LINTONG COFFEE PADA KSU POM HUMBANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Disusun Oleh :
HARON YULIANTO SIMAMORA 150907072
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2019
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Haron Yulianto Simamora NIM : 150907072
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
“Strategi Keunggulan Bersaing Produk Sumatera Lintong Coffee Pada KSU POM HUMBANG” Merupakan hasil karya dan pekerjaan saya sendiri serta seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar sesuai dengan ketentuan.Apabila terbukti tidak demikian, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku.
Medan, 25 Juli 2019
Haron Yulianto Simamora
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:
Nama : Haron Yulianto Simamora
NIM : 150907072
Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis
Judul : Strategi Keunggulan Bersaing Produk Sumatera Lintong Coffee Pada KSU POM HUMBANG
Medan, Juli 2019
Dosen Pembimbing Ketua Program Studi
Onan Marakali Siregar, S.Sos, M,Si Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A NIP. 197401162014041001 NIP 195908161986111003
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si
NIP 197409302005011002
STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING PRODUK SUMATERA LINTONG COFFEE PADA KSU POM HUMBANG
Nama : Haron Yulianto Simamora NIM : 150907072
Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dosen Pembimbing : Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si
Dalam bisnis, keunggulan bersaing sangatlah penting bagi keberlangsungan suatu perusahaan karena dapat menentukan berhasil atau gagalnya bisnis yang dijalankan.Oleh karena itu, strategi keunggulan bersaing bukan hanya merupakan tanggapan terhadap lingkungan melainkan juga upaya membentuk lingkungan tersebut sesuai dengan keinginan perusahaan.Salah satu bisnis usaha produk kopi kemasan yang berasal dari Humbang Hasundutan yang menjadi magnet dan daya tarik pecinta kopi saat ini adalah produk Sumatera Lintong Coffee.Sumatera Lintong Coffeemerupakan brand produk kopi yang diluncurkan KSU POM HUMBANG.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi keunggulan Bersaing Produk Sumatera Lintong Coffee dalam menghadapi persaingan antar usaha produk kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.tehnik pengumpulan data sekunder melalui studi pustaka dan dokumentasi Sedangkan data primer diperoleh melalui wawancara. Untuk menganalisis data digunakan metode pengumpulan data, reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkanSumatera Lintong Coffee sudah cukup menerapkan strategi keunggulan bersaing dengan baik.Strategi keunggulan biaya produk Sumatera Lintong Coffee yang dilakukan KSU POM HUMBANG dengan menawarkan harga yang terjangkau yang sebanding dengan kualitas produknya.Sedangkan strategi diferensiasi dengan melakukan inovasi dalam membuat produk baru, selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung, melakukan diskusi dengan anggota untuk meningkatkan kinerja.Dan strategi fokus Sumatera Lintong Coffee yaitu pangsa pasar yang lebih luas.
Kata Kunci: Keunggulan Bersaing, Strategi Keunggulan Biaya, Strategi
Diferensiasi, Strategi Fokus.
STRATEGY OF COMPETITIVE ADVANTAGE OF THE SUMATERA
LINTONG COFFEEPRODUCTS AT KSU POM HUMBANG
Name : Haron Yulianto Simamora Student ID Number : 150907072
Department : Business Administration Faculty : Social and Political Sciences Lecturer : Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si
Is business, the competitive advantage is crucial to the continuity of a company as it can determine the success or failure of the business to run.
Therefore, the strategy of competing excellence is not only a response to the environment but also efforts to form the environment in accordance with the wishes of the company. One of business of packaging coffee products derived from Humbang Hasundutan that became a magnet and the appeal of coffee lovers today is the product of Sumatera Lintong Coffee. Sumatera Lintong Coffee is a brand of coffee products launched KSU POM HUMBANG.
The purpose of this research is to know the strategy of competing excellence products of Sumatera Lintong Coffee on KSU POM HUMBANG.
This form of research is descriptive research with aqualitative approach.
Secondary data collection techniques through library and documentation studies while primary data is obtained through interviews. For analyzing data used methods of data collection, data reduction, data presentation and withdrawal of conclusions.
The results of this research show Sumatera Lintong Coffee is enough to implement a strategy of excellence competing well. The strategy of cost excellence of Sumatera Lintong Coffee done by KSU POM HUMBANG by offering an affordable price that is comparable to the quality of the product. While differentiation strategy by innovating in making new products, always strive to provide the best service for consumers either directly or indirectly, conduct discussions with members to improve performance. And the focus strategy of Sumatera Lintong Coffee is the wider market share.
Keywords : Competitive Advantage, Cost Advantage Strategy, Differentiation Strategy, Focus Strategy.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmatNya serta memberikan peneliti kesempatan dalam menyelesaikan skripsi yang diberi judul “Strategi Keunggulan Bersaing Produk Sumatera Lintong Coffee Pada KSU POM HUMBANG”.
Tujuan dari penyusunan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk bisa menempuh ujian sarjana pendidikan pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.Didalam pengerjaan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang sangat membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, disini peneliti sampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Marlon Sihombing, M.A, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Onan M. Siregar, S.Sos, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memotivasi peneliti dalam penyusunan skripsi ini
hingga selesai.
memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Siswati Saragi, S. Sos. MSP dan Bapak Ahmad Farid, S.H. selaku Staf Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh staf pengajar atau dosen di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti.
8. Ketua KSU POM HUMBANG Bapak Gani Silaban serta anggota KSU POM HUMBANG yang telah sudi memberi izin penelitian dan wawancara kepada peneliti sehingga skripsi ini selesai tepat waktu.
9. Kedua orangtua saya tersayang, K. Simamora dan M. Purba, abang saya Hardis Hariono Simamora, Roberto Simamora, Nettro Simamora dan kakak perempuan peneliti Elfrida Simamora yang telah banyak memberikan doa dan dukungan kepada peneliti secara moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat selesai.
10. Anak uda saya Wahyu Simamora yang senantiasa menemani saya selama melakukan penelitian.
11. Lae Harnal Manalu yang selalu meluangkan waktunya dalam memberikan motivasi agar skripsi ini dapat selesai.
12. Sahabat-sahabat terbaik saya yang saya dapatkan selama dibangku
perkuliahan yaitu Delvis Media Citra Gulo, Bonusta Tarigan, Robby
Mikasa Milala, Ia Kinze Bangun, Lita Winda Ginting, Limerda Fransiska
Tarihoran, Yohana Meyrald Butar-butar, Ferina Angela Pangaribuan,
(CCAA) yang senantiasa mendukung peneliti dalam mengerjakan skripsi.
13. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung Gapson Pandiangan, Armansyah Sihite, Nikolas Sinambela, Berton Ranto Simamora, Josua Saragih, Basriko Purba, dan nama lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang senantiasa selalu memberi bantuan, dukungan dan kontribusi selama penyusunan penelitian skripsi.
14. Seluruh sahabat seperjuangan angkatan 2015 kelas B Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis yang telah memberikan memori indah selama Perkuliahan.
Medan, Juli 2019 Peneliti,
Haron Yulianto Simamora
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ...
ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian... 5
BAB II KERANGKA TEORI ... 7
2.1 Strategi ... 7
2.1.1 Definisi Strategi ... 7
2.1.2 Jenis-Jenis Strategi ... 8
2.2 Manajemen Strategis ... 12
2.2.1 Pengertian Manajemen Strategis ... 12
2.2.2 Proses Manajemen Strategis ... 13
2.3 Strategi bersaing ... 17
2.3.1 Definisi Strategi Bersaing ... 17
2.3.2 Tujuan Strategi Bersaing ... 18
2.3.3 Jenis-jenis persaingan ... 19
2.4 Keunggulan Bersaing ... 20
2.5 Penelitian Terdahulu ... 24
2.6 Kerangka Pemikiran ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
3.1 Bentuk Penelitian ... 28
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian... 28
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 28
3.4 Definisi Konsep ... 29
3.5 Teknik Pengumpulkan Data ... 30
3.6 Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 32
4.1.1 Sejarah Sumatera Lintong Coffee ... 32
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 35
4.2 Deskripsi Tugas ... 36
4.3 Penyajian Data ... 37
4.3.1 Keunggulan Bersaing ... 38
4.3.1.2 Strategi Diferensiasi ... 39
4.3.1.3 Strategi Fokus ... 39
4.3.2 Pesaing ... 44
4.4 Pembahasan ... 44
BAB V PENUTUP ... 52
5.1 Kesimpulan ... 52
5.2 Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Halaman Tabel 1.1 Data Usaha Produk Kopi yang Ada di KabupatenHumbang
Hasundutan ... 3
Tabel 2.1 Strategi Generik Porter ... 24
Tabel 4.1. Identitas Informan Kunci ... 37
Tabel 4.2. Identitas Informan Utama... 37
Tabel 4.3. Identitas Informan Tambahan ... 38
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 27
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KSU POM Humbang ... 35
L-1 Hasil Wawancara
L-2 Dokumentasi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam situasi perekonomian dunia saat ini pertumbuhan perekonomian dan bisnis semakin berkembang, hal ini menyebabkan banyaknya muncul persaingan antar perusahaan untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
Dalam bisnis, keunggulan bersaing sangatlah penting bagi keberlangsungan suatu perusahaan karena dapat menentukan berhasil atau gagalnya bisnis yang dijalankan.Perusahaan dalam industri yang sangat menarik mungkin saja tidak selalu memperoleh keuntungan jika memiliki posisi bersaing yang jelek.Suatu perusahaan dapat memperbaiki atau merusak posisinya sendiri dalam industri melalui pilihan strateginya.Oleh karena itu, strategi keunggulan bersaing bukan hanya merupakan tanggapan terhadap lingkungan melainkan juga upaya membentuk lingkungan tersebut sesuai dengan keinginan perusahaan.
Kopi adalah jenis minuman yang sangat digemari di seluruh dunia,
termasuk di Indonesia.Saat ini Indonesia menjadi salah satu penghasil kopi
berkualitas maka tak heran jika penggemar kopi di Indonesia terbilang cukup
tinggi.Berkembangnya ragam jenis kopi menjadi faktor yang membuat kopi
digemari dan budidaya minum kopi menjadi hal yang lumrah bagi masyarakat
Indonesia. Mengkonsumsi kopi bukan lagi dianggap hanya untuk kaum tua, kaum
muda kini pun sudah sangat akrab dengan kopi sehingga menjelma menjadi
bagian gaya hidup modern. Tren ini pun turut meningkatkan konsumsi kopi
masyarakat Indonesia.Menurut International coffee Organization (ICO),
pertumbuhan rata-rata konsumsi kopi di Indonesia berada diatas rata-rata dunia pada umumnya.
Kopi memiliki nilai jual yang sangat tinggi apalagi jika diolah menjadi bubuk kopi. Biji kopi yang berkualitas akan mempengaruhi kualitas bubuk kopi yang dihasilkan. Bubuk kopi menjadi salah satu bahan penting yang diperlukan dalam pembuatan minuman kopi. Biji yang telah dihaluskan sangat berpengaruh pada cita rasa yang akan diciptakan. Kopi yang yang berkualitas akan menghasilkan minuman yang nikmat. Dengan ramainya peminat kopi bubuk kemasan bisa membuka sebuah peluang usaha kopi bubuk kemasan yang menguntungkan serta menjanjikan.
Minuman yang menjadi incaran serta hobi masyarakat tentu akan memberikan keuntungan yang bagus bagi pelaku bisnis kopi bubuk kemasan.
Namun dalam suatu usaha pasti memiliki banyak pesaing sehingga diperlukan rencana dan strategi yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.Persaingan sangatlah penting bagi keberlangsungan suatu bisnis karena dapat menentukan berhasil atau gagalnya bisnis yang dijalankan.Diperlukan strategi bersaing yang tepat agar mampu unggul serta bisa bertahan di pangsa pasar. Kondisi persaingan dalam usaha produk kopi harus disikapi dengan berbagai langkah antisipatif sebagai strategi usaha pengembangan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitasnya.
Kabupaten Humbang Hasundutan adalah daerah penghasil kopi yang
terkenal di Indonesia.salah satu kopi yang terkenal dari daerah ini adalah kopi
arabika Sumatera Lintong. Kopi ini sudah sangat terkenal dan sudah diekspor ke
berbagai negara.Dengan pamor kopi arabika Sumatera Lintong, banyak bisnis
usaha produk kopi kemasan yang muncul di Kabupaten Humbang Hasundutan dengan memproduksi kopi berkualitas. Berikut data usaha produk kopi yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan:
Tabel 1.1
Data Usaha Produk Kopi yang Ada di Kabupaten Humbang Hasundutan
No. Nama Usaha Kopi Produk
1 KSU POM HUMBANG Sumatera Lintong Coffee.
2 CV. JO&KE COFFEE Kopi Tao Toba, Sumatera Arabica Lintong Premium, Luwak Coffee Wild Civen, Kopi ni Dainang
3 CV. KAIROS BANGUN HUMBANG
Rajawali Humbang
4 UD. PARANGINAN COFFEE
Coffee Parco
5 UD. MATONDANG KOPI
Matondang Coffee
6 UD. B&B
DOLOKSANGGUL
Humbang Coffee, Doloksanggul Arabica Coffee, Sitalbak Coffee.
Sumber :Kopedagin (2019)
Semakin banyaknya usaha produk kopi kemasan di Kabupaten Humbang Hasundutan menyebabkan persaingan antar usaha produk kopi semakin ketat.Oleh karena itu diperlukan suatu strategi yang baik dalam mencapai keunggulan bersaing agar dapat bertahan meskipun banyak saingan.keunggulan bersaing yang dimiliki bisa diukur dengan menggunakan strategi generik berupa keunggulan biaya, strategi diferensiasi dan strategi fokus.
