• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Terdahulu

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 26-36)

Penelitian mengenai kinerja Aparatur Sipil Negara dalam meningkatkan pelayanan publik pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya adalah:

Zainudin (2015) meneliti dengan judul: “Kinerja Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Tawaeli Kota Palu”. Pada penelitian ini dilakukan di antor Kecamatan Tawaeli Kota Palu dengan menekankan pada pelayanan publik yang dilihat dari kinerja pelayanan pada masyarakat yang diberikan berdasarkan teori

commit to user commit to user commit to user commit to user

daya tanggap. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: empat indikator dalam mengukur kinerja Pelayanan publik di Kantor Kecamatan Tawaeli Kota Palu dalam memberikan keadilan dan daya tanggap, sudah dapat berjalan sebagaimana tugas dan wewenang yang dimiliki tetapi pada aspek lain yang masih perlu ditingkatkan terutama pada aspek efisiensi.

Nurhayati Hamid (2013) meneliti dengan judul: “Kinerja Organisasi Dalam Pelayanan Administrasi Kependudukan Di Kecamatan Palu Timur Kota Palu”. Dalam menganalisis kinerja organisasi Pemerintah Kecamatan dalam pelayanan Administrasi Kependudukan, peneliti membatasi pada pelayanan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk. Untuk mengukur kinerja tersebut penulis menggunakan pendapat Dwiyanto, yang menggunakan beberapa indikator dalam mengukur kinerja organisasi publik.

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai Kinerja Organisasi Dalam Pelayanan Administrasi Kependudukan berupa Pelayanan Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga di Kecamatan Palu Timur Kota Palu maka penulis berkesimpulan bahwa: Dari aspek Produktivitas, Kinerja Organisasi Dalam Pelayanan Administrasi Kependudukan berupa Pelayanan Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga, belum memadai. Hal ini dikarenakan tidak ada data ril mengenai jumlah penduduk yang telah selesai melakukan pemrosesan Kartu Tanda Penduduk dan yang sudah mendapatkan Kartu Tanda Penduduknya. Dari aspek Kualitas Layanan, Kinerja Organisasi Dalam Pelayanan Administrasi Kependudukan berupa Pelayanan Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga, belum memuaskan. Karena waktu penyelesaian dalam pemrosesan Kartu Tanda Penduduk tidak ditetapkan standar waktu maksimal. Dari aspek Responsivitas, Kinerja Organisasi Dalam Pelayanan Administrasi Kependudukan berupa Pelayanan Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga, kurang tanggap. Karena tidak ada solusi dari Pemerintah Kecamatan terhadap lamanya setiap pengurusan Kartu Tanda Penduduk. Dari aspek Responsibilitas, Kinerja Organisasi Dalam Pelayanan Administrasi Kependudukan berupa Pelayanan Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga, masih kurang. Hal ini dikarenakan Pemerintah Kecamatan tidak mengambil kebijakan yang menyangkut kelancaran dalam proses pembuatan Kartu Tanda Penduduk. Tetapi dari aspek Akuntabilitas, Kinerja Organisasi Dalam Pelayanan Administrasi Kependudukan berupa Pelayanan commit to user commit to user commit to user commit to user

Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga, dapat dikatakan bertanggung jawab sebagaimana adanya himbauan dari Pemerintah Kecamatan agar masyarakat wajib Kartu Tanda Penduduk segera mengurusnya di Kantor Kecamatan.

Dedi Hadian (2016) meneliti dengan judul: ”Descriptive Study of Public Service on Local Government (Case Study in West Java Indonesia)”. Studi dilakukan untuk menentukan dan untuk menganalisis kinerja pelayanan publik di pada kota dan Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Dimensi kinerja pelayanan publik yang digunakan adalah Clarity and Assurance, Courtesy, Accuracy, Transparency, Efficiency, Responsive, Adaptive, dan Effective. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan publik di kantor kota dan Kabupaten di Provinsi Jawa Barat masuk kategori baik. Dimensi terbaik dalam pelayanan publik yaitu dimensi kejelasan dan kepastian, karena itu perlu untuk meningkatkan kejelasan dan kepastian dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat sehingga kinerja pemerintah dapat dijalankan secara efektif dan optimal.

Yusriadi (2017) meneliti dengan judul: “Bureaucratic Reform in Public Service: A Case Study on the One Stop-Integrated Service”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan reformasi birokrasi dan berusaha untuk menawarkan beberapa solusi untuk perbaikan Layanan administrasi perizinan. Studi ini diterapkan pendekatan kualitatif yang menggunakan desain studi kasus. Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa pelaksanaan reformasi birokrasi Administrasi Layanan perizinan pada aspek kelembagaan di Kabupaten Bone telah membentuk One Stop-Integrated Service. Pada aspek SDM yang menunjukkan bahwa kualifikasi karyawan tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi, serta kurangnya disiplin dan tanggung jawab karyawan, pada aspek sistem dan prosedur menunjukkan bahwa perizinan umumnya diselesaikan melebihi waktu yang ditentukan dari periode yang ditentukan, serta adanya diskriminasi dan inkonsistensi dalam pemberian pelayanan.

