Terdapat beberapa studi empiris yang telah dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui perbedaan tingkat kesehatan bank menggunakan metode CAMELS (Capital, Aset quality, Management, Earning, Liquidity, dan
Sensitivity to Market Risk) dan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, Dan Capital). Dari studi empiris tersebut ditemukan
beberapa hasil atau fakta yang berbeda sebagai berikut : No Nama Penulis, Judul
dan Tahun Publikasi Hasil Penelitian Perbedaan 1 Lotus Mega Fortrania
dan Ulfi Kartika Oktaviana, “Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah Dengan Menggunakan Metode CAMELS dan RGEC”, 2015.
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dengan menggunakan metode CAMELS dan RGEC untuk periode 2011-2013 yaitu menunjukan predikat peringkat komposit ”SEHAT”.
Studi kasus dan Periode
penelitian.
2 Bella Puspita Sugari, Bambang Sunarko, dan Yayat Giyatno, “Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Syariah Dan Konvensional Dengan Menggunakan Metode RGEC (Risk Profile,
Good Corporate
Governance, Earning, Dan Capital)”, 2015.
1. Tidak terdapat perbedaan signifikan dalam analisis tingkat kesehatan bank syariah dan bank konvensional yang dilihat dari Earning dan Capital. 2. Terdapat perbedaan signifikan dalam analisis tingkat kesehatan bank Periode penelitian dan dalam penelitian ini tidak menggunakan metode CAMELS, serta rasio yang digunakan untuk mengukur
syariah dan bank konvensional dinilai dengan metode RGEC, yang dilihat dari risk profile dan GCG.
tingkat kesehatannya ada beberapa yang beda.
3 Nur Fitriana, Ahmad Rosyid, dan Agus Fakhrina, “Tingkat Kesehatan Bank BUMN Syariah Dengan Bank BUMN Konvensional: Metode RGEC (Risk
Profile, Good
Corporate Governance, Earning Dan Capital)”,
2015.
1. Tidak terdapat Perbedaan Tingkat Kesehatan Bank BUMN Syariah dan
bank BUMN Konvensional Pada Faktor NPF/NPL, faktor FDR/LDR, faktor GCG, dan faktor permodalan (capital) untuk periode 2012-2014. 2. Terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank BUMN Syariah dan bank BUMN konvensional pada faktor ROA dan faktor CAR untuk periode 2012-2014. Studi kasus, periode penelitian dan dalam penelitian ini tidak menggunakan metode CAMELS. Serta rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatannya ada beberapa yang beda.
4 Cahyo Budi Santoso, “Analisa Risk Profile,
Good Corporate
Governance, Earning
dan Capital Sebagai Alat Untuk mengukur
Berdasarkan analisa menggunakan 7 rasio yang ada pada aspek metode RGEC, yaitu rasio NPL dan LDR yang mewakili aspek resiko
Studi kasus, periode penelitian dan penelitian ini tidak menggunakan
Tingkat Kesehatan Bank: Studi Kasus Pada Bank Pemerintah Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2013”, 2014.
profil, rasio ROE dan NPM yang mewakili aspek GCG, rasio ROA dan NIM yang mewakili aspek Earning dan rasio CAR yang mewakili aspek Capital dalam menilai tingkat kesehatan Bank pemerintah yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum keempat bank pemerintah tersebut berada pada tingkat kesehatan yang sehat dan telah menjaga tingkat kesehatannya dengan baik dan menerapkan menejemen yang efisien sesuai standar yang telah ditetapkan Bank Indonesia. metode CAMELS. Serta rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatannya ada beberapa yang beda.
5 Pramesti Lesmana Fitri dan Friyanto, “Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Teknik Analisa CAMEL”, 2016.
1. Rasio CAR PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pada
tahun 2010
dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 2. Rasio KAP PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pada Studi kasus, periode penelitian dan dalam penelitian ini tidak menggunakan metode
tahun 2010 dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 3. Rasio NPM PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pada tahun 2010 dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 4. Rasio ROA PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pada
tahun 2010
dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 5. Rasio BOPO PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pada tahun 2010 dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 6. Rasio LDR PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pada tahun 2010 dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 7. Rasio CR PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pada tahun 2010 CAMELS dan RGEC.
dikategorikan dalam kelompok SEHAT.