Salah satu bisnis usaha produk kopi kemasan yang berasal dari Humbang
Hasundutan yang menjadi magnet dan daya tarik pecinta kopi saat ini
adalahproduk Sumatera Lintong Coffee.Sumatera Lintong Coffeemerupakan brand produk kopi yang diluncurkan KSU POM Humbang yang berada di Desa Nagasaribu, Kecamatan Lintong Ni Huta, Kabupaten Humbang Hasundutan.Ksu Pom Humbang didirikan oleh Gani Silaban atas saran dari Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan dan memiliki anggota sebanyak 40 orang.KSU POM Humbang adalah salah satu stake holder kopi Arabika Sumatera Lintong yang merupakan anggota MAPESKAL (Masyarakat Pemerhati Kopi Arabika Sumatera Lintong).
KSU POMHumbang sukses menghadirkan varian Wild Luwak grade 1 tahun 2011, pada tahun 2012 meluncurkan brand produk kopi dalam kemasan
“Sumatera Lintong Coffee”. Menandai hadirnya brand ini, Ksu Pom Humbang meluncurkan dua varian lagi yakni Premium grade 1 dan Premium grade 2 dalam bentuk biji ginseng dan bubuk kasar. Dalam pemesanan, KSU POM Humbangmempercayakannya kepada JNE cabang Doloksanggul yang beralamat di Jl. Sisingamangaraja No. 54 Doloksanggul. KSU POM Humbang juga bergabung dalam toba.market, sebuah website khusus pesanan oleh-oleh yang dihasilkan pelaku ukm di Kabupaten Humbang Hasundutan dan sekitarnya.
Produk Sumatera Lintong Coffee merupakan produk kopi kemasan yang
sangat berkualitas yang sudah dikenal pasar Indonesia dan mampu berhasil
menembus pasar dunia memalui situs penjualan online, Amazon.Tidak hanya itu,
meskipun dengan keterbatasan yang ada, KSU POM Humbang tetap bisa
menyediakan produk yang dinilai lebih berkualitas oleh konsumen dibandingkan
produk kopi kemasan lainnya dengan harga yang lebih terjangkau.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Keunggulan Bersaing Produk Sumatera Lintong Coffee Pada KSU POM Humbang”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana strategi keunggulan bersaing produk Sumatera Lintong Coffee Pada KSU POM Humbang?
1.3 Tujuan Penelitian
Konsisten dengan permasalahan yang dirumuskan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui Strategi Keunggulan Bersaing Produk Sumatera Lintong Coffee Pada KSU POM Humbang.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih, menerapkan, meningkatan dan menambah wawasan penulis mengenai strategi keunggulan bersaing.
2. Bagi KSU POM Humbang
Hasil penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai alternatif pemilihan strategi keunggulan bersaing serta sebagai tambahan informasi tentang segala hal yang berhubungan dengan analisis strategi keunggulan bersaing pada KSU POM Humbang.
3. Bagi Program Studi Ilmu AdministrasiBisnis
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi program studi dan memberikan
informasi tambahan yang berguna bagi mahasiswa/i dalam melakukan
penelitian dengan objek maupun masalah yang samadi masa yang akan
datang.
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Strategi
2.1.1 Definisi Strategi
Menurut Simamora (2000:214) strategi adalah pola fundamental dari tujuan-tujuan sekarang dan yang terencana, penyebaran sumberdaya, dan interaksi dari sebuah organisasi dengan pasar, pesaing, dan faktor-faktor lingkungan lainnya.Strategi haruslah menentukan (1) apa yang akan dicapai, (2) di mana (pada industri apa dan pasar produk apa yang akan menjadi fokus perusahaan), dan (3) bagaimana (sumberdaya dan aktivitas apa yang akan dialokasikan untuk setiap pasar produk guna memenuhi peluang lingkungan dan ancaman untuk meraih suatu keunggulan kompetitif).
Menurut Clausewitz (Yunus, 2016:11) Strategi merupakan suatu seni menggunakan pertempuran untuk memenangkan perang.Strategi merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan.Strategi terdiri dari aktivitas- aktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan.Certo (Yunus, 2016:12) mengatakan bahwa strategi berarti menjalankan dengan perencanaan, target, dan tujuan yang jelas.
Menurut David (2011:18-19) Strategi adalah sarana bersama dengan
tujuan jangka panjang yang hendak dicapai.Strategi bisnis mencakup ekspansi
georafis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar,
pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture.Strategi
adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan
sumber daya perusahaan dalam jumlah besar.Jadi strategi adalah sebuah tindakan
aksi atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan.
Rangkuti (2013:183) berpendapat bahwa strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah di tetapkan berdasarkan misi yang telah di tetapkan sebelumnya.Dari berbagai pendapat diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi adalah suatu rencana yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan eksistensi dan memenangkan persaingan serta mencapai tujuan jangka panjang.
2.1.2 Jenis-Jenis Strategi
Menurut Situmorang (2011:331) ada beberapa jenis strategi yang dapat digunakan perusahaan, yaitu:
1. Strategi Integrasi
Strategi Integrasi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Integrasi ke depan
Integrasi ke depan melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer. Saat ini semakin banyak produsen (pemasok) yang menjalankan strategi integrasi ke depan dengan membuat situs web untuk menjual produk secara langsung kepada konsumen.
b. Integrasi ke Belakang
Integrasi ke belakang adalah strategi untuk mencari kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan.Strategi ini sangat cocok
ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal
atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
c. Integrasi Horizontal
Integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan.Salah satu tren yang paling signifikan dalam manajemen strategis saat ini adalah meningkatnya penggunaan integrasi horizontal sebagai strategi pertumbuhan.Merger, akuisisi, dan pengambilalihan antar pesaing memungkinkan meningkatnya skala ekonomi dan mendorong transfer sumber saya daya dan kompetensi.
2. Strategi Intensif
Strategi Intensif dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategy)
Strategi ini dijalankan untuk meningkatkanmarket share dari produk yang ada saat ini pada pasar yang ada saat ini melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi penetrasi pasar paling sering digunakan dan dikombinasikan dengan strategi lain. Cara melaksanakan strategi penetrasi pasar dengan mengkombinasikan pemasaran promosi dan harga, yaitu melalui antara lain menaikkan jumlah tenaga penjualan, meningkatkan anggaran iklan, menawarkan secara gencar berbagai item promosi penjualan, atau bahkan meningkatkan aktivitas publisitas.
b. Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy)
Memperkenalkan produk yang ada saat ini pada pasar baru (new
market).Strategi pengembangan pasar ke new market ini dijalankan dengan
memperluas area geografi baru, menambah segmen baru, mengubah dari
bukan pemakai menjadi pemakai, menarik pelanggannya pesaing.
c. Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy)
Merupakan strategi yang dijalankan untuk menaikkan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk yang ada saat ini.
Menjalankanstrategi ini berarti melibatkan pengeluaran biaya penelitian dan pengembangan yang besar.
3. Strategi Diversifikasi
Strategi Diversifikasi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Diversifikasi Konsentrik
Menambah produk atau jasa baru, tetapi berkaitan secara luas, misalnya perbankan yang sekarang mulai merambah ke bisnis insurance.
b. Diversifikasi Horizontal
Menambahkan produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini yang sudah ada.Misalnya raksasa minuman coca-cola baru-baru ini memasuki pasar air minum dalam botol serta teh.
c. Diversifikasi Konglomerat
Menambah produk atau jasa baru, yang tidak berkaitan disebut diversifikasi konglomerat.Beberapa perusahaan melakukan diversivikasi sebagian didasarkan pada laba dari memecah-mecah perusahaan yang dibeli dan menjual divisi sebagian demi sebagian.
