• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 BAHAN DAN METODA PENELITIAN

4.1 Hasil

4.1.2 Penelitian Tahap II

% ) A B C D

8,3 gram. Apabila dibandingkan nilai kelangsungan hidup dan ADG udang vaname pada penelitian tahap satu ini dengan hasil penelitian secara sederhana dan intensif diatas maka dapat disimpulkan perlakuan padat tebar 5 ekor per 100 liter yang paling baik karena berada pada kisaran yang normal. Dari hasil tersebut dipilih perlakuan 5 ekor/100 liter untuk digunakan pada penelitian tahap kedua.

Pengamatan selama 5 jam menunjukkan bahwa konsentrasi amoniak dalam air sampai jam ke-4 terus meningkat dan mulai menurun pada jam ke-5. Nilai ekskresi amoniak tertinggi pada jam ke-4. Nilai rata-rata ekskresi amoniak per jam sebesar 0,004 mg/g tubuh/jam. Konsentrasi amoniak di dalam air dan nilai ekskresi amoniak dapat dilihat pada Table 2.

Tabel 2 Konsentrasi amoniak (mg/l) dalam air selama 5 jam dan ekskresi amoniak rata-rata per jam (mg/g tubuh/jam)

Perlakuan

Waktu Pengamatan (jam ke- ) Bobot

Rata-rata Ekskresi Amoniak 0 1 2 3 4 5 Udang (g) (mg/g tubuh/jam) U1 0,356 0,438 0,535 0,603 0,671 0,620 7,890 0,005 U2 0,544 0,586 0,540 0,580 0,660 0,643 8,214 0,003 Rata-rata 0,450 0,512 0,537 0,591 0,665 0,631 8,052 0,004 4.1.2 Penelitian Tahap II

4.1.2.1 Pertumbuhan Udang Vaname

Gambar 1 Laju pertumbuhan harian udang dengan perlakuan perbedaan padat tebar rumput laut A (tanpa rumput laut), B (3,125 g/l), C (6,250 g/l) dan D (9,375 g/l) pada media pemeliharaan udang vaname (Litopenaeus vannamei) dan rumput laut (Gracilaria verrucosa)

0 20 40 60 80 100 120 0 1 2 3 4 Minggu ke-K e la n g su n g a n H id u p ( % ) A B C D

Bobot udang vaname pada minggu ke-2, 3 dan 4 berbeda nyata antar perlakuan (P<0,05) (Lampiran 11).Bobot udang paling rendah pada perlakuan A (tanpa rumput laut) daripada perlakuan dengan rumput laut (Lampiran 7 dan 11). Laju pertumbuhan harian udang setiap perlakuan terus menurun sampai akhir penelitian. Laju pertumbuhan harian udang tidak berbeda nyata (P>0,05) antar perlakuan tanpa rumput laut (A) dan perlakuan padat tebar rumput laut 3,123; 6,250 dan 9,375 g/l di setiap minggu hingga akhir penelitian.

4.1.2.2 Kelangsungan Hidup

Nilai kelangsungan hidup udang vaname (SR) pada penelitian tahap II, pada minggu pertama sampai akhir penelitian tiap minggunya menunjukkan adanya perbedaan (P<0,05) antar perlakuan dengan rumput laut dan tanpa rumput laut (Lampiran 13). SR udang pada perlakuan dengan rumput laut (B, C dan D) lebih tinggi daripada perlakuan tanpa rumput laut (A). Pada Gambar 2 terlihat bahwa nilai kelangsungan hidup menunjukkan trend yang sama yaitu SR perlakuan A (tanpa rumput laut) selalu berada dibawah perlakuan dengan rumput laut. Nilai kelangsungan hidup tertinggi pada perlakuan padat tebar rumput laut 3,125 g/l (B) yaitu 82,67%. Nilai kelangsungan hidup udang vaname dari awal sampai akhir penelitian dapat dilihat pada Lampiran 8.

Gambar 2 Nilai kelangsungan hidup udang dengan perlakuan perbedaan padat tebar rumput laut A (tanpa rumput laut), B (3,125 g/l), C (6,250 g/l) dan D (9,375 g/l) pada media pemeliharaan udang vaname (Litopenaeus vannamei) dan rumput laut (Gracilaria verrucosa)

4.1.2.3 Pertumbuhan Rumput Laut

Pada Tabel 3 ditunjukkan kondisi biomassa rumput laut selama empat minggu pemeliharaan. Pertumbuhan tanaman berbeda antar padat tebar 3,125 g/l dengan 6,250 g/l dan 9,375 g/l (P<0,05). Hal ini dapat dilihat dengan adanya pertambahan bobot basah tanaman dari waktu ke waktu yang diamati setiap minggu. Pertumbuhan tanaman dari setiap periode pengamatan menunjukkan adanya peningkatan pada tahap awal masa pemeliharaan dan mengalami penurunan setelah minggu ketiga.

