• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

2.5 Penelitian Terdahulu

Peneliti membutuhkan penelitian sebagai dasar pijakan terdahulu dalam rangka penyusunan penelitian ini, untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yan berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Roikhanah Kudus Nur Istikomah (2019) yang berjudul “Strategi Bersaing Dalam Meningkatkan Kinerja Pada CV. Karya Alam Abadi (KAA)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CV. Karya Alam Abadi menerapkan strategi bersaing yaitu menggunakan strategi penetapan harga, strategi produk, pelayanan dalam meningkatkan kinerja untuk dapat mempertahankan keunggulan bersaing di tengah munculnya persaingan perusahaan konstruksi yang semakin ketat.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Nur Safitri (2017) yang berjudul

“Manajemen Strategi Dalam Meraih Keunggulan Kompetitif Pada Produk Unit-Link”. Hasil penelitian ini menunjukkan PT Asuransi Takafaul keluarga

memiliki produk unit link yang biasa disebut dengan Takafulink Salam.

Perusahaan menerapkan strategi yaitu dengan menggunakan strategi diferensiasi dan strategi fokus demi meraih keunggulan kompetitif. Pada produk Takafulink Salam ini perusahaan menerapkan strategi yaitu dengan menggunakan strategi diferensiasi yang terletak pada alokasi pangsa pasar investasi, ditempatkan pada semua pangsa yang berbasis syariah. Sedangkan untuk strategi fokus, perusahaan memfokuskan dalam hal mempertahankan kinerja investasi agar mendapatkan hasil yang positif, seperti dengan mengalokasikan pada saham blue chip.

3. Penelitian yang dilakukan Nurita Kustiari Ningrum (2016) yang berjudul

“Strategi Keunggulan Bersaing Pada Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan Magistra Utama Jember”. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Keunggulan Magistra Utama antara lain program pendidikan 1 tahun dengan pelatihan soft skill, fasilitas, proses pendidikan kondusif dan layanan pasca pendidikan seperti mencarikan lapangan kerja dan membina calon entrepreneur. Keberhasilan penggunaan strategi keunggulan bersaing

didukung kemampuan dan pemberdayaan karyawan yang memadai, pemasaran yang kuat oleh tenaga pemasaran yang handal, inovasi dan kreativitas berkelanjutan, dan keunikan program pendidikan, kurikulum, inovasi layanan pasca lulus, inovasi teknik pembelajaran terkomputerisasi,

menggunakan aplikasi Insight Teacher untuk memudahkan peserta program berkomunikasi dengan para instruktur.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Soraya Hay (2014) yang berjudul “Strategi Keunggulan Bersaing PT Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa Surabaya Dalam Meningkatkatkan Jumlah Nasabah”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh BNI Syariah cabang Dharmawangsa Surabaya untuk meningkatkan jumlah nasabah adalah dengan menaikkan nilai rata-rata bagi hasil pada tabungan, menurunkan nilai rata-rata margin pembiayaan dan meningkatkan intensitas promosi. Oleh karena itu perlu pembenahan atas strategi-strategi yang sudah ada dengan inovasi baru yang akan menjadi keunggulan baru bagi BNI Syariah cabang Dharmawangsa Surabaya.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Miss Nurma Wae-useng (2013) yang berjudul

“Strategi Keunggulan Bersaing Untuk Meningkatkan Jumlah Nasabah di PT BPRS Mitra Cahaya Indonesia Ngagglik Sleman Yogyakarta”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh PT BPRS Mitra Cahaya Indonesia Sleman Yogyakarta untuk meningkatkan jumlah nasabah adalah dengan menaikkan nilai rata-rata margin pembiayaan dan meningkatkan intensitas promosi, masih banyak kekurangan dalam pelayanan, produk, teknologi, maupun promosi. Oleh karena itu perlu pembenaan atas strategi-strategi yang sudah ada dengan inovasi baru yang akan menjadi keunggulan baru bagi PT BPRS Mitrs Cahaya Indonesia Sleman Yogyakarta.

2.6 Kerangka Berpikir

Berikut merupakan bagan kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Sumber: Diolah Peneliti (2019)

Keunggulan Bersaing

Keunggulan Biaya Diferensiasi Fokus

Biaya Rendah Diferensiasi Produk Diferensiasi Pelayanan Diferensiasi Personalia Diferensiasi Saluran

Diferensiasi Citra

Ceruk Pasar

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Data yang diperoleh berupa kata-kata tertulis yang dilakukan pada KSU POM Humbang yang memproduksi Sumatera Lintong Coffee.

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Tempat atau lokasi penelitian ini dilaksanakan pada KSU POM Humbang di Desa Nagasaribu, Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan.

Sedangkan rencana penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2019. Lokasi penelitian ini jarang dijadikan sebagai objek penelitian oleh peneliti lain dan belum pernah dilakukan penelitian terkait dengan judul peneliti.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah:

a. Informan kunci: Ketua Ksu Pom Humbang

b. Informan utama: Konsumen Sumatera Lintong Coffee

Pemilihan informan utama dilakukan berdasarkan kriteria yaitu pelangganan setia, konsumen biasa, dan konsumen baru.

c. Informan tambahan: anggota KSU POM Humbang 2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah strategi generik Michael porter yaitu strategi keunggulan biaya, strategi diferensiasi, dan

strategi fokus sebagai tolak ukur strategi keunggulan bersaing Sumatera Lintong Coffee.

3.4 Definisi Konsep 1. Keunggulan bersaing

Menurut Porter (Kuncoro, 2006:90-97), keunggulan kompetitif hanya akan diperoleh lewat salah satu dari dua sumber, bisa dari keunggulan menciptakan biaya yang rendah (cost leadership), atau dari kemampuan organisasi untuk menjadi berbeda (differentiation) dibandingkan para pesaingnya. Faktor kedua dalam pendekatan ini adalah cakupan produk-pasar (competitive scope) dimana organisasi saling bersaing satu sama lain dalam pasar yang luas dan sempit. Gabungan dari dua faktor ini membentuk tiga dasar dari strategi bersaing generik yaitu:

a. Strategi Keunggulan/Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership)

Menurut Hunger dan wheelen (Micheal dkk, 2017:10), menyatakan bahwa strategi keunggulan biaya dengan biaya rendah (low cost) adalah kemampuan perusahaan atau sebuah unit bisnis untuk merancang, membuat, dan memasarkan sebuah produk sebanding dengan cara yang efisien dari pada pesaingnya.

b. Strategi Diferensiasi

Menurut Kotler (2005:350) diferensiasi dapat dilakukan melalui lima dimensi berikut ni:

1). Diferensiasi produk

2). Diferensiasi jasa atau pelayanan 3). Diferensiasi personalia

4). Diferensiasi saluran 5). Diferensiasi citra c. Strategi Fokus

Menurut Porter (Kuncoro, 2006: 90-97), Perusahaan dengan strategi fokus melayani kebutuhan spesifik ceruk pasar (market niche).Ia bisa memilih strategi fokus berbasis biaya atau diferensiasi.

3.5 Teknik Pengumpulkan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan data-data sebagai berikut:

1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Peneliti memperoleh data primer dengan cara wawancarayaitu melakukan tanya jawab secara langsung kepada informan, sehingga mereka memberikan data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian. Wawancara dilakukan dengan mempedomani pedoman wawancara yang telah disusun yang bersifat terbuka, sehingga informan bisa menyampaikan jawaban secara bebas atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tanpa terikat pada pilihan jawaban yang tersedia.

2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:

a. Studi pustaka

Mengumpulkan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti melalui buku-buku pendukung, jurnal, internet dan sumber referensi yang menyangkut masalah yang diteliti.

b. Dokumentasi

Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya apabila didukung oleh dokumentasi yang berkaitan dengan data-data yang didapatkan di lapangan.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam peneliti untuk menganalisis data yang didapat dalam penelitian. Dalam penelitian ini ada tiga tahap yang dilakukan untuk menganalisis, yaitu:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara dan dokumentasi.

2. Reduksi Data

Mencatat data yang diperoleh dari lokasi penelitian (data lapangan) kemudian dirangkum dan dipilih hal-hal pokok yang diperlukandan membuang data-data yang tidak dibutuhkan.

3. Tahap Penyajian Data

Penyajian data kualitatif dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi lengkap .

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari analisis data dengan melakukan interpretasi data sesuai dengan tujuan penelitian yang ditetapkan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Sumatera Lintong Coffee

Desa Nagasaribu, Kecamatan Lintong Ni Huta, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara dari desa ini lahirlah Sumatera Lintong Coffee, produk kopi berkualitas terbaik yang tidak hanya dijual di pasar Indonesia, tetapi juga pasar dunia. Bapak Gani Silaban adalah sosok yang berada dibalik hadirnya Sumatera Lintong Coffee. Bapak Gani Silaban adalah seorang petani kopi biasa dan mempunyai kemampuan mengelolah kopi-kopi dari kebun miliknya dan milik petani lain hingga menjadi kopi konsumsi dengan kualitas yang terbaik.

Di tahun 2003 Gani dan teman-teman sesama petani dari desa Nagasaribu dan desa-desa tetangga membentuk kelompok tani bernama Marpadot Mulana (Bekerja Giat adalah Awalnya).Tahun 2004 kelompok tani ini bergabung dengan puluhan kelompok tani dan ratusan petani kopi lainnya dari kecamatan Lintong Ni Huta, Siborong-borong, dan Doloksanggul ke dalam organisasi Asosiasi Petani Kopi Lintong Organik (APKLO).Melalui gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), organisasi APKLO bekerjasama dengan berbagai organisasi (program) internasional seperti Wakhaciai Project dan Fair Trade Labelling Organization (FLO).

Di APKLO inilah Gani mulai banyak belajar tentang pengelolaan kopi.

Bersama Wakhaciai, petani-petani kopi mendapat pendampingan tentang bagaimana menanam kopi dan mengelolah kopi hingga dijual ke pasar. Kopi-kopi yang dihasilkan petani yang tergabung dalam APKLO ternyata mendapat

pengakuan internasional dari FLO, dengan dikeluarkannya sertifikat fare trade tahun 2005. Dengan sertifikat ini, produsen kopi lintong mendapat harga yang adil di pasar internasional.

Perjalanan APKLO ternyata tidak berlangsung lama.Kendala sumber daya manusia (SDM) dan persoalan harga membuat organisasi ini akhirnya bubar pada tahun 2011. Tetapi, bubarnya APKLO justru menjadi titik balik bagi Gani dan petani lainnya untuk tetap menghasilkan kopi terbaik sama seperti saat masih bergabung dalam APKLO. Dengan pengetahuan yang mereka dapat saat masih menjadi anggota APKLO, Gani berhasil memproduksi varian Wild Luwak grade 1 yang siap untuk diseduh dan dimunum.

Keberhasilan membuat varian Wilk Luwak ternyata membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Humbang Hasundutan hadir. Oleh Pemkab, Gani pun disarankan membentuk koperasi. Tanggal 30 Oktober 2011, Gani dan beberapa petani lainnya membentuk Koperasi Serba Usaha Petani Organik Mandiri (KSU POM) Humbang Cooperative yang memiliki 40 anggota dan Gani didaulat jadi ketua hingga saat ini. Gani mengatakan, kehadiran KSU POM Humbang diharapkan tidak hanya sebatas menjadi kumpul-kumpul para petani semata.Tetapi lebih dari itu, kehadiran KSU POM Humbang adalah memberdayakan para petani kopi lintong baik dari sisi pengelolaan dan margin pendapatan.

Dari sisi pengelolaan, kata Gani, dilihat dari sampai dimana petani kopi mampu mengelolah kopi-kopinya pasca panen. Gani menuturkan, ada empat tahap pengelolaan kopi hingga siap dilempar ke pasaran yakni: cherry (tahap biji merah setelah panen), parchment (tahapan biji merah yang sudah dikupas hingga menjadi

gabah dan dikeringkan), green bean (osas atau tahap pengupasan gabah menjadi biji) dan roasted bean (tahap menggonseng/mensangrai biji kopi). Karena koperasi sudah mempunyai alat untuk mensangrai, biasanya tahap keempat dilakukan oleh koperasi.sebuah gudang permanen berukuran sekitar 10 x 15 meter dibangun oleh KSU POM Humbang untuk menyimpan dan mengelolah kopi-kopi.

Perjalan KSU POM Humbang tak hanya sampai mensangrai biji kopi saja.Sukses menghadirkan varian Wild Luwak grade 1 tahun 2011, pada tahun 2012 KSU POM Humbang meluncurkan brand produk kopi dalam kemasan

“Sumatera Lintong Coffee”.Menandai hadirnya brand ini, KSU POM Humbang meluncurkan dua varian lagi yakni Premium grade 1 dan Premium grade 2 dalam bentuk biji ginseng dan bubuk kasar.