4. Strategi Defensif
Strategi Defensif dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
a. Usaha Patungan
Strategi popular terjadi kalau ada dua perusahaan atau atau lebih membentuk
kemitraan atau konsorsium sementara denga tujuan kapitalisasi atau
beberapa peluang.Strategi ini dapat dianggap defensivehanya karena perusahaan tidak melakukan proyek sendirian.Sering, dua sponsor atau lebih membentuk organisasi terpisah dan berbagi kepemilikan modal dalam bentuk yang baru.
b. Penghematan/penciutan
Penciutan usaha terjadi ketika suatu organisasi mengubah kelompok lewat penghematan biaya dan aset untuk mendongkrak penjualan dan laba yang menurun kadang-kadang disebut strategi berbalik atau reorganisasional, penciutan di desain untuk memeperkuat kompetensi khas mendasar dari organisasi.Penciutan mungkin mengharuskan penjualan lahan dan bangunan untuk menambah uang tunai yang diperlukan, mengurangi lini produk, menutup bisnis manajerial, menutup pabrik yang ketinggalan zaman dan lain sebagainya.
c. Divestasi
Strategi ini sering dipakai untuk meningkatkan modal untuk akuisisi atau investasi strategis lebih lanjut.Divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi penciutan menyeluruh untuk menghapus suatu organisasi bisnis yang tidak menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal atau yang tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lainnya.
d. Likuidasi
Menjual seluruh aset perusahaan, bagian demi bagian, untuk nilai dari aset
berwujud.Likuidasi adalah pengakuan atas kekalahan, konsekuensinya dapat
menjadi strategi yang sulit secara emosional, namun barangkali lebih baik
unutk menghentikan operasi ketimbang terus menderita kerugian dalam jumlah besar.
e. Strategi Kombinasi
Organisasi mengusahakan kombinasi dari dua atau lebih strategi secara simultan tetapi suatu strategi kombinasi mungkin membawa resiko yang istimewa bila dijalankan terlalu jauh.Tidak ada organisasi yang sanggup menjalankan semnua strategi yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan.
2.2 Manajemen Strategis
2.2.1 Pengertian Manajemen Strategis
Beberapa pakar dalam ilmu manajemen mendefinisikan manajemen strategis dengan cara yang berbeda-beda. Salah satu definisinya menyebutkan manajemen strategis sebagai satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan Pearce II & Robinson (Yunus, 2016:3).
Certo (Yunus, 2016:4) mendefinisikan manajemen strategis sebagai
analisis, keputusan, dan aksi yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan dan
mempertahankan keunggulan kompetitif.Definisi ini menggambarkan dua elemen
utama manajemen strategis. Elemen pertama, manajemen strategis dalam sebuah
perusahaan berkaitan dengan proses yang berjalan (ongoing processes): analisis,
keputusan, dan tindakan. Manajemen strategis berkaitan dengan bagaimana
manajemen menganalisis sasaran strategis (visi, misi, tujuan) serta kondisi
internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan.Selanjutnya, perusahaan harus
menciptakan keputusan strategis. Keputusan ini harus mampu menjawab dua
pertanyaan utama, yakni industri apa yang digeluti perusahaan dan bagaimana perusahaan harus bersaing di industri tersebut. Terakhir, tindakan diambil untuk menjalankan keputusan tersebut.Elemen kedua, manajemen strategis adalah studi tentang mengapa sebuah perusahaan mampu mengalahkan perusahaan lainnya.Manajer perlu menentukan bagaimana perusahaan bisa menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak hanya unik dan berharga, tetapi juga sulit ditiru atau dicari sibtitusinya sehingga mampu bertahan lama. Keunggulan kompetitif yang mampu bertahan lama biasanya didapatkan dengan melakukan aktivitas berbeda dengan apa yang dilakukan pesaing, atau melakukan aktivitas yang sama dengan cara yang berbeda.
Sementara menurut David (2011:6), manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintasfungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.Dari pengertian- pengertian yang cukup luas tersebut menunjukkan bahwa manajemen strategis merupakan suatu rangkaian aktivitas terhadap pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan komprehensif, dan disertai dengan penetapan cara aplikasinya yang dibuat oleh pimpinan dan juga dilaksanakan oleh seluruh pihak- pihak yang terlibat di dalam suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
2.2.2 Proses Manajemen Strategis
Adapun proses manajemen strategik dalam Hubeis dan Najib (2014:22-28)
terdiri atas tiga tahap, yaitu:
1. Perumusan strategi
Pada tahap perumusan strategi, perusahaan dapat menggunakan proses manajemen strategik yang terdiri atas enam langkah, yaitu:
a. Melakukan analisis lingkungan internal
Membangun strategi bersaing yang berhasil dan mengharuskan perusahaan memperbesar kekuatan untuk mengatasi kelemahannya.Kekuatan merupakan kondisi internal positif yang memberikan keuntungan relatif dari pesaing kepada perusahaan.
b. Melakukan analisis lingkungan eksternal
Setelah perusahaan mengetahui faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) apa saja yang dihadapi perusahaan tersebut, perusahaan harus beralih kelingkungan eksternal. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin membawa dampak nyata terhadap perusahaan, lingkungan kerja, dan yang tidak berhubungan langsung (lingkungan sosial).
c. Mengembangkan visi dan misi yang jelas
Visi adalah mimpi atau harapan yang ingin diwujudkan perusahaan di masa
depan. Visi memberikan gambaran jelas mengenai ke arah mana organisasi
akan melangkah. Tanpa visi, perusahaan tidak memiliki pegangan ataupun
panduan mengenai jalan masa depan organisasi yang ingin diciptakan. Hal
ini akan berdampak pada munculnya kerja-kerja organisasi yang tidak
berfokus pada tujuan. Oleh karena itu, perusahaan perlu merumuskan visi
yang mudah dipahami, dapat memberikan spirit, dan berdimensi jangka
panjang.
d. Menyusun sasaran dan tujuan perusahaan
Sasaran adalah atribut-atribut jangka panjang dan luas yang berusaha dicapai perusahaan dalam arti umum. Tujuan adalah target-target kinerja (apa dan kapan diselesaikan, serta hal yang diukur) yang lebih spesifik yang menunjukkan hal-hal seperti tingkat keuntungan, produktivitas, pertumbuhan, dan aspek-aspek kunci lain dari perusahaan.
e. Merumuskan pilihan-pilihan strategik dan memilih strategi yang tepat
Strategi adalah cara penyusunan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pengelola perusahaan untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan.