Tabel 3 Bobot (kg) rumput laut Gracilaria verrucosa yang dipelihara bersama udang vaname dengan perlakuan perbedaan padat tebar rumput laut B (3,125 g/l), C (6,250 g/l) dan D (9,375 g/l) Perlakuan Minggu ke- 0 1 2 3 4 B 1,562a 1,888a 2,284a 2,786a 3,255a C 3,125b 3,777b 4,564b 5,307b 5,963b D 4,688c 5,396c 5,927c 6,283c 6,563c

Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata antar perlakuan pada tiap tahap waktu pada taraf uji 5%

Pada Lampiran 15 dijelaskan, bahwa peningkatan laju pertumbuhan harian rumput laut di minggu ke-1 dan ke-2 berbeda nyata antar perlakuan padat tebar 9,375 g/l dengan padat tebar 3,125 g/l dan 6,250 g/l. Sedangkan pada minggu ke-3 dan 4 peningkatan laju pertumbuhan harian rumput laut berbeda antar petak (P<0,05). Peningkatan laju pertumbuhan harian rumput laut terdiri dari tiga kelompok, padat tebar 3,125 g/l paling tinggi yaitu 2,62%, sedang pada padat tebar 6,250 g/l yaitu 2,31% serta kelompok dengan laju pertumbuhan harian paling rendah yaitu padat tebar 9,375 g/l (1,20%). Berdasarkan dari data laju pertumbuhan harian yang disajikan pada Gambar 3, bahwa dari pengamatan minggu ketiga pada perlakuan 3,125 g/l mencapai maksimum dan menurut pada minggu ke-4. Nilai laju pertumbuhan yang berbeda pada perlakuan C dan D dibandingkan perlakuan B disebabkan adanya perbedaan padat tebar. Pemeliharaan dengan padat tebar yang tinggi mengakibatkan ketidakseimbangan

nutrien yang tersedia di dalam air dengan kebutuhan untuk pertumbuhan rumput laut yang ada di dalam wadah sehingga nilai laju pertumbuhan hariannya lebih rendah.

Gambar 3 Laju pertumbuhan harian rumput laut dengan perlakuan perbedaan padat tebar rumput laut B (3,125 g/l), C (6,250 g/l) dan D (9,375 g/l) pada media pemeliharaan udang vaname (Litopenaeus vannamei) dan rumput laut (Gracilaria verrucosa)

4.1.2.4 Rasio Konversi Pakan (FCR) dan Retensi Nitrogen

Pada Tabel 4 diperlihatkan bahwa FCR pakan pada penelitian ini tidak berbeda nyata (P>0,05). Nilai FCR terkecil pada perlakuan padat tebar rumput laut 3,125 g/l (1,99) dan terbesar pada perlakuan tanpa rumput laut dengan nilai 2,69.

Tabel 4 Nilai konversi pakan (FCR), retensi nitrogen udang dan rumput laut pada perlakuan perbedaan padat tebar rumput laut B (3,125 g/l), C (6,250 g/l) dan D (9,375 g/l) dan tanpa rumput laut (A)

Perlakuan FCR Retensi N (gr)

Udang Rumput Laut

A 2,69a 0,59b -

B 1,99a 2,73a 14,62a

C 2,02a 1,60ab 8,54c

D 2,24a 1,78ab 12,46b

Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata antar perlakuan pada tiap tahap waktu pada taraf uji 5%

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 1 2 3 4 M inggu ke-L aj u P er tu m b u h an H ar ia n ( % ) B C D

0 .0 0 .2 0 .4 0 .6 0 .8 1.0 1.2 1.4 1.6 0 1 2 3 4 M ing g u ke-A B C D

Nilai retensi nitrogen udang berbeda nyata pada setiap perlakuan (P<0,05) sehingga terjadi pengelompokan, yaitu perlakuan dengan retensi nitrogen udang tinggi pada perlakuan padat tebar rumput laut 3,125 g/l, sedang (6,250 g/l dan 9,375 g/l) serta rendah pada perlakuan A tanpa rumput laut. Dari Tabel 4 ditunjukkan bahwa nilai retensi nitrogen rumput laut (Gracilaria verrucosa) berbeda nyata antar perlakuan (P<0,05) dengan retensi pada perlakuan 3,125 g/l lebih tinggi daripada padat tebar rumput laut 6,250 g/l dan 9,375 g/l.

