• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai sikap sudah pernah dilakukan. Ada dua penelitian

terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Kedua penelitian tersebut akan

diuraikan di bawah ini.

Darsiti pada tahun 1991 menyusun skripsi berjudul Studi Korelasi antara Pengetahuan dan Sikap Bahasa dengan Keterampilan Berbahasa Indonesia Baku dalam Bentuk Ekspresi Tulis Siswa Kelas III SMA Bopkri Se-Kodya Yogyakarta. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk (1) mendeskripsikan kemampuan

pengetahuan kebahasaan siswa kelas III SMA BOPKRI se-Kodya Yogyakarta, (2)

mendeskripsikan tingkat keterampilan menulis siswa kelas III SMA BOPKRI

se-Kodya Yogyakarta, (3) mendeskripsikan sikap bahasa siswa kelas III SMA

BOPKRI se-Kodya Yogyakarta, (4) mendeskripsikan hubungan antara

pengetahuan kebahasaan dan keterampilan menulis siswa kelas III SMA BOPKRI

se-Kodya Yogyakarta, (5) mendeskripsikan hubungan antara sikap bahasa dan

keterampilan menulis siswa kelas III SMA BOPKRI se-Kodya Yogyakarta, (6)

mendeskripsikan hubungan antara pengetahuan dan sikap bahasa secara

bersama-sama dengan keterampilan menulis siswa kelas III SMA BOPKRI se-Kodya

Yogyakarta, dan (7) mendeskripsikan besarnya sumbangan yang diberikan dari

pengetahuan kebahasaan dan sikap bahasa terhadap keterampilan menulis siswa

kelas III SMA BOPKRI se-Kodya Yogyakarta.

Populasi penelitian tersebut mencakup seluruh siswa kelas III SMA

BOPKRI I, II dan IV Kodya Yogyakarta yang terdaftar pada tahun ajaran

1990/1991. Populasi tersebut berjumlah 799 siswa yang tersebar di tiga SMA,

dengan perincian sebagai berikut: SMA BOPKRI I berjumlah 451 siswa, SMA

BOPKRI II berjumlah 223 siswa, dan SMA BOPKRI IV berjumlah 125 siswa.

Sampel yang diambil berjumlah 80 siswa. Penentuan sampel menggunakan teknik

combined sampling, artinya pengambilan sampel dengan beberapa teknik sampling atau sampling kombinasi. Adapun sampling kombinasi ini terdiri dari

cluster sampling, proportional sampling, dan stratified sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah (a) soal-soal tes pengetahuan kebahasaan, (b)

soal tes keterampilan menulis yang berbentuk esai, dan (c) angket sikap bahasa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, tingkat kemampuan siswa

kelas III SMA BOPKRI se-Kodya Yogyakarta dalam hal pengetahuan kebahasaan

adalah cukup dengan skor rata-rata 60,725. Skor rata-rata sebesar 60,725

belumlah dapat dikatakan sebagai prestasi yang memuaskan. Artinya, hasil

pengajaran dengan nilai tersebut belum dapat dikategorikan sebagai hasil

pengajaran yang baik. Namun demikian, masih dapat dikategorikan sebagai hasil

pengajaran yang cukup.

Pertama, sikap terhadap guru mata peljaran Bahasa Indonesia pada siswa

kelas II di enam SLTP Negeri Kecamatan Sragen adalah positif degan skor

rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 195,10. Kedua, tingkat keterampilan menulis

siswa kelas III SMA BOPKRI se-Kodya Yogyakarta juga berada dalam kategori

merupakan suatu hasil belajar yang baik atau memuaskan. Akan tetapi skor

rata-rata tersebut dapat dikategorikan sebagai hasil belajar mengajar yang cukup.

Ketiga, sikap bahasa siswa kelas III SMA BOPKRI se-Kodya Yogyakarta

adalah positif dengan skor rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 180,25. Temuan

tersebut mengandung makna bahwa siswa kelas III SMA BOPKRI se-Kodya

Yogyakarta memiliki kebanggaan, kesetiaan, dan kesadaran terhadap norma

bahasa Indonesia yang dipelajarinya.

Keempat, ada korelasi yang positif dan signifikan antara pengetahuan

kebahasaan dan keterampilan menulis siswa kelas III SMA BOPKRI se-Kodya

Yogyakarta. Artinya, semakin tinggi tingkat pengetahuan kebahasaan yang

dimiliki oleh siswa cenderung makin tinggi pula tingkat keterampilan menulis

yang dimilikinya. Korelasi yang ditemukan tersebut sebesar 0,42 dan merupakan

suatu korelasi yang cukup tinggi dan signifikan.

Kelima, ada korelasi yang positif dan signifikan antara sikap bahasa dan

keterampilan berbahasa siswa kelas III SMA BOPKRI se-Kodya Yogyakarta.

Temuan tersebut mengandung makna bahwa semakin positif sikap bahasa siswa

cenderung semakin tinggi pula tingkat keterampilan menulis yang dimilikinya.

Korelasi tersebut sebesar 0,38 dan merupakan suatu korelasi yang cukup tinggi

dan signifikan.

Keenam, ada korelasi yang positif dan signifikan antara pengetahuan dan

sikap bahasa secara bersama-sama dengan keterampilan menulis siswa kelas III

SMA BOPKRI se-Kodya Yogyakarta. Artinya, semakin tinggi penguasaan

cenderung semakin tinggi pula tingkat keterampilan yang diperolehnya. Besarnya

korelasi yang ditemukan tersebut adalah 0,54 dan merupakan angka korelasi yang

cukup tinggi dan signifikan.

