• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.4. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan oleh Eva Melita Fitria (2015) yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 3 Nomor 1 dengan judul “Dampak Online Shop di Instagram dalam Perubahan Gaya Hidup Konsumtif Perempuan Shopaholic di Samarinda”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data-data yang disajikan menggunakan data primer dan data skunder melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini dan data internet.

Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada model analisis interaktif Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. Hasil dari penelitian ini bahwa dapat disimpulkan, perempuan shopaholic di Samarinda yang telah aktif menggunakan Instagram menjadi semakin konsumtif dalam hal berbelanja online untuk memenuhi kebutuhan yang didasari karena keinginan untuk menjaga penampilan sebagai wujud identitas diri.

2. Penelitian ini dilakukan oleh Regina C. M. Chita, Lydia David, dan Cicilia Pali (2015) yang dipublikasikan dalam Jurnal e-Biomedik Volume 3 Nomor 1 dengan judul “Hubungan antara Self-control dengan Perilaku Konsumtif Online Shopping Produk Fashion pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Angkatan 2011”. Penelitian ini

bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu consecutive sampling. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi angkatan 2011 dengan jumlah 174 responden. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner self-control dan perilaku konsumtif online shopping produk fashion. Teknik analisa data dengan menggunakan uji korelasi Sperman Rank dengan galat pendugaan α=0,05. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan self-control dengan perilaku konsumtif online shopping produk fashion pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi angkatan 2011, dengan uji korelasi Sperman Rank didapatkan nilai p = 0,000 < α = 0,05. Dengan nilai korelasi sebesar -0,485 yang termasuk kedalam kategori sedang.

Tanda negatif menunjukan arah hubungan artinya semakin tinggi self-control maka semakin rendah perilaku konsumtif online shopping produk fashion, sebaliknya semakin rendah self-control maka semakin tinggi perilaku konsumtif online shopping produk fashion. Simpulan: Terdapat hubungan antara self-control dengan perilaku konsumtif online shopping produk fashion pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Angkatan 2011.

3. Penelitian ini dilakukan oleh Sri Rahayu, Zuhriyah, dan Silvia Bonita (2015) yang dipublikasikan dalam Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Volume 13 Nomor 3 yang berjudul “Pengaruh Gaya Hidup dan Persepsi Mahasiswa terhadap Keputusan Pembelian secara Online di Kota Palembang”. Penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan analisis

regresi linier ganda. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Kota Palembang yang pernah berbelanja secara online, yakni Universitas Muhammadiyah Palembang, Universitas PGRI Palembang, Universitas Bina Darma, Universitas IBA, Universitas Kader Bangsa, Universitas Palembang, Universitas Sjakhyakirti, Universitas Taman Siswa, Universitas Tridinanti dan Universitas Indo Global Mandiri berjumlah 346 responden. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh signifikan antara gaya hidup dengan persepsi mahasiswa terhadap keputusan pembelian secara online di Kota Palembang.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata dan perbuatan-perbuatan manusia tanpa ada usaha untuk mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah diperoleh (Afrizal,2015:102). Penelitian kualitatif memiliki karakteristik yaitu membentuk kenyataan sosial (makna budaya), berfokus pada proses (peristiwa interaktif), keotentikan faktor utama, menilai saat ini dan eksplisit, teori dan data bercampur, kasus dan subjek sedikit, menggunakan analisis tematik, dan peneliti terlibat (Neuman, 2013:19).

Pendekatan deskriptif kualitatifmemberikan gambaran, ringkasan berbagai kondisi, situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada pada masyarakat yang dijadikan sebagai objek penelitian. Upaya ini menarikrealitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.

Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana gaya hidup mahasiswa di Kota Medan dalam berbelanja secara online.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kalangan mahasiswa di Kota Medan.

Alasan peneliti memilih Kota Medan sebagai lokasi penelitian dikarenakan Kota Medan berada di tiga besar sebagai kota dengan persentase belanja

online tertinggi di Indonesia menurut riset yang dilakukan oleh Google Indonesia bersama GFK mengenai industri e-commerce. Posisi pertama ditempati oleh Kota Surabaya sebesar 71 persen, Medan 68 persen, Jakarta sebesar 66 persen, Bodetabek 65 persen, Bandung 63 persen, Semarang 59 persen, dan Makassar 52 persen. (Liputan6.com diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 13.26 WIB).

