• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU

2.2 Penelitian Tentang Motivasi

Hening (2002) melakukan penelitian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan Pabrik PT. Indonesian Maltose Industry. Pendugaan terhadap faktor-faktor tersebut menggunakan uji korelasi

Rank Spearman. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman yang dilakukan, diperoleh beberapa faktor eksternal yang memiliki hubungan yang nyata dan positif terhadap motivasi kerja. Faktor-faktor eksternal tersebut secara berurutan

dari tingkat yang tinggi ke tingkat yang rendah adalah kompensasi, kondisi kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan, hubungan atasan-bawahan, dan hubungan sesama rekan kerja. Hal ini berarti bahwa kompensasi merupakan faktor eksternal yang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap motivasi kerja karyawan, kemudian diikuti faktor kondisi kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan, hubungan atasan bawahan, dan hubungan sesama rekan kerja. Dengan semakin baiknya tingkat kompensasi pada karyawan maka semakin tinggi motivasi kerja. Sedangkan empat faktor internal yang sebelumnya diduga dapat memotivasi kerja karyawan, yaitu umur, pendidikan, masa kerja, dan jumlah tanggungan dalam keluarga, ternyata tidak memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi kerja karyawan. Artinya semua keempat faktor internal tersebut tidak mempengaruhi motivasi kerja karyawan.

Meliana (2003) melakukan penelitian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan Operasional PT. Kebun Ciputri Molek. Faktor internal yang diduga mempengaruhi motivasi kerja adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, masa kerja, dan jumlah tanggungan keluarga. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang diduga mempengaruhi motivasi kerja tersebut mengaju pada Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg, khususnya faktor pemeliharaan, yaitu hubungan atasan-bawahan, hubungan sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan, kondisi kerja, dan kompensasi. Pendugaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja dianalisis menggunakan korelasi Rank Spearman, kecuali faktor jenis kelamin menggunakan uji Chi Square.

Hasil uji faktor-faktor eksternal yang diduga sebagai faktor yang dapat mendorong motivasi kerja karyawan yaitu hubungan atasan-bawahan, hubungan sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan, kondisi kerja, dan kompensasi, ternyata seluruhnya memiliki hubungan yang nyata dan positif terhadap motivasi kerja karyawan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kepuasan mereka terhadap berbagai faktor tersebut maka motivasi kerja karyawan pun akan semakin tinggi. Adapun urutan faktor-faktor pendorong motivasi kerja dari yang paling memiliki pengaruh paling besar adalah kompensasi, kondisi kerja, peraturan dan kebijakan perusahan, hubungan atasan-bawahan, dan hubungan sesama rekan kerja.

Adapun faktor-faktor internal yang diduga dapat memotivasi kerja karyawan yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan, masa kerja, dan jumlah tanggungan keluarga, tidak memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi kerja karyawan. Hal ini mengandung pengertian bahwa tingkat motivasi kerja karyawan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, pendidikan, masa kerja, dan besarnya jumlah tanggungan keluarga. Penulis beralasan bahwa lebih berpengaruhnya faktor-faktor eksternal dibanding dengan faktor-faktor internal lebih disebabkan kondisi perekonomian dewasa itu, sehingga karyawan lebih memperhatikan faktor lingkungan luar perusahaan (faktor eksternal) dari pada faktor internal.

Penelitian yang dilakukan Kristina P. M. (2004) adalah mengkaji Hubungan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan Pemanen Kelapa Sawit pada PT. MP Leidong West Perkebunan Sinar Mas I Kanopan Ulu, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhan Batu, Propinsi Sumatera Utara. Adapun faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan dengan motivasi kerja

yaitu faktor internal, antara lain umur, pengalaman kerja, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jumlah tanggungan keluarga, dan faktor eksternalnya, antara lain tingkat tanggung jawab, jarak hanca kerja, hubungan sesama karyawan, hubungan atasan-bawahan, dan sistem insentif non finansial.

