• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Terdahulu

Dalam dokumen Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan (Halaman 48-55)

1. Ehsan Gooraki, Hesameddin Noroozi, Saadat Marhamati dan Faranak Behzadi dalam jurnalnya yang berjudul The effect of leadeship style on the employees’ job motivation in health carecenters in Shiraz mengemukakan hasil dari studinya bahwa sebagian besar manajer tidak berpendidikan. Jadi disarankan untuk mengadakan seminar dan mengundang ahli professional dalam rangka mengadakan pelatihan yang diperlukan. Setelah diteliti, karyawan yang mempunyai gelar sarjana akan memiliki level motivasi yang lebih tinggi. hasil akhirnya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan manajer terhadap motivasi kerja karyawannya.

2. Frederick Binfor, Sampson Kwado Boateng, Edith Anokor Abbey, Samuel Adu Osei, Felix K. M. Swanzy dan Theophilus Francis Gyepi-Garbrah dalam jurnalnya yang berjudul The Effect of Leadership Style On Employee Performance in Public Institutions : Evidenve From Ghana mengemukakan hasil dari studinya bahwa berdasarkan seluruh data yang telah dikumpulkan dalam bentuk wawancara dan dokumentasi lain, manajemen kepemimpinan yang baik dan motivasi akan membantu mengembangkan kinerja individu, tim dan grup. Mereka mengatakan bahwa kepemimpinan dan motivasi adalah kunci untuk merubah persepsi orang yang awalnya melihat perubahan sebagai ancaman menjadi perubahan sebagai tantangan.

3. Muhammad Farhan Akhtar, Khizer Ali, Miss Shama Sadaqat dan Shoaib Hafeez dalam jurnalnya yang berjudul Extent of Training in Banks and its impact on employees’ motivation and involvement in job mengemukakan hasil penelitiannyabahwa pelatihan untuk pegawai dalam sebuah organisasi sangat penting untuk mencapai kesempurnaan dan kompetensi tertentu. Tapi apakah pelatihan berperan dalam pembekalan pegawai untuk permintaan kompetensinya? Tentu saja pelatihan kerja memberi dampak positif terhadap

motivasi kerja. Jadi, pelatihan kerja sangat penting diterapkan khususnya pada pegawai bank yang bermoral rendah tetapi tinggi angka stress kerjanya. 4. Afshan Sultana, Sobia Irum, Kamran Ahmed dan Nasir Mehmood dalam

jurnalnya yang berjudul Impact of Training on Employee Performance : A Study of Telecommunications Sector in Pakistan mengemukakan bahwa penelitiannya bertujuan untuk mengetahui dampak pelatihan kerja terhadap kinerja pegawai di sektor telekomunikasi di Pakistan. Dari hipotesisnya, ditemukan adanya hubungan positif antara pelatihan dengan kinerja pegawai. Datanya diperoleh dari kuesioner, dalam analisisnya didapat hubungan yang kuat dan positif antara pelatihan dan kinerja pegawai. Pelatihan adalah kunci untuk meningkatkan kinerja pegawai. Pelatihan akan meningkatkan level kompetensi individual dan organisasi.

5. Akbar Ali, Maira Abrar dan Jahanzaib Haider dalam jurnalnya yang berjudul Impact of Motivation on the working performance of employees- A case study of Pakistan mengemukakan bahwa dari 100 responden (pegawai), sebagian besar dari mereka menjawab working habit adalah faktor terpenting yang menentukan working process mereka. Yang kedua adalah kebiasaan setelah kerja mempengaruhi motivasi mereka yang berdampak pada working process mereka. Yang ketiga, faktor teknologi sangat mempengaruhi working process seorang pegawai.

6. Harry Murti dan Veronika Agustini Srimulyani dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai dengan Variabel Pemediasi Kepuasan Kerja Pada PDAM Kota Madiun mengemukakan bahwa:

a. Motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai.

b. Motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai.

c. Kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai.

d. Kepuasan kerja merupakan variabel pemediasi antara motivasi dengan kinerja pegawai.

Variabel motivasi dalam Penelitian tersebut menggunakan teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow.

Pelatihan Kerja (X2) Motivasi Kerja (Y) Gaya Kepemimpinan Demokratis (X1) Kinerja Karyawan (Z) H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 2.4 Hipotesis

Hipotesis-1 : Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja

Ho : Gaya kepemimpinan demokratis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja karyawan PT. Rocktokom

Ha : Gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja karyawan PT. Rocktokom

Hipotesis-2 : Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan

Ho : Gaya kepemimpinan demokratis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Rocktokom

Ha : Gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Rocktokom

Hipotesis-3 : Pengaruh pelatihan kerja terhadap motivasi kerja

Ho : Pelatihan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja karyawan PT. Rocktokom

Ha : Pelatihan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja karyawan PT. Rocktokom

Hipotesis-4 : Pengaruh pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan

Ho : Pelatihan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Rocktokom

Ha : Pelatihan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Rocktokom

Hipotesis-5 : Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan

Ho : Motivasi kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Rocktokom

Ha : Motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Rocktokom

Hipotesis-6 : Pengaruh gaya kepemimpinan dan pelatihan kerja terhadap motivasi kerja dan dampaknya pada kinerja karyawan

Ho : Gaya kepemimpinan demokratis dan pelatihan kerja berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja dan berdampak signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Rocktokom

Ha : Gaya kepemimpinan demokratis dan pelatihan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja dan tidak berdampak signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Rocktokom

Metodologi Penelitian

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif, dimana penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan deskriptif dan komparatif karena penelitian asosiatif dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mngontrol suatu gejala.

Dalam pelaksanaannya, metode penelitian yang dilakukan adalah survei dan unit analisis yang dituju adalah individu, yaitu para karyawan PT. Rocktokom dengan tipe horizon yang digunakan adalah Cross-Sectional yang berarti penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu satu kali dan mencerminkan potret dari suatu keadaan pada saat tertentu.

Tabel 3. 1 Desain Penelitian

Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Penelitian Asosiatif

Survei Individu Cross-Sectional

T-2 Penelitian Asosiatif

Survei Individu Cross-Sectional

T-3 Penelitian Asosiatif

Survei Individu Cross-Sectional

T-4 Penelitian Asosiatif

Survei Individu Cross-Sectional

T-5 Penelitian Survei Individu Cross-Sectional 39

Asosiatif T-6 Penelitian

Asosiatif

Keterangan :

T-1 : Pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap motivasi kerja karyawan T-2 : Pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap kinerja karyawan

T-3 : Pengaruh pelatihan kerja terhadap motivasi kerja karyawan T-4 : Pengaruh pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan

T-5 : Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan

T-6 : Pengaruh gaya kepemimpinan demokratis dan pelatihan kerja terhadap motivasi kerja dan dampaknya terhadap kinerja karyawan

Dalam dokumen Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan (Halaman 48-55)

Dokumen terkait