Rasidin Calundu (2017) meneliti dengan judul: ”Ethics Bureaucracy against the Health Service at the Health Center of the Town Pare Pare”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi riel pelaksanaan tugas dan fungsi aparat pelayan dalam melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan di Puskesmas. Juga fungsi pengaturan dan fungsi pengawasan dalam memberikan pelayanan kesehatan serta berupaya untuk menemukan model pelayanan

kinerja aparatur birokrasi pelayanan kesehatan dapat meningkat. Dengan refungsionalisasi aparatur dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dengan mengacu pada kompetensi dan professional akan menghadirkan pelayanan publik yang berkualitas untuk menghadapi dinamika masyarakat sebagai objek pelayanan publik. Lokasi penelitian adalah Puskesmas di Kota Parepare dengan sumber data adalah data primer dan data sekunder dengan tehnik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi. Informannya adalah Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang, kepala Puskesmas, staf kesehatan, masyarakat luas sebagai pemakai, tokoh masyarakat, pemerhati kesehatan, LSM, dan anggota DPRD Kota Parepare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran kinerja aparatur dalam penerapan tupoksinya dalam penanganan pelayanan kesehatan belum berjalan maksimal, baik dalam penerapan fungsi pelayanan, fungsi pengaturan maupun fungsi pengawasan, mengingat harapan besar masyarakat akan pelayanan kesehatan belum tertangani dengan baik. Hal ini disebabkan kualitas aparatur masih rendah, sarana prasarana kesehatan belum memadai dan SOP yang ada belum melakukan pemberdayaan masyarakat.

Kenyataan menunjukkan bahwa pelayanan sudah berjalan namun belum maksimal sebagaimana harapan masyarakat sehingga diperlukan pembenahan dengan refungsionalisasi birokrasi pelayanan kesehatan meliputi desain ulang fungsi utama aparat pelayan, perubahan paradigma pelayanan, perubahan tupoksi aparat pelayan dan perubahan SOP. Tentunya berimplikasi pada semakin professional, kompetensi aparatur pelayanan kesehatan dengan tidak terlepas dari sumber daya manusia aparatur yang kapabel, kepemimpinan yang mampu memotivasi aparatur dan struktur organisasi yang rampin tetapi kaya fungsi menjadikan organisasi semakin bagus dalam menunjang kinerja aparatur dalam pelayanan publik, utamanya pelayanan kesehatan di era otonomi daerah.

H. Aras Solong (2017) meneliti dengan judul: “Actualization New Public Service (NPS) Administration in Public Service”. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan konsep terwujudnya New Public Service (NPS) pada administrasi pelayanan public, serta untuk melihat seberapa jauh karyawan melakukan layanan administrasi pemerintahan dalam melayani kepentingan publik dalam rangka memenuhi unsur-unsur efisiensi, efektif, ekonomis, adil dan responsif terhadap kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi pertama yaitu birokrasi, perilaku individu dan commit to user commit to user commit to user commit to user

institusional birokrasi tidak boleh dipengaruhi oleh kekuatan/kekuasaan. Dimensi kedua, kualitas dari pelayanan publik reorientasi dalam filsafat pemerintahan negara itu sendiri waktu harus memprioritaskan aspek efektivitas, ekonomis, adil dan responsif. Dengan demikian, melalui aktualisasi dari New Public Service (NPS) PADA administrasi pelayanan publik dapat mengubah kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik.

Muhammad Idris (2015) meneliti dengan judul: ”Bureaucracy Ethics Based in Public Service Local Wisdom in Gowa”. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: 1) Standar kualitas pelayanan IMB di daerah masih menunjukkan stantar pelayanan kurang maksimal, karena masih terdapat kesenjangan antara janji Birokrasi dengan pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat sebagai pelanggan. Konsistensi terhadap penyelesaian IMB masih lamban dan sering mensyatkan yang mempersulit pemohon. 2) Ada beberapa faktor yang sering bersentuhan langsung dengan kualitas pelayanan IMB: masih adanya kewenang lebih dari satu departeman dan tidak jelas garis koordinasinya, sikap/budaya birokrasi pelayanan masih rendah, dan sikap masyarakat pemohon masih tidak menyadari memenuhi prosedur yang resmi sehingga mempersulit aparat melakukan kualitas yang terbaik dan adil. 3) Solusinya meningkatkan kualitas pelayanan adalah: Reformasi model kelembagaan ke pelayanan satu atap, publikasi- kan standar pelayanan minimal, tingkat- kan pengawasan, pola pembinaan SDM aparatur, dan tumbuhkan partisipasi masyarakat tentang pentingnya prosedur pelayanan.