Motivasi kerja karyawan Pemanen Kelapa Sawit pada PT. MP Leidong West Perkebunan Sinar Mas I umumnya berada pada kondisi sedang (79.2 persen responden). Sama halnya dengan kondisi motivasi, tingkat produktivitas karyawan juga berada pada kondisi sedang, yaitu 49.2 persen karyawan dengan perolehan TBS kategori sedang dan 58.7 persen karyawan dengan perolehan kualitas hasil panen kategori sedang.

Berdasarkan Uji Rank Spearman yang dilakukan diperoleh dua variabel internal dan empat variabel eksternal yang memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi kerja, Variabel-variabel tersebut adalah jumlah tanggungan keluarga dan tingkat pendapatan. Sedangkan variabel-variabel eksternalnya adalah sistem insentif non finansial, tingkat tanggung jawab, jarak hanca kerja, dan hubungan sesama karyawan. Variabel jumlah tanggungan keluarga merupakan variabel yang memiliki tingkat signifikansi yang paling tinggi pada faktor internal yang disusul oleh variabel tingkat pendapatan. Sedangkan pada faktor eksternal, variabel yang memiliki tingkat signifikansi paling tinggi terhadap motivasi kerja adalah variabel sistem insentif non finansial. Selanjutnya disusul oleh variabel tingkat tanggung jawab, jarak hanca kerja, dan hubungan sesama karyawan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kepuasan mereka terhadap berbagai faktor tersebut maka motivasi kerja karyawan pun akan semakin tinggi, kecuali variabel jarak hanca kerja yang mempunyai nilai korelasi negatif, artinya semakin jauh jarak hanca kerja maka

motivasi kerjanya pun akan semakin menurun. Hubungan motivasi kerja dengan produktivitas memperlihatkan hubungan yang nyata dan positif pada tingkat signifikansi 0.01 persen. Hal ini berarti peningkatan motivasi kerja karyawan akan meningkatkan produktivitas kerjanya.

Ekaprasetya (2006) dalam penelitiannya tentang Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja Karyawan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di PT. Milano Aek Batu, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara, melakukan pendugaan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang mempunyai hubungan dengan motivasi kerja pada karyawan bagian proses, karyawan bagian non proses, dan seluruh karyawan baik itu bagian proses maupun non proses. Kondisi motivasi karyawan berada pada kondisi termotivasi yaitu sebanyak 73.15 persen karyawan.

Faktor-faktor eksternal yang diduga mempunyai hubungan dengan motivasi kerja tersebut antara lain hubungan atasan-bawahan, hubungan sesama rekan kerja, peraturan perusahaan, kondisi kerja, dan kompensasi. Sedangkan faktor-faktor internalnya antara lain jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, masa kerja, dan jumlah tanggungan keluarga. Penulis melakukan uji korelasi Rank Spearman untuk melihat signifikansi hubungan antara faktor-faktor internal dengan motivasi kerja pada karyawan bagian proses, hubungan antara faktor- faktor internal dengan motivasi kerja pada karyawan bagian non proses, hubungan antara faktor-faktor eksternal dengan motivasi kerja pada karyawan bagian proses, hubungan antar faktor-faktor eksternal dengan motivasi kerja pada karyawan bagian non proses, dan terakhir hubungan antara faktor-faktor eksternal dengan motivasi kerja seluruh karyawan.

