• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Manfaat Teoritis

2.5 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi perbandingan dalam penelitian antara lain :

1. Erwin Ndakularak, dkk.2012.“Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

kesejahteraan masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali”. Universitas

Udayana

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: pengeluaran rumah tangga untuk makanan, pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian adalah: (1) Hasil nilai Fhitung >Ftabel(29.928 > 3.209), maka pengeluaran rumah tangga untuk makanan, pendidikan dan kesehatan secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali; (2) Pengeluaran rumah tangga untuk makanan memiliki nilai thitung sebesar 3.359 lebih besar dari ttable 2.018, dengan demikian variabel

pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk makanan berpengaruh sinifikan terhadap kesejahteraan masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali; (3) pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan memiliki thitung sebesar 2.503 lebih besar dari ttabel 2.018, dengan demikian variabel pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kabupaten/Kota di Provinsi Bali; (4) pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan memiliki nilai thitung sebesar 1.340 lebih kecil dari ttabel 2.018, dengan demikian variabel pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

2. Hendrik.2011.”Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Danau Bawah di Kecamatan Dayun Kabupaten Siak Provinsi Riau”. Universitas Riau

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: terdapat pengaruh pendapatan terhadap tingkat kesejahteraan. Hasil penelitian adalah : (1) Nelayan yang menangkap ikan dengan menggunakan kapal motor sebanyak 18 orang, mempunyai pendapatan berkisar Rp 1.500.000-3.000.000 dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp 2.305.055/bulan dan pengeluaran rata-rata sebesar Rp 1.719.000/bulan. Sedangkan pendapatan rumah tangga dengan menggunakan sampan sebanyak 18 orang, berkisar 1.000.000-2.000.000 dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp 1.582.833/bulan dan pengeluaran sebesar Rp 1.328.500/bulan; (2) Berdasarkan kriteria UMR didapatkan seluruh nelayan mempunyai

pendapatan di atas UMR, berdasarkan ukuran Bappenas sebanyak 4 rumah tangga nelayan tidak sejahtera dan menurut ukuran BPS sebanyak 6 rumah tangga responden termasuk ke dalam rumah tangga tidak sejahtera.

3. Iskandar, dkk.2011.”Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesejahteraan

Keluarga”. Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: faktor-faktor yang menjadi pengaruh dalam kesejahteraan keluarga antara lain faktor internal (demografi dan sosial ekonomi), faktor eksternal (tempat tinggal dan kredit) dan manajemen keluarga. Hasil Penelitian adalah : Kriteria BPS mengungkapkan 91,2% keluarga sejahtera, menurut kriteria BKKBN 52,1% keluarga sejahtera, menurut kriteria pengeluaran pangan 47,1% keluarga sejahtera dan menurut kriteria persepsi keluarga 81,2% keluarga sejahtera.

4. Elmanora, dkk.2012.“Kesejahteraan Keluarga Petani Kayu Manis”.

Institut Pertanian Bogor

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: keluarga petani kayu manis di Desa Timai, Kerinci, Jambi memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah dan kesejahteraan petani kayu manis dipengaruhi oleh besar keluarga, usia ayah dan pendapatan keluarga perbulan. Hasil penelitian adalah: (1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga (86%) merupakan keluarga inti. Lima dari sepuluh keluarga merupakan keluarga sedang (jumlah anggota keluarga 5-6 orang). Dua dari tiga ayah

pada keluarga merupakan dewasa madya (41-65 tahun). Sementara itu, dua dari tiga ibu merupakan dewasa muda (20-40 tahun); (2) Berdasarkan indikator garis kemiskinan BPS menunjukkan bahwa tiga dari lima keluarga petani kayu manis di Desa Tamiai, Kerinci Jambi (56%) tergolong dalam keluarga miskin; (3) Berdasarkan indikator BKKBN sebesar 60% keluarga berada dalam kategori miskin; (4) Berdasarkan indikator simple poverty scorecard for Indonesia

menunjukkan sebagian besar (94%) keluarga petani kayu manis berada pada skor yang rendah dan kemungkinan mengalami masalah kemiskinan; (5) Analisis korelasi menunjukkan ada hubungan signifikan positif antara kesejahteraan keluarga berdasarkan indikator simple poverty scorecard for Indonesia dengan kesejahteraan keluarga berdasarkan indikator BPS (r=0,67, α=0,01) dan BKKBN (r=0,535, α=0,01). (6). Kayu manis hanya menyumbang sebesar 8,86% terhadap

pendapatan keluarga petani kayu manis di Desa Tamiai, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi

5. Udayana R. Wagle.2006.”Poverty in Kathmandu: What do Subjective

and objective economic welfare concepts suggest ?”. Western Michigan University

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: pendapatan dan konsumsi merupakan salah satu variabel yang menentukan kesejahteraan ekonomi. Hasil penelitian adalah: (1) Model menunjukkan bahwa konsep subjektif dan objektif dari kesejahteraan ekonomi di Kathmandun memiliki

karakteristik yang berbeda yaitu pada dinamika ekonomi, sosial dan budaya yang dianggap normative; (2) Jumlah rumah tangga yang lebih besar memiliki tingkat yang lebih rendah dari tujuan kesejahteraan ekonomi tetapi berbeda dengan penduduk yang berada dibagian timur kota yang memeluk agama budha dengan presentase paling besar pada orang dewasa yang bekerja dan mereka melihat pendapatan dan konsumsi mereka akan cukup padahal sebenarnya yang mereka peroleh relatif kurang dibandingkan dengan yang lainnya, meskipun mereka memiliki pendapatan yang lebih tinggi mereka justru melakukan ajaran agama dengan melakukan penghematan; (3) Rumah tangga wiraswasta menunjukkan kecukupan atas pendapatan dan konsumsi tetapi tidak signifikan terhadap kesejahteraan ekonomi; (4) Konsep kemiskinan selalu dipandang pada kecukupan pendapatan dan konsumsi yang mana pendidikan dan tempat tinggal digunakan sebagai faktor utama dalam pengukuran.

6. Richard R. Nelson dan Davide Consoli.2010.”An evolutionary theory of

household consumption behaviour”. University of Manchester

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: pola konsumsi akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan baik secara subjektif maupun objektif Hasil penelitian adalah: (1) Dalam teori konsumsi neoklasik perilaku manusia dalam konsumsi dijadikan sebagai tujuan untuk mengetahui keadaan dan permasalahan yang dihadapi, dan pilihan yang dilakukan rumah tangga secara optimal dalam konsumsi; (2) Dalam konsumsi rumah

tangga hal yang harus diperhatikan adalah proses dalam menentukan konsumsi sebagai pelaku ekonom dengan mempertimbangkan hasil utilitas dan prediksi; (3) Teori konsumsi neoklasik tidak menangani tentang keinginan baru yang disebabkan oleh barang dan jasa jenis baru; (4) Perilaku konsumsi berhubungan secara signifikan terhadap ketidakpastian dan pembelajaran mengenai suatu barang dan jasa.

Dokumen terkait