3.3. Unit Analisis dan Informan 3.3.1. Unit Analisis

Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang ada di Kota Medan.

3.3.2. Informan

Pada penelitian ini, informan penelitian diperoleh dengan prosedur snowball sampling. Sampling bola salju (snowball sampling) adalah cara pengambilan sampel dari populasi dengan dimulai dari teman dekat atau dari kerabat, dan selanjutnya teman atau kerabat tersebut mencari teman atau kerabat yang lain begitu seterusnya sehingga akhirnya sejumlah sampel yang diperlukan dapat dikumpulkan (Seowadji,2012:142). Istilah “bola salju”

mengacu pada proses pengumpulan sampel dengan meminta informan yang diketahui keberadaannya untuk menunjukkan calon informan lainnya. Dengan demikian, sampel bola salju dapat didefinisikan sebagai suatu metode penarikan sampel nonprobabilitas dimana setiap orang yang diwawancarai kemudian

ditanyakan sarannya mengenai orang lain yang dapat diwawancarai (Morissan,2012:121). Adapun yang menjadi informan penelitian ini adalah sepuluh mahasiswa di Kota Medan yang mana melakukan pembelanjaan secara onlinebaik pembelanjaan barang, jasa makanan, maupun jasa transportasi online setiap minggu.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan digunakan yaitu berdasarkan pengumpulan data primer berupa wawancara.

3.4.1. Wawancara

Wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam setting alamiah, dimana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam proses memahami (Herdiansyah,2015:31).

Suatu karakteristik dari wawancara pada penelitian kualitatif yaitu menggunakan pertanyaan yang jawabannya bersifat naratif dan mengandung penyelidikan mendalam atau probing questions (Suprapto,2013:42). Adapun maksud mengadakan wawancara seperti yang ditegaskan oleh Licoln dan Guba dalam Moleong (Iskandar, 2010:217) antara lain untuk mengonstruksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian tentang situasi sosial (setting sosial). Pada penelitian ini, informan kunci merupakan mahasiswa yang melakukan belanja

online barang dan jasa setiap minggunya.Sedangkan informan biasa merupakan mahasiswa yang melakukan belanja online barang atau jasa setiap minggunya.

3.5. Interpretasi Data

Analisis data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan, terutama masalah yang berkaitan dengan penelitian (Suprapto,2017:146). Dalam penelitian ini, analisis data menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk memberikan gambaran bagaimana gaya hidup mahasiswa sebagai konsumen online shopping di Kota Medan.

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA 4.1. Deskripsi Lokasi

4.1.1. Sejarah Singkat Kota Medan

Medan sebagai salah satu kota terbesar di Sumatera merupakan kota yang berkembang pesat karena ekonomi kapitalisme perkebunan.

Wilayah yang sekarang disebut Medan pada awalnya adalah perkampungan yang sederhana, namun bertransformasi menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi yang kompleks dimasa kolonialisme Belanda.Dengan masuknya kapitalisme perkebunan pada tahun 1865, terjadi gelombang migrasi ke wilayah ini, sehingga tingkat rasio penduduk meningkat yang terdiri dari berbagai ras dan suku bangsa.

Wilayah yang sekarang disebut sebagai Kota Medan, dahulunya terdiri dari beberapa kampung-kampung kecil, seperti kampung Medan Putri, kampung Pulo Brayan, dan kampung Kesawan. Kampung Medan Putri, sebagai pusat Kota Medan awal, merupakan kampung orang Melayu. Kampung Medan Putri ini terletak di antara Sungai Babura dan Sungai Deli yang mana wilayah ini bagian dari wilayah XII Kuta Hamparan Perak.Dari beberapa kampung-kampung kecil itulah Kota Medan mulai berkembang.

Dalam perkembangannya di masa kolonial, dibangun infrastruktur kota, seperti fasilitas pemerintahan, fasilitas umum, dibangunnya pelabuhan Belawan sebagai penopang ekonomi kota, dan dibangun pula

sarana transportasi kereta api untuk mempercepat mobilitas ekonomi.

Dengan perkembangan Medan yang begitu pesat, maka Medan dijadikan sebagai Ibukota Keresidenan Sumatera Timur.Lalu pada periode selanjutnya, Medan dijadikan sebagai sebuah Gemeente (kotapraja).