Uji korelasi antara faktor-faktor internal dengan motivasi kerja pada bagian proses diperoleh variabel yang mempunyai hubungan yang nyata dengan motivasi kerja yaitu variabel usia. Semakin tinggi usia semakin tinggi motivasi kerjanya. Lalu Pada uji korelasi antara faktor-faktor internal dengan motivasi kerja pada bagian non proses diperoleh variabel masa kerja dan jumlah tanggungan keluarga yang mempunyai hubungan yang nyata dengan motivasi kerja. Selanjutnya pada uji korelasi antara faktor-faktor eksternal dengan motivasi kerja pada bagian proses diperoleh variabel hubungan atasan-bawahan dan kompensasi. Uji korelasi antara faktor-faktor eksternal dengan motivasi kerja pada bagian non proses diperoleh variabel kompensasi, peraturan dan kebijakan perusahaan, dan kondisi kerja. Sedangkan uji korelasi faktor-faktor eksternal yang diduga mempunyai hubungan dengan motivasi kerja seluruh karyawan dihasilkan variabel hubungan sesama rekan kerja dan kompensasi. Setiap bagian pada perusahaan, yaitu bagian proses maupun non proses mempunyai variabel pendorong motivasi yang berbeda-beda. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh deskripsi dan tanggung jawab kerja pada masing-masing bagian perusahaan tersebut berbeda satu sama lainnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Putra (2006) tentang Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan Departemen Produksi PT. Puncak Gunung Mas mendapatkan kondisi awal motivasi kerja karyawan berada pada kondisi sangat termotivasi, yaitu dengan jumlah karyawan sebesar 40.02 persen yang merasa berada pada kondisi motivasi tersebut. Selanjutnya dengan menggunakan korelasi Rank Spearman diperoleh variabel-variabel internal dan eksternal yang memiliki hubungan nyata dengan motivasi kerja. Tingkat

pendidikan merupakan satu-satunya variabel internal yang mempunyai beda nyata pada taraf signifikansi 0.01 persen terhadap motivasi kerja karyawan, sedangkan variabel internal lainnya tidak memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi kerja. Sedangkan pada faktor eksternal diperoleh variabel hubungan atasan- bawahan dengan tingkat signifikansi 0.01 persen memiliki hubungan negatif yang lemah terhadap motivasi kerja karyawan. Hal ini berarti semakin meningkat hubungan antara atasan-bawahan maka motivasi kerja justru akan menurun. Selanjutnya secara berturut-turut variabel yang berbeda nyata dengan motivasi kerja adalah kondisi kerja, penunjang kesehatan, peraturan dan kebijakan perusahaan, kompensasi, dan hubungan sesama rekan kerja, sehingga apabila terjadi peningkatan terhadap kelima variabel tersebut maka motivasi kerja karyawan akan meningkat pula.

Penulis melihat walaupun kondisi motivasi kerja karyawan saat ini secara umum sudah berada pada kondisi sangat termotivasi,ternyata masih ada karyawan yang tidak dalam kondisi sangat termotivasi sehingga menjadi perhatian perusahaan agar diharapkan semua karyawan berada pada kondisi sangat termotivasi. Apabila kondisi tersebut tercapai maka produktivitas karyawan akan menemui titik optimal yang akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.

Pendugaan terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti di Citeureup, Kabupaten Bogor dituangkan Sumiati (2008) dalam karya ilmiahnya dengan judul Analisis Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti, Citeureup, Bogor. Penulis menduga faktor-faktor tersebut mencakup faktor internal, antara lain usia karyawan, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, masa kerja, dan jenis kelamin, dan faktor eksternal dintaranya hubungan atasan-

bawahan, hubungan sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan, kompensasi, dan terakhir kondisi kerja. Semua variabel internal dan eksternal di uji dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman, kecuali variabel internal jenis kelamin digunakan uji Chi Square.

Berdasarkan uji yang dilakukan terhadap faktor-faktor eksternal yang diduga berhubungan dengan motivasi kerja diperoleh hasil variabel yang mempunyai hubungan dengan motivasi kerja adalah variabel kondisi kerja, lalu diikuti variabel peraturan dan kebijakan perusahaan, dan hubungan sesama rekan kerja. Ini menunjukkan apabila terjadi peningkatan terhadap variabel-variabel tersebut maka motivasi karyawan akan meningkat pula. Uji korelasi juga dilakukan terhadap faktor-faktor internal yang diduga berhubungan dengan motivasi kerja, yaitu antara lain variabel jenis kelamin, usia karyawan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan masa kerja. Adapun hasil dari uji korelasi yang dilakukan adalah semua variabel internal di atas tidak berbeda nyata dengan motivasi kerja, artinya semua variabel internal tersebut tidak berhubungan dengan motivasi kerja. Oleh karena itu, perusahaan tidak perlu meningkatkan variabel jenis kelamin, usia karyawan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan masa kerja pada setiap karyawan karena hal tersebut tidak akan membawa dampak yang signifikan terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan.