Sampai pada proses perumusan strategi ini, pengelola perusahaan harus memiliki gambaran jelas tentang tindakan terbaik (implementasi berupa strategi dan kebijakan) yang harus dilakukan dan keunggulan bersaing yang diharapkan. Langkah selanjutnya adalah menilai pilihan-pilihan strategi dan selanjutnya mempersiapkan program yang dirancang untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan yang didukung oleh anggaran dan prosedur.
f. Menentukan pengendalian
Perencanaan yang baik membutuhkan proses pengendalian dalam pelaksanaannya. Pengendalian meliputi proses evaluasi dan pemberian umpan balik terhadap proses manajerial yang tengah berlangsung sehingga rencana dapat direalisasi dengan baik.
2. Implementasi Strategi
Tahapan ini merupakan tahapan yang kritis karena banyak organisasi mampu
menyusun perumusan strategi yang baik namun tidak mampu
mengimplementasikannya dengan baik. Implementasi adalah proses ketika
rencana direalisasi. Implementasi membutuhkan keterampilan manajerial yang berbeda dengan proses perumusan strategi. Dalam implementasi strategi, ada beberapa hal penting yang harus dilakukan perusahaan, yaitu:
a. Penetapan tujuan tahunan
Sasaran dan tujuan perusahaan yang telah dirumuskan dalam proses perumusan strategi merupakan sasaran dan tujuan lima tahunan yang harus diturunkan dalam tujuan tahunan. Perusahaan perlu menetapkan tujuan tahunan yang mendukung pencapaian sasaran dan tujuan lima tahunan.
b. Perumusan kebijakan
Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, perusahaan perlu merumuskan kebijakan-kebijakan yang mendukung.Kebijakan adalah seperangkat keputusan manajerial berupa aturan-aturan yang dibuat untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
c. Memotivasi pekerja
Implementasi strategi adalah proses aksi yang membutuhkan dukungan dari semua staf dan karyawan. Proses motivasi diperlukan agar karyawan mendukung secara penuh strategi yang akan dan sedang dijalankan perusahaan.
d. Alokasi sumber daya
Sumber daya yang perlu dialokasikan kembali untuk pencapaian tujuan-
tujuan strategi yang baru adalah keuangan, teknologi, dan sumber daya
manusianya. Perubahan strateginya sangat mungkin membutuhkan
perubahaan alokasi sumber daya karena adanya perubahan prioritas-prioritas
dalam aktivitas yang akan dilaksanakan.
3. Evaluasi Strategi
Proses yang ditujukan untuk memastikan apakah tindakan-tindakan strategik yang dilakukan perusahaan sudah sesuai dengan perumusan strategi yang telah dibuat atau ditetapkan. Dalam proses evaluasi strategi, ada beberapa hal yang harus dilakukan perusahaan, yaitu:
a. Meninjau kembali permasalahan eksternal dan internal yang terjadi saat ini, apakah terjadi perubahan-perubahan pada saat strategi dirumuskan.
b. Adanya pengukuran kemampuan atau kinerja perusahaan dengan memastikan kembali, apakah sesuai standar yang telah ditetapkan.
c. Melakukan perbaikan-perbaikan untuk perkembangan perusahaan.
d. Membantu untuk mengembangkan model di masa mendatang.
2.3 Strategi bersaing
2.3.1 Definisi Strategi Bersaing
Menurut Porter (1994:1) strategi bersaing adalah pencarian akan posisi
bersaing yang menguntungkan dalam suatu industri, arena fundamental tempat
persaingan terjadi. Sedangkan menurut Hariadi (2003:99-100) Stategi bersaing
perusahaan merupakan langkah-langkah strategis yang terencana maupun tidak
terencana untuk memiliki keunggulan bersaing sehingga dapat menarik perhatian
konsumen, memperkuat posisi dalam pasar, dan bertahan terhadap tekanan
persaingan.Sedangkan menurut Grant (1997:18) mengatakan bahwa strategi
bersaing adalah kombinasi antara akhir dan tujuan yang diperjuangkan oleh
perusahaan dengan alat (kebijaksanaan) dimana perusahaan berusaha sampai
kesana.Menurut Kotler (2001:312) strtaegi bersaing adalah strategi yang secara
kuat menempatkan perusahaan terhadap pesaing dan yang memberi perusahaan keunggulan bersaing yang sekuat mungkin.
Jadi pengertian strategi bersaing adalah cara yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam memenangkan sebuah pasar dengan cara memberikan keunggulan-keunggulan pada produk atau jasa mereka.
2.3.2 Tujuan Strategi Bersaing
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:230) terdapat lima tujuan pelaksanaan bersaing yaitu:
1. Membentuk suatu positioning yang tepat
Perusahaan berusaha untuk menunjukkan suatu image atau citra tersendiri mengenai perusahaan kepada pelanggan atau pasar sasaran.
2. Mempertahankan pelanggan yang setia
Pelanggan yang setia bagaikan kekayaan untuk masa depan, yang jika dikelola dengan baik akan memberikan aliran pemasukan seumur hidup yang baik kepada perusahaan.
3. Mendapatkan pangsa pasar baru
Perusahaan berusaha untuk mendapatkan dan memperluas pangsa pasar dengan menggunakan strategi bersaing mereka masing-masing untuk meraih pasar seluas-luasnya.
4. Memaksimalkan penjulan
Proses untuk memaksimalkan laba atau keuntungan tergantung dari
efektivitas strategi bersaingnya, selain itu juga tergantung pada seluruh
sistem yang ada dalam perusahaan serta unit-unit fungsionalnya.
5. Menciptakan kinerja bisnis yang efektif
Perusahaan harus menciptakan kinerja bisnis yang efektif, agar bisnis merek dapat dikelola secara strategis, yaitu dengan mendefenisikan:
kelompok pelanggan yang dilayani, kebutuhan pelanggan yang dipenuhi, serta teknologi yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan tersebut.
2.3.3 Jenis-jenis persaingan
Menurut Kotler (2000:293) jenis-jenis persaingan dapat dibagi menjadi empat berdasarkan tingkat substitusi produk, yaitu:
1. Persaingan Merk
Perusahaan dapat melihat pesaingnya sebagai perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa yang sama tau sejenis kepada pelanggan yang sama dengan kisaran harga yang sama juga.
2. Persaingan Industri
Perusahaan dapat melihat pesaingnya lebih luas lagi, yaitu perusahaan menganggap pesaing utamanya sebagai semua perusahaan yang membuat produk atau jenis produk yang sama.
3. Persaingan Bentuk
Perusahaan dapat melihat pesaingnya dengan lebih luas lagi yaitu semua perusahaan yang menghasilkan produk yang memberikan manfaat yang sama.
4. Persaingan Umum
Perusahaan dapat memandang pesaing utamanya dalam arti yang lebih luas
lagi yaitu semua perusahaan yang bersaing untuk konsumsi rupiah yang sama.
2.4 Keunggulan Bersaing
Pada dasarnya setiap perusahaan dalam suatu persaingan mempunyai keinginan untuk dapat lebih unggul dibandingkan pesaingnya dengan cara menerapkan strategi bersaing yang tepat sehingga dapat melaksanakan serta mewujudkan tujuan-tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Satyagraha (1994:14) keunggulan bersaing adalah kemampuan suatu badan usaha untuk memberikan nilai lebih terhadap produknya dibandingkan para pesaingnya dan nilai tersebut memang mendatangkan manfaat bagi konsumen. Keunggulan bersaing merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam usaha yang sama.
Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan mampu memilih strategi pemasaran yang efektif.
Menurut Pardede (2011:5) keunggulan bersaing adalah keunggulan yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang membuatnya dapat bekerja dengan lebih baik dan lebih berhasil dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya pada industri yang sama. Keunggulan bersaing yaitu keunggulan atas pesaing yang didapatkan dengan menyampaikan nilai pelanggan yang lebih besar, melalui harga yang lebih murah atau dengan menyediakan lebih banyak manfaat yang sesuai dengan penetapan harga yang lebih tinggi (Kotler, 2005:66).
Pada pendekatan yang dikemukakan Porter, terdapat dua faktor yang
diperhitungkan dalam menciptakan strategi bersaing yang “tepat”.Pertama,
didasarkan pada keunggulan kompetitif organisasi. Menurut Porter (Kuncoro, 2006:90-97), keunggulan kompetitif hanya akan diperoleh lewat salah satu dari dua sumber, bisa dari keunggulan menciptakan biaya yang rendah (cost leadership), atau dari kemampuan organisasi untuk menjadi berbeda
(differentiation) dibandingkan para pesaingnya. Faktor kedua dalam pendekatan ini adalah cakupan produk-pasar (competitive scope) dimana organisasi saling bersaing satu sama lain dalam pasar yang luas dan sempit. Gabungan dari dua faktor ini membentuk tiga dasar dari strategi bersaing generik yaitu:
1. Strategi Keunggulan/Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership)
Menurut Hunger dan Wheelen (Micheal dkk, 2017:10), menyatakan bahwa strategi keunggulan biaya dengan biaya rendah (low cost) adalah kemampuan perusahaan atau sebuah unit bisnis untuk merancang, membuat, dan memasarkan sebuah produk sebanding dengan cara yang efisien dari pada pesaingnya. Biaya rendah (overall cost leadership) adalah usaha perusahaan untuk menjadikan dirinya dengan tingkat efisiensi paling tinggi dan memiliki tingkat biaya paling rendah.
2. Strategi Diferensiasi
Menurut Porter (Kuncoro, 2006: 90-97), Perusahaan akan menggunakan
strategi diferensiasi bila ingin bersaing dengan pesaingnya dalam hal keunikan
produk dan jasa yang ditawarkan. Keunikan tersebut dapat dilihat dari ciri
produk yang menawarkan nilai-nilai yang dicari konsumen sehingga
menjadikan produk tersebut unik dan berbeda di mata konsumen.Diferensiasi
dapat dilakukan dalam banyak bentuk, seperti diferensiasi dalam brand image,
teknologi, inovasi, fitur, jasa pelayanan pelanggan dan jaringan dealer.
Perusahaan yang mengadopsi strategi ini biasanya memiliki banyak lini produk – membuat produk dengan banyak model, fitur, harga dan lain-lain yang beragam. Karena pembuatan lini produk ini bukan hal yang murah bagi perusahaan, maka perusahaan harus bisa mengontrol biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan syarat tidak menghilangkan apa yang menjadi ciri diferensiasinya. Para perusahaan berbasis diferensiasi bekerja keras untuk bisa menciptakan loyalitas merek pada konsumennya yaitu suatu keadaan di mana konsumen secara konsisten mencari, membeli, dan menggunakan produk tersebut. Karena dalam strategi ini, loyalitas terhadap merek (brand loyalty) merupakan senjata ampuh bagi perusahaan berbasis diferensiasi.
Menurut Kotler (2005:350) diferensiasi dapat dilakukan melalui lima dimensi berikut ni:
a. Diferensiasi produk
Produk fisik memiliki potensi diferensiasi yang berbeda-beda. Di satu sisi, produk hanya memiliki sedikit variasi tetapi produk yang lain memiliki diferensiasi yang tinggi. Ada banyak sekali parameter rancangan diferensiasi produk meliputi, fitur (Feature), kinerja, kesesuaian mutu dengan standard, daya tahan (durability), keandalan (reliability), kemudahan untuk diperbaiki, gaya (style) dan rancangan.
b. Diferensiasi jasa atau pelayanan
Diferensiasi jasa umumnya terletak pada penambahan jasa atau pelayanan
yang menambah nilai serta perbaikan mutu produk fisik itu.Yang menjadi
dasar diferensiasi pelayanan terutama adalah kemudahan pesanan (ordering
easy), pengiriman (delivery), pemasangan (instalation), pelatihan pelanggan
(customer training), konsultasi pelanggan (customer consulting), pemeliharaan dan perbaikan (maintenance and repair).
c. Diferensiasi personalia
Diferensiasi personalia biasanya dilakukan suatu perusahaan dengan mempekerjakan dan melatih orang-orang yang lebih baik dari pesaing mereka.Personalia yang terlatih menunjukkan enam karakteristik yaitu kemampuan, kesopanan, kredibilitas, dapat diandalkan, cepat tanggap dan komunikasi.
d. Diferensiasi saluran
Perusahaan dapat mencapai keunggulan bersaing melalui cara mereka merancang saluran distribusi, terutama yang menyangkut jangkauan, keahlian dan kinerja saluran distribusi tersebut.
e. Diferensiasi citra
Diferensiasi citra dan identitas perlu dibedakan karena tanggapan berbeda- beda terhadap citra perusahaan atau merek. Identitas terdiri dari berbagai cara yang dimaksudkan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi atau memposisikan diri atau produknya. Citra adalah cara masyarakat mempersepsikan (memikirkan) perusahaan atau produknya.
3. Strategi Fokus
Menurut Porter (Kuncoro, 2006: 90-97), Perusahaan dengan strategi fokus
melayani kebutuhan spesifik ceruk pasar (market niche).Ia bisa memilih
strategi fokus berbasis biaya atau diferensiasi. Perbedaannya terletak pada
segmentasinya yang lebih kecil.Perusahaan dengan strategi ini dapat
berlandaskan keunggulan biaya atau diferensiasi.Perusahaan yang menerapkan
strategi fokus yang berbasis pada biaya, bersaing dengan pesaing lain dalam industri untuk menjadi pemimpin pasar pada celah pasar yang sempit dan spesifik. Di lain pihak, perusahaan yang menggunakan strategi fokus berbasis diferensiasi bisa menggunakan bentuk apapun yang digunakan oleh perusahaan yang berbasis diferensiasi-fitur produk, inovasi produk, kualitas produk, dan lainnya. Yang menjadi perbedaan adalah strategi fokus berbasis diferensiasi berspesialiasi pada satu atau beberapa segmen saja.
Tabel 2.1.
