• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nyoman, dkk (2014) melakukan penelitian mengenai Analisis Standarisasi Laboratorium Biologi dalam Proses Pembelajaran di SMA Negeri Kota Denpasar. Penelitian ini relevan karena variabel yang digunakan sama walaupun tidak sama persis, yaitu tentang laboratorium, hanya saja Nyoman dkk melakukan penelitian di delapan sekolah SMA Negeri yang ada di kota Denpasar sementara penulis hanya melakukan penelitian di satu sekolah yaitu SMA Negeri 1 Boja. Jenis penelitian yang digunakan juga berbeda, Nyoman dkk menggunakan korelasi sedangkan penulis menggunakan R&D. Hasil penelitian Nyoman dkk menunjukkan bahwa kondisi daya dukung fasilitas alat-alat laboratorium IPA/Biologi yang ada di delapan sekolah negeri kota denpasar menunjukkan bahwa kondisinya belum memenuhi standar minimal 100% yang telah ditetapkan yakni. 1)Fasilitas daya dukung sarana prasarana yang ada di ruang laboratorium IPA/Biologi yang ada di delapan sekolah SMA Negeri

44 Kota Denpasar belum memenuhi standar minimal 100% (80.56%). 2)Kompetensi pengelolaan laboratorium yang di delapan sekolah SMA Negeri Kota Denpasar 86.04% dengan kualifikasi sangat baik baik. 3) efektivitas dalam pemanfaatan laboratorium a) efektivitas dalam pemanfaatan laboratorium yang ada di delapan sekolah SMA Negeri yang ada di Kota Denpasar berada pada kisaran 94.24%, b) used factor dalam intesnitas pemanfaatan pada kegiatan pratikum biologi berda pada kisaran 28.12% dengan kualifikasi rendah.

Indriastuti, dkk (2013) melakukan penelitian dengan judul Kesiapan laboratorium biologi dalam Menunjang Kegiatan Praktikum SMA Negeri di Kabupaten Brebes. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, tingkat kesiapan laboratorium dalam menyediakan sarana dan prasarana, kesiapan pengelolaan penyelenggaraan praktikum dan kesiapan kegiatan laboratorium secara berturut-turut memperoleh skor 67,40%, 83,75% dan 68,72%. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan Indriastuti dkk adalah, laboratorium biologi SMA Negeri di Kabupaten Brebes siap dalam menunjang kegiatan praktikum pada pembelajaran biologi dengan rata-rata tingkat kesiapan sebersar 73,29%. Penelitian ini relevan karena sama-mana melakukan penelitian terhadap laboratorium biologi pada tingkat SMA namun jenis penelitiannya yang berbeda yaitu menggunakan deskriptif kualitatif sedangkan penulis menggunakan pendekatan penelitian pengembangan.

45 Penelitian yang dilakukan Nur Riana Novianti (2011) tentang Kontribusi Pengelolaan Laboratorium dan Motivasi Siswa terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran (Penelitian pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pengelolaan laboratorium IPA berkriteria baik, 2) Motivasi belajar siswa berkriteria sangat baik, 3) Efektivitas proses pembelajaran IPA berkriteria sangat baik, 4) Kontribusi pengelolaan laboratorium IPA terhadap efektivitas proses pembelajaran menunjukkan tingkat kontribusi yang rendah; 5) Kontribusi motivasi belajar siswa terhadap efektivitas proses pembelajaran menunjukkan tingkat kontribusi yang kuat; 6) Kontribusi pengelolaan laboratorium IPA dan motivasi belajar siswa terhadap efektivitas proses pembelajaran menunjukkan tingkat kontribusi yang cukup kuat. Penelitian ini hampir mirip dengan yang dilakukan peneliti yaitu mengenai pengelolaan laboratorium, hanya saja peneliti kemudian mengembangkan strategi pengembangan pengelolaan laboratorium sedangkan dalam penelitian ini lebih pada menganalisis kontribusi pengelolaan laboratorium IPA dan motivasi belajar siswa terhadap efektivitas proses pembelajaran IPA.