2.3 Perbandingan Penelitian Terdahulu

Umumnya para peneliti yang disebutkan di muka dalam pemilihan faktor- faktor yang diduga berpengaruh terhadap motivasi kerja, terutama faktor-faktor eksternal, mengacu pada Teori Dua Faktor Herzberg khususnya faktor-faktor pemelihara (maintenance factors), seperti hubungan atasan-bawahan, hubungan

sesama rekan kerja, sistem kompensasi, peraturan dan kebijakan perusahaan, kondisi kerja, dan sebagainya. Adapun faktor-faktor internal yang diduga berhubungan dengan motivasi kerja antara lain jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendapatan, usia, masa kerja, dan tingkat pendidikan karyawan. Keseluruhan penelitian dimuka menggunakan metode korelasi dalam mengolah datanya, yaitu korelasi Rank Spearman, dan adapun uji Chi Square dilakukan hanya terhadap variabel jenis kelamin saja. Semua penelitian dimuka dapat dilihat perbandingannya pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Perbandingan Penelitian-penelitian Terdahulu

No Nama Tahun Alat/ Metode Faktor-faktor motivasi

Peneliti Internal Eksternal

1 Widya Hening 2002 Rank Spearman a) Kompensasi b) Kondisi kerja

c) Peraturan dan kebi-

jakan perusahaan

d) Hub. Atasan-bawahan

e) Hub. Sesama rekan kerja

2 Meliana Dewi 2003 Rank Spearman & Chi Square a) Kompensasi b) Kondisi kerja

c) Peraturan dan kebi-

jakan perusahaan

d) Hub. Atasan-bawahan

e) Hub. Sesama rekan kerja

3 Delima Kristina 2004 Rank Spearman a) Jumlah tanggungan keluarga b) Tingkat pendapatan

a) Sistem insentif non finansial

b) Tingkat tangung jawab c) Jarak hanca kerja d) Hub. Sesama karyawan

4 Dodi Eka Prasetya 2006 Rank Spearman Bagian Proses

a) Usia a) Hub. Atasan-bawahan b) Kompensasi

Bagian non-proses a) Masa kerja a) Kompensasi b) Jumlah

tanggungan keluarga

b) Peraturan dan kebi- jakan perusahaan c) Kondisi kerja

d) Hub. Sesama rekan kerja Seluruh karyawan

a) Hub. Atasan-bawahan

5 Ade Putra 2006 Rank Spearman a)Tingkat pendidikan a) Hub. atasan-bawahan b) Kondisi kerja c) Penunjang kesehatan d) Peraturan dan kebijakan

perusahaan e) Kompensasi

f) Hub. Sesama rekan kerja 6 Sumiati 2008

Rank Spearman &

Chi Square

a) Kondisi kerja

b) Peraturan dan kebijakan perusahaan

c) Hub. sesama rekan kerja Dibandingkan dengan penelitian terdahulu, penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja Karyawan pada Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju, PT Perkebunan Nusantara VIII ini menduga tidak hanya faktor-faktor atau variabel-variabel yang merupakan kategori faktor pemeliharaan (maintenance factors) saja, tetapi juga menduga beberapa faktor-faktor atau variabel-variabel yang termasuk kategori faktor motivasi (motivational factors). Herzberg dalam Seng (2001) menjelaskan serangkaian faktor motivasi ini dinamakan satisfiers atau motivator yang meliputi prestasi, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, pengembangan potensi individu, dan penghargaan.

Penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja Karyawan pada Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju, PT Perkebunan Nusantara VIII ini dalam metode analisisnya menggunakan uji regresi linier berganda. Penelitian-penelitian terdahulu tentang motivasi umumnya menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan Uji Chi Square, dengan demikian uji regresi linier berganda ini dapat dijadikan sebagai uji alternatif bagi analisis sejenis.

Dokumen terkait