Strategi Generik Porter
KEUNGGULAN BERSAING Biaya Rendah Diferensiasi CAKUPAN
BERSAING
Sasaran luas 1. Keunggulan Biaya
2. Diferensiasi
Sasaran Sempit 3A. Fokus Biaya 3B. Fokus Diferensiasi Sumber: Hubeis dan Najib (2014:85)
2.5 Penelitian Terdahulu
Peneliti membutuhkan penelitian sebagai dasar pijakan terdahulu dalam rangka penyusunan penelitian ini, untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yan berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Roikhanah Kudus Nur Istikomah (2019) yang
berjudul “Strategi Bersaing Dalam Meningkatkan Kinerja Pada CV. Karya
Alam Abadi (KAA)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CV. Karya
Alam Abadi menerapkan strategi bersaing yaitu menggunakan strategi
penetapan harga, strategi produk, pelayanan dalam meningkatkan kinerja
untuk dapat mempertahankan keunggulan bersaing di tengah munculnya
persaingan perusahaan konstruksi yang semakin ketat.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Nur Safitri (2017) yang berjudul
“Manajemen Strategi Dalam Meraih Keunggulan Kompetitif Pada Produk Unit-Link”. Hasil penelitian ini menunjukkan PT Asuransi Takafaul keluarga
memiliki produk unit link yang biasa disebut dengan Takafulink Salam.
Perusahaan menerapkan strategi yaitu dengan menggunakan strategi diferensiasi dan strategi fokus demi meraih keunggulan kompetitif. Pada produk Takafulink Salam ini perusahaan menerapkan strategi yaitu dengan menggunakan strategi diferensiasi yang terletak pada alokasi pangsa pasar investasi, ditempatkan pada semua pangsa yang berbasis syariah. Sedangkan untuk strategi fokus, perusahaan memfokuskan dalam hal mempertahankan kinerja investasi agar mendapatkan hasil yang positif, seperti dengan mengalokasikan pada saham blue chip.
3. Penelitian yang dilakukan Nurita Kustiari Ningrum (2016) yang berjudul
“Strategi Keunggulan Bersaing Pada Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan Magistra Utama Jember”. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Keunggulan Magistra Utama antara lain program pendidikan 1 tahun dengan pelatihan soft skill, fasilitas, proses pendidikan kondusif dan layanan pasca pendidikan seperti mencarikan lapangan kerja dan membina calon entrepreneur. Keberhasilan penggunaan strategi keunggulan bersaing
didukung kemampuan dan pemberdayaan karyawan yang memadai,
pemasaran yang kuat oleh tenaga pemasaran yang handal, inovasi dan
kreativitas berkelanjutan, dan keunikan program pendidikan, kurikulum,
inovasi layanan pasca lulus, inovasi teknik pembelajaran terkomputerisasi,
menggunakan aplikasi Insight Teacher untuk memudahkan peserta program berkomunikasi dengan para instruktur.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Soraya Hay (2014) yang berjudul “Strategi Keunggulan Bersaing PT Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa Surabaya Dalam Meningkatkatkan Jumlah Nasabah”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh BNI Syariah cabang Dharmawangsa Surabaya untuk meningkatkan jumlah nasabah adalah dengan menaikkan nilai rata-rata bagi hasil pada tabungan, menurunkan nilai rata-rata margin pembiayaan dan meningkatkan intensitas promosi. Oleh karena itu perlu pembenahan atas strategi-strategi yang sudah ada dengan inovasi baru yang akan menjadi keunggulan baru bagi BNI Syariah cabang Dharmawangsa Surabaya.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Miss Nurma Wae-useng (2013) yang berjudul
“Strategi Keunggulan Bersaing Untuk Meningkatkan Jumlah Nasabah di PT
BPRS Mitra Cahaya Indonesia Ngagglik Sleman Yogyakarta”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh PT BPRS
Mitra Cahaya Indonesia Sleman Yogyakarta untuk meningkatkan jumlah
nasabah adalah dengan menaikkan nilai rata-rata margin pembiayaan dan
meningkatkan intensitas promosi, masih banyak kekurangan dalam pelayanan,
produk, teknologi, maupun promosi. Oleh karena itu perlu pembenaan atas
strategi-strategi yang sudah ada dengan inovasi baru yang akan menjadi
keunggulan baru bagi PT BPRS Mitrs Cahaya Indonesia Sleman Yogyakarta.
2.6 Kerangka Berpikir
Berikut merupakan bagan kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Sumber: Diolah Peneliti (2019)
Keunggulan Bersaing
Keunggulan Biaya Diferensiasi Fokus
Biaya Rendah Diferensiasi Produk Diferensiasi Pelayanan Diferensiasi Personalia Diferensiasi Saluran
Diferensiasi Citra
Ceruk Pasar
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Data yang diperoleh berupa kata-kata tertulis yang dilakukan pada KSU POM Humbang yang memproduksi Sumatera Lintong Coffee.
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Tempat atau lokasi penelitian ini dilaksanakan pada KSU POM Humbang di Desa Nagasaribu, Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan.
Sedangkan rencana penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2019. Lokasi penelitian ini jarang dijadikan sebagai objek penelitian oleh peneliti lain dan belum pernah dilakukan penelitian terkait dengan judul peneliti.
3.3 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah:
a. Informan kunci: Ketua Ksu Pom Humbang
b. Informan utama: Konsumen Sumatera Lintong Coffee
Pemilihan informan utama dilakukan berdasarkan kriteria yaitu pelangganan setia, konsumen biasa, dan konsumen baru.
c. Informan tambahan: anggota KSU POM Humbang 2. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah strategi generik
Michael porter yaitu strategi keunggulan biaya, strategi diferensiasi, dan
strategi fokus sebagai tolak ukur strategi keunggulan bersaing Sumatera Lintong Coffee.
3.4 Definisi Konsep 1. Keunggulan bersaing
Menurut Porter (Kuncoro, 2006:90-97), keunggulan kompetitif hanya akan diperoleh lewat salah satu dari dua sumber, bisa dari keunggulan menciptakan biaya yang rendah (cost leadership), atau dari kemampuan organisasi untuk menjadi berbeda (differentiation) dibandingkan para pesaingnya. Faktor kedua dalam pendekatan ini adalah cakupan produk-pasar (competitive scope) dimana organisasi saling bersaing satu sama lain dalam pasar yang luas dan sempit. Gabungan dari dua faktor ini membentuk tiga dasar dari strategi bersaing generik yaitu:
a. Strategi Keunggulan/Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership)
Menurut Hunger dan wheelen (Micheal dkk, 2017:10), menyatakan bahwa strategi keunggulan biaya dengan biaya rendah (low cost) adalah kemampuan perusahaan atau sebuah unit bisnis untuk merancang, membuat, dan memasarkan sebuah produk sebanding dengan cara yang efisien dari pada pesaingnya.
b. Strategi Diferensiasi
Menurut Kotler (2005:350) diferensiasi dapat dilakukan melalui lima dimensi berikut ni:
1). Diferensiasi produk
2). Diferensiasi jasa atau pelayanan
3). Diferensiasi personalia
4). Diferensiasi saluran 5). Diferensiasi citra c. Strategi Fokus
Menurut Porter (Kuncoro, 2006: 90-97), Perusahaan dengan strategi fokus melayani kebutuhan spesifik ceruk pasar (market niche).Ia bisa memilih strategi fokus berbasis biaya atau diferensiasi.