D. Hipotesis
Rasio CAMELS tidak hanya digunakan untuk mengukur kinerja ataupun mengukur kesehatan dari sektor perbankan, tetapi rasio ini digunakan juga untuk memprediksi kebangkrutan suatu bank atau bank failure serta sebagai indikator untuk menyusun peringkat bank. Oleh sebab itu bank syariah dan bank konvensional menggunakan rasio ini untuk mengukur tingkat kesehatannya. Dalam penelitian ini peneliti ingin membandingkan tingkat kesehatan bank syariah dan bank konvensional dengan metode CAMELS, bila kita lihat dari penggunaan setiap rasionya antara bank syariah dan bank konvensional sebenarnya ada perbedaan tetapi bila dilihat dari hasil pengukurannya tidak jauh beda diantara kedua bank tersebut.
Teori ini di dukung oleh penelitian Rahmy Anitasari (2013), yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan dalam analisis tingkat kesehatan antara bank syariah dan bank konvensional dinilai dengan metode CAMELS. Maka uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho1: Tidak terdapat perbedaan tingkat kesehatan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional dengan menggunakan metode CAMELS selama periode 2011-2016.
CAMELS merupakan sistem penilaian tingkat kesehatan industri perbankan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia berdasarkan faktor-faktornya, yaitu Capital, Asset quality, Management, Earnings, Liquidity, dan
Sensitivity to Market Risk. Oleh karena itu bank syariah dan bank konvensional
menggunakan lima faktor ini dalam menilai tingkat kesehatannya. Dalam perhitungannya pun terdapat perbedaan yang mendasar dan dalam kegiatan usahanya pun bank syariah dan bank konvensional tidak sepenuhnya sama. Selain itu, bank syariah di awasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip syariah. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis penilitian sebagai berikut:
Ha1: Terdapat perbedaan tingkat kesehatan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional dengan menggunakan metode CAMELS selama periode 2011-2016.
Hal ini tidak didasari penelitian sebelumnya, dikarenakan belum ada penelitian yang membandingkan tingkat kesehatan bank dengan metode CAMELS.
Rasio RGEC tidak hanya digunakan untuk mengukur kinerja ataupun kesehatan dari sektor perbankan, tetapi rasio ini digunakan juga untuk memprediksi kebangkrutan suatu bank atau bank failure serta sebagai indikator untuk menyusun peringkat bank. Oleh sebab itu bank syariah dan bank konvensional menggunakan rasio ini untuk mengukur tingkat kesehatannya. Dalam penelitian ini peneliti ingin membandingkan tigkat kesehatan bank syariah dan bank konvensional dengan metode RGEC, bila kita lihat dari penggunaan setiap rasionya antara bank syariah dan bank konvensional sebenarnya ada perbedaan tetapi bila dilihat dari hasil pengukurannya tidak jauh beda diantara kedua bank tersebut.
Teori ini di dukung oleh penelitian Nur Fitriana, A. Rosyid, dan Agus F (2015) serta penelitian dari Bella, Bambang, dan Yayat (2015), yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan dalam analisis tingkat kesehatan antara bank syariah dan bank konvensional dinilai dengan metode RGEC. Maka uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho2: Tidak terdapat perbedaan tingkat kesehatan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional dengan menggunakan metode RGEC selama periode 2011-2016.
RGEC merupakan sistem penilaian tingkat kesehatan industri perbankan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia berdasarkan faktor-faktornya, yaitu Risk profile, Good Corporate Governance, Earning dan
Capital. Oleh karena itu bank syariah dan bank konvensional menggunakan
empat faktor ini dalam menilai tingkat kesehatannya. Dalam perhitungannya pun terdapat perbedaan yang mendasar dan dalam kegiatan usahanya pun bank
syariah dan bank konvensional tidak sepenuhnya sama. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis penilitian sebagai berikut:
Ha2: Terdapat perbedaan tingkat kesehatan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional dengan menggunakan metode RGEC selama periode 2011-2016.
Hal ini tidak didasari penelitian sebelumnya, dikarenakan belum ada penelitian yang membandingkan tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC.