• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Mujihandayani ( ) dalam penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Pada Kopkar “Mega Prima Mandiri” Salatiga” penelitian ini menyatakan strategi-strategi yang digunakan oleh Kopkar “Mega Prima Mandiri” Salatiga adalah dengan melihat keinginan dari karyawan mengenai produk yang dibutuhkan, kemudian menyediakannya dengan sistem pembayaran secara kredit tanpa mengadakan promosi besar-besaran untuk menarik minat dari para karyawan. Karena mereka para karyawan yang menginginkan suatu produk akan datang dan kemudian membeli barang dengan kredit dan membayarnya dengan sistem angsuran pada tiap bulannya.

Choeriyah ( ) telah menulis sebuah penelitian yang berjudul

Prosedur Pembiayaan Musyarakah pada BMT Amal Mulia Suruh

Kabupaten Semarang”.Dalam penelitian tersebut peneliti menganalisis bagaimana tahapan pembiayaan yang bermasalah, karena masalah pembiayaan adalah permasalahan yang signifikan.Prosedur pembiayaan terkait dengan menganalisis nasabah yang ingin mengajukan pinjaman sehingga memperoleh pinjaman.Tehnik yang digunakan untuk mengamati calon nasabah adalah dengan melihat sifat personal, modal yang dimiliki,

kemampuan nasabah dan keadaan usaha nasabah.Dalam melakukan pembiayaan ini, BMT Amal Mulia bisa melihat usaha yang dijalankan oleh nasabah produktif. Hal ini dalam rangka mengurangi resiko yang timbul yaitu pembiayaan bermasalah.

Sholaemah ( 4) menulis sebuah penelitian yang berjudul “ Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Banyumanik Semarang” Dalam penelitian tersebut peneliti menyimpulkan tentang bagaimana prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Banyumanik Semarang dengan bank yang lain tidak jauh berbeda,Strategi pemasaran produk murabahah yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Banyumanik Semarang diantaranya dengan promosi, door to door, referensi dari teman, nasabah yang Top Up, para marketing yang menguasai produk yang ditawarkan, serta strategi personal selling, dan dalam melakukan kegiatan pemasaran pembiayaan murabahah ada beberapa kendala-kendala yang timbul diantaranya faktor internal yaitu para marketing yang tidak menguasai produk yang ditawarkan, faktor eksternal yaitu masyarakat yang belum begitu mengetahui tentang bagi hasil pembiayaan murabahah pada BSM KCP Banyumanik Semarang.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mukaromah ( ), yang berjudul “Analisis Pembiayaan Musyarakah di BMT TUMANG Cabang Cepogo” menjelaskan bahwa prosedur pembiayaan musyarakah di BMT

TUMANG Cabang Cepogo dalam analisis yang dilakukan penulis terdapat pada hal-hal yang sudah sesuai dengan prosedur pembiayaan secara umum.Dalam penelitiannya juga terdapat langkah-langkah yang dilakukan oleh BMT TUMANG Cabang Cepogo untuk meminimalisir risiko yang dapat terjadi dalam pembiayaan musyarakah.

Dalam Jurnal manajemen pemasaran modern no. ( ) hasil tulisan Harun yang berjudul “Pengaruh Customer Relationship Marketing Dan Nilai Nasabah Terhadap Loyalitas Nasabah”yang menjelaskan bahwa Kajian pengaruh Customer relationship marketing dan nilai nasabah terhadaployalitas nasabah Bank Muamalat Cabang Jambi , dimensi dimensi dari kedua variabeldimaksud berdasarkan uji signifikansi secara parsial maupun simultan memberikankontribusi yang tinggi pengaruhnya pada pembentukan loyalitas nasabah Bank Muamalatcabang Jambi.

Sementara itu Trisandini dalamtulisan pada jurnal hukum no. ( 4)menulis tentang “Pengelolaan Risiko Pembiayaan di Bank Syariah” dalam penelitian ini menyatakan bahwa Bank syariah berfungsi sebagai lembaga intermediasi (intermediary institution), yaitu berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk pembiayaan. Pada sisi aktiva neraca bank syariah bagian terbesar dana operasional setiap bank syariah disalurkan dalam bentuk pembiayaan. Kenyataan ini menggambarkan bahwa pembiayaan adalah sumber pendapatan bank yang terbesar, namun sekaligus merupakan sumber risiko

operasi bisnis yang terbesar.pembiayaan bermasalah bahkan menjadi kategori macet menjadi masalah bagi bank syariah, karena dengan adanya pembiayaan bermasalah bukan saja menurunkan pendapatan bagi bank syariah tetapi juga menggerogoti jumlah dana operasional dan likuiditas keuangan bank syariah, yang akhirnya akan menggoyahkan kesehatan bank syariah dan pada akhirnya akan merugikan nasabah penyimpan/nasabah investor. Hal ini dikarenakan sebagian besar dana yang dipergunakan oleh bank syariah dalam menyalurkan dana dalam bentuk pembiayaan adalah dana nasabah penyimpan/nasabah investor, sehingga dana nasabah penyimpan / nasabah investor wajib mendapat perlindungan hukum. Oleh karena itu, diperlukan manajemen risiko untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalian risiko yang sesuai dengan kegiatan usaha perbankan syariah.Langkah-langkah yang dilakukan bank syariah tersebut dalam rangka memitigasi risiko harus mempertimbangkan kesesuaian dengan Prinsip Syariah. Kegiatan usaha bank syariah oleh karena senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan dan perkembangan lingkungan eksternal dan internal perbankan syariah yang semakin pesat mengakibatkan risiko kegiatan usaha perbankan syariah semakin kompleks salah satunya, yaitu risiko pembiayaan maka sejogjanya banksyariah dalam menjalankan kegiatan usahnya harus berhati-hati dalam mengelola risiko-risiko tersebut, karena akan berdampak pada kesehatan bank syariah, yang pada akhirnya tidak

menutup kemungkinan bank syariah akan kesulitan likuditas dan berakibat menurunnya kepercayaan masyarakat sehingga masyarakat akan menarik dananya secara bersamaan, apabila hal ini terjadi maka akan sangat berpengaruh pada keberadaan bank syariah.

Demikian halnya seperti yang ditulis oleh Mahardika, Zainul, Zahroh. Dalam jurnal administrasi bisnis no. ( ) yang berjudul “Analisis Risiko Pembiayaan Musyarakah Terhadap Pengembalian Pembiayaan Nasabah”. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa:Risiko pembiayaan musyarakah yang diberikan oleh PT BPR Syariah Bumi Rinjani Probolinggo mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Pembiayaan musyarakah yang diberikan memiliki risiko yang tinggi mulai tahun 8 sampai dengan tahun . Pada tahun risiko pembiayaan

musyarakah mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun , dan

pada tahun risiko pembiayaan musyarakah mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun yang dikarenakan terjadi penurunan jumlah pembiayaan musyarakah yang diberikan.Sementara itu pada tingkat pengembalian pembiayaan musyarakah yang terjadi pada PT BPR Syariah Bumi Rinjani Probolinggo masih dikatakan kurang baik pada tahun 8, tahun 9, dan tahun . Hal tersebut dikarenakan rendahnya tingkat pengembalian pembiayaan musyarakah yang dihubungkan dengan tingginya non performing financing (NPF) musyarakah. Pada tahun dan tahun tingkat pengembalian pembiayaan musyarakah dikatakan baik karena tingginya tingkat

pengembalian pembiayaan musyarakah dihubungkan dengan rendahnya non performing financing (NPF) musyarakah dibandingkan dengan tahun 8, tahun 9, dan tahun .

Dalam jurnal ilmiah no. 4 ( 4) oleh Suharli yang berjudul “Pelaksanaan Akad Musyarakah Pada Perbankan Syariah” disebutkan bahwa Berdasarkan uraian dari bab-bab di dalam jurnal ilmiah ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut; Pelaksanaan akad musyarakah pada intinya mengacu pada akad yang dibuat oleh para pihak berdasarkan atas kesepakatan bersama. Berdasrkan akad Bank Muamalat Indonesia Cabang Mataram lebih menggunakan prinsip revenue sharing atau bagi penerimaan..Ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh nasabah, yaitu : tahapan inisiasi, tahapan solisitasi, tahapan evaluasi/analisapembiayaan, tahapan keputusan pembiayaan, tahapan realisasi, tahapan monitoring pembiayaan, dan tahapan pelunasan pembiayaan. Upaya yang akan ditempuh oleh para pihak apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi yaitu ; Bank Muamalat Indonesia Cabang Mataram apabila nasabah tidak mengindahkan hak dan kewajiban yaitu dilakukan dengan cara restrukturisasi pembiayaan.Berdasarkan akad serta teori yang diberikan pada bank muamalat Indonesia cabang mataram saling bertolak belakang. Seperti halnya pada akad nasabah yang tidak memenuhi hak dan kewajibannya lebih ditekankan pada denda(Ta‟zir) dan ganti rugi (Ta‟widh) seperti yang dijelaskan pada pasal akad musyarakah. Selain itu, jaminan yang diberikan oleh nasabah kepada bank akan di eksekusi

;Apabila pihak Bank Muamalat Indonesia Cabang Mataram tidak memenuhi hak dan kewajibannya maka nasabah dapat melakukan laporan secara lisan maupun tulisan kepada pihak Bank Muamalat Indonesia Cabang Mataram.mengembalikan kelebihanya itu pada nasabah atas kelebihan pembayaran tersebut.

Dalam jurnal manajemen no. ( ) yang ditulis oleh Mulyadi, Asep, Agus yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Jasa Lembaga Pembiayaan Non Bank Pada PT Oto Multiartha Karawang”.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis di PT Oto Multiartha Karawang, makapenulis dapat menyimpulkan bahwa Hasil perhitungan skor factor internal untuk aspek kekuatan sebesar , 8 dan aspek kelemahan sebesar ( , ), dengan selisih nilai sebesar ,8 , adalah menggambarkan sebagai posisi organisasi tentang aspek kekuatan danaspek kelemahan. Sedangkan hasil perhitungan skor faktor eksternal untuk aspek peluang sebesar , danaspek tantangan sebesar ( , 9 ), dengan selisih nilai sebesar ,8 , adalah menggambarkan sebagai posisiorganisasi yang berkaitan tentang aspek peluang dan aspek tantangan. Sehingga dengan demikian, PT. Oto Multiartha Karawang dapat memilih empat alternatif strategi untukimplementasi strategi pemasaran jasa, yang didasarkan atas hasil perhitungan terbesar berada di kuadran Idengan nilai antara , dan , 8 . Dengan demimika, PT. Oto Multiartha Karawang dapat mengkombinasikanantara kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan sebagai bagian dari strategi pemasaran

jasa, sehingga dapat mencapai kinerja sesuai dengan tujuan organisasi.Strategi pemasaran jasa yang dilakukan oleh PT Oto Multiartha Karawang pada saat sekarang ini adalah :

). Mengadakan program Down Payment ( DP ) Paket Murah kepada calon pelanggan yang bermaksudmelakukan transaksi aplikasi kredit mobil.

). Meningkatkan penjualan mobil pada segmen mobil bekas dengan mengadakan program Triple Bonuskhususnya untuk para mitra bisnis (showroom) dengan target 8 (delapan) unit mobil per bulan;

). Memberikan reward kepada dealer mobil baru dengan Program Tour Eropa.

4). Selain beberapa strategi pemasaran jasa yang dilaksanakan sebagaimana tersebut di atas, PT OtoMultiartha Karawang juga memberikan insentif atau reward bagi sales marketing mobil baru, dan jugakunjungan ke dealer dengan maksud untuk meningkatkan hubungan dengan pihak dealer atau showroomyang aktif pada setiap dilaksanakan pameran, gathering, serta kegiatan-kegiatan pameran lainnya.

“Pengaruh Pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah Terhadap Profit Perbankan Syariah” Jurnal ilmiah tahun 4 yang ditulis oleh Rizal Tafaquh Fidin.Disimpulkan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap profit perbankan syariah di Indonesia pada periode

triwulan I tahun 9 sampai triwulan IV tahun , baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dalam menganalisis data. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara simultan pembiayaan mudharabah dan musyarakah berpengaruh signifikan terhadap profit perbankan syariah.Secara parsial, pembiayaan mudharabah berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profit pada bank syariah di Indonesia. Sehingga penurunan atau kenaikan volume pembiayaan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap besarnya nilai profit pada bank syariah di Indonesia. Sedangkan pembiayaan musyarakah berpengaruh negatif signifikan terhadap, sehingga penurunan dan kenaikan pembiayaan musyarakah berpengaruh terhadap besarnya nilai profit pada bank syariah.Pengaruh negatif ini di karenakan pada Bank Mega Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Syariah pembiayaan musyarakahnya kurang diminati sehingga tergolong rendah dibanding pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Namun besar kecilnya volume pembiayaan musyarakah tetap berpengaruh pada profit perbankan syariah di Indonesia.

Suryani ( ) dalam jurnal fatwa hukum no. yang berjudul “Penerapan Akad Musyarakah Dalam Pembiayaan Pada Bank Muamalat

Cabang Pontianak” yang menyimpulkan bahwa pada pembagian kerugian

yang diterapkan di Bank Muamalat sepenuhnya sudah sesuai dengan syariat islam. Ini dilihat dari sistem pembagian kerugian yang diterapkan pada Bank Muamalat cabang Pontianak yang melihat dari aspek penyebab

kerugian.Jika kerugian dari kegiatan usaha berasal dari nasabah, maka bank tidak ikut bertanggung jawab dalam kerugian atas usaha bersama tersebut.Sebaliknya jika kerugian berasal dari bank, maka nasabah tidak ikut bertanggung jawab mengganti kerugian. Hal ini sesuai dengan hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :�Allah SWT telah berkata : �Saya menyertai dua pihak yang sedang berkongsi selama salah satu dari keduaya tidak mengkhianati yang lain, seandainya berkhianat maka saya keluar dari penyertaan tersebut.�

(HR. Daud). Adapun saran yang dapat penulis berikan, pertahankan dan tingkatkan terus penerapan prinsip syariah islam dalam segala aspek kegiatan usaha pada Bank Muamalat. Karena Bank Muamalat merupakan cerminan Bank Syariah dimana dalam menjalankan kegiatan usahanya harus berdasarkan Al-Qur�an dan As-Sunah.

Dokumen terkait