereka untuk menjadi seorang da’i dan tidak ada keinginan dari diri sendiri.

Berdasarkan data dari informan untuk pertanyaan siapa yang memotivasi anda untuk berminat menjadi seorang da’i? maka kesimpulan yang bisa penulis ambil yaitu mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2017 sebagian besar tidak berminat menjadi seorang da’i karena tidak ada yang memotivasi mereka untuk menjadi seorang da’i dan tidak ada keinginan dari diri sendiri untuk menjadi seorang da’i.

Selanjutnya untuk pertanyaan kapan pertama kali muncul minat anda untuk menjadi seorang da’i?Berikut informasi yang peneliti dapatkan dari informan.

Informan I, Vdan VIIImenjelaskan bahwa mereka berminat untuk menjadi seorang da’i dimulai sejak menginjak bangku SMP, ketika saya mengikuti forum annisa dan arijal disitu kami diajarkan cara berdakwah yang baik dan benar.

Sedangkan informan II, III, IV, VI, VII, IX dan X juga menjelaskan bahwa mereka tidak berminat menjadi seorang da’i dari awal kuliah mereka kurang berminat menjadi seorang da’i karena mereka lebih berminat dan tertarik untuk mendalami ilmu di bidang broadcasting dan jurnalis.

Berdasarkan data dari informan untuk pertanyaan kapan pertama kali

Berdasarkan data dari informan untuk pertanyaan kapan pertama kali

Dokumen terkait