Tahun 2014, Sumatera Lintong Coffee berhasil masuk ke salah satu e-commerce dunia, Amazon.Varian yang dijual di Amazon yakni Wild Kopi Luwak

jenis biji sangrai dengan berat 100 gram per kemasan. Harga jual adalah 25,99 dollar AS. Penjualan produk Sumatera Lintong Coffee secara online masih mencatat pemasukan yang cukup besar bagi KSU POM Humbang.Untuk mengantisipasi pesanan dari berbagai daerah maka KSU POM Humbang mempercayakannya kepada JNE cabang Doloksanggul yang beralamat di Jl.

Sisingamangaraja No. 54 Doloksanggul.KSU POM Humbang juga bergabung dalam toba.market, sebuah website khusus pesanan oleh-oleh yang dihasilkan pelaku ukm di Kabupaten Humbang Hasundutan dan sekitarnya.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan susunan unit-unit kerja dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Adapun struktur organisasi pada KSU POM Humbang adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1

STRUKTUR ORGANISASI KSU POM HUMBANG

Sumber: Ksu Pom Humbang (2019)

BADAN PENGURUS BADAN PENGAWAS

BIDANG USAHA KOPI

TEAM KOPI

BIDANG CREDIT UNION

TEAM CREDIT UNION BIDANG USAHA

KSU POM HUMBANG

BADAN PENASEHAT

4.2. Deskripsi Tugas

Berikut ini merupakan uraian tugas dari struktur organisasi KSU POM Humbang yang dibentuk, antara lain sebagai berikut:

1. Badan Penasehat

d. Memberikan arah kebijakan, masukan, nasehat dan pertimbangan-pertimbangan dalam satu ide dan program dalam pengembangan organisasi.

e. Sebagai penampung aspirasi dalam usaha pengembangan koperasi sesuai tujuan didirikannya KSU POM Humbang.

2. Badan pengurus

a. Sebagai penanggung jawab organisasi dalam menjalankan organisasi dan mensukseskan visi & misi organisasi.

b. Membuat program kerja dan menangani rumah tangga organisasi.

c. Mengurus segala hal yang berkaitan dengan keuangan organisasi.

d. Membuat laporan keuangan.

3. Badan Pengawas

a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pengelolaan koperasi.

b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.

4. Team kopi

a. Mendata produksi dan kebutuhan produksi organisasi.

b. Melaksanakan pembelian bahan baku kopi dari anggota maupun petani lainnya.

c. Melakukan proses pasca panen mulai dari biji merah sampai produk jadi (kemasan).

d. Melakukan promosi dan pemasaran.

e. Membuat laporan pertanggungjawaban.

5. Team Credit Union

a. Melakukan transaksi simpan pinjam setiap minggu kedua setiap bulan.

b. Mendata anggota peminjam.

c. Membuat laporan keuangan simpan pinjam.

4.3. Penyajian Data

Dalam penyajian data, peneliti menyajikan hasil pengumpulan data yang diperoleh dari lapangan pada bulan April 2019 dengan melakukan wawancara kepada informan utama dan informan kunci.

Tabel 4.1.

Tabel 4.1.menyajikan data informan kunci dari penelitian ini, yaitu ketua KSU POM Humbang.

Tabel 4.2.

Identitas Informan Utama Informan Utama

No. Nama Umur Keterangan

1 Reinol Hasibuan 35 Tahun Konsumen

2 Marolop Nababan 31 Tahun Konsumen

3 Rickjacsan Tambunan 24 Tahun Konsumen

4 Albina Ginting 55 Tahun Konsumen

5 Jito Janlio Simatupang 27 Tahun Konsumen

6 Sucipto Purba 24 Tahun Konsumen

Sambungan Tabel 4.2

Tabel 4.2.menyajikan identitas informan utama yaitu konsumen Sumatera Lintong Coffee.

Tabel 4.3.menyajikan identitas informan tambahan yaitu anggota KSU POM Humbang.

4.3.1. Keunggulan Bersaing

Pada saat ini, pentingnya keunggulan bersaing sangatlah besar.Menurut Michael porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu perusahaan dalam memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus.Porter menamakan ketiganya strategi umum (strategi generik).

4.3.1.1Strategi Keunggulan/Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership)

Harga dan kualitas sebuah produk akan memberikan ketertarikan tersendiri di mata konsumen. dengan menghasilkan produk yang berkualitas akan mendapatkan predikat yang bagus di mata pelanggan. Berdasarkan penuturan dari

ketua KSU POM Humbang, produk Sumatera Lintong Coffee yang ditawarkan sudah sesuai dengan pasar yang ditarget dan harganya sudah terjangkau seperti produk-produk kopi lainnya di Humbang Hasundutan yaitu Rp.60.000 per 250 gram.

KSU POM Humbang membeli bahan baku kopi dari petani-petani Humbang Hasundutan. Pemilihan bahan baku sangat berpengaruh dalam kualitas produk kopi agar konsumen merasa puas dengan produk yang ditawarkan. Dengan kualitas yang dimiliki maka harga dan kepuasan konsumen akan sebanding.

Dalam persaingan harga, Sumatera Lintong Coffee tidak merasa ada saingan dengan produk kopi lain selagi produk tersebut dikelolah oleh ukm di Kabupaten Humbang Hasundutan, tergantung bagaimana cara mempertahankan kualitas kopi mulai dari tahap awal pengelolaan sampai tahap akhir pengemasan kualitas kopi tetap terjaga sehingga konsumen atau pembeli bisa tertarik terhadap produk dan menjamin konsumen tidak merasa rugi membeli produk tersebut.

Salah satu konsumen Sumatera Lintong Coffee mengungkapkan bahwa harga Sumatera Lintong Coffee lebih murah dari kopi kemasan lainnya dan kualitasnya juga lebih bagus.Jadi kualitas tersebutlah yang membuat produk Sumatera Lintong Coffee memiliki nilai lebih dibandingkan produk kopi lainnya.

4.3.1.2Strategi Diferensiasi 1. Diferensiasi produk

Berdasarkan penuturan ketua KSU POM Humbang produk kopi mempunyai karakteristik dan keunikan masing-masing. Supaya Sumatera Lintong Coffee tetap bertahan, bahan baku kopi yang digunakan tidak dicampur dengan kopi lain mulai dari pengelolaan awal sampai

packaging\pengemasan sehingga kualitas akan tetap terjaga. Hal ini ditunjukkan dengan adanya konsumen merasa aroma dan khas kopi Sumatera Lintong Coffee terasa saat diminum. Kualiatas yang terjaga bisa menjawab pertanyaan pelanggan mengapa ia memilih produk Sumatera Lintong Coffee dibandingkan produk kopi lainnya.

Disisi lain, agar dapat menarik konsumen, kemasan Sumatera Lintong Coffee sudah sesuai dengan Standard Operasional Prosedur (SOP) indikasi geografis nasional untuk menjamin kualitas produk tersebut. Otomatis produk Sumatera Lintong Coffee layak bersaing dipasaran baik di pasar nasional maupun pasar internasional.

Dalam inovasi, KSU POM Humbangpada awalnya hanya menjual produk jadi atau sudah siap saji karena keuntungan yang lebih banyak sehingga Ksu Pom Humbangtidak melakukan inovasi apapun pada produknya mulai dari tahap awal pengelolaan kopi sampai siap jual. Namun seiring perkembangan zaman dan juga permintaan konsumen maka produk Sumatera Lintong Coffee diproduksi dalam beberapa jenis varian yaitu varian wild luwak grade 1, Sumatera Lintong Coffee Varian premium grade 1 dan premium grade 2 bentuk biji ginseng dan bubuk kasar, dan Wild kopi luwak jenis biji sangrai.

Hal ini akan membuat konsumen akan lebih mudah memilih jenis varian seperti apa yang diinginkan. Disisi lain, KSU POM Humbang juga berencana menambah jenis produknya dengan melakukan inovasi-inovasi membuat wine coffee dan masker kopi namun masih tahap pembelajaran atau masih tahap diuji ke laboratorium.

2. Diferensiasi pelayanan

Melayani konsumen dengan baik merupakan suatu keharusan agar konsumen merasa puas, nyaman dan menjadi pelanggan setia. Menurut penuturan ketua KSU POM Humbang dalam melayani kebutuhan dan keinginan konsumen agar mereka puas terhadap pelayanan dan produk ialah dengan mengikuti apa yang diinginkan dan diharapkan konsumen. Penilaian secara menyeluruh mengenai kualiatas pelayanan itu akan berakhir dipersepsi konsumen. Jika persepsinya mengarah ke perbaikan maka akan melakukan peningkatan kualiatas pelayanan sebaliknya jika persepsinya sudah puas dengan kualitas pelayanan maka akan pertahankan.

Dalam melayani konsumen, pihak KSU POM Humbang selalu berusaha ramah kepada pelanggan yang datang langsung membeli ke tempat KSU POM Humbang baik pelanggan setia maupun pelanggan baru, mereka akan berkesempatan menikmati secangkir kopi Sumatera Lintong Coffee dan juga dipersilahkan melihat proses pengelolahan kopi sedangkan konsumen yang memesan di luar Humbang Hasundutan, bisa memesan melalui JNE cabang Doloksanggul dan produk yang dipesan akan terjamin sampai ke konsumen dengan baik.

Pihak KSU POM Humbang selalu sensitif terhadap keluhan konsumen mengenai produk Sumatera Lintong Coffee agar kedepannya bisa memperbaiki kesalahan namun sejauh ini tidak ada yang complainterhadap pelayanan KSU POM Humbang dan juga produk yang diproduksi yaitu Sumatera Lintong Coffee hanya saja ada beberapa yang lebih mengarah terhadap saran.

Menurut salah satu konsumen Sumatera Lintong Coffee, kualitas Pelayanan yang diberikan KSU POM Humbangsudah memuaskan. Hal ini dikarenakan adanya komunikasi yang terjalin dengan baik dan untuk konsumen yang datang langsung membeli ke tempat pengelolahanya, para anggota KSU POM Humbang selalu menjelaskan jenis-jenis produk yang dijual, varian yang dijual serta harga-harganya. Tanpa disadari tujuan seperti ini juga akan menambah pengetahuan konsumen tentang kopi serta membangun keakraban sehingga pada akhirnya menimbulkan kesan yang baik dan menciptakan kepuasan dalam pelayanan.

3. Diferensiasi personil

Menurut ketua KSU POM Humbang untuk memperbaiki Sumber daya manusia dan kinerja, KSU POM Humbang selalu membuat diskusi mengenai apa yang dimau anggota dan permasalahan apa yang dihadapi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan anggota. Bukan hanya kemampuan dan pengetahuan dibidang kopi, para anggota juga akan diajarkan bagaimana berkomunikasi yang baik dengan konsumen serta bagaimana sikap yang harus ditunjukkan para anggota terhadap konsumen.

Hal ini akan menjadi pembeda dari yang lain yang dapat diunggulkan.

4. Diferensiasi Saluran

Menurut penuturan ketua KSU POM Humbang, cara memasarkan produk Sumatera Lintong Coffee dilakukan melalui mulut ke mulut dan juga melalui media sosial karena media sosial tidak harus mengeluarkan biaya yang banyak. Sedangkan sistem penjualannya dengan sistem bayar setengah sesuai dengan kesepakatan antara pihak Sumatera Lintong Coffee dengan

pembelinya. Biasanya sistem ini digunakan pada reseller sedangkan untuk konsumen biasa sistem penjualannya adalah kontan/cash.

KSU POM Humbang juga menempatkan produk Sumatera Lintong Coffee pada retail dan toko oleh-oleh seperti Boraspati di Bandara Silangit, Baktita Balige, Taman Eden Lumban Julu, dan di sekitaran Dolok Sanggul.Untuk pengiriman jasa logistik Sumatera Lintong Coffee mempercayainya kepada JNE cabang Dolok Sanggul dan Sumatera Lintong Coffee juga bergabung dengan toba.market, sebuah website khusus pemesanan oleh-oleh yang dihasilkan pelaku ukm di Humbang Hasundutan.

5. Diferensiasi Citra

Citra adalah cara masyarakat mempersepsikan suatu perusahaan atau suatu produk. Menurut penuturan ketua KSU POM Humbang, pada umumnya masyarakat yang paham tentang kopi persepsinya akan baik tapi jika tidak paham tentang kopi persepsinya mungkin buruk.Sejauh ini persepsi dari konsumen terhadap produk Sumatera Lintong Coffeesudah cukup baik.Untuk

Citra adalah cara masyarakat mempersepsikan suatu perusahaan atau suatu produk. Menurut penuturan ketua KSU POM Humbang, pada umumnya masyarakat yang paham tentang kopi persepsinya akan baik tapi jika tidak paham tentang kopi persepsinya mungkin buruk.Sejauh ini persepsi dari konsumen terhadap produk Sumatera Lintong Coffeesudah cukup baik.Untuk

Dokumen terkait