• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan pabrik karet crumb rubber (CR) perkebunan sukamaju, PT. Perkebunan Nusantara VIII, Sukabumi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan pabrik karet crumb rubber (CR) perkebunan sukamaju, PT. Perkebunan Nusantara VIII, Sukabumi"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PABRIK KARET CRUMB RUBBER (CR) PERKEBUNAN SUKAMAJU, PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII,

SUKABUMI

Oleh : Ikhsan Saudy Syam

A 14101613

PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

IKHSAN SAUDY SYAM / Analisis Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju, PT. Perkebunan Nusantara VIII, Sukabumi / Di Bawah Bimbingan Netti Tinaprilla

Indonesia merupakan negara dengan populasi terbanyak kelima di dunia yang berdasarkan Sakernas pada tahun 2005 memiliki angkatan kerja sebanyak 105,802 juta jiwa dengan didominasi tingkat pendidikan yang rendah yaitu SD kebawah sebesar 53,8 persen. Pada tahun 2005 jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 94,9 juta orang yang tersebar di berbagai sektor. Sektor agribisnis adalah salah satu sektor yang banyak menyerap tenaga kerja. Umumnya bidang-bidang usaha di sektor agribisnis ini merupakan bidang-bidang usaha padat karya. Ketika krisis ekonomi yang dimulai pada akhir tahun 1997 melanda Indonesia, banyak sektor perekonomian yang terpukul seperti sektor perbankan, sektor industri manufaktur, sektor perdagangan, sektor jasa dan sektor-sektor lainnya. Sedangkan sektor agribisnis menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan pada kondisi krisis tersebut. Keberhasilan sektor agribisnis di Indonesia ditentukan oleh banyak faktor, dan salah satunya adalah faktor sumberdaya manusia yang ada.

Karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia. Indonesia merupakan produsen karet nomor dua di dunia, setelah Thailand. Karet yang dihasilkan dari tanaman karet (Havea brasiliensis) pertamanya dihasilkan dalam bentuk getah lateks yang selanjutnya diolah menjadi karet alam di unit-unit pabrik pengolah karet. Kualitas produk olahan karet yang dihasilkan ditentukan oleh bahan baku (getah lateks), teknologi pengolahan, dan sumberdaya karyawannya. Motivasi kerja yang tinggi dari segenap karyawan di pabrik pengolahan karet akan meningkatkan produktivitas karyawan yang akhirnya meningkatkan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Walaupun para pekerja mempunyai kapabilitas kerja yang baik, produktivitas optimal karyawan tidak akan dapat dicapai jika mereka tidak memiliki motivasi kerja. Oleh karena itu, motivasi mempunyai peranan yang penting dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

PTPN VIII Perkebunan Sukamaju, khususnya Pabrik Karet Crumb Rubber

(3)

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat motivasi kerja karyawan, menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan, mengetahui upaya-upaya guna meningkatkan motivasi kerja karyawan pada Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju, PT Perkebunan Nusantara VIII, Sukabumi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi kerja karyawan Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju dalam keadaan termotivasi, baik karyawan tetap maupun seluruh karyawan. Hal tersebut dilihat dari besarnya nilai median penilaian responden yaitu 3.8 untuk karyawan tetap dan 3.9 untuk seluruh karyawan. Hasil uji regresi linier berganda terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja seluruh karyawan diperoleh dua variabel yang berhubungan dengan motivasi kerja, yaitu variabel jenis kelamin dengan nilai P = 0.023 dan variabel hubungan sesama rekan kerja dengan nilai P = 0.009. Nilai P kedua variabel tersebut di bawah taraf nyata 0.05 persen. Sedangkan hasil uji regresi linier berganda terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan tetap diperoleh tiga variabel yang mempunyai hubungan nyata terhadap motivasi kerja, dengan taraf nyata 0.05 persen, yaitu variabel jenis kelamin dengan nilai P = 0.012, variabel kompensasi dengan nilai P = 0.032, dan variabel hubungan sesama rekan kerjadengan nilai P = 0.34.

(4)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PABRIK KARET CRUMB RUBBER (CR) PERKEBUNAN SUKAMAJU, PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII,

SUKABUMI

Oleh : Ikhsan Saudy Syam

A 14101613

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Judul : Analisis Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) Perkebunan

Sukamaju, PT. Perkebunan Nusantara VIII, Sukabumi

Nama : Ikhsan Saudy Syam

NRP : A 14101613

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Ir. Netti Tinaprilla, MM. NIP. 132 133 965

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP. 131 124 019

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

MOTIVASI KERJA KARYAWAN PABRIK KARET CRUMB RUBBER (CR)

PERKEBUNAN SUKAMAJU, PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII,

SUKABUMI” ADALAH BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA

SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA

ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Juli 2008

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor tanggal 27 April 1980 dari kedua orang tua

yang bernama Udin Syamsuddin dan Neni Nuraeni. Penulis merupakan anak

sulung dari lima bersaudara.

Penulis menamatkan pendidikan dasarnya pada tahun 1992 di SD Negeri

Cariu III IPPOR di Kecamata Cariu, Kabupaten Bogor. Penulis melanjutkan

pendidikan menengahnya pada SMP Negeri 3 Kotamadya Bogor dan lulus tahun

1995. Selanjutnya penulis menamatkan pendidikan menengah tingkat atas pada

tahun 1998 di SMA Negeri 3 Kotamadya Bogor. Tahun 1998 penulis diterima

masuk Institut Pertanian Bogor, Fakultas Teknologi Pertanian, Program Diploma

III Supervisor Jaminan Mutu Pangan dan selesai pada tahun 2001. Setahun

kemudian melanjutkan pendidikannya pada Program Ekstensi Manajemen

(8)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan izin-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang

Berhubungan Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pabrik Karet Crumb Rubber

(CR) Perkebunan Sukamaju, PT. Perkebunan Nusantara VIII, Sukabumi” ini

dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini sehingga kritik dan saran sangat

diharapkan adanya. Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi

ini.

Bogor, Juli 2008

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan syukur dan ucapan terima kasih

beserta penghargaan yang tinggi kepada :

1. Ir. Netti Tinaprilla, MM. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

arahan dan masukan kepada penulis dalam penulisan skripsi.

2. Ir. Popong Nurhayati, MM. selaku dosen penguji utama yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk menjadi penguji pada sidang skripsi penulis

3. Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen penguji dari bagian komisi pendidikan

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi penguji pada sidang

skripsi penulis.

4. Kedua orang tua dan seluruh adik-adik, Iyang, Anggi, Brian, Iwan, Vira,

Dafi, Kayla, Dinta, dan Putra yang telah menjadi pemacu semangat penulis

dalam menyelesaikan skripsi.

5. Bp. Sutiar dan keluarga atas bantuan yang diberikan selama penelitian

6. Bp. Insan selaku sinder pengolahan Pabrik Crumb Rubber (CR) Unit Kebun Sukamaju PTPN VIII, Sukamaju atas bantuannya selama penelitian

7. Asadewan dan Asadewati yang seatap bersama di “Pondok Asad” atas

kebersamaan dan persaudaraan yang “lahir batin”.