Ketujuh, ada sumbangan dari masing-masing prediktor yaitu pengetahuan

kebahasaan dan sikap bahasa terhadap keterampilan menulis siswa kelas III SMA

BOPKRI se-Kodya Yogyakarta. Prediktor pengetahuan kebahasaan memberikan

sumbangan sebesar 0,18 dan prediktor sikap bahasa memberikan sumbangan

sebesar 0,15 terhadap keterampilan menulis. Temuan tersebut mengandung

pengertian bahwa tingkat pengatahuan kebahasaan yang dimiliki oleh siswa turut

menentukan keberhasilan keterampilan menulis sebesar 18%, sedangkan sikap

positif siswa terhadap bahasa turut menentukan keberhasilan ketrampilan

menulisnya sebesar 15%. Sedangkan sumbangan total kedua variabel bebas

tersebut, yakni variabel pengetahuan kebahasaan dan variabel sikap bahasa secara

bersama-sama terhadap keterampilan menulis sebesar 0,29 atau 29%.

Yulianeta pada tahun 1998 menyusun skripsi berjudul Korelasi Sikap terhadap Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas II di Enam SLTP Negeri, Kecamatan Sragen, Tahun Ajaran 1997/1998. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk (1) mendeskripsikan hubungan antara sikap terhadap guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas II di enam SLTP

Negeri Kecamatan Sragen, (2) mendeskripsikan perbedaan sikap terhadap guru

mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa

dan berjenis kelamin perempuan, dan (3) mendeskripsikan perbedaan prestasi

belajar bahasa Indonesia siswa kelas II di enam SLTP Negeri Kecamatan Sragen

yang berjenis kelamin laki-laki dan berjenis kelamin perempuan.

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas II SLTP Negeri 1, SLTP

Negeri 3, SLTP Negeri 4, SLTP Negeri 5, SLTP Negeri 6, dan SLTP Negeri 7

Sragen yang terdaftar pada tahun ajaran 1997/1998. Populasi tersebut berjumlah

1577 siswa yang tersebar di enam SLTP Negeri, dengan rincian sebagai berikut:

SLTP Negeri 1 berjumlah 240 siswa, SLTP Negeri 3 berjumlah 198 siswa, SLTP

Negeri 4 berjumlah 282 siswa, SLTP Negeri 5 berjumlah 277 siswa, SLTP Negeri

6 berjumlah 302 siswa, dan SLTP Negeri 7 berjumlah 278 siswa.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, sikap terhadap guru mata pelajaran

bahasa Indonesia pada siswa kelas II di enam SLTP Negeri, Kecamatan Sragen

adalah positif dengan skor rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 195,10. Temuan

tersebut mengandung makna bahwa siswa kelas II di enam SLTP Negeri,

Kecamatan Sragen memiliki perasaan, kepercayaan, dan perilaku yang positif

terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Namun demikian, temuan ini

memiliki keterbatasan sesuai dengan pelaksanaan pengambilan data di lapangan

karena dalam pengisian angket siswa harus mencantumkan namanya. Jadi, ada

kemungkinan siswa khawatir pengisian angket akan mempengaruhi nilai rapornya

sehingga jawaban yang mereka berikan tidak sesuai dengan keadaan yang

Kedua, tingkat prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas II di enam

SLTP Negeri, Kecamatan Sragen adalah sukup dengan skor rata-rata 73,34. Skor

rata-rata 73,34 belumlah dapat dikatakan sebagai hasil belajar yang memuaskan.

Namun demikian, hal tersebut dapat dikatakan sebagai hasil belajar yang cukup.

Ketiga, ada korelasi yang positif dan signifikan antara sikap terhadap guru

mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia pada

siswa kelas II di enam SLTP Negeri, Kecamatan Sragen. Artinya, semakin positif

sikap terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, ada kecenderungan semakin

tinggi pula prestasi belajar bahasa Indonesia yang dimiliki oleh siswa. Besarnya

korelasi yang ditemukan adalah 0,744 dan merupakan suatu korelasi yang tinggi

dan signifikan. Namun demikian, temuan ini memiliki keterbatasan seperti telah

disebutkan di atas.

Kelima, tidak ada perbedaan sikap terhadap guru mata pelajaran bahasa

Indonesia antara siswa yang berjenis kelamin laki-laki dengan siswa yang berjenis

kelamin perempuan pada siswa kelas II di enam SLTP Negeri, Kecamatan Sragen.

Ini dibuktikan dengan hasil penghitungan nilai F yaitu 0, 293 dan hasil tersebut

lebih kecil dari nilai F tabel 3,901 dengan taraf signifikansi 0,05.

Keenam, tidak terdapat perbedaan prestasi belajar bahasa Indonesia antara

siswa yang berjenis kelamin laki-laki dengan siswa yang berjenis kelamin

perempuan pada siswa kelas II di enam SLTP Negeri, Kecamatan Sragen. Ini

tersebut dibuktikan dengan hasil penghitungan nilai F yaitu 0, 083 dan hasil

tersebut lebih kecil dari nilai F tabel 3,901 dengan taraf signifikansi 0,05

menyimpulkan bahwa penelitian ini relevan untuk diteliti karena penelitian

terdahulu belum ada yang meneliti tentang perbedaan sikap terhadap ejaan bahasa

Indonesia.

Dokumen terkait