Berdasarkan kajian penelitian terdahulu di atas, maka dapat peneliti sampaikan ringkasan dalam bentuk materik sebagai berikut:

Tabel 2.2

Matrik Penelitian Terdahulu

Judul/Peneliti Metode Penelitian Hasil Penelitian Relevansi

Persamaan Perbedaan kualitatif, di mana yang menjadi informan terdiri dari efisiensi, efektivitas, keadilan, (2015) indikator kinerja yang digunakan adalah efisiensi, efektivitas, keadilan, dan daya tanggap, sedangkan dalam penelitian ini indikator

commit to user commit to user commit to user commit to user

observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan mengambil kesimpulan (verifikasi).

Kota Palu dalam memberikan keadilan dan daya tanggap, sudah dapat berjalan sebagaimana tugas dan wewenang yang dimiliki tetapi pada aspek lain yang

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan mengambil

Hasil penelitian yaitu aspek Produktivitas, belum memadai. Hal ini dikarenakan tidak ada data ril mengenai jumlah penduduk aspek Responsivitas, kurang tanggap. Dari pada pengukuran kinerja,

dalam penelitian

Nurhayati Hamid (2013) indikator kinerja yang digunakan adalah kualitas layanan, responsibilitas dan akuntabilitas,

sedangkan dalam

penelitian ini indikator kinerja yang digunakan adalah produktivitas, yaitu penelitian yang menggambarkan dari bidang kesehatan dan pendidikan, pada pengukuran kinerja, dalam penelitian Bernard Oladosu Omisore (2013) indikator kinerja yang

digunakan adalah

Oladosu dalam penelitian ini indikator kinerja yang

digunakan adalah

Jenis penelitian kualitatif pada dalam menilai kinerja pelayanan rumah sakit menggunakan 3 dimensi pelayanan.

Penentuan informan penelitian ini ditentukan secara purposive. data meliputi reduksi data, penyajian data dan pada pengukuran kinerja, dalam penelitian Peter Davis (2013) indikator kinerja yang digunakan adalah efficiency, effectiveness, equity,

sedangkan dalam

penelitian ini indikator kinerja yang digunakan adalah produktivitas, informan penelitian ini ditentukan secara publik pada negara-negara di Afrika negara-negara Afrika secara umum dan Ethiopia

pentingnya

rekayasa ulang usaha

dan perubahan kualitatif pada dalam

menilai kinerja

pelayanan sektor publik. Penentuan informan penelitian ini ditentukan secara purposive. Metode pengumpulan data yang terdiri dari observasi,

wawancara, dan

dokumentasi,

sedangkan teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan mengambil

manajemen senior. Ini telah memberikan pada pengukuran kinerja,

dalam penelitian

Chitrangda (2014)

indikator kinerja yang digunakan adalah sistem informasi kinerja atau hasil kerangka kerja manajemen sistem.

Sedangkan dalam

penelitian ini indikator kinerja yang digunakan adalah produktivitas,

akuntabel dan transparan dari target kinerja.Hasil RFD diharapkan

meningkatkan

kompetisi yang sehat antar lembaga publik dan dengan demikian Evaluasi dalam sistem negara. Hal Ini telah informan penelitian ini ditentukan secara purposive. Metode pengumpulan data yang terdiri dari kuesioner, sedangkan teknik kinerja sektor publik di Zambia yang tingkat kebijakan dan manajemen. pada pengukuran kinerja, dalam penelitian Tobias

Mulimbika (2014)

indikator kinerja yang digunakan adalah dimensi kualitas manajemen, dimensi kerjasama tim, orientasi jangka panjang, transparansi dan inovasi.

Sedangkan dalam

penelitian ini indikator kinerja yang digunakan adalah produktivitas,

Jenis penelitian ini adalah deskriptif didasarkan dari lima

Sama-sama pada pengukuran kinerja,

dalam penelitian

Sudaryanto (2016)

indikator kinerja yang digunakan adalah dimensi

commit to user commit to user commit to user commit to user

Kabupaten

penelitian ini indikator kinerja yang digunakan adalah produktivitas,

Jenis penelitian yang

digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Informan pada

penelitian ini adalah pegawai di RSUD Undata Palu. Adapun teknik penentuan

informan yang

digunakan dalam

penelitian ini yaitu purposive sampling.

Teknik analisis data yang digunakan dengan model analisis interaktif belum di dukung oleh SDM teknis yang tersebut dapat dilihat melalui keluhan dari pegawai terhadap

Berdasarkan jurnal penelitian terdahulu di atas, maka penelitian terdahulu yang dapat diterapkan dalam mengukur kinerja organisasi publik rumah sakit adalah penelitian yang dilakukan oleh Sjamsudin (2016) indikator kinerja yang digunakan sama-sama menggunakan aspek produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas sehingga indikator pengukuran kinerja tersebut dapat diterapkan pada organisasi sektor publik Rumah Sakit UNS.

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 26-36)

Dokumen terkait