8. Keluarga Besar Griya Mahasiswa Bogor

9. Firda Nurfazria Maulida Syam dalam kesabaran dan ketulusan selalu

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU 2.1 Penelitian Tentang Karet ... 8

2.2 Penelitian Tentang Motivasi ... 10

2.3 Perbandingan Penelitian Terdahulu ... 17

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 20

3.1.1 Konsep Sumberdaya Manusia ... 20

3.1.2 Manajemen Sumberdaya Manusia ... 21

3.1.3 Motivasi Kerja ... 22

3.1.3.1 Pengertian Motivasi Kerja ... 22

3.1.3.2 Teori-teori Motivasi ... 24

3.1.3.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja ... 31

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 34

3.3 Hipotesis ... 37

3.4 Definisi Operasional ... 39

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 44

4.3 Metode Pengambilan Responden dan Data ... 44

4.4 Metode (skala) Pengukuran ... 45

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 46

4.5.1 Analisa Deskriptif ... 47

4.5.2 Uji Validitas ... 48

(11)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PABRIK KARET CRUMB RUBBER (CR) PERKEBUNAN SUKAMAJU, PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII,

SUKABUMI

Oleh : Ikhsan Saudy Syam

A 14101613

PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(12)

RINGKASAN

IKHSAN SAUDY SYAM / Analisis Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju, PT. Perkebunan Nusantara VIII, Sukabumi / Di Bawah Bimbingan Netti Tinaprilla

Indonesia merupakan negara dengan populasi terbanyak kelima di dunia yang berdasarkan Sakernas pada tahun 2005 memiliki angkatan kerja sebanyak 105,802 juta jiwa dengan didominasi tingkat pendidikan yang rendah yaitu SD kebawah sebesar 53,8 persen. Pada tahun 2005 jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 94,9 juta orang yang tersebar di berbagai sektor. Sektor agribisnis adalah salah satu sektor yang banyak menyerap tenaga kerja. Umumnya bidang-bidang usaha di sektor agribisnis ini merupakan bidang-bidang usaha padat karya. Ketika krisis ekonomi yang dimulai pada akhir tahun 1997 melanda Indonesia, banyak sektor perekonomian yang terpukul seperti sektor perbankan, sektor industri manufaktur, sektor perdagangan, sektor jasa dan sektor-sektor lainnya. Sedangkan sektor agribisnis menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan pada kondisi krisis tersebut. Keberhasilan sektor agribisnis di Indonesia ditentukan oleh banyak faktor, dan salah satunya adalah faktor sumberdaya manusia yang ada.

Karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia. Indonesia merupakan produsen karet nomor dua di dunia, setelah Thailand. Karet yang dihasilkan dari tanaman karet (Havea brasiliensis) pertamanya dihasilkan dalam bentuk getah lateks yang selanjutnya diolah menjadi karet alam di unit-unit pabrik pengolah karet. Kualitas produk olahan karet yang dihasilkan ditentukan oleh bahan baku (getah lateks), teknologi pengolahan, dan sumberdaya karyawannya. Motivasi kerja yang tinggi dari segenap karyawan di pabrik pengolahan karet akan meningkatkan produktivitas karyawan yang akhirnya meningkatkan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Walaupun para pekerja mempunyai kapabilitas kerja yang baik, produktivitas optimal karyawan tidak akan dapat dicapai jika mereka tidak memiliki motivasi kerja. Oleh karena itu, motivasi mempunyai peranan yang penting dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

PTPN VIII Perkebunan Sukamaju, khususnya Pabrik Karet Crumb Rubber

(13)

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat motivasi kerja karyawan, menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan, mengetahui upaya-upaya guna meningkatkan motivasi kerja karyawan pada Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju, PT Perkebunan Nusantara VIII, Sukabumi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi kerja karyawan Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju dalam keadaan termotivasi, baik karyawan tetap maupun seluruh karyawan. Hal tersebut dilihat dari besarnya nilai median penilaian responden yaitu 3.8 untuk karyawan tetap dan 3.9 untuk seluruh karyawan. Hasil uji regresi linier berganda terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja seluruh karyawan diperoleh dua variabel yang berhubungan dengan motivasi kerja, yaitu variabel jenis kelamin dengan nilai P = 0.023 dan variabel hubungan sesama rekan kerja dengan nilai P = 0.009. Nilai P kedua variabel tersebut di bawah taraf nyata 0.05 persen. Sedangkan hasil uji regresi linier berganda terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan tetap diperoleh tiga variabel yang mempunyai hubungan nyata terhadap motivasi kerja, dengan taraf nyata 0.05 persen, yaitu variabel jenis kelamin dengan nilai P = 0.012, variabel kompensasi dengan nilai P = 0.032, dan variabel hubungan sesama rekan kerjadengan nilai P = 0.34.

(14)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PABRIK KARET CRUMB RUBBER (CR) PERKEBUNAN SUKAMAJU, PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII,

SUKABUMI

Oleh : Ikhsan Saudy Syam

A 14101613

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(15)

Judul : Analisis Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) Perkebunan

Sukamaju, PT. Perkebunan Nusantara VIII, Sukabumi

Nama : Ikhsan Saudy Syam

NRP : A 14101613

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Ir. Netti Tinaprilla, MM. NIP. 132 133 965

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP. 131 124 019

(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

MOTIVASI KERJA KARYAWAN PABRIK KARET CRUMB RUBBER (CR)

PERKEBUNAN SUKAMAJU, PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII,

SUKABUMI” ADALAH BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA

SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA

ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Juli 2008

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor tanggal 27 April 1980 dari kedua orang tua

yang bernama Udin Syamsuddin dan Neni Nuraeni. Penulis merupakan anak

sulung dari lima bersaudara.

Penulis menamatkan pendidikan dasarnya pada tahun 1992 di SD Negeri

Cariu III IPPOR di Kecamata Cariu, Kabupaten Bogor. Penulis melanjutkan

pendidikan menengahnya pada SMP Negeri 3 Kotamadya Bogor dan lulus tahun

1995. Selanjutnya penulis menamatkan pendidikan menengah tingkat atas pada

tahun 1998 di SMA Negeri 3 Kotamadya Bogor. Tahun 1998 penulis diterima

masuk Institut Pertanian Bogor, Fakultas Teknologi Pertanian, Program Diploma

III Supervisor Jaminan Mutu Pangan dan selesai pada tahun 2001. Setahun

kemudian melanjutkan pendidikannya pada Program Ekstensi Manajemen

(18)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan izin-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang

Berhubungan Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pabrik Karet Crumb Rubber

(CR) Perkebunan Sukamaju, PT. Perkebunan Nusantara VIII, Sukabumi” ini

dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini sehingga kritik dan saran sangat

diharapkan adanya. Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi

ini.

Bogor, Juli 2008

(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan syukur dan ucapan terima kasih

beserta penghargaan yang tinggi kepada :

1. Ir. Netti Tinaprilla, MM. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

arahan dan masukan kepada penulis dalam penulisan skripsi.

2. Ir. Popong Nurhayati, MM. selaku dosen penguji utama yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk menjadi penguji pada sidang skripsi penulis

3. Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen penguji dari bagian komisi pendidikan

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi penguji pada sidang

skripsi penulis.

4. Kedua orang tua dan seluruh adik-adik, Iyang, Anggi, Brian, Iwan, Vira,

Dafi, Kayla, Dinta, dan Putra yang telah menjadi pemacu semangat penulis

dalam menyelesaikan skripsi.

5. Bp. Sutiar dan keluarga atas bantuan yang diberikan selama penelitian

6. Bp. Insan selaku sinder pengolahan Pabrik Crumb Rubber (CR) Unit Kebun Sukamaju PTPN VIII, Sukamaju atas bantuannya selama penelitian

7. Asadewan dan Asadewati yang seatap bersama di “Pondok Asad” atas

kebersamaan dan persaudaraan yang “lahir batin”.

8. Keluarga Besar Griya Mahasiswa Bogor

9. Firda Nurfazria Maulida Syam dalam kesabaran dan ketulusan selalu

(20)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU 2.1 Penelitian Tentang Karet ... 8

2.2 Penelitian Tentang Motivasi ... 10

2.3 Perbandingan Penelitian Terdahulu ... 17

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 20

3.1.1 Konsep Sumberdaya Manusia ... 20

3.1.2 Manajemen Sumberdaya Manusia ... 21

3.1.3 Motivasi Kerja ... 22

3.1.3.1 Pengertian Motivasi Kerja ... 22

3.1.3.2 Teori-teori Motivasi ... 24

3.1.3.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja ... 31

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 34

3.3 Hipotesis ... 37

3.4 Definisi Operasional ... 39

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 44

4.3 Metode Pengambilan Responden dan Data ... 44

4.4 Metode (skala) Pengukuran ... 45

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 46

4.5.1 Analisa Deskriptif ... 47

4.5.2 Uji Validitas ... 48

(21)

4.6 Penetapan Tingkat Signifikasi ... 51

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Keadaan Umum ... 52

5.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 52

5.1.2 Letak Geografis ... 53

5.1.3 Keadaan Iklim dan Topografi ... 53

5.2 Komoditi Tanaman dan Produk ... 54

5.3 Ketenagakerjaan ... 54

5.3.1 Jumlah Karyawan ... 54

5.3.2 Sistem Kompensasi ... 55

5.3.3 Waktu Kerja ... 56

5.4 Struktur Organisasi dan Manajemen ... 56

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Responden ... 59

6.1.1 Jenis Kelamin ... 59

6.1.2 Usia ... 59

6.1.3 Tingkat Pendidikan ... 60

6.1.4 Status Kerja ... 61

6.1.5 Masa Kerja ... 61

6.1.6 Jumlah Tanggungan Keluarga ... 62

6.2 Analisis Motivasi Kerja Karyawan ... 63

6.3 Analisis Faktor-faktor Eksternal yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja Karyawan ... 65

6.3.1 Variabel Hubungan Atasan dan Bawahan ... 66

6.3.2 Variabel Antara Sesama Rekan Kerja ... 69

6.3.3 Variabel Peraturan dan Kebijakan Perusahaan ... 71

6.3.4 Variabel Kondisi Kerja ... 73

6.3.5 Variabel Kompensasi ... 75

6.3.6 Variabel Tanggung Jawab ... 77

6.3.7 Variabel Pengembangan Potensi Individu ... 78

6.3.8 Variabel Penghargaan ... 80

6.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja Karyawan ... 83

6.4.2 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja Seluruh Karyawan ... 83

6.4.2 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja Karyawan Tetap ... 86

VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 91

7.2 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(22)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

(23)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Target dan Realisasi Produksi SIR Pabrik Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju Tahun 2002-2006………4 .. 2. Produktivitas SIR Pabrik Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju

Tahun 2003-2006………5 3. Perbandingan Penelitian-penelitian Terdahulu………18 4. Perbandingan Teori Motivasi Dua Faktor dari Herzberg Terhadap Teori

Hierarki Kebutuhan dari Maslow……….28 5. Skor Nilai Jawaban Responden………..46 6. Jumlah Karyawan PKCR Sukamaju Menurut Status Kerja dan Jenis

Kelamin………..….55 7. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin………..60 8. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Usia………..58 9. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan………,61 10. Karakteristik Responden Menurut Status Kerja………...61 11. Karakteristik Responden Menurut Masa Kerja………62 12. Karakteristik Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga……...63 13. Skor Penilaian Responden Terhadap Motivasi Kerja Karyawan………..64 14. Skor Penilaian Responden Terhadap Hubungan Atasan dan Bawahan67 15. Skor Penilaian Responden Terhadap Hubungan Sesama Rekan Kerja70 16. Skor Penilaian Responden Terhadap Peraturan dan Kebijakan

Perusahaan………72 17. Skor Penilaian Responden Terhadap Kondisi Kerja………74 18. Skor Penilaian Responden Terhadap Kompensasi………...76 19. Skor Penilaian Responden Terhadap Tanggung Jawab………..77 20. Skor Penilaian Responden Terhadap Pengembangan Potensi Individu79 21. Skor Penilaian Responden Terhadap Penghargaan………81 22. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-faktor yang Berhubungan

dengan Motivasi Kerja Karyawan……….84 23. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-faktor yang Berhubungan

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1a. Struktur Organisasi Unit Kebun Sukamaju, PTPN VIII, Sukabumi……97 1b. Struktur Organisasi Pabrik Crumb Rubber (CR), Unit Kebun Sukamaju,

PTPN VIII, Sukamaju………98

2. Kuisioner Penelitian……….99

3. Output Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja Seluruh Karyawan Pabrik Crumb Rubber (CR)………106 4. Output Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Motivasi Kerja Karyawan Tetap Pabrik Crumb

Rubber………107

5. Proses Pembuatan Compo (Pengolahan Basah)……….108

6. Penataan Compo………108

7. Compo Umur 2 Hari………109

8. Proses Pengepresan SIR……….109

9. SIR Siap Kemas………..110

(25)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang demikian

cepat membawa dampak persaingan di segala bidang. Hal ini merupakan

kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap negara di dunia. Negara-negara di

dunia harus mengerahkan segala faktor ekonomi yang dimilikinya guna

menghadapi kondisi tersebut. Namun tidak hanya faktor kemajuan ekonomi

global yang mengharuskan semua negara untuk siap menghadapinya, ancaman

keterpurukan ekonomi pun perlu diwaspadai semua negara di dunia. Indonesia

yang pada akhir dekade tahun 90-an mengalami krisis moneter bahkan krisis

ekonomi menyadari betul tentang perlunya kondisi ekonomi yang kuat dan stabil.

Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor ekonomi yang harus

dipersiapkan dalam rangka menghadapi kondisi persaingan dunia yang semakin

kompetitif dan juga ancaman ketidakpastian ekonomi global. Manusia sebagai

pelaku ekonomi yang mana akan memberikan pemikiran, kebijakan dan strategi

khususnya dibidang ekonomi akan memberikan arah untuk maju-mundurnya

kekuatan ekonomi suatu negara. Sumberdaya manusia adalah salah satu faktor

ekonomi disamping modal, sumberdaya alam, dan teknologi.

Indonesia merupakan negara dengan populasi terbanyak kelima di dunia

yang berdasarkan Sakernas pada tahun 2005 memiliki angkatan kerja sebanyak

105,802 juta jiwa dengan didominasi tingkat pendidikan yang rendah yaitu SD

kebawah sebesar 53,8 persen SLTP 20,1 persen, SLTA 20,6 persen, Akademi

(26)

Apabila kita bandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Thailand,

Malaysia, dan Filipina, angkatan kerja yang berpendidikan perguruan tinggi pada

tahun 2000 saja sudah diatas 10 persen (Wea, 2005). Tahun 2005 jumlah

penduduk yang bekerja sebanyak 94,9 juta orang. Para pekerja ini tersebar di

berbagai sektor industri, antara lain sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan,

sektor pertambangan, sektor industri manufaktur, sektor listrik, gas dan air, sektor

konstruksi, sektor jasa dan sektor-sektor lainnya.

Pengusahaan pada sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan,

dan kehutanan umumnya termasuk dalam bidang agribisnis. Agribisnis

merupakan salah satu bidang yang banyak menyerap tenaga kerja. Umumnya

bidang-bidang usaha di sektor agribisnis ini merupakan bidang usaha padat karya.

Ketika krisis ekonomi yang dimulai pada akhir tahun 1997 melanda Indonesia,

banyak sektor perekonomian yang terpukul seperti sektor perbankan, sektor

industri manufaktur, sektor perdagangan, sektor jasa dan sektor-sektor lainnya.

Sedangkan sektor agribisnis menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan pada

kondisi krisis tersebut. Keberhasilan sektor agribisnis di Indonesia ditentukan oleh

banyak faktor, dan salah satunya adalah faktor sumberdaya manusia yang ada.

Sumberdaya manusia tersebut adalah orang-orang yang terlibat dalam bidang

agribisnis baik dari hulu sampai hilir. Peran sumberdaya manusia ini akan

menentukan kualitas produk dan sistem manajemen pada sektor agribisnis itu

sendiri.

Karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi

cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia. Ekspor karet

(27)

terbesar yaitu sebanyak 2,181 juta U$D (BPS, 2005). Indonesia merupakan

produsen karet nomor dua di dunia, setelah Thailand, yang pada tahun 2004

memproduksi 2,02 juta ton dibawah produksi Thailand pada tahun yang sama

sebesar 2,90 juta ton (Tim SI Agrokim, 2005).

Saat ini industri karet Indonesia dihadapkan pada persaingan dengan

beberapa negara produsen karet utama dunia lainnya, seperti Thailand dan

Malaysia serta munculnya negara produsen baru seperti Vietnam. Sehingga hal ini

menuntut keseriusan pemerintah dan pelaku industri karet di Indonesia agar dapat

bertahan pada kondisi sekarang ini. Sudah barang tentu kualitas karet yang

dihasilkan harus dapat ditingkatkan dan produktivitasnya pun harus tetap dijaga

pada kondisi optimal. Semua itu dapat tercipta apabila semua unsur baik itu

pemerintah maupun pelaku industri karet dapat berperan secara sinergis dan

optimal.

Karet yang didapat dari tanaman karet (Havea brasiliensis) dihasilkan dalam bentuk getah lateks yang selanjutnya diolah menjadi karet alam di unit-unit

pabrik pengolah karet. Kualitas produk olahan karet yang dihasilkan ditentukan

oleh bahan baku (getah lateks), teknologi pengolahan, sumberdaya pekerja yang

ada, dan faktor-faktor lainnya yang menentukan. Apabila semua sumberdaya

manusia yang terlibat dalam pabrik pengolahan karet alam mulai dari tingkat

manajemen atas hingga karyawan tingkat bawah memiliki kapabilitas, komitmen

dan rasa tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya maka

target dan tujuan perusahaan akan tercapai.

Motivasi kerja yang tinggi dari segenap karyawan di pabrik pengolahan

(28)

produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Walaupun para pekerja mempunyai

kapabilitas kerja yang baik, produktivitas optimal karyawan tidak akan dapat

dicapai jika mereka tidak memiliki motivasi kerja. Oleh karena itu, motivasi

mempunyai peranan yang penting dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja

karyawan.

1.2Perumusan Masalah

PTPN VIII Perkebunan Sukamaju, khususnya Pabrik Karet Crumb Rubber

(CR) merupakan unit pengolahan karet yang memproduksi produk karet siap olah

yang lebih dikenal dengan nama dagang Standar Indonesian Rubber (SIR) dan

block rubber. Pabrik Karet Crumb Rubber (CR), Perkebunan Sukamaju saat ini dihadapkan pada masalah tingkat produktivitas SIR karyawan yang masih di

bawah standar yang ditetapkan perusahaan. Sebenarnya tingkat realisasi produksi

pertahun selalu melampaui target yang sudah ditentukan, namun target produksi

ini bukan ditentukan oleh pabrik melainkan kebun pemasok lateks yang

merupakan mitra Pabrik Crumb Rubber yang masih dalam lingkungan PTPN VIII. Target dan realisasi produksi Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Target dan Realisasi Produksi SIR Pabrik Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju Tahun 2002-2006

Tahun Target (dalam Kg) Realisasi (dalam Kg)

2002 - 2.870.975

2003 2.104.000 3.286.430

2004 1.911.000 3.122.210

2005 1.885.600 2.562.350

2006 1.843.198 2.001.090

(29)

Meskipun realisasi produksi pertahun melampaui target yang ditentukan,

namun produktivitas SIR karyawan masih di bawah standar yang ditetapkan

perusahaan yaitu sebesar 200 kg/hari kerja (HK)/tahun. Pencapaian produktivitas

karyawan dari tahun 2003 sampai tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Produktivitas SIR Pabrik Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju Tahun 2003-2006

Tahun Hari Kerja (HK)/tahun Kg/HK

2003 17.404 188,83

2004 16.901 184,74

2005 14.057 182,28

2006 11.412 175,35

Sumber : Pabrik Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju (2006)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan tingkat produktivitas SIR

di Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) diantaranya adalah bahan baku, teknologi pengolahan, dan sumberdaya manusia yang dimiliki. Kualitas bahan baku masih

ada yang belum memenuhi standar pengolahan SIR, seperti masih banyaknya

kotoran-kotoran dan potongan-potongan bahan lain yang bercampur bersama

lateks kering (lump) siap olah. Umumnya mesin-mesin pengolahan SIR yang ada di Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) kondisinya sudah sangat tua dan rentan terhadap kerusakan. Tingkat kepedulian dan disiplin karyawan terhadap

tanggungjawab dan peraturan kerja yang ada belum optimal sehingga

produktivitas SIR masih di bawah standar. Modal dan teknologi yang dimiliki

oleh perusahaan tidak akan berarti tanpa komitmen, disiplin dan kerja keras dari

segenap karyawan yang ada di Pabrik Pengolahan Crumb Rubber, Perkebunan Sukamaju. Komitmen kerja ini sangat dipengaruhi oleh motivasi kerja yang

(30)

sangat perlu dilakukan. Oleh karena itu, penelitian tentang analisis faktor-faktor

yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan sangat diperlukan guna

menentukan upaya-upaya apa saja yang sekiranya dapat memperbaiki dan

meningkatkan motivasi karyawan.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Menganalisis tingkat motivasi kerja karyawan pada Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju, PT Perkebunan Nusantara VIII saat ini.

2. Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang berhubungan

dengan motivasi kerja karyawan pada Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju, PT Perkebunan Nusantara VIII.

3. Mencari upaya-upaya guna meningkatkan motivasi kerja karyawan

sehingga kinerja karyawan pada Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju, PT Perkebunan Nusantara VIII dapat meningkat.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak manajemen

PTPN VIII Perkebunan Sukamaju, khususnya Pabrik Karet Crumb Rubber (CR), penulis, maupun pembaca. Bagi pihak manajemen Pabrik Karet Crumb Rubber

(CR) Perkebunan Sukamaju, PT Perkebunan Nusantara VIII, hasil penelitian ini

diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam setiap

pengambilan kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan kinerja karyawan.

Bagi penulis, penelitian ini merupakan aplikasi dari ilmu yang didapat dari

(31)

sumberdaya manusia. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan

informasi, literatur dan bahan penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi hanya pada pembahasan mengenai faktor-faktor

internal dan eksternal yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan pada

(32)

II. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU

2.1 Penelitian Tentang Karet

Sopian (2008) melakukan penelitian tentang karet yang berjudul Produksi

Tanaman Karet (Havea Brasiliensis) di Daerah Bercurah Hujan Tinggi di Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menerangkan bahwa produktivitas tanaman

karet di Bogor dibanding di wilayah lain di Jawa Barat terbilang masih rendah

walaupun bila dibandingkan dengan skala nasional masih lebih tinggi. Rendahnya

produktivitas tanaman karet tersebut disebabkan oleh curah hujan yang tinggi

yang terjadi di Kabupaten Bogor. Tingginya curah hujan secara langsung

mempengaruhi kadar air dalam lateks, sehingga kadar karet kering relatif lebih

rendah daripada keadaan normal. Selain faktor utama curah hujan yang tinggi,

penyebab produktivitas yang relatif rendah ini juga disebabkan inefisiensi

fotosintesis akibat rendahnya intensitas/lama penyinaran matahari, dan rendahnya

populasi tanaman per hektar akibat rusaknya tanaman karet yang merupakan

pengaruh langsung dari tinginya kecepatan angin selama hujan. Faktor penyebab

lainnya adalah serangan penyakit, yang selain mempengaruhi produksi karet juga

turut mengganggu pertumbuhan tanaman karet.

Semua faktor-faktor penyebab tersebut di atas, menurut penulis ternyata

bermuara pada permasalahan parameter iklim curah hujan yang parameter iklim

lainnya turut terkait. Demikian pula dengan fluktuasi produksi tanaman karet turut

dipengaruhi pula oleh musim yang dikaitkan pula dengan volume curah hujan

(33)

Penelitian Hananto (2003) yang berjudul Analisis Genetik Sifat Ketahanan

Tanaman Karet Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora, menghasilkan

bahwa respon ketahanan tanaman karet terhadap penyakit gugur daun corynespora

berbeda antar klon. Klon karet BPM 1, PB 260, PR 261, RRIC 100, dan RRIM

712 bersifat tahan, klon karet AVROS 2037, BPM 24, PR 300, PR 303, RRIC

110, dan RRIM 600 bersifat moderat, sedangkan klon karet PPN 2058, PPN 2444,

PPN 2447, RRIC 103, dan RRIM 725 tergolong rentan terhadap isolat C. cassiicola yang paling virulen. Adapun tingkat virulensi antar isolat cendawan C. cassiicola berbeda tiap klon karet. Isolat C. cassiicola yang berasal dari Sumatera Selatan (CC3) memperlihatkan tingkat virulensi paling tinggi, isolat dari Kalimantan Selatan (CC1) memperlihatkan tingkat virulensi medium, sedangkan isolat yang berasal dari Jawa Tengah (CC2) memperlihatkan tingkat virulensi paling rendah, sehingga penulis menyimpulkan ternyata ada keragaman ras

fisiologi C. cassiicola di Indonesia. Hasil penelitian juga menunjukkan klon-klon karet AVROS 2037, BPM 24, PPN 2058, PPN 2447, PR 300, PR 303, RRIC 110,

RRIM 600, dan RRIM 725 dapat digunakan sebagai inang diferensial, karena

klon-klon tersebut memperlihatkan respon ketahanan yang berbeda terhadap tiga

isolat C. cassiicola yang diuji.