4.1.2.5 Kualitas Air

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi total amoniak (TAN) pada semua perlakuan pada minggu pertama meningkat terutama pada perlakuan kontrol (A). Puncak konsentrasi TAN pada perlakuan tanpa rumput laut (A) dan B (3,125 g/l rumput laut) terjadi pada minggu ini (Gambar 4). Pada minggu ke- 2 konsentrasi TAN menurun pada setiap perlakuan, sedangkan pada minggu ke- 3 konsentrasi TAN pada perlakuan B (3,125 g/l rumput laut) masih terus menurun sebaliknya pada perlakuan tanpa rumput laut, C (6,250 g/l) dan D (9,375 g/l) mulai naik kembali sampai akhir penelitian. Peningkatan tertinggi terjadi pada perlakuan D (padat tebar rumput laut tertinggi yaitu 9,375 g/l), yang berbeda nyata nyata dengan perlakuan lainnya (Lampiran 19).

Gambar 4 Perubahan konsentrasi total amoniak nitrogen (TAN) dengan perlakuan perbedaan padat tebar rumput laut A (tanpa rumput laut), B (3,125 g/l), C (6,250 g/l) dan D (9,375 g/l) pada media pemeliharaan udang vaname (Litopenaeus vannamei) dan rumput laut (Gracilaria verrucosa)

0 .0 0 .5 1.0 1.5 2 .0 2 .5 3 .0 0 1 2 3 4 M ing g u ke-A B C D 0 .0 0 .2 0 .4 0 .6 0 .8 1.0 1.2 1.4 0 1 2 3 4 M ing g u ke-A B C D

Gambar 5 Perubahan konsentrasi nitrit dengan perlakuan perbedaan padat tebar rumput laut A (tanpa rumput laut), B (3,125 g/l), C (6,250 g/l) dan D (9,375 g/l) pada media pemeliharaan udang vaname (Litopenaeus vannamei) dan rumput laut (Gracilaria verrucosa)

Gambar 6 Perubahan konsentrasi nitrat dengan perlakuan perbedaan padat tebar rumput laut A (tanpa rumput laut), B (3,125 g/l), C (6,250 g/l) dan D (9,375 g/l) pada media pemeliharaan udang vaname (Litopenaeus vannamei) dan rumput laut (Gracilaria verrucosa)

Konsentrasi nitrit pada minggu pertama dari semua perlakuan meningkat pada perlakuan A dan C terus meningkat hingga minggu ke-2 dan baru turun pada

minggu ke-3 hingga akhir penelitian, sedangkan pada perlakuan B dan D pada minggu ke-2 konsentrasi nitrit mulai turun dan terus menurun hingga akhir penelitian (Gambar 5). Dari hasil analisis statistik, pada minggu ke empat nilai kandungan nitrit berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan yang lainnya yaitu perlakuan tanpa rumput laut (A) lebih tinggi daripada padat tebar rumput laut 3,125 g/l; 6,250 g/l dan 9,375 g/l.

Konsentrasi nitrat meningkat di minggu ke-1, dan terjadi penurunan di minggu ke-3 sampai akhir penelitian (Gambar 6). Kandungan nitrat pada minggu ke-1 berbeda antar perlakuan. Kandungan nitrat tertinggi pada perlakuan padat tebar tanpa rumput laut 9,375 g/l yaitu 0,945 mg/l. Hasil analisis statistik pada minggu ke-2, 3 dan 4 tidak berbeda (P>0,05) antar perlakuan.

Pengamatan kualitas air pemeliharaan meliputi oksigen terlarut (DO), suhu, salinitas dan pH. Salinitas dan oksigen terlarut pada media dengan rumput laut fluktuasinya lebih kecil dari pada media tanpa rumput laut. Sedangkan untuk suhu dan pH pada setiap perlakuan tidak ada perbedaan, suhu dan pH pada perlakuan dengan rumput laut dan tanpa rumput laut hampir sama sampai akhir penelitian (Lampiran 10). Nilai dari keempat parameter kualitas air media pemeliharaan masih di dalam kisaran normal untuk hidup udang dan rumput laut (Gracilaria verrucosa).

Dokumen terkait