Perkembangan Medan menjadi sebuah kota menampilkan gambaran unik.

Ia berkembang bukan hasil perencanaan pemerintah kolonial, seperti kota-kota lainnya di Hindia, tetapi terbentuk karena kepentingan para kapitalis perkebunan untuk menjadikan daerah ini sebagai poros ekonomi perkebunan di pantai timur Sumatera. Perkembangan kota Medan bermula dari perjanjian antara Sultan Mahmud Perkasa Alam dengan pihak Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 22 agustus 1862, yang dikenal dengan “Acte van Verband”. Perjanjian tersebut merupakan awal pengenalan eksploitasi perkebunan oleh penjajah di daerah Kesultanan Deli. Dengan perjanjian itu pula, dinyatakan bahwa tanah-tanah tidak akan diserahkan kepada orang-orang Eropa dan orang-orang asing lainnya, sehingga hal itu mengakibatkan posisi pihak Hindia Belanda untuk menguasai tanahtanah di daerah kekuasaan Kesultanan Deli semakin kuat.

Dengan pembukaan perkebunan-perkebunan di daerah Sumatera Timur, Medan yang semula hanya merupakan tempat tinggal dan perkampungan yang sederhana akhirnya menjadi berkembang.Artinya, Medan sebagai suatu bentuk komunitas yang sederhana lalu bertransformasi menjadi suatu tempat yang serba kompleks. Medan telah berubah menjadi pusat perekonomian yang berskala global (Nasution,2018).

4.1.2. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah

Kota Medan merupakan salah satu dari 33 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Kota Medan terletak antara 3º.27’ - 3º.47’ Lintang Utara dan 98º.35’ - 98º.44’ Bujur Timur dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, selatan, barat, dan timur.Sebagian wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.

Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun BBMKG Wilayah I pada tahun 2015 yaitu 21,20C dan suhu maksimum yaitu 35,10C serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya yaitu 21,80C dan suhu maksimum yaitu 34,30C.

Kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 81 - 82%, dan kecepatan angin rata-rata sebesar 2,3m/sec, sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 108,2 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2015 per bulan 14 hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 141 mm.

Kota Medan terbagi menjadi 21 kecamatan dan 51 kelurahan dengan luas wilayah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan Tahun 2011– 2016

No. Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)

1 Medan Tuntungan 20,68 7,80

2 Medan Johor 14,58 5,50

3 Medan Amplas 11,19 4,22

4 Medan Denai 9,05 3,41

5 Medan Area 5,52 2,08

6 Medan Kota 5,27 1,99

7 Medan Maimun 2,98 1,13

8 Medan Polonia 9,01 3,40

9 Medan Baru 5,84 2,20

10 Medan Selayang 12,81 4,83

11 Medan Sunggal 15,44 5,83

12 Medan Helvetia 13,16 4,97

13 Medan Petisah 6,82 2,57

14 Medan Barat 5,33 2,01

15 Medan Timur 7,76 2,93

16 Medan Perjuangan 4,09 1,54

17 Medan Tembung 7,99 3,01

18 Medan Deli 20,84 7,86

19 Medan Labuhan 36,67 13,83

20 Medan Marelan 23,82 8,99

21 Medan Belawan 26,25 9,90

Medan 2016 265,10 100,00

Sumber: Kota Medan Dalam Angka 2017

4.1.3. Komposisi Penduduk Kota Medan

Pada tahun 2016, penduduk Kota Medan mencapai 2.229.408 jiwa dengan jumlah laki-laki sebesar 1.101.020 jiwa, dan perempuan berjumlah 1.128.388 jiwa, serta terdapat 511.515 rumah tangga. Dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2015, terjadi pertambahan penduduk sebesar 19.484 jiwa (0,84%). Dengan luas wilayah mencapai 265,10 km2, kepadatan penduduk mencapai 8.409 jiwa/km2.

Tabel 4.2. Komposisi Penduduk Kota Medan

Kelompok umur Jenis kelamin Total

Laki-laki Perempuan

0-4 101 527 97 708 199 235

5-9 101 307 96 790 198 097

10-14 94 651 90 058 184 709

15-19 106 323 109 962 216 285

20-24 122 868 129 478 252 346

25-29 97 923 99 400 197 323

30-34 87 071 90 548 177 619

35-39 80 910 85 130 166 040

40-44 74 310 76 763 151 073

45-49 64 170 66 739 130 909

50-54 54 404 57 826 112 230

55-59 45 191 47 103 92 294

60-64 32 674 33 356 66 030

65-69 18 981 21 037 40 018

70-74 11 000 13 898 24 898

75+ 7 710 12 592 20 302

Jumlah 2016 1 101 020 1 128 388 2 229 408 Jumlah 2015 1 091 937 1 118 687 2 210 624

4.1.4. Komposisi Sarana Pendidikan Kota Medan

Meningkatnya nilai IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kota Medan tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan. Dengan motto “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih cerah dari hari ini”, Pemerintah Kota Medan menggandeng berbagai pihak untuk memberikan sumbangsih yang nyata bagi pembangunan kota. Hal ini antara lain terlihat dari besarnya peranan pihak swasta dalam menyediakan fasilitas pendidikan yaitu terdapat 468 unit SD swasta dari 851 unit yang ada, 317 unit SMP swasta dari 366 unit yang ada, 188 unit SMA swasta dari 209 unit yang ada, dan terdapat sebesar 142 unit SMK swasta dari 155 unit yang ada. (Kota Medan dalam Angka 2017 diakses pada tanggal 4 Mei 2018 pukul 10.51 WIB). Sedangkan untuk sarana pendidikan perguruan tinggi di Kota Medan terdapat tiga universitas negeri yaitu Universitas Sumatera Utara, Universitas Negeri Medan, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, dua politeknik negeri yaitu Politeknik Negeri Medan dan Politeknik Negeri Kreatif Medan. Sedangkan universitas swasta di Kota Medan sejumlah 21 unit (Ceritamedan.com diakses pada tanggal 10 Oktober 2018 pukul 12.33 WIB).

4.2. Deskripsi Mahasiswa Kota Medan

Kota Medan memiliki penduduk yang heterogen.Mayoritas penduduk Kota Medan beretnis Jawa, Batak, Tionghoa, dan Minangkabau.Kendati demikian, etnis asli di Kota Medan adalah Melayu.

vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl.

Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.

Kota Medan memiliki tiga universitas negeri yaitu Universitas Sumatera Utara, Universitas Negeri Medan, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.Berdasarkan data BPS Kota Medan dalam angka 2017, jumlah mahasiswa ketiga universitas tersebut pada tahun 2016/2017 yaitu sebesar 89.958 orang.

Mengenai gaya hidup mahasiswa di Kota Medan, berdasarkan tesis yang dilakukan oleh Rinta Juliana Naibaho (2015) dengan judul identifikasi gaya kehidupan di Kota Medan menunjukkan bahwa hasil penelitian memperlihatkan bahwa mahasiswa di Kota Medan khusunya mahasiswa di Universitas Negeri Medan dan Nomensen banyak yang mengkonsumsi junkfoood yang sebenarnya berasal dari negara lain seperti ayam goreng (Mc Donald), pizza, spaghetti dan hamburger daripada makanan tradisional yang sudah jarang terlihat seperti kue putu, lontong sayur dan masih banyak lagi. Mahasiswa di Kota Medan lebih bangga atau lebih menyukai makanan tersebut daripada makanan khas Indonesia seperti nasi gudeg, nasi pecel dan lain-lain. Mereka mengganggap jika mereka sudah menikmati makanan junkfood tadi mereka tidak akan ketinggalan zaman lagi dan sudah berada di status hidup modern. Media sangat berpengaruh pada kehidupan para mahasiswa di Kota Medan baik dalam wawasan pemikiran, ide maupun dalam kehidupan sehari hari dan gaya hidupnya. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa gaya hidup telah mampu memberi penampilan,

kesenangan dan digunakan untuk meningkatkan kehidupan sosial mahasiswa, makna budaya dikomunikasikan kepada barang dan jasa melalui media. Makna budaya yang melekat kepada barang dan jasa dan kemudian berpindah kepada para mahasiswa sebagai konsumen dalam bentuk kepemilikan barang dan penggunaan jasa tersebut yang membentuk gaya hidup mereka.

4.3. Gaya Hidp Mahasiswa Kota Medan

Mengenai gaya hidup mahasiswa di Kota Medan, berdasarkan tesis yang dilakukan oleh Rinta Juliana Naibaho (2015) dengan judul identifikasi gaya kehidupan di Kota Medan menunjukkan bahwa hasil penelitian memperlihatkan bahwa mahasiswa di Kota Medan khusunya mahasiswa di Universitas Negeri Medan dan Nomensen banyak yang mengkonsumsi junkfoood yang sebenarnya berasal dari negara lain seperti ayam goreng (Mc Donald), pizza, spaghetti dan hamburger daripada makanan tradisional yang sudah jarang terlihat seperti kue putu, lontong sayur dan masih banyak lagi.

Mahasiswa di Kota Medan lebih bangga atau lebih menyukai makanan tersebut daripada makanan khas Indonesia seperti nasi gudeg, nasi pecel dan lain-lain. Mereka mengganggap jika mereka sudah menikmati makanan junkfood tadi mereka tidak akan ketinggalan zaman lagi dan sudah berada di status hidup modern. Media sangat berpengaruh pada kehidupan para mahasiswa di Kota Medan baik dalam wawasan pemikiran, ide maupun dalam kehidupan sehari hari dan gaya hidupnya. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa gaya hidup telah mampu memberi penampilan, kesenangan dan digunakan untuk meningkatkan kehidupan sosial

mahasiswa, makna budaya dikomunikasikan kepada barang dan jasa melalui media. Makna budaya yang melekat kepada barang dan jasa dan kemudian berpindah kepada para mahasiswa sebagai konsumen dalam bentuk kepemilikan barang dan penggunaan jasa tersebut yang membentuk gaya hidup mereka.

Berdasarkan hasil observasi dilapangan didapat gambaran interaksi sosial mahasiswa Kota Medan berdasarkan beberapa gaya hidup yaitu menunjukkan bagaimana mahasiswa kota Medan hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu yang berupa tindakan nyata untuk membeli pada gaya hidupShopaholic sebagai bentuk perilaku konsumtif yaitu dengan beberapa gaya hidup antara lain berupa online shop makanan, online shoppakaian serta gaya hiduponline shop transportasi.

Mahasiswa di Kota Medan banyak yang mengikuti gaya hidup Shopaholic karena ingin mengikuti trend yang saat ini sedang marak di masyarakat. Kecenderungan untuk memiliki barang-barang baru yang sedang popular menjadi salah satu ciri khas masyarakat saat ini. Hal ini nampaknya juga menjadi alasan mahasiswa di Kota Medan memiliki gaya hidup shopaholic. Sebagian besar mahasiswa membeli barang-barang karena trend yang sedang booming, bahkan mahasiswa yang mempunyai hobi belanja bukan sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan, namun lebih sebagai pemenuhan hasrat atau keinginan agar sama dengan yang orang lain miliki karena kebutuhan.

Pengaruh langsung maupun tidak langsung dalam hal ini adalah pada pemilihan gaya hidup shopaholic. Menurut Mead (Umiarso,2014) keseluruhan sosial mendahului pemikiran individu baik secara logika maupun secara temporer, bahwa kelompok sosial muncul lebih dahulu, dan kelompok sosial menghasilkan perkembangan keadaan mental kesadaran diri. Tindakan tidak hanya melibatkan satu tindakan seseorang, tindakan sosial melibatkan dua orang atau lebih. Gerak atau sikap isyarat adalah mekanisme dasar dalam tindakan sosial dan dalam proses sosial yang lebih umum, sedangkan gestur adalah gerakan organisme pertama yang bertindak sebagai rangsangan khusus yang menimbulkan tanggapan (secara sosial) yang tepat dari organisme kedua. Isyarat menjadi simbol signifikan bila muncul dari individu yang membuat simbol-simbol itu sama dengan jenis tanggapan yang diperoleh dari orang yang menjadi sasaran isyarat. Simbol signifikan juga memungkinkan interaksi simbolik. Artinya orang dapat saling berinteraksi tidak hanya melalui isyarat tetapi juga melalui simbol (Mead dalam Umiarso: 2014). Adanya teman sepermainan yang memiliki gaya hidup shopaholic di suatu kelompok, memberikan suatu sugesti kepada teman lain untuk bergaya hidup sepertinya. Secara tidak langsung teman memberikan pengaruh yang besar pada mahasiswa lain untuk membeli serta menggunakan fashion yang sedang trend, agar mahasiswa dianggap sama dengan teman-temannya yang lain dan tidak dianggap ketinggalan zaman.