Gintings (1985) melakukan penelitian terhadap tiga kelompok klon di dua

lokasi kebun percobaan dengan jarak tanam yang berbeda. Adapun penelitian

tersebut menghasilkan bahwa jumlah partikel karet dalam pembuluh lateks

berdasarkan bidang pandang pada penampang melintang pembuluh lateks

(34)

Saat tanaman karet berumur 1,5 tahun di lapang terdapat hubungan yang

nyata dan positif antara diameter batang dan partikel karet dalam pembuluh lateks

dengan produksi. Partikel karet dapai dipakai sebagai penduga produksi tanaman

karet umur 1,5 tahun sedangkan lingkar batang dapat dipakai sebagai penduga

produksi pada tingkat umur 1,5, 7 tahun dan 9 tahun.

Hendratno (2008) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Permintan

Ekspor Karet Alam Indonesia di Negara Cina menuturkan bahwa permintaan

ekspor mempunyai kecenderungan meningkat sebesar 89,96 persen selama

periode 2000-2007. Selanjutnya diterangkan adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan ekspor karet alam ke Cina diantaranya adalah harga

ekspor karet alam Indonesia ke negara Cina tahun sebelumnya, harga karet sintetis

dunia, GDP perkapita negara Cina, nilai tukar yuan terhadap dolar US, dan log

ekspor tahun sebelumnya. Strategi pengembangan ekspor karet alam Indonesia

dapat dilakukan dengan cara meningkatkan produktivitas karet alam Indonesia,

diantaranya dengan perluasan perkebunan karet, peremajaan kembali

tanaman-tanaman karet yang sudah maupun yang kurang produktif, mengaplikasikan pola

kemitraan antara petani perkebunan rakyat dan perkebunan besar negara/swasta.

2.2 Penelitian Tentang Motivasi

Hening (2002) melakukan penelitian tentang Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan Pabrik PT. Indonesian Maltose

Industry. Pendugaan terhadap faktor-faktor tersebut menggunakan uji korelasi

Rank Spearman. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman yang dilakukan, diperoleh beberapa faktor eksternal yang memiliki hubungan yang nyata dan

(35)

dari tingkat yang tinggi ke tingkat yang rendah adalah kompensasi, kondisi kerja,

peraturan dan kebijakan perusahaan, hubungan atasan-bawahan, dan hubungan

sesama rekan kerja. Hal ini berarti bahwa kompensasi merupakan faktor eksternal

yang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap motivasi kerja karyawan,

kemudian diikuti faktor kondisi kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan,

hubungan atasan bawahan, dan hubungan sesama rekan kerja. Dengan semakin

baiknya tingkat kompensasi pada karyawan maka semakin tinggi motivasi kerja.

Sedangkan empat faktor internal yang sebelumnya diduga dapat memotivasi kerja

karyawan, yaitu umur, pendidikan, masa kerja, dan jumlah tanggungan dalam

keluarga, ternyata tidak memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi kerja

karyawan. Artinya semua keempat faktor internal tersebut tidak mempengaruhi

motivasi kerja karyawan.

Meliana (2003) melakukan penelitian tentang Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan Operasional PT. Kebun Ciputri Molek.

Faktor internal yang diduga mempengaruhi motivasi kerja adalah jenis kelamin,

usia, tingkat pendidikan, masa kerja, dan jumlah tanggungan keluarga. Sedangkan

faktor-faktor eksternal yang diduga mempengaruhi motivasi kerja tersebut

mengaju pada Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg, khususnya faktor

pemeliharaan, yaitu hubungan atasan-bawahan, hubungan sesama rekan kerja,

peraturan dan kebijakan perusahaan, kondisi kerja, dan kompensasi. Pendugaan

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja dianalisis

(36)

Hasil uji faktor-faktor eksternal yang diduga sebagai faktor yang dapat

mendorong motivasi kerja karyawan yaitu hubungan atasan-bawahan, hubungan

sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan, kondisi kerja, dan

kompensasi, ternyata seluruhnya memiliki hubungan yang nyata dan positif

terhadap motivasi kerja karyawan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kepuasan

mereka terhadap berbagai faktor tersebut maka motivasi kerja karyawan pun akan

semakin tinggi. Adapun urutan faktor-faktor pendorong motivasi kerja dari yang

paling memiliki pengaruh paling besar adalah kompensasi, kondisi kerja,

peraturan dan kebijakan perusahan, hubungan atasan-bawahan, dan hubungan

sesama rekan kerja.

Adapun faktor-faktor internal yang diduga dapat memotivasi kerja

karyawan yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan, masa kerja, dan jumlah

tanggungan keluarga, tidak memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi kerja

karyawan. Hal ini mengandung pengertian bahwa tingkat motivasi kerja karyawan

tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, pendidikan, masa kerja, dan besarnya

jumlah tanggungan keluarga. Penulis beralasan bahwa lebih berpengaruhnya

faktor-faktor eksternal dibanding dengan faktor-faktor internal lebih disebabkan

kondisi perekonomian dewasa itu, sehingga karyawan lebih memperhatikan faktor

lingkungan luar perusahaan (faktor eksternal) dari pada faktor internal.

Penelitian yang dilakukan Kristina P. M. (2004) adalah mengkaji

Hubungan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan Pemanen Kelapa

Sawit pada PT. MP Leidong West Perkebunan Sinar Mas I Kanopan Ulu,

Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhan Batu, Propinsi Sumatera Utara.

(37)

yaitu faktor internal, antara lain umur, pengalaman kerja, tingkat pendidikan,

tingkat pendapatan, dan jumlah tanggungan keluarga, dan faktor eksternalnya,

antara lain tingkat tanggung jawab, jarak hanca kerja, hubungan sesama

karyawan, hubungan atasan-bawahan, dan sistem insentif non finansial.

Motivasi kerja karyawan Pemanen Kelapa Sawit pada PT. MP Leidong

West Perkebunan Sinar Mas I umumnya berada pada kondisi sedang (79.2 persen

responden). Sama halnya dengan kondisi motivasi, tingkat produktivitas karyawan

juga berada pada kondisi sedang, yaitu 49.2 persen karyawan dengan perolehan

TBS kategori sedang dan 58.7 persen karyawan dengan perolehan kualitas hasil

panen kategori sedang.

Berdasarkan Uji Rank Spearman yang dilakukan diperoleh dua variabel internal dan empat variabel eksternal yang memiliki hubungan yang nyata dengan

motivasi kerja, Variabel-variabel tersebut adalah jumlah tanggungan keluarga dan

tingkat pendapatan. Sedangkan variabel-variabel eksternalnya adalah sistem

insentif non finansial, tingkat tanggung jawab, jarak hanca kerja, dan hubungan

sesama karyawan. Variabel jumlah tanggungan keluarga merupakan variabel yang

memiliki tingkat signifikansi yang paling tinggi pada faktor internal yang disusul

oleh variabel tingkat pendapatan. Sedangkan pada faktor eksternal, variabel yang

memiliki tingkat signifikansi paling tinggi terhadap motivasi kerja adalah variabel

sistem insentif non finansial. Selanjutnya disusul oleh variabel tingkat tanggung

jawab, jarak hanca kerja, dan hubungan sesama karyawan. Hal ini berarti semakin

tinggi tingkat kepuasan mereka terhadap berbagai faktor tersebut maka motivasi

kerja karyawan pun akan semakin tinggi, kecuali variabel jarak hanca kerja yang

(38)

motivasi kerjanya pun akan semakin menurun. Hubungan motivasi kerja dengan

produktivitas memperlihatkan hubungan yang nyata dan positif pada tingkat

signifikansi 0.01 persen. Hal ini berarti peningkatan motivasi kerja karyawan akan

meningkatkan produktivitas kerjanya.