3.5 Teknik Pengumpulkan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan data-data sebagai berikut:
1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Peneliti memperoleh data primer dengan cara wawancarayaitu melakukan tanya jawab secara langsung kepada informan, sehingga mereka memberikan data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian. Wawancara dilakukan dengan mempedomani pedoman wawancara yang telah disusun yang bersifat terbuka, sehingga informan bisa menyampaikan jawaban secara bebas atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tanpa terikat pada pilihan jawaban yang tersedia.
2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:
a. Studi pustaka
Mengumpulkan data atau informasi yang menyangkut masalah yang
diteliti melalui buku-buku pendukung, jurnal, internet dan sumber
referensi yang menyangkut masalah yang diteliti.
b. Dokumentasi
Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya apabila didukung oleh dokumentasi yang berkaitan dengan data- data yang didapatkan di lapangan.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam peneliti untuk menganalisis data yang didapat dalam penelitian. Dalam penelitian ini ada tiga tahap yang dilakukan untuk menganalisis, yaitu:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara dan dokumentasi.
2. Reduksi Data
Mencatat data yang diperoleh dari lokasi penelitian (data lapangan) kemudian dirangkum dan dipilih hal-hal pokok yang diperlukandan membuang data-data yang tidak dibutuhkan.
3. Tahap Penyajian Data
Penyajian data kualitatif dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi lengkap .
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari analisis data dengan
melakukan interpretasi data sesuai dengan tujuan penelitian yang ditetapkan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Sumatera Lintong Coffee
Desa Nagasaribu, Kecamatan Lintong Ni Huta, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara dari desa ini lahirlah Sumatera Lintong Coffee, produk kopi berkualitas terbaik yang tidak hanya dijual di pasar Indonesia, tetapi juga pasar dunia. Bapak Gani Silaban adalah sosok yang berada dibalik hadirnya Sumatera Lintong Coffee. Bapak Gani Silaban adalah seorang petani kopi biasa dan mempunyai kemampuan mengelolah kopi-kopi dari kebun miliknya dan milik petani lain hingga menjadi kopi konsumsi dengan kualitas yang terbaik.
Di tahun 2003 Gani dan teman-teman sesama petani dari desa Nagasaribu dan desa-desa tetangga membentuk kelompok tani bernama Marpadot Mulana (Bekerja Giat adalah Awalnya).Tahun 2004 kelompok tani ini bergabung dengan puluhan kelompok tani dan ratusan petani kopi lainnya dari kecamatan Lintong Ni Huta, Siborong-borong, dan Doloksanggul ke dalam organisasi Asosiasi Petani Kopi Lintong Organik (APKLO).Melalui gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), organisasi APKLO bekerjasama dengan berbagai organisasi (program) internasional seperti Wakhaciai Project dan Fair Trade Labelling Organization (FLO).
Di APKLO inilah Gani mulai banyak belajar tentang pengelolaan kopi.
Bersama Wakhaciai, petani-petani kopi mendapat pendampingan tentang
bagaimana menanam kopi dan mengelolah kopi hingga dijual ke pasar. Kopi-kopi
yang dihasilkan petani yang tergabung dalam APKLO ternyata mendapat
pengakuan internasional dari FLO, dengan dikeluarkannya sertifikat fare trade tahun 2005. Dengan sertifikat ini, produsen kopi lintong mendapat harga yang adil di pasar internasional.
Perjalanan APKLO ternyata tidak berlangsung lama.Kendala sumber daya manusia (SDM) dan persoalan harga membuat organisasi ini akhirnya bubar pada tahun 2011. Tetapi, bubarnya APKLO justru menjadi titik balik bagi Gani dan petani lainnya untuk tetap menghasilkan kopi terbaik sama seperti saat masih bergabung dalam APKLO. Dengan pengetahuan yang mereka dapat saat masih menjadi anggota APKLO, Gani berhasil memproduksi varian Wild Luwak grade 1 yang siap untuk diseduh dan dimunum.
Keberhasilan membuat varian Wilk Luwak ternyata membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Humbang Hasundutan hadir. Oleh Pemkab, Gani pun disarankan membentuk koperasi. Tanggal 30 Oktober 2011, Gani dan beberapa petani lainnya membentuk Koperasi Serba Usaha Petani Organik Mandiri (KSU POM) Humbang Cooperative yang memiliki 40 anggota dan Gani didaulat jadi ketua hingga saat ini. Gani mengatakan, kehadiran KSU POM Humbang diharapkan tidak hanya sebatas menjadi kumpul-kumpul para petani semata.Tetapi lebih dari itu, kehadiran KSU POM Humbang adalah memberdayakan para petani kopi lintong baik dari sisi pengelolaan dan margin pendapatan.
Dari sisi pengelolaan, kata Gani, dilihat dari sampai dimana petani kopi
mampu mengelolah kopi-kopinya pasca panen. Gani menuturkan, ada empat tahap
pengelolaan kopi hingga siap dilempar ke pasaran yakni: cherry (tahap biji merah
setelah panen), parchment (tahapan biji merah yang sudah dikupas hingga menjadi
gabah dan dikeringkan), green bean (osas atau tahap pengupasan gabah menjadi biji) dan roasted bean (tahap menggonseng/mensangrai biji kopi). Karena koperasi sudah mempunyai alat untuk mensangrai, biasanya tahap keempat dilakukan oleh koperasi.sebuah gudang permanen berukuran sekitar 10 x 15 meter dibangun oleh KSU POM Humbang untuk menyimpan dan mengelolah kopi-kopi.
Perjalan KSU POM Humbang tak hanya sampai mensangrai biji kopi saja.Sukses menghadirkan varian Wild Luwak grade 1 tahun 2011, pada tahun 2012 KSU POM Humbang meluncurkan brand produk kopi dalam kemasan
“Sumatera Lintong Coffee”.Menandai hadirnya brand ini, KSU POM Humbang meluncurkan dua varian lagi yakni Premium grade 1 dan Premium grade 2 dalam bentuk biji ginseng dan bubuk kasar.
Tahun 2014, Sumatera Lintong Coffee berhasil masuk ke salah satu e- commerce dunia, Amazon.Varian yang dijual di Amazon yakni Wild Kopi Luwak
jenis biji sangrai dengan berat 100 gram per kemasan. Harga jual adalah 25,99 dollar AS. Penjualan produk Sumatera Lintong Coffee secara online masih mencatat pemasukan yang cukup besar bagi KSU POM Humbang.Untuk mengantisipasi pesanan dari berbagai daerah maka KSU POM Humbang mempercayakannya kepada JNE cabang Doloksanggul yang beralamat di Jl.
Sisingamangaraja No. 54 Doloksanggul.KSU POM Humbang juga bergabung
dalam toba.market, sebuah website khusus pesanan oleh-oleh yang dihasilkan
pelaku ukm di Kabupaten Humbang Hasundutan dan sekitarnya.
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan susunan unit-unit kerja dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Adapun struktur organisasi pada KSU POM Humbang adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI KSU POM HUMBANG
Sumber: Ksu Pom Humbang (2019)
BADAN PENGURUS BADAN PENGAWAS
BIDANG USAHA KOPI
TEAM KOPI
BIDANG CREDIT UNION
TEAM CREDIT UNION BIDANG USAHA
KSU POM HUMBANG
BADAN PENASEHAT