Mahasiswa sebagai konsumen yang menggunakan jasa online shopping untuk memenuhi kebutuhan baik itu kebutuhan kuliah maupun

mahasiswa yang memberikan berbagai perubahan termasuk barang-barang yang dikonsumsi hingga perbedaan proses transaksi yang digunakan.

Konsumsi barang melalui jasa online shopping bagi mahasiswa saat ini sudah menjadi fenomena nyata yang ada pada kondisi mahasiswa.

Mahasiswa yang sudah merasa mendapatkan keuntungan yang didapat akan tetap menggunakan online shopping dalam memenuhi kebutuhannya.

Adanya pengaruh yang signifikan antara informan dengan gaya hidup online shopping artinya online shop di kalangan mahasiswa di Kota Medansangat mempengaruhi dan memberi kemudahan pada pengguna baik langsung maupun tak langsung. Bahkan, mahasiswa di Kota Medan sudah mulai meninggalkan interaksi sosial dengan penggunaan transportasi konvensional baik becak mesin, angkutan kota sehingga mereka hanya terpaku pada penggunaan jasa transportasi online. Kemudian, pergaulan mereka juga hanya dihabiskan untuk mencari informasi melalui smartphone.Fenomena Online Shoppingpada Gaya Hidup Konsumen Mahasiswa di Kota Medan ini menunjukkan bahwa mereka berinteraksi berdasarkan satu gaya hidup yaitu shopaholic dengan perilaku konsumtif terhadap Online Shopping Pakaian, Online Shoppingtransportasi serta Online Shopping makanan.

4.4. Profil Informan 1. Inung Wasliati

Inung Wasliati, umur 22 tahun, berjenis kelamin perempuan, bertempat tinggal di Deli Tua, merupakan seorang maahasiswi Universitas Sumatera Utara Fisip/Ilmu Komunikasi Semester 8.Penghasilan orang tuanya sebagai ayah dan ibu PNS dengan penghasilan perbulan sekitar

delapan juta rupiah. Inung diberi uang saku oleh orang tuanya per bulan sebesar 1,5 juta rupiah. Inung mepunyai intensitas belanja dua kali dalam sebulan.Alasan Inung sering berbelanja adalah karena belanja merupakan sebuah kebutuhan dan untuk menunjang penampilan agar mengikuti trend.

Biaya yang dikeluarkan untuk berbelanja dalam sebulan 500 ribu rupiah atau lebih, sedangkan untuk jasa transportasi online hampir setiap hari dengan pengeluaran 300 ribu rupiah atau lebih untuk sebulan. Alasan Inung sering menggunakan tranportasi online dan makanan online adalah karena malas gerak dan banyak promo.

2. Aliskha Zuhra

Aliskha Zuhra, umur 21 tahun, berjenis kelamin perempuan, bertempat tinggal di Labuhan Deli, merupakan seorang mahasiswi Universitas Sumatera Utara Fisip/Ilmu Komunikasi Semester 8 Penghasilan orang tuanya sebagai PNS (ayah) dan ibu sebagai ibu rumah tangga dengan penghasilan perbulan empat juta rupiah. Aliskha Zuhra diberi uang saku oleh orang tuanya per bulan sebesar 1,5 juta rupiah.

Intensitas belanja Aliskha yaitu dua kali dalam sebulan.Alasan Aliskha sering berbelanja adalah karena belanja merupakan sebuah kebutuhan dan untuk menunjang penampilan agar mengikuti trend. Biaya yang dikeluarkan untuk berbelanja dalam sebulan 600 ribu rupiah atau lebih,

Intensitas belanja Aliskha yaitu dua kali dalam sebulan.Alasan Aliskha sering berbelanja adalah karena belanja merupakan sebuah kebutuhan dan untuk menunjang penampilan agar mengikuti trend. Biaya yang dikeluarkan untuk berbelanja dalam sebulan 600 ribu rupiah atau lebih,

Dokumen terkait