Ekaprasetya (2006) dalam penelitiannya tentang Analisis Faktor-faktor

yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja Karyawan Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

di PT. Milano Aek Batu, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara, melakukan

pendugaan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang mempunyai

hubungan dengan motivasi kerja pada karyawan bagian proses, karyawan bagian

non proses, dan seluruh karyawan baik itu bagian proses maupun non proses.

Kondisi motivasi karyawan berada pada kondisi termotivasi yaitu sebanyak 73.15

persen karyawan.

Faktor-faktor eksternal yang diduga mempunyai hubungan dengan

motivasi kerja tersebut antara lain hubungan atasan-bawahan, hubungan sesama

rekan kerja, peraturan perusahaan, kondisi kerja, dan kompensasi. Sedangkan

faktor-faktor internalnya antara lain jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, masa

kerja, dan jumlah tanggungan keluarga. Penulis melakukan uji korelasi Rank Spearman untuk melihat signifikansi hubungan antara faktor-faktor internal dengan motivasi kerja pada karyawan bagian proses, hubungan antara

faktor-faktor internal dengan motivasi kerja pada karyawan bagian non proses, hubungan

antara faktor-faktor eksternal dengan motivasi kerja pada karyawan bagian proses,

hubungan antar faktor-faktor eksternal dengan motivasi kerja pada karyawan

bagian non proses, dan terakhir hubungan antara faktor-faktor eksternal dengan

(39)

Uji korelasi antara faktor-faktor internal dengan motivasi kerja pada

bagian proses diperoleh variabel yang mempunyai hubungan yang nyata dengan

motivasi kerja yaitu variabel usia. Semakin tinggi usia semakin tinggi motivasi

kerjanya. Lalu Pada uji korelasi antara faktor-faktor internal dengan motivasi

kerja pada bagian non proses diperoleh variabel masa kerja dan jumlah

tanggungan keluarga yang mempunyai hubungan yang nyata dengan motivasi

kerja. Selanjutnya pada uji korelasi antara faktor-faktor eksternal dengan motivasi

kerja pada bagian proses diperoleh variabel hubungan atasan-bawahan dan

kompensasi. Uji korelasi antara faktor-faktor eksternal dengan motivasi kerja pada

bagian non proses diperoleh variabel kompensasi, peraturan dan kebijakan

perusahaan, dan kondisi kerja. Sedangkan uji korelasi faktor-faktor eksternal yang

diduga mempunyai hubungan dengan motivasi kerja seluruh karyawan dihasilkan

variabel hubungan sesama rekan kerja dan kompensasi. Setiap bagian pada

perusahaan, yaitu bagian proses maupun non proses mempunyai variabel

pendorong motivasi yang berbeda-beda. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh

deskripsi dan tanggung jawab kerja pada masing-masing bagian perusahaan

tersebut berbeda satu sama lainnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Putra (2006) tentang Analisis Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan Departemen Produksi PT. Puncak

Gunung Mas mendapatkan kondisi awal motivasi kerja karyawan berada pada

kondisi sangat termotivasi, yaitu dengan jumlah karyawan sebesar 40.02 persen

yang merasa berada pada kondisi motivasi tersebut. Selanjutnya dengan

(40)

pendidikan merupakan satu-satunya variabel internal yang mempunyai beda nyata

pada taraf signifikansi 0.01 persen terhadap motivasi kerja karyawan, sedangkan

variabel internal lainnya tidak memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi

kerja. Sedangkan pada faktor eksternal diperoleh variabel hubungan

atasan-bawahan dengan tingkat signifikansi 0.01 persen memiliki hubungan negatif yang

lemah terhadap motivasi kerja karyawan. Hal ini berarti semakin meningkat

hubungan antara atasan-bawahan maka motivasi kerja justru akan menurun.

Selanjutnya secara berturut-turut variabel yang berbeda nyata dengan motivasi

kerja adalah kondisi kerja, penunjang kesehatan, peraturan dan kebijakan

perusahaan, kompensasi, dan hubungan sesama rekan kerja, sehingga apabila

terjadi peningkatan terhadap kelima variabel tersebut maka motivasi kerja

karyawan akan meningkat pula.

Penulis melihat walaupun kondisi motivasi kerja karyawan saat ini secara

umum sudah berada pada kondisi sangat termotivasi,ternyata masih ada karyawan

yang tidak dalam kondisi sangat termotivasi sehingga menjadi perhatian

perusahaan agar diharapkan semua karyawan berada pada kondisi sangat

termotivasi. Apabila kondisi tersebut tercapai maka produktivitas karyawan akan

menemui titik optimal yang akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.

Pendugaan terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi

kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti di Citeureup, Kabupaten Bogor

dituangkan Sumiati (2008) dalam karya ilmiahnya dengan judul Analisis

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja Karyawan Kebun Wisata Pasir

Mukti, Citeureup, Bogor. Penulis menduga faktor-faktor tersebut mencakup faktor

internal, antara lain usia karyawan, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga,

(41)

atasan-bawahan, hubungan sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan,

kompensasi, dan terakhir kondisi kerja. Semua variabel internal dan eksternal di

uji dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman, kecuali variabel internal jenis kelamin digunakan uji Chi Square.

Berdasarkan uji yang dilakukan terhadap faktor-faktor eksternal yang

diduga berhubungan dengan motivasi kerja diperoleh hasil variabel yang

mempunyai hubungan dengan motivasi kerja adalah variabel kondisi kerja, lalu

diikuti variabel peraturan dan kebijakan perusahaan, dan hubungan sesama rekan

kerja. Ini menunjukkan apabila terjadi peningkatan terhadap variabel-variabel

tersebut maka motivasi karyawan akan meningkat pula. Uji korelasi juga

dilakukan terhadap faktor-faktor internal yang diduga berhubungan dengan

motivasi kerja, yaitu antara lain variabel jenis kelamin, usia karyawan, tingkat

pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan masa kerja. Adapun hasil dari uji

korelasi yang dilakukan adalah semua variabel internal di atas tidak berbeda nyata

dengan motivasi kerja, artinya semua variabel internal tersebut tidak berhubungan

dengan motivasi kerja. Oleh karena itu, perusahaan tidak perlu meningkatkan

variabel jenis kelamin, usia karyawan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan

keluarga, dan masa kerja pada setiap karyawan karena hal tersebut tidak akan

membawa dampak yang signifikan terhadap peningkatan motivasi kerja

karyawan.

2.3 Perbandingan Penelitian Terdahulu

Umumnya para peneliti yang disebutkan di muka dalam pemilihan

faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap motivasi kerja, terutama faktor-faktor-faktor-faktor

eksternal, mengacu pada Teori Dua Faktor Herzberg khususnya faktor-faktor

(42)

sesama rekan kerja, sistem kompensasi, peraturan dan kebijakan perusahaan,

kondisi kerja, dan sebagainya. Adapun faktor-faktor internal yang diduga

berhubungan dengan motivasi kerja antara lain jumlah tanggungan keluarga,

tingkat pendapatan, usia, masa kerja, dan tingkat pendidikan karyawan.