E. Peniati, dkk (2013), melakukan penelitian tentang Model Analisis Evaluasi Diri Untuk Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa Calon Guru IPA Dalam Merancang Pengembangan Laboratorium Di Sekolah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa model analisis evaluasi diri laboratorium yang dikembangkan dinyatakan layak berdasarkan penilaian

46 pakar laboratorium IPA. Kemampuan mahasiswa dalam merancang pengembangan laboratorium dapat ditingkatkan melalui penerapan model analisis diri laboratorium. Penelitian ini sama dengan yang dilakukan peneliti yaitu pengembangan laboratorium hanya saja peneliti dalam menganalisis potensi dan masalah laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja menggunakan analisis SWOT sedangkan yang dilakukan E. Peniati dkk adalah pengembangan model analisis evaluasi diri laboratorium.

Dhirendra Sharma and Vikram Singh (2010) melakukan penelitian dengan judul ICT in Universities of the Western Himalayan Region of India II : A Comparative SWOT Analysis. Hasil dari penelitian ini adalah kegiatan ICT memiliki peran penting sebagai perngarah / kebijakan yang didiadopsi oleh perguruan tinggi untuk mencapai kualitas dan keunggulan dalam sistem pendidikan tinggi di wilayah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa, konsistensi relatif antara tiga kategori universitas, dengan penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Dhirendra dan Vikram sama dengan yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan analisis SWOT hanya saja peneliti menganalisis pengembangan laboratorium sedangkan Dhirendra dan Vikram menganalisis mengenai ICT.

Christian ugwuda dan Adegbite A Ayoade (2015) melakukan penelitian tentang The Perception of Dental Practitioners on Laboratory Management for Effective Dental Health Care Deliveri : A Case Study of Some Selected Dental Laboratories in Lagos State, Negeria. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keadaan

47 laboratorium perlu ditingkatkan dalam rangka memenuhi standar negara digital dari peralatan global saat ini, maka pengelolaan laboratorium dengan persepsi staf mempengaruhi kualitas layanan perawatan gigi yang diberikan kepada pasien. Analisis SWOT menunjukkan bahwa peluang dalam profesi adalah kecukupan pelatihan dan profesionalisme, sedangkan bahaya pekerja dukun, usangnya peralatan, pasokan listrik yang tidak memenuhi untuk menjalankan peralatan dan kurangnya pemerintah memungkinkan lingkungan yang ancaman dan kelemahan yang mempengaruhi kegiatan laboratorium gigi. Studi ini menyimpulkan bahwa keadaan laboratorium gigi masih membutuhkan lebih banyak perbaikan dengan menggunakan peralatan modern dan digital, perlunya pelatihan ulang merupakan kekuatan dan peluang. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk lokakarya, konferensi dan untuk mendidik professional pada peralatan terbaru pada tingkat global. Kemudian, Pemerintah harus memulai infrastruktur pengembangan fasilitas gigi yang ada dan mendorong individu-individu. Penelitian ini sama yaitu tentang manajemen laboratorium dengan melakukan analisis SWOT hanya saja penelitian yang dilakukan Christian ugwuda dan Adegbite A Ayoade pada manajemen laboratorium gigi sedangkan yang dilakukan peneliti pada laboratorium IPA.

48

2.7 Kerangka Pikir

Berikut ini adalah kerangka pikir dari alternatif Strategi Pengembangan Pengelolaan Laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja.

Gambar 2.2 Kerangka pikir

Strategi pengembangan pengelolaan laboratorium IPA adalah suatu rencana yang komprehensif dengan melibatkan segala sumber kemampuan untuk meningkatkan fungsi dan peran laboratorium yang optimal. Indentifikasi visi, misi dan tujuan laboratorium IPA adalah bagian yang sangat penting untuk mewujudkan alternatif strategi pengelolaan laboratorium IPA. Selanjutnya yang harus dilakukan adalah menganalisis lingkungan internal dan eksternalnya untuk mengukur atau mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan dan faktor peluang, ancaman. Dari faktor-faktor tersebut jika dianalisa

Validasi Draf Renstra Perbaikan Draf Renstra Menyusun Draf Renstra

49 secara komprehensif maka akan menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun alternatif strategi pengembangan pengelolaan laboratorium IPA. Jika alternatif strategi tersebut dilaksanakan maka akan ada monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan dengan tujuan untuk memperbaiki strategi dimasa yang akan datang. Namun dalam penelitian ini penulis hanya akan melakukan pembahasan sampai pada perumusan rencana strategis.

Dengan adanya rencana strategis (renstra) baru ini diharapkan bisa menjadi strategi alternatif bagi laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja dalam rangka memberikan layanan yang lebih baik bagi para pengguna jasa laboratorium IPA.

Dokumen terkait