Keseluruhan penelitian dimuka menggunakan metode korelasi dalam mengolah

datanya, yaitu korelasi Rank Spearman, dan adapun uji Chi Square dilakukan hanya terhadap variabel jenis kelamin saja. Semua penelitian dimuka dapat dilihat

perbandingannya pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Perbandingan Penelitian-penelitian Terdahulu

No Nama Tahun Alat/ Metode Faktor-faktor motivasi

Peneliti Internal Eksternal

1 Widya

Kristina 2004

Rank

a) Sistem insentif non finansial

b) Tingkat tangung jawab c) Jarak hanca kerja d) Hub. Sesama karyawan

4

a) Usia a) Hub. Atasan-bawahan b) Kompensasi

Bagian non-proses a) Masa kerja a) Kompensasi b) Jumlah

tanggungan keluarga

b) Peraturan dan kebi- jakan perusahaan c) Kondisi kerja

d) Hub. Sesama rekan kerja Seluruh karyawan

a) Hub. Atasan-bawahan

(43)

5 Ade

Putra 2006

Rank Spearman

a)Tingkat pendidikan

a) Hub. atasan-bawahan b) Kondisi kerja c) Penunjang kesehatan d) Peraturan dan kebijakan

perusahaan e) Kompensasi

f) Hub. Sesama rekan kerja

6 Sumiati 2008

Rank Spearman &

Chi Square

a) Kondisi kerja

b) Peraturan dan kebijakan perusahaan

c) Hub. sesama rekan kerja

Dibandingkan dengan penelitian terdahulu, penelitian tentang Analisis

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja Karyawan pada Pabrik

Karet Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju, PT Perkebunan Nusantara VIII ini menduga tidak hanya faktor-faktor atau variabel-variabel yang merupakan

kategori faktor pemeliharaan (maintenance factors) saja, tetapi juga menduga beberapa faktor-faktor atau variabel-variabel yang termasuk kategori faktor

motivasi (motivational factors). Herzberg dalam Seng (2001) menjelaskan serangkaian faktor motivasi ini dinamakan satisfiers atau motivator yang meliputi prestasi, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, pengembangan potensi individu,

dan penghargaan.

Penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Motivasi Kerja Karyawan pada Pabrik Karet Crumb Rubber (CR) Perkebunan Sukamaju, PT Perkebunan Nusantara VIII ini dalam metode analisisnya

menggunakan uji regresi linier berganda. Penelitian-penelitian terdahulu tentang

motivasi umumnya menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan Uji Chi Square, dengan demikian uji regresi linier berganda ini dapat dijadikan sebagai uji alternatif bagi analisis sejenis.

(44)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Sumberdaya Manusia

Hasibuan (2001) mengemukakan bahwa manajemen merupakan suatu cara

atau ilmu tentang pemanfaatkan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya

yang dimiliki oleh suatu organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan

organisasi tersebut dapat tercapai. Definisi tentang manajemen diatas memberikan

gambaran tentang pentingnya sumberdaya manusia pada suatu organisasi.

Kemampuan terpadu dari daya fikir dan daya fisik yang dimiliki individu

merupakan arti dari sumberdaya manusia itu sendiri (Hasibuan, 2001).

Sumberdaya manusia yang lebih dikenal dengan sebutan tenaga kerja

merupakan motor atau penggerak dalam menjalankan kegiatan yang ada di

perusahaan. Definisi tenaga kerja sendiri menurut Undang-undang Republik

Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan diartikan setiap orang

yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik

untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Terkadang

sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan kerap kali disebut karyawan, yaitu

seseorang yang menjual jasa, termasuk pikiran dan tenaganya, kepada suatu

perusahaan yang kemudian ia mendapat kompensasi dari apa yang telah ia berikan

tersebut yang besarnya telah ditetapkan sebelumnya (Hasibuan, 2001). Lebih

lanjut Hasibuan (2001) mengemukakan bahwa posisi karyawan disuatu

perusahaan dibedakan atas karyawan operasional dan karyawan manajerial

(45)

Nadler dalam Gilley dan Eggland (1989) menjabarkan konsep sumberdaya

manusia dalam gambar di bawah ini.

Utilitas Sumberdaya Manusia

Perencanaan Sumberdaya Manusia

Pembangunan

Sumberdaya Manusia • Promosi

• Penghargaan • Mutasi • Kompensasi

• Rekruitmen • Seleksi • Training

• Peningkatan Karir

• Training • Diklat

• Pembangunan

Gambar 1. Konsep Sumberdaya Manusia

Sumber : Principles of Human Resource Development oleh Gilley dan Eggland (1989)

Konsep sumberdaya manusia dimulai dengan membagi sumberdaya

manusia ke dalam tiga kategori, yaitu utilitas sumberdaya manusia, perencanaan

sumberdaya manusia, dan pembangunan sumberdaya manusia. Setiap peningkatan

dan perbaikan terhadap sumberdaya manusia baik melalui training, diklat, dan

pembangunan diharapkan akan meningkatkan pengetahuan, kompetensi,

keterampilan, perilaku, utilitas dan improvement karyawan.

3.1.2 Manajemen Sumberdaya Manusia

Tujuan perusahaan tidak akan dapat dicapai tanpa peran aktif sumberdaya

manusianya walaupun faktor modal dan teknologi yang dimiliki perusahaan

sangat mendukung. Mengelola karyawan sangatlah sulit dan kompleks, karena

mereka mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan, dan latar belakang yang

heterogen yang dibawa ke dalam lingkungan perusahaan. Oleh karena itu Peningkatan/Perbaikan

Pengetahuan Keterampilan Perilaku Kebiasaan

(46)

manajemen sumberdaya manusia sangat dibutuhkan dalam rangka mengelola

semua sumberdaya manusia yang ada di perusahaan untuk meningkatkan mutu

karyawan dan tentunya akan memperbaiki dan akan meningkatkan pula kinerja

(performance) dan daya hasil perusahaan.

Manajemen Sumberdaya Manusia (MSDM) adalah suatu proses kegiatan

yang bertujuan untuk menentukan kebutuhan organisasi terhadap sumberdaya

manusia, sehingga manusia yang dibutuhkan itu memang tersedia dan dapat

ditarik organisasi, mengelola segala sesuatu yang menyangkut kepentingan

mereka yang sudah berada dalam organisasi dan terutama senantiasa

mengembangkan kemampuan dan motivasi mereka agar benar-benar dapat

mencapai sasaran dan memenuhi kebutuhan organisasi yang sudah ditentukan itu

(Zainun, 2004).

Hasibuan (2001) mendefinisikan Manajemen Sumberdaya Manusia

(MSDM) sebagai ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar

efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan

masyarakat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa tujuan dari MSDM adalah agar

perusahaan mendapatkan rentabilitas laba yang lebih besar dari persentase tingkat

bunga bank.

3.1.3 Motivasi Kerja

3.1.3.1 Pengertian Motivasi Kerja

Tingkat kinerja seseorang menurut Stoner (1980) dipengaruhi oleh tiga

hal, yaitu motivasi, kemampuan, dan pemahaman kerja atau dengan kata lain

(47)

Zainun (2004) berpendapat bahwa lingkungan luar dan iklim organisasi

turut mempengaruhi kinerja karyawan, disamping motivasi dan kemampuan

seseorang. Lingkungan ini antara lain berupa budaya, hukum, politik, ekonomi,

sosial, dan teknologi. Adapun iklim organisasi terdiri atas kebijakan dan filsafat

manajemen, gaya kepemimpinan, ciri-ciri struktural dan kondisi sosial kelompok

kerja.

Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Menurut Hasibuan (2001) motivasi merupakan proses pemberian

suatu daya penggerak sehingga tercipta kegairahan kerja seseorang agar mereka

mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya

guna mencapai sesuatu yang diinginkannya. Sedangkan Seng et al (2001) mengemukakan bahwa motivasi sebagai suatu kekuatan dalam diri yang

mengarahkan seseorang dari tidak bersemangat atau keadaan lesu kearah perilaku

yang dinamis.

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan

potensi karyawan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan

mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu pemberian motivasi

sangat penting dalam rangka meningkatkan tingkat dan mutu kinerja karyawan.

Motif adalah suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Ada perbedaan antara keinginan (want) dan kebutuhan (needs) yaitu keinginan (want) dari setiap orang berbeda karena dipengaruhi oleh selera, latar belakang dan lingkungannya, sedangkan kebutuhan

(48)

Gambar 2. Konsep motif dan motivasi

Sumber : Manajemen Sumberdaya Manusia oleh Hasibuan(2001)

3.1.3.2Teori-teori Motivasi

Teori-teori motivasi diklasifikasikan atas :

1. Teori Kepuasan (Content Theories) 2. Teori Proses (Process Theories)

1. Teori Kepuasan (Content Theories) Teori Hierarki Kebutuhan

Maslow (1970) mengemukakan teori motivasi yang dinamakan Maslow’s Need Hierarchy Theory/A Theory of Human motivation atau Teori Hierarki Kebutuhan dari Maslow. Teori ini mengikuti teori jamak yakni seseorang

berperilaku/bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam

kebutuhan. Hasibuan (2001) mengemukakan bahwa dasar dari Teori Hierarki

Kebutuhan ini adalah :

a) Manusia adalah mahluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu

menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus menerus dan hanya

akan berhenti bila akhir hayatnya tiba.

b) Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator

bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan

menjadi motivator. Perangsang materil & nonmateril oleh internal &eksternal

Rangsangan keinginan & perilaku individu manusia

Pemenuhan kebutuhan Daya penggerak &

(49)

c) Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang/hierarki, yakni

kebutuhan fisik dan biologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan,

kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan atau prestise, dan

aktualisasi diri.

Maslow meyakini bahwa ada suatu proses alami dari cara seseorang

memenuhi kebutuhannya secara menaik mulai dari jenjang pertama menuju

jenjang kelima (jenjang tertinggi) dari suatu tingkat kebutuhan. Maslow

menggambarkan tingkat kebutuhan tersebut seperti gambar di bawah ini :

Gambar 3. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Sumber : Manajemen Sumberdaya Manusia oleh Hasibuan(2001)

Kebutuhan fisik dan biologis merupakan kebutuhan dasar yaitu kebutuhan

untuk mempertahankan hidup. Yang termasuk ke dalam kebutuhan ini adalah

kebutuhan makan, minum, perumahan, udara, dan sebagainya. Keinginan untuk

memenuhi kebutuhan ini merangsang seseorang berperilaku atau bekerja giat.

Kebutuhan keselamatan dan keamanan adalah kebutuhan akan kebebasan

dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakan dan keselamatan dalam

melaksanakan pekerjaan. Kebutuhan ini mengarah pada dua bentuk yaitu

kebutuhan akan keamanan jiwa terutama keamanan jiwa ditempat pekerjaan pada 1. Physicological

2. Safety and Security 

3. Affiliation or Acceptance  4. Esteem or Status

5. Self Actualization 

Ti

n

g

kat

ti

n

g

kat

 

kebutuhan

  

(50)

saat mengerjakan pekerjaan di waktu jam-jam kerja dan kebutuhan akan

keamanan harta di tempat pekerjaan pada waktu jam-jam kerja.

Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan dimana seorang karyawan ingin

diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat lingkungannya,

keinginan berafiliasi, berinteraksi, dicintai dan mencintai terhadap orang lain.

Kebutuhan akan penghargaan atau prestise adalah kebutuhan akan

penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan

masyarakat lingkungannya. Maslow (1970) mengklasifikasikan kebutuhan

keempat ini ke dalam dua kategori, yaitu keinginan akan rasa pengakuan dari diri

sendiri, dan keinginan akan prestise atau reputasi yang hanya diberikan atau

dianugerahkan oleh orang lain.

Aktualisasi diri adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan

menggunakan kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai

prestasi kerja yang sangat memuaskan/luar biasa. Kebutuhan ini merupakan

realisasi lengkap potensi seseorang secara penuh. Kebutuhan ini tidak dapat

dipenuhi dari luar melainkan berdasarkan atas keinginan atas usaha individu itu

sendiri.

Teori Hierarki Kebutuhan ini memiliki beberapa kebaikan. Pertama,

manajer mengetahui bahwa seseorang berperilaku atau bekerja adalah untuk dapat

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, materil dan nonmateril yang akan

memberikan kepuasan kepadanya. Kedua, kebutuhan manusia berjenjang sesuai

dengan kedudukan atau sosial ekonominya. Seseorang yang berkedudukan rendah

cenderung dimotivasi oleh materi, sedang orang yang berkedudukan tinggi

(51)

memberikan alat motivasi yang paling sesuai untuk merangsang semangat bekerja

bawahannya.

Selain memiliki beberapa kebaikan, Teori Hierarki Kebutuhan ini pun

memiliki beberapa kelemahan. Pertama, kebutuhan manusia menurut teori ini

berjenjang, tetapi dalam kenyataannya manusia menginginkan tercapai sekaligus

dan kebutuhan manusia itu merupakan kebutuhan siklus, seperti makan lalu lapar

lagi, kemudian makan lalu lapar lagi, dan seterusnya. Kedua, walaupun teori ini

populer, namin belum pernah dicoba kebenarannya karena Maslow

mengembangkannya hanya atas dasar pengamatannya saja.

Teori Motivasi Dua Faktor dari Herzberg

Herzberg dalam Seng (2001) mengemukakan bahwa menurutnya

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dalam bekerja dapat diklasifikasikan ke

dalam dua kategori, yaitu :

1. Faktor Motivasi(Motivational factors)

Motivational factors lebih berorietasi pada kandungan pekerjaan itu sendiri dan berhubungan dengan kepuasan kerja. Kebutuhan ini meliputi

serangkaian kondisi intrinsik, job content yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat

menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik. Jika kondisi ini tidak ada,

tidak akan menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Serangkaian

faktor ini dinamakan satisfiers atau motivator yang meliputi prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan, dan

(52)

2. Faktor Pemeliharaan (Maintenance factors)

Maintenance factors umumnya berhubungan dengan lingkungan eksternal dari pekerjaan itu sendiri. Lingkungan ini termasuk kebijakan perusahaan,

kondisi kerja, balas jasa, kepastian pekerjaan, supervisi yang

menyenangkan, mobil dinas, rumah dinas, dan lain-lain. Faktor-faktor

tersebut tidak meningkatkan motivasi ketika terpenuhi, akan tetapi apabila

faktor-faktor ini tidak terpenuhi, maka hal ini akan dapat menurunkan

motivasi karyawan, seperti ketidakpuasan dan turn over karyawan yang meningkat.

Adapun perbedaan antara Teori Motivasi Dua faktor dari Herzberg dengan

Teori Hierarki Kebutuhan dari Maslow disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Perbandingan Teori Motivasi Dua Faktor dari Herzberg Terhadap Teori Hierarki Kebutuhan dari Maslow

Maslow’s Needs Hierarchy Theory Herzberg’s Motivation-Maintenance Theory

Mo

Kreatif dan pekerjaan yang menantang Prestasi

Pengembangan potensi individu Tanggung jawab

Social/belonging

Safety/security

Physiological/biological

Status

Administrasi dan kebijakan perusahaan Keamanan kerja

Kondisi kerja Upah/balas jasa Kehidupan pribadi

(53)

Teori X dan Teori Y dari McGregor

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas

dapat dibedakan atas manusia penganut teori X (teori tradisional) dan manusia

penganut teori Y (teori demokratik). Menurut teori X ini untuk memotivasi

karyawan harus dilakukan dengan cara pengawasan yang ketat, dipaksa dan

diarahkan supaya mereka mau bekerja sunguh-sungguh. Adapun tipe

kepemimpinan teori X adalah otoriter sedangkan gaya kepemimpinannya

berorientasi pada prestasi kerja (Hasibuan, 2001). Sedangkan menurut teori Y ini

untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan dengan cara peningkatan

partisipasi karyawan, kerja sama, dan keterikatan pada keputusan. Adapun tipe

kepemimpinannya adalah kepemimpinan partisipatif.

2. Teori Motivasi Proses (Process Theories)

Dibanding dengan teori yang menekankan tentang kepuasan suatu

kebutuhan beserta penggerak/perangsang alami dari kebutuhan-kebutuhan

tersebut, teori proses lebih menekankan tentang “bagaimana” dan “dengan tujuan

apa” seorang individu dapat termotivasi (Stonner, 1980).

Hasibuan (2001) membagi teori motivasi proses ini menjadi teori harapan

(expectancy theory), teori keadilan (equity theory), dan teori pengukuhan (reinforcement theory).

Teori Harapan (Expectancy theory)

Teori harapan ini dikemukakan oleh Victor Vroom. Dia menyatakan setiap

motivasi individu tergantung dari tujuan tertentu dari individu tersebut dan

persepsinya akan hasil yang akan didapat sebagai akibat dari tercapainya tujuan

Gambar

Tabel 3. Perbandingan Penelitian-penelitian Terdahulu
Gambar 1. Konsep Sumberdaya Manusia
Gambar 2. Konsep motif dan motivasi
Gambar 3. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
+7

Referensi